Belajar Bahasa Indonesia Online SD SMP SMA KBBI PUEBI Buku Materi Pelajaran Tugas Latihan Soal Ujian Sekolah Penilaian Harian Silabus

Pencarian

05 November 2018

Kecanduan Ponsel


Kecanduan Ponsel

Mendengar kata kecanduan mungkin yang terlintas di benak anda adalah hal berbau narkotika seperti morfin atau kafein. Kecanduan sendiri merupakan suatu gejala kesenangan berlebih akibat suatu hal yang digemari dan apabila tidak terpenuhi dapat menimbulkan perasaan tertekan, resah, tidak nyaman bagi pengidapnya. Dewasa ini hampir semua kalangan memiliki ponsel pintar demi menunjang aktivitas sehari-hari seperti belajar, bekerja bahkan berdagang pun dapat dilakukan dengan gawai satu ini. Disamping banyak fitur yang bermanfaat, ponsel pintar ternyata dapat menimbulkan dampak bagi penggunanya, baik secara fisik maupun psikologis.

Seorang kakek di Taiwan jadi viral di media sosial lantaran kegemarannya main gim Pokemon Go. Sebenarnya wajar-wajar saja jika lansia berusia 70 tahun ini bermain game reality ini. Namun, yang membuatnya jadi bahan perbincangan karena sudah terlalu kecanduan. Jumat (10/8/2018), kakek yang diketahui bernama Chen San-yuan ini sengaja memodifikasi sepedanya dengan 11 buah ponsel pintar. Hal ini ia lakukan karena sudah kecanduan gim Pokemon Go. Sebelas ponsel ini berfungsi untuk menangkap hewan-hewan yang ada di Pokemon Go hingga lengkap koleksinya. Bahkan, karena belum terlalu puas ia akan menambah empat buah ponsel tambahan. Dalam satu hari, pria ini bisa bermain Pokemon Go hingga 20 jam sehari -- hingga baterai ponselnya benar-benar habis. Dalam satu bulan, kakek Chen San-yuan bisa menghabiskan uang sekitar US$ 1.290 atau setara dengan Rp 18 juta untuk membeli karakter Pokemon hingga untuk memodifikasi sepeda. Agar daya baterainya tetap bertahan dan utuh, kakek Chen San-yuan sengaja membeli beberapa power bank yang juga terpasang di sepedanya. Rupanya, maksud lain yang melatarbelakangi kesukaannya pada permainan Pokemon Go. Bagi Chen San-yuan, gim ini dapat membantunya menangkis penyakit Alzheimer.

kasus seorang anak balita di Yogyakarta 16 agustus 2018 yang kisahnya dibagikan oleh keluarganya melalui akun Facebook Retno Sesysa Sekarsary Pumpido. Zein Raffael, anak balita usia 3 tahun yang kesehariannya terlihat riang ini mendadak divonis kanker darah stadium 4. 3 Rumah Sakit Menyerah, Mereka pun akhirnya tersadar jika selama ini Zein sangat sering bermain gadget, melihat Youtube yang otomatis terhubung pada wifi rumah. Selama ini mereka membiarkan Zein bermain gadget karena ia lebih diam dan tidak mudah rewel. Saat ini sudah 2 mingguan Zein terbaring di rumah skait menjalani perawatan medis.

Pada 12 juni 2018, Seorang gadis berusia 23 tahun ini terserang stroke karena kelelahan bermain gim bergenre Mobile Online Battle Arena (MOBA) itu. Menurut informasi laman DefinitelyFilipo, Mhary menghabiskan waktu hampir delapan jam untuk bermain Mobile Legend. Terkadang, dia bahkan mengorbankan waktu tidurnya untuk meningkatkan kemampuan karakter yang dimainkannya. Pada unggahan di Facebook-nya beberapa waktu lalu, Mhary membagikan kondisi terakhirnya saat dirawat di Rumah Sakit Quenzon City, Filipina. Selang terpasang di hidung dan tangannya. Mulutnya terpasang pipa pernafasan.

Lain halnya pada 12 agustus 2018, Bocah berusia 10 tahun di Inggris mengalami masalah kesehatan gara-gara kecanduan bermain game dan harus menjalani operasi usus. Datang ke rumah sakit dengan kondisi yang cukup parah, dokter awalnya sempat mengira bocah itu memiliki tumor. Ia memiliki massa yang menonjol dari panggulnya.Namun setelah pemeriksaan lebih lanjut ternyata itu disebabkan oleh usus yang melebar dan konstipasi parah. Kondisinya cukup buruk. Dia memiliki massa yang menonjol dari panggulnya. Dari hasil pemeriksaan ternyata hal itu disebabkan karena bocah itu hampir 8 jam menahan keinginannya untuk ke toilet karena tidak ingin game yang dimainkannya terganggu, Dinding kandung kemihnya menebal. Selama 8 jam bocah itu asyik bermain game World of Warcraft, Call of Duty dan FIFA.

Kembali ke negeri sendiri tepatnya di Bondowoso, RSUD Dokter Koesnadi, sejak Desember lalu merawat dua pasien kecanduan smartphone alias ponsel pintar. A berusia 17 tahun dan H 15 tahun berstatus pelajar dari sebuah SMP dan SMA di Bondowoso. Hasil diagnosa kejiwaan kedua pelajar itu mengalami kecanduan tingkat akut. Mereka bisa marah besar sampai membanting-banting benda atau menyakiti diri sendiri jika diminta melepaskan smartphone dari tangannya. Kedua pasien dibawa berobat oleh orang tuanya ke rumah sakit jiwa karena mengalami perubahan kepribadian secara drastis. Mereka tidak mau sekolah, menjadi pemurung, mengurung diri dalam kamar, dan menghabiskan hampir seluruh waktu memegang smartphone. Meski kondisi kedua pasien berangsur membaik, namun hingga kini mereka masih mendapat terapi khusus dan harus selalu didampingi pihak keluarga sebagai bagian dari proses penyembuhan.

Dari beberapa kasus diatas dapat disimpulkan untuk saat ini ponsel pintar tidak dapat dipisahkan dari aktivitas sehari-hari manusia. Dampak yang ditimbulkan bukan hanya merugikan material tetapi gangguan psikologis. Tentunya harus ada upaya agar kejadian merugikan akibat ponsel tidak terulang lagi. Demi kebaikan diri sendiri dan orang banyak sudah seharusnya penggunaan ponsel pintar dikurangi sedikit demi sedikit. Hal sederhana seperti berinteraksi secara langsung, menjauhkan jangkauan ponsel atau membaca buku memiliki dampak yang lebih positif daripada berkencan dengan ponsel agar tidak kecanduan yang mungkin saja menyebabkan kematian.

Nama : Ridwan Hasan

Kelas : XI IPS 3



Sumber


Share:

0 comments:

Posting Komentar

Harap beri komentar yang positif. Oke boss.....

Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.

Populer di Indonesia

Sahabat Sejati

Informasi Terkini

Populer Bulanan

Populer Mingguan

Kirim Pesan

Nama

Email *

Pesan *

Arsip Blog