Belajar Bahasa Indonesia Online SD SMP SMA KBBI PUEBI Buku Materi Pelajaran Tugas Latihan Soal Ujian Sekolah Penilaian Harian Silabus

Pencarian

07 November 2018

Merokok Dikalangan Pelajar

Merokok Dikalangan Pelajar

Merokok dikalangan pelajar Merokok adalah mengisap lintingan atau gulungan tembakau yang digulung atau dibungkus dengan kertas daun atau kulit jangung sebesar keliling dengan pasang 10cm, biasanya dihisap seseorang setelah dibakar ujungnya.Hanya dengan membakar dan menghisap sebatang rokok dapat memproduksi lebih dari 4.000 jenis bahan kimia 400 diantaranya beracun dan 40 diantaranya biasa berakumulasi dalam tubuh dan dapat menyebabkan kanker. Rokok juga termasuk zat adiktif karena dapat menyebabkan adiksi(ketagihan) dan dipensi(ketergantungan). Dengan kata lain rokok termasuk golongan napza(narkotika, psikotropika, alkohol, dan zat adiktif).merokok terjadi dikalang remaja. 

PURWAKARTA - Sekumpulan pelajar SMPN 1 Babakan Cikao, Kabupaten Purwakarta, yang tengah asik merokok tunggang langgang tatkala Bupati Purwakarta, Dedi Mulyadi, tiba-tiba menghampiri mereka di sebuah warung yang tak jauh dari lokasi sekolah. Kejadian bermula saat Dedi baru saja pulang menjenguk warganya yang sakit di kompleks Panorama. Usai menjenguk Dedi bergegas pulang ke rumah dinasnya, namun memilih memutar jalan ke daerah Ciwareng sekaligus mengecek kebersihan dan jalan sekitar.Mereka tanpa malu menghisapnya di tempat umum satu diantaranya termasuk di Lapangan Gasibu, Kota Bandung. Pantuan Tribun Jabar, tampak beberapa pelajar yang mengenakan seragam Pramuka sedang duduk di pelataran Lapangan Gasibu sembari menghisap rokok. Dan terlihat beberapa perempuan yang mengenakan baju berwarna orange dan hitam berbicara kepada pelajar tersebut. Mojang Polisi Pamong Praja (Pol PP) Kota Bandung, Riza Susansihasti (35), mengatakan sebagai petugas dari Mojang Polisi Pamong Praja berhak menegur pelajar tersebut karena tidak indah apabila dilihat oleh orang banyak.
 
 
BANDUNG - Jumat, 13 Oktober 2017 17:13Pelajar Ini 'Tertangkap Basah' Mojang Pol PP Sedang Merokok di Lapangan GasibuTribun Jabar/Ery ChandraMojang Pol PP menangkap basah atau menemukan lalu menegur pelajar yang menghisap rokok di Lapangan Gasibu, Kota Bandung, Jumat (13/10/2017). Laporan Wartawan Tribun Jabar, Ery Chandra TRIBUNJABAR.CO.ID, BANDUNG - Fenomena pelajar merokok kian mudah dijumpai.Mereka tanpa malu menghisapnya di tempat umum satu diantaranya termasuk di Lapangan Gasibu, Kota Bandung.Pantuan Tribun Jabar, tampak beberapa pelajar yang mengenakan seragam Pramuka sedang duduk di pelataran Lapangan Gasibu sembari menghisap rokok.Baca: Heboh! Partai Berkarya Akan Usung Tommy Soeharto Jadi Presiden dalam Pilpres 2019Dan terlihat beberapa perempuan yang mengenakan baju berwarna orange dan hitam berbicara kepada pelajar tersebut.Mojang Polisi Pamong Praja (Pol PP) Kota Bandung, Riza Susansihasti (35), mengatakan sebagai petugas dari Mojang Polisi Pamong Praja berhak menegur pelajar tersebut karena tidak indah apabila dilihat oleh orang banyak."Kami sebagai petugas melihat anak sekolah pakai baju seragam katanya masih SMP lagi," kata Riza Susansihasti, saat ditemui Tribun Jabar, di Lapangan Gasibu, Jalan Diponegoro No.22, Kota Bandung, Jumat (13/10/2017).Riza mengungkapkan saat menegur para pelajar yang datang dari Cimahi tersebut untuk tidak merokok dikawasan yang bebas dari asap rokok tersebut."Jakok apalagi mereka pakai seragam tidak enak kelihatannya," ungkap Riza. 


YOGYAKARTA - Bupati Kulon Progo Hasto Wardoyo mengaku perokok remaja di Kabupaten Kulon Progo cukup tinggi. Dari sekitar 15 ribu siswa SMP, sebanyak 800 siswa perokok. "Menurut saya cukup tinggi, karena kalau nanti sampai berkembang /kan/ banyak sekali,’’ kata Hasto pada wartawan usai menghadari Pelantikan Ketua PKK Kabupaten Kulon Progo dan KotaYogyakarta, di Gedhong Pracimosono Kepatihan Yogyakarta, Rabu (31/5). Hasto menerangkan sekitar 36 persen dari para siswa perokok itu mencoba merokok pertamakali pada usia 13-16 tahun. "Kebanyakan ikut-ikutan," kata dia.Hasto menerangkan Pemerintah Kabupaten Kulon Progo bekerjasama dengan Nanyang University mensurvei perilaku siswa SMP yang merokok di pegunungan dan perkotaan. Hasilnya, anak yang tinggal di pegunungan tidak tabu dan tidak malu-malu untuk merokok. Sebab, rokok dan asbak mudah ditemui ketika jamuan desa dan kenduri. Hal itu pun menjadi biasa bagi masyarakat desa. "Kalau anak di kota merokok malu-malu dan bahkan masih sembunyi-sembunyi," kata Hasto. Dalam kerjasama dengan Nanyang University, Pemkab Kulon Progo akan memberikan konseling khusus tentang rokok kepada para siswa perokok dan orang tuanya. Intervensi lainnya, yaitu Pemkab Kulon Progo pun melarang sponsor rokok untuk pentas musik maupun kegiatan olahraga sejak 2015."Baliho untuk iklan rokok juga tidak ada di Kulon Progo," kata Hasto. Ini juga merupakan implementasi Perda No. 6 Tahun 2014 tentang  Kawasan Tanpa Rokok.Kendati demikian, implementasi aturan itu bukan tanpa kendala.Hingga saat ini, Pemkab Kulon Progo masih kesulitan menerapkan larangan menjual rokok kepada anak usia di bawah 18 tahun. Hasto menyatakan pembatasan penjualan rokok sudah termuat dalam perda."Tapi, itu sulit diterapkan. Karena itu, kami lakukan yang pelaksanaannya mudah seperti intervensi ke anak langsung," ujar dia.Setiap dua sampai tiga bulan sekali, Pemkab Kulon Progo juga melakukan evaluasi jumlah tempat publik seperti kantor, sekolah, dan puskesmas yang bebas asap rokok. Jika ada banyak puntung rokok di tempat-tempat publik itu maka Pemkab Kulon Progo memberikan tanda merah. Jika sedikit maka mendapatkan tanda kuning dan hijau untuk area publik tanpa puntung rokok. "Saya getol membuat dan melaksanakan perda karena alasan ekonomi dan kesehatan," kata dia. 

JAKARTA (Pos Kota) – Pemerintah harus membatasi produksi rokok dan melindungi warga negaranya dari bahaya rokok, terutama kaum muda. Terbukti, 45 persen pelajar Indonesia sudahmerokok. “Remaja cenderung memiliki rasa ingin tahu yang besar. Penelitian menunjukkan bahwa anak sekolah lebih mungkin untuk merokok daripada orang dewasa. Apalagi berdasarkan hasil riset terbaru diketahui bahwa jumlah remaja yang merokok setiap tahunnya semakin meningkat,” kata Muhammad Ricky Cahyana, Sekjen Komunitas Anti Rokok Indonesia (KARI) di Jakarta, kemarin.Menurut Ricky, pada umumnya pelajar Indonesia mengaku sudah mulai merokok antara usia 9 hingga 12 tahun. Saat ini terdapat 1,1 miliar penghisap rokok di dunia, dan 45 persennya adalah pelajar. Tahun 2025 diperkirakan jumlahnya akan semakin bertambah mencapai 1,7 miliar remaja.Setiap tahunnya, diperkirakan 4 juta orang meninggal dunia karena kasus yang berhubungan dengan tembakau. Berdasarkan laporan Badan Kesehatan Dunia (WHO) tahun 1999, sekitar 250 juta anak-anak di dunia akan meninggal karena tembakau apabila konsumsi rokok tidak dihentikan secepatnya.KARI juga mendesak pemerintah menggalakkan penyuluhan bahaya rokok, penjelasan skema nikotin mempengaruhi otak sehingga menjadi ketagihan untuk merokok dan hal-hal yang menyangkut perokok pasif, serta penayangan video pengakuan dari produsen rokok dengan durasi 90 menit.Ricky menegaskan, penyuluhan bahaya rokok kepada pelajar sangat penting karena para produsen tembakau menargetkan pengkonsumsian rokok kepada kalangan remaja usia 15-18 tahun yang merupakan usia sekolah. “Tidak hanya itu, produsen rokok gencar mensponsori berbagai kegiatan untuk menarik konsumen baru di kalangan remaja. Ini sangat berbahaya bagi ketahanan bangsa,” katanya lagi.(aby)Teks : Ilham bocah asal Sukabumi, Jawa Barat harus disembuhkan melalui terapi karena kencanduan merokok.


Dinas Kesehatan Kabupaten Sukabumi, Jawa Barat, memberi perhatian khusus terhadap RAP, balita berusia 2,5 tahun yang kecanduan merokok. Pasalnya, perilaku balita asal Desa Tenjojaya, Kecamatan Cibadak, Kabupaten Sukabumi itu, berubah jadi pemarah.Kepala Desa Tenjojaya, Jamaludin Azis mengungkapkan, RAP sudah kecanduan merokok sejak dua bulan lalu. Dari penelusuran pihaknya, balita RAP awalnya seringkali menemukan puntung rokok, baik yang masih menyala atau mati. Diduga, balita RAP diam-diam mengisap puntung rokok yang ditemukan."Awalnya dari puntung. Tapi kayanya belum kecanduan parah. Orangtuanya kan buka warung," kata Azis ditemui di kantornya, Sukabumi, Kamis (23/8/2018).


Alasan anak kalangan pelajar merokok :
1. Coba-coba2. Ikut-ikutan 3. Sekedar ingin merasakan 4. Iseng 5. Biar tidak dikatakan banci.Akibat merokok dapat menyebabkan penyakit dan bisa menyebabkan kematian, yang ditimbulkan oleh rokok yaitu : Rambut rontok, katarak, kulit keriput, hilangnya pendengaran, kanker kulit, kerusakan paru, dan jantung. Cara berhenti merokok dikalangan pelajar adalah sebagai berikut: Cara mengurangi merokok, tidak dapat mengikuti kehiasaan merokok, pengalihan aktivitas menurut pendapat saya orang yang suka merokok orang yang merugi mereka sedikit demi sedikit memperpendek umur mereka.padahal sudah jelas sekali dampak dampak merokok sayangat membahayakan bagi kesehatan dan sangat menyebabkan kematian.

Ditulis oleh : 

Gita Junita
XI.ips1










Sumber


Share:

0 comments:

Posting Komentar

Harap beri komentar yang positif. Oke boss.....

Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.

Populer di Indonesia

Sahabat Sejati

Informasi Terkini

Populer Bulanan

Populer Mingguan

Kirim Pesan

Nama

Email *

Pesan *

Arsip Blog