Belajar Bahasa Indonesia Online SD SMP SMA KBBI PUEBI Buku Materi Pelajaran Tugas Latihan Soal Ujian Sekolah Penilaian Harian Silabus

Wanita Cantik Lahir Batin, Calon Istri Idaman

Wanita Cantik Lahir Batin, Kamu Harus Segera Nikahi Dia Model wanita seperti ini sangat langka. Baca selengkapnya: https://www.genpi.co/gaya-hidup/33478/wanita-cantik-lahir-batin-kamu-harus-segera-nikahi-dia

5 Mobil Mewah Termahal Yang Pernah Dijual di Indonesia

Punya khalayak otomotif yang kuat, lima mobil mewah termahal ini pernah dijual di Indonesia! https://carro.id/blog/5-mobil-mewah-termahal-yang-pernah-dijual-di-indonesia/

Timnas Indonesia U-16 menjuarai Piala AFF U-16

Bola.net - Asisten Shin Tae-yong, Nova Arianto mengapresiasi keberhasilan Timnas Indonesia U-16 menjuarai Piala AFF U-16 2022. https://www.bola.net/tim_nasional/timnas-indonesia-juara-piala-aff-u-16-2022-asisten-shin-tae-yong-jangan-layu-sebelum-berkemba-ca151c.html

Tesla Cybertruck Asli dalam Video Baru Dari Peterson

Diupload: 13 Apr 2023, Museum Otomotif Peterson memiliki prototipe Cybertruck pertama yang dipamerkan dalam pameran, selengakapnya di https://id.motor1.com/news/662022/tesla-cybertruck-asli-museum-peterson/

Kabar Baik untuk ARMY! BTS Kembali Dinobatkan sebagai Penyanyi K-Pop Terpopuler

Dilansir PikiranRakyat-Cirebon.com dari laman Soompi, BTS kembali menempati peringkat pertama sebagai penyanyi K-Pop terpopuler https://cirebon.pikiran-rakyat.com/entertainment/pr-042118224/kabar-baik-untuk-army-bts-kembali-dinobatkan-sebagai-penyanyi-k-pop-terpopuler-di-bulan-juni-2021

Pencarian

20 Maret 2013

Eka Kurniawan - Biografi

Saya lahir di Tasikmalaya, 1975. Saya seorang penulis penuh-waktu. Saya tertarik menulis jenis dan tentang apa saja, terutama fiksi, esai mengenai sastra, grafis, film, komik dan filsafat. Selain di blog ini, saya juga menulis di media massa, seperti Kompas, Media Indonesia, Majalah Tempo, Majalah Film F, Koran Tempo (bisa dilihat di ekakurniawan.net). Latar belakang pendidikan saya filsafat (dari Universitas Gadjah Mada) dan desain grafis (dari Visi Art & Graphic Design School), keduanya di Yogyakarta. Selain menulis, saya juga mengerjakan beberapa proyek desain.


Sumber Tulisan
Share:

16 Maret 2013

Smartest People in The World - Highest IQ

Smartest People in The World - Highest IQ - Very High Inteligent Person - Smartest People in The World - Highest IQ - Very High Inteligent Person -Smartest People in The World - Highest IQ - Very High Inteligent Person -Smartest People in The World - Highest IQ - Very High Inteligent Person







Share:

Terence Tao, Highest IQ in The World (230)

Terence "Terry" Chi-Shen Tao FRS (simplified Chinese: 陶哲轩; traditional Chinese: 陶哲軒) (born 17 July 1975, Adelaide), is an Australian mathematician working in harmonic analysis, partial differential equations, additive combinatorics, ergodic Ramsey theory, random matrix theory, and analytic number theory. He currently holds the James and Carol Collins chair in mathematics at the University of California, Los Angeles. He was one of the recipients of the 2006 Fields Medal.




Tao was a child prodigy, one of the subjects in the longitudinal research on exceptionally gifted children by education researcher Miraca Gross. His father told the press that at the age of two, during a family gathering, Tao attempted to teach a 5-year-old child arithmetic and English.

According to Smithsonian Online Magazine, Tao could carry out basic arithmetic by the age of two. When asked by his father how he knew numbers and letters, he said he learned them from Sesame Street. Aside from English, Tao speaks Cantonese, but cannot write Chinese.

Tao exhibited extraordinary mathematical abilities from an early age, attending university level mathematics courses at the age of nine. He is one of only two children (besides Lenhard Ng) in the history of the Johns Hopkins' Study of Exceptional Talent program to have achieved a score of 700 or greater on the SAT math section while just 8 years old (he scored a 760). 

In 1986, 1987, and 1988, Tao was the youngest participant to date in the International Mathematical Olympiad, first competing at the age of ten, winning a bronze, silver, and gold medal respectively. He remains the youngest winner of each of the three medals in the olympiad's history winning the gold medal when he barely turned thirteen. 





At age 14, Tao attended the Research Science Institute. When he was 15 he published his first assistant paper. He received his bachelor's and master's degrees (at the age of 16) from Flinders University under Garth Gaudry. 

In 1992 he won a Fulbright Scholarship to undertake postgraduate study in the United States. From 1992 to 1996, Tao was a graduate student at Princeton University under the direction of Elias Stein, receiving his Ph.D. at the age of 20. He joined the faculty of the University of California, Los Angeles in 1996.

When he was 24, he was promoted to full professor at UCLA and remains the youngest person ever appointed to that rank by the institution. Tao's father was born and grew up in Shanghai, and Tao's mother speaks Cantonese. His parents are first generation immigrants from Hong Kong to Australia. 





His father, Billy Tao (Chinese: 陶象國; pinyin: Táo Xiàngguó; Cantonese Yale: tòuh jeuhng gwok) is a pediatrician, and his mother is a physics and mathematics graduate from the University of Hong Kong, formerly a secondary school teacher of mathematics in Hong Kong.

Tao has two brothers living in Australia, both of whom represented Australia at the International Mathematical Olympiad. Nigel Tao is part of the team at Google Australia that created Google Wave. Trevor Tao has a double degree in maths and music and will soon be featured in a book on autistic savants.

Tao, his wife Laura (an engineer at NASA's Jet Propulsion Laboratory), their son and daughter live in Los Angeles, California.


Links:






Share:

Jadwal Salat (Sholat, Solat) Seluruh Indonesia

Jadwal Salat (Sholat, Solat) Seluruh Indonesia

Jadwal Salat (Sholat, Solat) Seluruh Indonesia

Jadwal Salat (Sholat, Solat) Seluruh Indonesia

Jadwal Salat (Sholat, Solat) Seluruh Indonesia

Jadwal Salat (Sholat, Solat) Seluruh Indonesia

Share:

13 Maret 2013

Kurikulum 2013 - Opini Mendikbud RI - Bag. 4

Kurikulum 2013
(Opini Mendikbud RI, Muhammad Nuh)
- Bagian 4 (selesai) -
 ==============
===============

Kedudukan Bahasa

Uraian rumusan kompetensi seperti itu masih belum cukup untuk dapat digunakan, terutama saat merancang kurikulum SD (jenjang sekolah paling rendah), tempat peserta didik mulai diperkenalkan banyak kompetensi untuk dikuasai. Pada saat memulainya pun, peserta didik SD masih belum terlatih berpikir abstrak. Dalam kondisi seperti inilah, maka terlebih dulu perlu dibentuk suatu saluran yang menghubungkan sumber-sumber kompetensi, yang sebagian besarnya abstrak, kepada peserta didik yang masih mulai belajar berpikir abstrak. Di sini peran bahasa menjadi dominan, yaitu sebagai saluran mengantarkan kandungan materi dari semua sumber kompetensi kepada peserta didik.

Usaha membentuk saluran sempurna (perfect channels dalam teknologi komunikasi) dapat dilakukan dengan menempatkan bahasa sebagai penghela mata pelajaran-mata pelajaran lain. Dengan kata lain, kandungan materi mata pelajaran lain dijadikan sebagai konteks dalam penggunaan jenis teks yang sesuai dalam pelajaran Bahasa Indonesia. Melalui pembelajaran tematik integratif dan perumusan kompetensi inti, sebagai pengikat semua kompetensi dasar, pemaduan ini akan dapat dengan mudah direalisasikan.

Dengan cara ini pula, pembelajaran Bahasa Indonesia dapat dibuat menjadi kontekstual, sesuatu yang hilang pada model pembelajaran Bahasa Indonesia saat ini, sehingga pembelajaran Bahasa Indonesia kurang diminati pendidik dan peserta didik. Melalui pembelajaran Bahasa Indonesia yang kontekstual, peserta didik sekaligus dilatih menyajikan bermacam kompetensi dasar secara logis dan sistematis. Mengatakan kompetensi dasar Bahasa Indonesia SD, yang memuat penyusunan teks untuk menjelaskan pemahaman peserta didik, terhadap ilmu pengetahuan alam sebagai mengada-ada (Acep Iwan Saidi, ”Petisi untuk Wapres”), sama saja dengan melupakan fungsi bahasa sebagai pembawa kandungan ilmu pengetahuan.

Kurikulum 2013 adalah kurikulum berbasis kompetensi yang pernah digagas dalam Rintisan Kurikulum Berbasis Kompetensi (KBK) 2004, tetapi belum terselesaikan karena desakan untuk segera mengimplementasikan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan 2006. Rumusannya berdasarkan sudut pandang yang berbeda dengan kurikulum berbasis materi sehingga sangat dimungkinkan terjadi perbedaan persepsi tentang bagaimana kurikulum seharusnya dirancang. Perbedaan ini menyebabkan munculnya berbagai kritik dari yang terbiasa menggunakan kurikulum berbasis materi. Untuk itu, ada baiknya memahami lebih dahulu konstruksi kompetensi dalam kurikulum sesuai koridor yang telah digariskan UU Sisdiknas sebelum mengkritik.

 ===============
 Tulisan sebelumnya ============== Tulisan selanjutnya

Sumber Tulisan
Share:

Kurikulum 2013 - Opini Mendikbud RI - Bag. 3

Kurikulum 2013
(Opini Mendikbud RI, Muhammad Nuh)
- Bagian 3 -
 ==============
===============

Kompetensi Inti

Kompetensi lulusan jenjang satuan pendidikan pun masih memerlukan rencana pendidikan yang panjang untuk pencapaiannya. Sekali lagi, teori manajemen mengajarkan, untuk memudahkan proses perencanaan dan pengendaliannya, pencapaian jangka panjang perlu dibagi-bagi jadi beberapa tahap sesuai jenjang kelas di mana kurikulum tersebut diterapkan.

Sejalan dengan UU, kompetensi inti ibarat anak tangga yang harus ditapak peserta didik untuk sampai pada kompetensi lulusan jenjang satuan pendidikan. Kompetensi inti meningkat seiring meningkatnya usia peserta didik yang dinyatakan dengan meningkatnya kelas.

Melalui kompetensi inti, sebagai anak tangga menuju ke kompetensi lulusan, integrasi vertikal antarkompetensi dasar dapat dijamin, dan peningkatan kemampuan peserta dari kelas ke kelas dapat direncanakan. Sebagai anak tangga menuju ke kompetensi lulusan multidimensi, kompetensi inti juga multidimensi. Untuk kemudahan operasionalnya, kompetensi lulusan pada ranah sikap dipecah menjadi dua, yaitu sikap spiritual terkait tujuan membentuk peserta didik yang beriman dan bertakwa, dan kompetensi sikap sosial terkait tujuan membentuk peserta didik yang berakhlak mulia, mandiri, demokratis, dan bertanggung jawab.

Kompetensi inti bukan untuk diajarkan, melainkan untuk dibentuk melalui pembelajaran mata pelajaran-mata pelajaran yang relevan. Setiap mata pelajaran harus tunduk pada kompetensi inti yang telah dirumuskan. Dengan kata lain, semua mata pelajaran yang diajarkan dan dipelajari pada kelas tersebut harus berkontribusi terhadap pembentukan kompetensi inti.

Ibaratnya, kompetensi inti merupakan pengikat kompetensi-kompetensi yang harus dihasilkan dengan mempelajari setiap mata pelajaran. Di sini kompetensi inti berperan sebagai integrator horizontal antarmata pelajaran. Dengan pengertian ini, kompetensi inti adalah bebas dari mata pelajaran karena tidak mewakili mata pelajaran tertentu. 

Kompetensi inti merupakan kebutuhan kompetensi peserta didik, sedangkan mata pelajaran adalah pasokan kompetensi dasar yang akan diserap peserta didik melalui proses pembelajaran yang tepat menjadi kompetensi inti. Bila pengertian kompetensi inti telah dipahami dengan baik, tentunya tidak akan ada kritikan bahwa Kurikulum 2013 adalah salah dengan alasan pada ”Kompetensi Inti Bahasa Indonesia” tidak terdapat kompetensi yang mencerminkan kompetensi Bahasa Indonesia karena memang tak ada yang namanya kompetensi inti Bahasa Indonesia, sebagaimana dipertanyakan Acep Iwan Saidi, ”Petisi untuk Wapres” (Kompas, 2/3).

Dalam mendukung kompetensi inti, capaian pembelajaran mata pelajaran diuraikan menjadi kompetensi dasar-kompetensi dasar yang dikelompokkan menjadi empat. Ini sesuai dengan rumusan kompetensi inti yang didukungnya, yaitu dalam kelompok kompetensi sikap spiritual, kompetensi sikap sosial, kompetensi pengetahuan, dan kompetensi keterampilan.

Uraian kompetensi dasar sedetail ini adalah untuk memastikan capaian pembelajaran tidak berhenti sampai pengetahuan saja, melainkan harus berlanjut ke keterampilan, dan bermuara pada sikap. Kompetensi dasar dalam kelompok kompetensi inti sikap bukanlah untuk peserta didik karena kompetensi ini tidak diajarkan, tidak dihapalkan, tidak diujikan, tapi sebagai pegangan bagi pendidik, bahwa dalam mengajarkan mata pelajaran tersebut ada pesan-pesan sosial dan spiritual yang terkandung dalam materinya.

Apabila konsep pembentukan kompetensi ini dipahami dapat mengurangi, bahkan menghilangkan, kegelisahan yang disampaikan L Wilardjo dalam ”Yang Indah dan yang Absurd” (Kompas, 22/2).
 
 ===============
 Tulisan sebelumnya ============== Tulisan selanjutnya

Sumber Tulisan
Share:

Kurikulum 2013 - Opini Mendikbud RI - Bag. 2

Kurikulum 2013
(Opini Mendikbud RI, Muhammad Nuh)
- Bagian 2 -
 ==============
===============

Perencanaan pembelajaran

Dalam usaha menciptakan sistem perencanaan, pelaksanaan, dan pengendalian yang baik, proses panjang tersebut dibagi beberapa jenjang, berdasarkan perkembangan dan kebutuhan peserta didik. Setiap jenjang dirancang memiliki proses sesuai perkembangan dan kebutuhan peserta didik sehingga ketidakseimbangan antara input yang diberikan dan kapasitas pemrosesan dapat diminimalkan.

Sebagai konsekuensi dari penjenjangan ini, tujuan pendidikan harus dibagi-bagi menjadi tujuan antara. Pada dasarnya, kurikulum merupakan perencanaan pembelajaran yang dirancang berdasarkan tujuan antara di atas. Proses perancangannya diawali dengan menentukan kompetensi lulusan (standar kompetensi lulusan). Hasilnya, kurikulum jenjang satuan pendidikan.

Dalam teori manajemen, sebagai sistem perencanaan pembelajaran yang baik, kurikulum harus mencakup empat hal.

Pertama, hasil akhir pendidikan yang harus dicapai peserta didik (keluaran), dan dirumuskan sebagai kompetensi lulusan.

Kedua, kandungan materi yang harus diajarkan kepada, dan dipelajari oleh peserta didik (masukan/standar isi), dalam usaha membentuk kompetensi lulusan yang diinginkan.

Ketiga, pelaksanaan pembelajaran (proses, termasuk metodologi pembelajaran sebagai bagian dari standar proses) supaya ketiga kompetensi yang diinginkan terbentuk pada diri peserta didik.

Keempat, penilaian kesesuaian proses dan ketercapaian tujuan pembelajaran sedini mungkin untuk memastikan bahwa masukan, proses, dan keluaran tersebut sesuai dengan rencana.

Dengan konsep kurikulum berbasis kompetensi, tak tepat jika ada yang menyampaikan bahwa pemerintah salah sasaran saat merencanakan perubahan kurikulum karena yang perlu diperbaiki sebenarnya metodologi pembelajaran, bukan kurikulum (Mohammad Abduhzen, ”Urgensi Kurikulum 2013”, Kompas 21/2 dan ”Implementasi Pendidikan”, Kompas 6/3). Hal ini menunjukkan belum dipahaminya secara utuh bahwa kurikulum berbasis kompetensi mencakup metodologi pembelajaran.

Tanpa metodologi pembelajaran yang sesuai, tak akan terbentuk kompetensi yang diharapkan. Sebagai contoh, dalam Kurikulum 2013, kompetensi lulusan dalam ranah keterampilan untuk SD dirumuskan sebagai ”memiliki (melalui mengamati, menanya, mencoba, mengolah, menyaji, menalar, mencipta) kemampuan pikir dan tindak yang produktif dan kreatif, dalam ranah konkret dan abstrak, sesuai yang ditugaskan kepadanya.”

Kompetensi semacam ini tak akan tercapai bila pengertian kurikulum diartikan sempit, tak termasuk metodologi pembelajaran. Proses pembentukan kompetensi itu sudah dirumuskan dengan baik melalui kajian para peneliti, dan akhirnya diterima luas sebagai suatu taksonomi.

Pemikiran pengembangan Kurikulum 2013 seperti diuraikan di atas dikembangkan atas dasar taksonomi-taksonomi yang diterima secara luas, kajian KBK 2004 dan KTSP 2006, dan tantangan abad ke-21 serta penyiapan Generasi 2045. Dengan demikian, tidaklah tepat apa yang disampaikan Elin Driana, ”Gawat Darurat Pendidikan” (Kompas, 14/12/2012) yang mengharapkan sebelum Kurikulum 2013 disahkan, baiknya dilakukan evaluasi terhadap kurikulum sebelumnya.

Mengatakan tak ada masalah dengan kurikulum saat ini adalah kurang tepat. Sebagai contoh, hasil pembandingan antara materi TIMSS 2011 dan materi kurikulum saat ini, untuk mata pelajaran Matematika dan IPA, menunjukkan, kurang dari 70 persen materi TIMSS yang telah diajarkan sampai dengan kelas VIII SMP. Belum lagi rumusan kompetensi yang belum sesuai tuntutan UU dan praktik terbaik di dunia, ketidaksesuaian materi mata pelajaran dan tumpang tindih yang tak diperlukan pada beberapa materi mata pelajaran, kecepatan pembelajaran yang tak selaras antarmata pelajaran, dangkalnya materi, proses, dan penilaian pembelajaran, sehingga peserta didik kurang dilatih bernalar dan berpikir.

 ===============
 Tulisan sebelumnya ============== Tulisan selanjutnya

Sumber Tulisan
Share:

Kurikulum 2013 - Opini Mendikbud RI - Bag. 1

Kurikulum 2013
(Opini Mendikbud RI, Muhammad Nuh)
- Bagian 1 -
 ==============
===============

Dalam beberapa bulan terakhir, harian Kompas memuat tulisan dari mereka yang pro ataupun kontra terhadap rencana implementasi Kurikulum 2013. Saya menyampaikan ucapan terima kasih dan penghargaan yang tinggi atas berbagai pandangan tersebut.

Saya berkesimpulan, mereka yang mempertanyakan Kurikulum 2013 adalah karena ada perbedaan cara pandang atau belum memahami secara utuh konsep kurikulum berbasis kompetensi yang menjadi dasar Kurikulum 2013. Secara falsafati, pendidikan adalah proses panjang dan berkelanjutan untuk mentransformasikan peserta didik menjadi manusia yang sesuai dengan tujuan penciptaannya, yaitu bermanfaat bagi dirinya, bagi sesama, bagi alam semesta, beserta segenap isi dan peradabannya.

Dalam UU Sisdiknas, menjadi bermanfaat itu dirumuskan dalam indikator strategis, seperti beriman-bertakwa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab. Dalam memenuhi kebutuhan kompetensi abad ke-21, UU Sisdiknas juga memberikan arahan yang jelas bahwa tujuan pendidikan harus dicapai salah satunya melalui penerapan kurikulum berbasis kompetensi.

Kompetensi lulusan program pendidikan harus mencakup tiga kompetensi, yakni sikap, pengetahuan, dan keterampilan, sehingga yang dihasilkan adalah manusia seutuhnya. Dengan demikian, tujuan pendidikan nasional perlu dijabarkan menjadi himpunan kompetensi dalam tiga ranah kompetensi (sikap, pengetahuan, dan keterampilan). Di dalamnya terdapat sejumlah kompetensi yang harus dimiliki seseorang agar dapat menjadi orang beriman dan bertakwa, berilmu, dan seterusnya.

Mengingat pendidikan idealnya proses sepanjang hayat, maka lulusan atau keluaran dari suatu proses pendidikan tertentu harus dipastikan memiliki kompetensi yang diperlukan untuk melanjutkan pendidikannya secara mandiri sehingga esensi tujuan pendidikan tercapai.

 ===============
 Tulisan sebelumnya ============== Tulisan selanjutnya

Sumber Tulisan
Share:

12 Maret 2013

Kingdom of Saudi Arabia (Mecca and Madina) - Abdul-Aziz bin Saud

Saudi Arabia (Listeni/ˌsaʊdi əˈreɪbi.ə/ or Listeni/ˌsɔːdiː əˈreɪbi.ə/; Arabic: السعودية‎ as-Su‘ūdiyyah or as-Sa‘ūdiyyah), officially known as the Kingdom of Saudi Arabia (Arabic: المملكة العربية السعودية‎ al-Mamlakah al-‘Arabiyyah as-Su‘ūdiyyah, About this sound Arabic pronunciation (help·info)), is the largest Arab state in Western Asia by land area (approximately 2,250,000 km2 (870,000 sq mi), constituting the bulk of the Arabian Peninsula) and the second-largest in the Arab world (after Algeria).




It is bordered by Jordan and Iraq to the north, Kuwait to the northeast, Qatar, Bahrain and the United Arab Emirates to the east, Oman to the southeast, Yemen in the south, the Red Sea to the west and Persian Gulf to the east. Its population is estimated to consist of 16 million citizens and an additional 9 million registered foreign expatriates and 2 million illegal immigrants.






The Kingdom of Saudi Arabia was founded by Abdul-Aziz bin Saud (known for most of his career as Ibn Saud) in 1932, although the conquests which eventually led to the creation of the Kingdom began in 1902 when he captured Riyadh, the ancestral home of his family, the House of Saud, referred to in Arabic as Al Saud. The Saudi Arabian government has been an absolute monarchy since its inception, and it describes itself as being Islamic. Saudi Arabia is the birthplace of Islam and the kingdom is sometimes called "the Land of the Two Holy Mosques" in reference to Al-Masjid al-Haram (in Mecca), and Al-Masjid al-Nabawi (in Medina), the two holiest places in Islam.

Saudi Arabia has the world's second largest oil reserves which are concentrated largely in the Eastern Province. Oil accounts for more than 95% of exports and 70% of government revenue, although the share of the non-oil economy has been growing recently. This has facilitated the transformation of an underdeveloped desert kingdom into one of the world's wealthiest nations. Vast oil revenues have permitted rapid modernisation, such as the creation of a welfare state. It has also the world's sixth largest natural gas reserves. It is the only country in the world where women are not allowed to drive.



Share:

Populer di Indonesia

Sahabat Sejati

Informasi Terkini

Populer Bulanan

Populer Mingguan

Kirim Pesan

Nama

Email *

Pesan *

Arsip Blog