Belajar Bahasa Indonesia Online SD SMP SMA KBBI PUEBI Buku Materi Pelajaran Tugas Latihan Soal Ujian Sekolah Penilaian Harian Silabus

Wanita Cantik Lahir Batin, Calon Istri Idaman

Wanita Cantik Lahir Batin, Kamu Harus Segera Nikahi Dia Model wanita seperti ini sangat langka. Baca selengkapnya: https://www.genpi.co/gaya-hidup/33478/wanita-cantik-lahir-batin-kamu-harus-segera-nikahi-dia

5 Mobil Mewah Termahal Yang Pernah Dijual di Indonesia

Punya khalayak otomotif yang kuat, lima mobil mewah termahal ini pernah dijual di Indonesia! https://carro.id/blog/5-mobil-mewah-termahal-yang-pernah-dijual-di-indonesia/

Timnas Indonesia U-16 menjuarai Piala AFF U-16

Bola.net - Asisten Shin Tae-yong, Nova Arianto mengapresiasi keberhasilan Timnas Indonesia U-16 menjuarai Piala AFF U-16 2022. https://www.bola.net/tim_nasional/timnas-indonesia-juara-piala-aff-u-16-2022-asisten-shin-tae-yong-jangan-layu-sebelum-berkemba-ca151c.html

Tesla Cybertruck Asli dalam Video Baru Dari Peterson

Diupload: 13 Apr 2023, Museum Otomotif Peterson memiliki prototipe Cybertruck pertama yang dipamerkan dalam pameran, selengakapnya di https://id.motor1.com/news/662022/tesla-cybertruck-asli-museum-peterson/

Kabar Baik untuk ARMY! BTS Kembali Dinobatkan sebagai Penyanyi K-Pop Terpopuler

Dilansir PikiranRakyat-Cirebon.com dari laman Soompi, BTS kembali menempati peringkat pertama sebagai penyanyi K-Pop terpopuler https://cirebon.pikiran-rakyat.com/entertainment/pr-042118224/kabar-baik-untuk-army-bts-kembali-dinobatkan-sebagai-penyanyi-k-pop-terpopuler-di-bulan-juni-2021

Pencarian

14 Agustus 2012

Nobel Sastra Dunia

Penghargaan Nobel Kesusastraan (bahasa Inggris: Nobel Prize in Literature; bahasa Swedia dan bahasa Norwegia: Nobelpriset i litteratur) adalah satu dari lima Penghargaan Nobel yang diadakan atas permintaan oleh penemu dan industrialis Swedia Alfred Nobel. Penghargaan ini diberikan pada orang yang paling giat melaksanakan hubungan yang bersifat internasional, pendiri pergerakan perdamaian atau berusaha mengurangi atau melenyapkan peperangan.
Share:

Ernest Miller Hemingway (Sastrawan Dunia)

Ernest Miller Hemingway (lahir 21 Juli 1899 – meninggal 2 Juli 1961 pada umur 61 tahun) adalah seorang novelis, pengarang cerita pendek, dan jurnalis Amerika. Gaya penulisannya yang khas dicirikan oleh minimalisme yang singkat dan dengan gaya seadanya (understatement) dan mempunyai pengaruh yang penting terhadap perkembangan fiksi abad ke-20. Tokoh-tokoh protagonis Hemingway biasanya stoik, seringkali dilihat sebagai proyeksi dari karakternya sendiri–orang-orang yang harus memperlihatkan "keanggunan di bawah tekanan." Banyak dari karyanya dianggap klasik di dalam kanon sastra Amerika.

Hemingway, yang dijuluki "Papa," adalah bagian dari komunitas ekspatriat pada 1920-an di Paris, seperti yang digambarkan dalam novelnya A Moveable Feast. Ia yang dikenal sebagai bagian dari "Generasi yang Hilang," sebuah nama yang diciptakan dan dipopulerkan oleh Gertrude Stein, mengalami kehidupan sosial yang penuh dengan badai, menikah empat kali, dan konon menjalin banyak hubungan romantis semasa hidupnya. 

Hemingway memperoleh Hadiah Pulitzer pada 1953 untuk The Old Man and the Sea. Ia memperoleh Penghargaan Nobel dalam Sastra pada 1954, meskipun ia mengatakan bahwa ia "akan berbahagia–lebih berbahagia...bila hadiah itu diberikan kepada pengarang yang cantik itu Isak Dinesen," sambil merujuk kepada pengarang Denmark Karen Blixen. Pada 1961, dalam usia 61, ia bunuh diri.

Kehidupan awal 
Ernest Hemingway dilahirkan pada 21 Juli 1899 di Oak Park, Illinois, sebuah suburban dari Chicago. Hemingway adalah anak lelaki pertama dan anak kedua dari enam anak yang dilahirkan dalam keluarga Clarence Edmonds ("Doctor Ed") dan Grace Hall Hemingway. Ayah Hemingway, seorang dokter, menyaksikan kelahiran Ernest dan kemudian meniup sebuah serunai di teras depannya, untuk mengumumkan kepada tetangga-tetangganya bahwa istrinya telah melahirkan seorang bayi lelaki. 

Keluarga Hemingway tinggal di sebuah rumah bergaya Victoria dengan enam kamar tidur, yang dibangun oleh nenek Ernest dari pihak ibunya yang telah menjanda, Ernest Hall, seorang imigran Inggris dan veteran Perang Saudara yang tinggal bersama keluarga itu. Nama Hemingway diberikan mengikuti nama neneknya.

Ibunda Hemingway berbakat menyanyi dan pernah bercita-cita untuk menjadi penyanyi opera dan hidup dengan memberikan pelajaran menyanyi dan musik. Ia seorang yang dominan dan seorang yang saleh dan berpandangan sempit, yang mencirikan etika Protestan yang ketat di Oak Park, yang kelak digambarkan Hemingway mempunyai "halaman yang luas dan pikiran yang sempit." 

Ibunya ingin melahirkan anak kembar, dan ketika hal itu tidak terjadi, ia mendandani Ernest yang kecil dan saudara perempuannya Marcelline (18 bulan lebih tua) dengan pakaian yang sama dan gaya rambut yang sama pula, sambil berpura-pura bahwa kedua anak itu "kembar". Grace Hemingway lebih jauh memperlakukan anaknya secara feminin pada masa remajanya dengan memanggilnya "Ernestine." (Meskipun hal ini banyak dipemasalahkan oleh para penulis biografi -- khususnya Kenneth S. Lynn -- harus dicatat bahwa anak-anak lelaki dari kelas menengah keluarga Victorian sering diperlakukan seperti ini.)

Sementara ibunya berharap bahwa anaknya akan mengembangkan minat dalam musik, Hemingway mewarsi minat ayahnya yang aktif dalam kegiatan di luar rumah, yaitu berburu dan memancing di hutan-hutan dan danau-danau di Michigan utara. Keluarga itu memiliki sebuah rumah yang dinamai Windemere di Danau Walloon, Michigan dan seringkali melewati liburan musim panasnya di sana. Pengalaman-pengalaman awal dalam hubungan erat dengan alam ini kelak menanamkan dalam diri Hemingway kecintaan yang mendalam dan berlangsung seumur hidup terhadap petualangan di luar rumah dan kehidupan di tempat-tempat di dunia yang umumnya dianggap terpencil atau terisolasi.

Hemingway belajar di SMA Oak Park dan River Forest dan di sana ia berhasil baik dalam bidang akademis maupun atletik. Hemingway bertinju dan bermain rugby, serta memperlihatkan bakat yang luar biasa dalam pelajaran sastra Inggris. Pengalaman menulisnya yang pertama adalah menjadi untuk Trapeze dan Tabula, surat kabar dan majalah sastra sekolah.

Setelah SMA Hemingway tidak melanjutkan ke sekolah tinggi. Sebaliknya, pada usia 17 tahun ia memulai karier penulisannya sebagai seorang reporter muda untuk The Kansas City Star (1917). Meskipun ia bekerja di koran itu hanya selama enam bulan, sepanjang hidupnya ia menggunakan pedoman dari gaya penulisan Star' sebagai dasar untuk gaya penulisannya: "Gunakan kalimat-kalimat pendek. Gunakan alinea pertama yang singkat. Gunakan bahasa Inggris yang hidup. Bersikaplah positif, jangan negatif."

Perang Dunia I 
Hemingway meninggalkan pekerjaannya sebagai reporter setelah hanya beberapa bulan, dan, bertentangan dengan kehendak ayahnya, ia berusaha bergabung dengan Angkatan Darat Amerika Serikat untuk menyaksikan aksi dalam Perang Dunia I. Konon ia gagal dalam ujian kesehatan karena penglihatannya yang buruk (tidak ada catatan tentang hal ini), dan karena itu ia bergabung dengan Korps Ambulans Palang Merah berangkat ke Italia. Dalam perjalanan ke front Italia, ia berhenti di Paris, yang saat itu terus-menerus dibom oleh artileri Jerman. Bukannya tinggal di tempat yang relatif aman di Hotel Florida, Hemingway malah berusaha mencapai arena pertempuran sedekat mungkin.

Segera setelah tiba di front Italia, ia menyaksikan kebrutalan perang; pada hari pertama tugasnya, sebuah pabrik amunisi dekat Milano mengalami ledakan. Hemingway harus memunguti potongan-potongan tubuh manusia, umumnya perempuan yang bekerja di pabrik itu. Perjumpaan yang pertama, dan sangat kejam dengan maut ini membuatnya gemetar. Para serdadu yang dijumpainya kelak tidak menolongnya meringankan rasa ngerinya. 

Misalnya, salah seorang di antara mereka, Eric Dorman-Smith, mengutip baginya satu baris ungkapan dari Bagian Dua dari Henry IV karya Shakespeare: aku tidak peduli, mati hanya satu kali; kita berutang maut kepada Tuhan ... dan biarkanlah hal itu terjadi sesukanya; orang yang mati tahun ini berarti bebas pada tahun depan." (Hemingway sendiri kelak mengutip ungkapan dari Shakespeare yang sama ini dalam cerita-cerita pendek Afrikanya yang terkenal.) Dalam kesempatan lain, seorang serdadu berusia 50 tahun, yang kepadanya Hemingway berkata, "Anda troppo vecchio untuk perang ini, Pak," menjawab, "Saya dapat mati seperti siapa saja." ("troppo vecchio" berarti "terlalu tua " dalam konteks ini)

Di front Italia pada 8 Juli 1918, Hemingway terluka ketika sedang mengirim pasokan kepada tentara, hingga kariernya sebagai pengemudi ambulans pun berakhir. Rincian persisnya tentang serangan ini dipertikaikan, tetapi Hemingway pasti terkena pecahan mortir parit Austria yang meninggalkan potongan-potongannya di kedua kakinya, dan oleh sebuah rentetan tembakan senapan mesin. Karena itu ia dianugerahi Medali Perak (medaglia d'argento) dari pemerintah karena, sementara terluka, ia menyeret seorang serdadu Italia yang telruka hingga ke tempat aman.

Setelah pengalaman ini, Hemingway dirawat di sebuah rumah sakit Milano yang dikelola oleh Palang Merah Amerika. Di rumah sakit itu tidak banyak yang dapat dilakukannya sebagai hiburan. Hemingway seringkali minum-minum dan membaca surat kabar untuk melewatkan waktu. Di situ pulalah ia bertemu dengan Suster Agnes von Kurowsky dari Washington, D.C., salah seorang dari 18 perawat yang masing-masing merawat empat pasien. Hemingway jatuh cinta kepada Suster Agnes, yang usianya lebih dari enam tahun lebih tua daripadanya, tetapi hubungan mereka tidak berlanjut. Setelah ia kembali ke AS, Suster Agnes jatuh cinta dan menikah dengan lelaki lain. Kejadian-kejadian ini memberikan ilham dan kemudian dijadikan fiksi dalam salah satu novel pertama Hemingway, A Farewell to Arms.

Setelah Perang Dunia I 
Setelah Perang Dunia, Hemingway kembali ke Oak Park. Merasa diusir dari Amerika Serikat sebagian karena larangan minuman keras, pada 1920 ia menerima pekerjaan di Toronto, Ontario pada Toronto Star. Ia bekerja di sana sebagai penulis bebas, penulis staf, dan koresponden asing. Di Toronto inilah Hemingway bersahabat dengan rekan wartawan Star Morley Callaghan. Callaghan telah mulai mengarang cerita-cerita pendek pada saat ini dan memperlihatkannya kepada Hemingway, yang memujinya sebagai karya yang indah. Callaghan dan Hemingway belakangan bersatu kembali di Paris.

Ernest tinggal dekat bagian utara Chicago (1920 hingga 1921), bekerja untuk sebuah surat kabar kecil Pada 1921, Hemingway menikah dengan istri pertamanya, Hadley Richardson. Bulan September, ia pindah ke apartemen lantai empat yang sempit di 1239 North Dearborn dekat bagian utara Chicago yang kumuh. Gedung ini masih berdiri sekarang dengan plakat di depannya yang berbunyi "Apartemen Hemingway." Hadley merasa apartemen itu gelap dan meresahkan dan, sebagian karena alasan ini, suami-istri Hemingway memutuskan untuk tinggal di luar negeri untuk sementara waktu. Pada Desember 1921 Hemingway meninggalkan Chicago dan Oak Park untuk selama-lamanya.

Atas nasihat Sherwood Anderson, mereka menetap di Paris, dan di sana Hemingway meliput Perang Yunani-Turki untuk Star. Setelah kembalinya Hemingway ke Paris, Anderson memberikan kepadanya surat perkenalan untuk Gertrude Stein. Stein menjadi mentornya dan memperkenalkannya kepada "Gerakan Modern Paris" yang saat itu berlangsung di Wilayah Montparnasse; inilah permulaan dari lingkaran ekspatriat Amerika yang belakangan dikenal sebagai Generasi yang Hilang, sebuah istilah yang diciptakan oleh Stein. 

Mentor Hemingway lainnya yang berpengaruh adalah Ezra Pound, pendiri imagism. Hemingway belakangan mengenang kelompok ini dan berkata, "Setengah waktu Ezra benar, dan bila dia keliru, dia keliru sekali hingga kita tidak akan ragu sedikit pun tentang hal itu. Gertrude selalu benar." Kelompok ini seringkali mengunjungi toko buku Sylvia Beach, Shakespeare & Co., di 12 Rue de l'Odéon. 

Setelah penerbitan tahun 1922 dan dilarangnya karya rekan mereka dari Amerika James Joyce, Ulysses, Hemingway menggunakan sahabat-sahabatnya yang berbasis di Toronto untuk menyelundupkan novel-novel itu ke Amerika Serikat. Buku pertama Hemingway sendiri, yang berjudul Three Stories and Ten Poems (1923), diterbitkan di Paris oleh Robert McAlmon. Pada tahun yang sama, ketika ia kembali sebentar ke Toronto, anak lelaki pertama Hemingway dilahirkan. Hemingway meminta Gertrude Stein untuk menjadi ibu serani John. Karena sibuk mengasuh keluarga, Hemingway menjadi bosan dengan Toronto Star dan mengundurkan diri pada 1 Januari 1924.

Debut sastra Hemingway di Amerika dimulai dengan penerbitan kumpulan cerita pendeknya In Our Time (1925). Sketsa yang kini menjadi antar-bab dari versi Amerikanya mulanya diterbitkan di Eropa sebagai In Our Time (1924). Karya ini penting bagi Hemingway, karena mengukuhkan kembali kepadanya bahwa gaya minimalisnya dapat diterima oleh komunitas sastra. "Big Two-Hearted River" adalah cerita terbaik dari kumpulan ini.

Gertrude Stein (dalam sebuah potret oleh Pablo Picasso) lama menjadi mentor Hemingway dan memberikan pengaruh yang penting terhadap gaya dan perkembangan sastranya.

Pada April 1925, dua minggu setelah diterbitkannya The Great Gatsby, Hemingway berjumpa dengan F. Scott Fitzgerald di Dingo Bar. Fitzgerald dan Hemingway mulanya bersahabat karib, seringkali minum dan berbincang bersama. Mereka sering tukar-menukar naskah, dan Fitzgerald banyak menolong perkembangan karier Hemingway serta penerbitan kumpulan cerita-ceritanya yang pertama, meskipun belakangan hubungan mereka mendingin dan menjadi lebih kompetitif. 

Namun demikian istri Fitzgerald, Zelda, sejak awal tidak suka terhadap Hemingway. Dengan terang-terangan ia menggambarkan Hemingway sebagai orang yang “penuh kepura-puraan” dan “palsu seperti cek karet” serta menyatakan bahwa kepribadiannya yang macho hanyalah sebuah kedok. Ia pun merasa sangat yakin – hingga pada tingkat yang tidak rasional – bahwa Hemingway adalah seorang homoseksual dan menuduh suaminya menjalin hubungan cinta dengannya.

Apakah pertimbangan Zelda Fitzgerald tentang hubungan antara kedua orang itu benar atau tidak, sejumlah sumber mengatakan bahwa homofobia Hemingway yang tercatat dengan baik dan serangan-serangannya yang banyak diajukan kepada orang-orang yang terang-terangan homoseksual, seperti misalnya Jean Cocteau, adalah suatu tindakan berlebih-lebihan untuk menutupi homoseksualitasnya sendiri. Dalam salah satu contohnya, sebuah anekdot yang dikisahkan oleh Hemingway telah membuat Cocteau marah dan menuduh Radiguet (yang dikenal di kalangan sastra Paris sebagai "Monsieur Bébé") dekaden dengan hubungan gelapnya dengan seorang model: "Bébé est vicieuse. Il aime les femmes." ("Baby tak bermoral. Ia suka perempuan." [Perhatikan adjektiva feminin yang digunakan di sini]). 

Radiguet, demikian menurut Hemingway, menggunakan seksualitas untuk memajukan kariernya, karena sebagai penulis "yang tahu bagaimana memajukan kariernya bukan hanya dengan pena tetapi juga dengan pensil," sebuah rujukan yang sensasional kepada penis. Kemarahan yang jelas terhadap Cocteau dan Radiguet (yang hubungannya sangat diperdebatkan dalam sumber-sumber lainnya) memperlihatkan kebencian yang inheren terhadap kaum homoseksual yang juga merupakan tema sentral dari banyak cerita pendeknya, termasuk "The Sea Change".

Hubungan ini dan malam-malam panjang sambil minum-minum memberikan ilham bagi novel pertama Hemingway yang suksesThe Sun Also Rises (1926). Ia hanya membutuhkan enam minggu untuk menyelesaikannya di restoran favoritnya di Montparnasse, La Closerie des Lilas. Novel ini, yang isinya setengah-biografis karena mengikuti sekelompok ekspatrian Amerika di Eropa, sukses dan dipuji oleh para kritikus. Sementara Hemingway mulanya mengklaim bahwa novel adalah bentuk kuno sastra, ia tampaknya diilhami untuk menulis novel setelah membaca naskah Fitzgerald untuk The Great Gatsby.

Hemingway bercerai dengan Hadley Richardson dan menikahi Pauline Pfeiffer, seorang Katolik yang saleh dari Piggott, Arkansas, pada 1927. Hemingway sendiri pada saat ini beralih menjadi Katolik. Tahun itu bukunya Men Without Women, sebuah kumpulan cerita pendek diterbitkan. Isinya memuat "The Killers", salah satu cerita Hemingway yang paling terkenal dan paling sering dimuat dalam antologi. La Closerie des Lilas, tampak di sini pada 1909, adalah restoran favorit Hemingway di distrik Montparnasse, Paris. Di sinilah ia menulis The Sun Also Rises.

Pada 1928, ayah Hemingway, Clarence, yang mengidap diabetes dan dilanda masalah-masalah keuangan, melakukan bunuh diri dengan sebuah pistol tua dari old masa Perang Saudara. Tindakannya ini sangat melukai Hemingway. Ia segera berangkat ke Oak Park untuk mengatur pemakamannya dan menimbulkan kehebohan karena ia mengungkapkan gagasan Katolik bahwa orang yang bunuh diri akan masuk ke neraka. Pada saat yang hampir bersamaan, Harry Crosby, pendiri Black Sun Press dan sahabat Hemingway dari masa ia tinggal di Paris, juga membunuh dirinya sendiri. Pada tahun yang sama itu, anak lelaki Hemingway, Patrick, lahir di Kansas City (anak lelakinya yang ketiga, Gregory, dilahirkan beberapa tahun kemudian). Anak itu lahir dengan bedah Caesar setelah ibunya dengan susah payah berusaha melahirkannya. Rincian kejadiannya dimasukkan oleh Hemingway ke dalam bagian penutup dari novelnya, A Farewell to Arms.

A Farewell to Arms yang diterbitkan pada 1929, menggambarkan secara terinci kisah cinta antara Frederic Henry, seorang tentara Amerika, dengan Catherine Barkley, seorang perawat Inggris. Novel ini sangat bersifat otobiorafisnya Hemingway sendiri. Plotnya secara langsung diilhami oleh pengalamannya dengan Suster von Kurowsky di Milano; kesakitan yang hebat di saat melahirkan anaknya Patrick oleh istri keduanya, Pauline, mengilhami proses melahirkan Catherine dalam novel tersebut; Kitty Cannell dalam kehidupan nyatanya mengilhami tokoh fiksinya, Helen Ferguson; sang pastor dalam novel ini didasarkan pada Don Giuseppe Bianchi, pastor dari Residem ke-69 dan ke-70 dari Brigata Ancona. 

Sementara ilham untuk tokoh Rinaldi tidak jelas, yang menarik ialah bahwa ia sudah muncul dalam In Our Time. A Farewell to Arms diterbitkan pada saat ketika buku-buku tentang Perang Dunia I lainnya juga banyak beredar, Her Privates We oleh Frederic Manning, All Quiet on the Western Front oleh Erich Maria Remarque, Death of a Hero oleh Richard Aldington, and Goodbye to All That oleh Robert Graves. Sukses A Farewell to Arms membuat Hemingway mandiri secara finansial.



Selengkapnya baca di sini.
Share:

13 Agustus 2012

Pramoedya Ananta Toer (Sastrawan Indonesia)

Pramoedya Ananta Toer (lahir di Blora, Jawa Tengah, 6 Februari 1925 – meninggal di Jakarta, 30 April 2006 pada umur 81 tahun), secara luas dianggap sebagai salah satu pengarang yang produktif dalam sejarah sastra Indonesia. Pramoedya telah menghasilkan lebih dari 50 karya dan diterjemahkan ke dalam lebih dari 41 bahasa asing.
Share:

02 Agustus 2012

KAMUS BESAR BAHASA INDONESIA


Gunakanlah kamus ini untuk mengecek kosakata Bahasa Indonesia




Untuk menggunakan
KBBI (Kamus Besar Bahasa Indonesia)
versi online yang lainnya,
silakan klik tulisan di bawah ini!


http://pusatbahasa.kemdiknas.go.id/kbbi/









Share:

31 Juli 2012

Khotbah: Pengertian, Metode, Teknik, Jenis

(sebelum melanjutkan ke tulisan utama di bawah ini, penulis memohon kepada para pembaca sekalian yang lebih paham (menguasai) hal-hal mengenai khotbah agar dapat memberikan masukan atau kritikan terkait materi khotbah ini apabila ada isi tulisan yang kurang sesuai, terutama mengenai hadits-hadits Rasulullah. Penulis bukanlah ahli dalam hal tersebut dan tulisan dalam blog ini penulis dapatkan dari sumber lain. Harap maklum.) 


Menurut KBBI (Kamus Besar Bahasa Indonesia) istilah yang benar adalah KHOTBAH, bukan KHUTBAH.
khot·bah n pidato (terutama yg menguraikan ajaran agama): -- Jumat;

ber·khot·bah v berpidato (tt ajaran agama dsb): tiap-tiap hari Jumat ia ~ di masjid;

meng·khot·bah·kan v mengajarkan atau membicarakan di dl khotbah: ~ sikap hidup berdasarkan agama;

peng·khot·bah n pembicara (penyampai) khotbah; orang yg berkhotbah; juru khotbah;

peng·khot·bah·an n proses, cara, perbuatan mengkhotbahkan



Gambar khotib yang sedang berkhotbah


Pengertian Khotbah
Secara etimologis (harfiyah), khuthbah artinya : pidato, nasihat, pesan (taushiyah). Sedangkan menurut terminologi Islam (istilah syara’); khotbah (Jum’at) ialah pidato yang disampaikan oleh seorang khatib di depan jama’ah sebelum shalat Jum’at dilaksanakan dengan syarat-syarat dan rukun tertentu, baik berupa tadzkiroh (peringatan, penyadaran), mau’idzoh (pembelajaran) maupun taushiyah (nasehat). Berdasarkan pengertian di atas, maka khotbah adalah pidato normatif, karena selain merupakan bagian dari shalat Jum’at juga memerlukan persiapan yang lebih matang, penguasaan bahan dan metodologi yang mampu memikat perhatian.

Selain khotbah Jum’at, ada pula khotbah yang dilaksanakan sesudah sholat, yaitu: khotbah ‘Idul Fitri, ‘Idul Adha, khotbah sholat Gerhana (Kusuf dan Khusuf). Sedangkan khotbah nikah dilaksanakan sebelum akad nikah.

Khotbah mempunyai arti yaitu memberi nasihat. Sayangnya, media ini terkadang kurang dimanfaatkan secara optimal. Para khathib seringkali menyampaikan khotbah yang membosankan yang berputar-putar dan itu-itu saja. Akibatnya, banyak para hadirin yang terkantuk-kantuk dan bahkan tertidur. 


Syarat-syarat khotbah adalah sebagai berikut:

  • Khatib (orang yang berkhotbah) harus suci dari hadas baik besar maupun kecil.
  • Khatib harus suci dari najis baik badan, pakaian maupun tempat.
  • Khatib harus menutup aurat (dalam khotbah jumat).
  • Khatib harus berdiri bila mampu.
  • Khatib harus menyampaikan khotbahnya dengan suara keras hingga terdengar oleh para jamaah.
  • Khatib harus duduk di antara dua khotbah dengan tuma’ninah (dalam khotbah Kumat).
  • Rukun-rukun khotbah harus disampaikan dengan bahasa Arab, selebihnya bisa menggunakan bahasa yang dapat dipahami dan sesuai dengan jama’ahnya (dalam khotbah Jumat).

Khotbah dalam ajaran agama Islam memiliki beberapa rukun yang dipenuhi. 

Rukun-rukun khotbah adalah:

  • Wajib dimulai dengan hamdalah, yaitu lafaz yang memuji Allah SWT. Misalnya lafaz alhamdulillah, atau innalhamda lillah, atau ahmadullah. Pendeknya, minimal ada kata alhamd dan lafaz Allah, baik di khotbah pertama atau khotbah kedua.
  • Shalawat kepada Nabi SAWShalawat kepada nabi Muhammad SAW harus dilafadzkan dengan jelas, paling tidak ada kata shalawat. Misalnya ushalli ‘ala Muhammad, atau as-shalatu ‘ala Muhammad, atau ana mushallai ala Muhammad.Namun nama Muhammad SAW boleh saja diucapkan dengan lafadz Ahmad, karena Ahmad adalah nama beliau juga sebagaimana tertera dalam Al-Quran.
  • Washiyat untuk Taqwa Yang dimaksud dengan washiyat ini adalah perintah atau ajakan atau anjuran untuk bertakwa atau takut kepada Allah SWT. Dan menurut Az-Zayadi, washiyat ini adalah perintah untuk mengerjakan perintah Allah dan menjauhi larangan-larangan-Nya. Sedangkan menurut Ibnu Hajar, cuukup dengan ajakan untuk mengerjakan perintah Allah. Sedangkan menurut Ar-Ramli, washiyat itu harus berbentuk seruan kepada ketaatan kepada Allah.Lafadznya sendiri bisa lebih bebas. Misalnya dalam bentuk kalimat: takutlah kalian kepada Allah. Atau kalimat: marilah kita bertaqwa dan menjadi hamba yang taat.
  • Membaca ayat Al-Quran pada salah satunya. Minimal satu kalimat dari ayat Al-Quran yang mengandung makna lengkap. Bukan sekedar potongan yang belum lengkap pengertiannya. Maka tidak dikatakan sebagai pembacaan Al-Qur’an bila sekedar mengucapkan lafaz: tsumma nazhar. Tentang tema ayatnya bebas saja, tidak ada ketentuan harus ayat tentang perintah atau larangan atau hukum. Boleh juga ayat Quran tentang kisah umat terdahulu dan lainnya.
  • Doa untuk umat Islam di khotbah kedua. Pada bagian akhir, khatib harus mengucapkan lafaz yang doa yang intinya meminta kepada Allah kebaikan untuk umat Islam. Misalnya kalimat: Allahummaghfir lil muslimin wal muslimat atau kalimat Allahumma ajirna minannar.

Hal-hal yang disunahkan dalam khotbah jumat antara lain:

  • Berdiri di tempat yang tinggi (mimbar)
  • Memberi salam, berdasarkan hadits Nabi SAW. Dari Jabir ra.: “Sesungguhnya Nabi SAW. apabila telah naik mimbar, (beliau) memberi salam”. (HR. Ibnu Majah).
  • Menghadap Jama’ah, berdasarkan hadits Nabi SAW. Dari Adi bin Tsabit dari ayahnya dari kakeknya: “Adalah Nabi SAW. apabila telah berdiri di atas mimbar, shahabat-shahabatnya menghadapkan wajah mereka ke arahnya”. (HR. Ibnu Majah).
  • Suara jelas penuh semangat, berdasarkan hadits Nabi SAW. Dari Jabir r.a: “Adalah Rasulullah SAW. apabila berkhotbah kedua matanya menjadi merah, suaranya lantang/tinggi, berapi-api bagaikan seorang panglima (yang memberi komando kepada tentaranya) dengan kata-kata “Siap siagalah di waktu pagi dan petang”. (HR. Muslim dan Ibnu Majah).
  • Singkat, padat, akurat dan memikat, Rasulullah SAW. bersabda: “Adalah Rasulullah SAW. biasa memanjangkan shalat dan memendekkan khotbahnya”. (HR. Nasai dari Abdullah bin Abi Auf).
  • Gerakan tangan tidak terlalu bebas, berdasarkan hadits Nabi SAW. Dari Abdurrahman bin’ Sa’ad bin ‘Ammar bin Sa’ad ia berkata: “Adalah Nabi SAW. apabila berkhotbah dalam suatu peperangan beliau berkhotbah atas anak panah, dan bila berkhotbah di hari Jum’at belaiu berpegangan pada tongkat”. (HR. Ibnu Majah dan Baihaqi).
  • Seusai khotbah kedua segera turun dari mimbar, berdasarkan hadits Nabi SAW. “Adalah shahabat Bilal itu menyerukan adzan apabila Nabi SAW. telah duduk di atas mimbar, dan ia iqomah apabila Nabi SAW. telah turun”. (HR. Imam Ahmad dan Nasai).
  • Tertib dalam membacakan rukun-rukun khotbah, yaitu: Hamdalah, Syahadat, Shalawat, wasiyat, Ayat Al-Qur’an dan Do’a.

Dalam khotbah Jumat pelaksanaannya mempunyai kedudukan yang sangat penting, karena di samping berisi nasihat-nasihat, khotbah juga merupakan rangkaian yang tidak dapat dipisahkan dari shalat jum’at. Sekalipun demikian, mengenai pelaksanaannya masih diperdebatkan oleh para ulama. Seperti yang ditunjukkan sekarang ini dalam pelaksanaan khotbah di tengah-tengah masyarakat, ada yang hanya satu kali berdiri saja (satu khotbah) dan ada yang berdiri dua kali setelah diselingi duduk beberapa saat di antara keduanya (dua khotbah).

Seorang ahli fiqih terkemuka, Ibnu Rusyd, dalam karyanya ”Bidayat al-Mujtahid wa Nihayat al-Muqtashid” menerangkan bahwa perbedaan ini berasal dari perbedaan pendapat mengenai hukum duduk di antara dua khotbah (qu’ud bain al-khutbatain). Jika duduk itu dimaksudkan untuk istirahat bagi khatib, berarti duduk itu bukan merupakan syarat. Namun jika hal itu dianggap sebagai ibadah, berarti duduk itu merupakan syarat yang harus dikerjakan (Suparta, 2006: 29).

Dalam kaitannya dengan masalah ini, Imam malik berpendapat bahwa duduk (untuk berpindah khotbah kedua) bukan merupakan syarat khotbah. Sementara Imam Syafi’i mengemukakan bahwa duduk merupakan syarat. Dua pandangan ini jelas berbeda, meski perbedaan tersebut hanya dalam soal pemahaman tentang arti duduk di antara dua khotbah. Jadi, tidak begitu prinsip.

Dalam praktiknya tetap saja mereka mewajibkan dan melaksanakan dua khotbah. Hanya yang satu menganut pemahaman hukum dari segi lughawi saja dan yang lainnya dari syar’i. Artinya, dua khotbah bagi kelompok yang lughawiyah adalah dua khotbah yang dibedakan hanya dengan ucapan hamdallah, sebagaimana kebiasaan dalam khotbah yang menggunakan bahasa Arab. Kelompok ini mencukupkan dirinya dengan memahami hukum secara garis besar saja tidak serinci kelompok syar’iyyah.

Pada kelompok Syar’i, dua khotbah itu dibedakan tidak hanya oleh kughat hamdallah, tetapi juga hingga tata cara fisik. Di dalam pelaksanaan khotbah tersebut hanya diperhatikan duduk berdirinya istirahatnya, kalimat yang diucapkannya, bahasa yang digunakanny. Berkenaan dengan kehati-hatian (ihtiyat) dari sini lah para fuqaha merumuskan rukun dan syarat khotbah.

Dijelaskan dalam sebuah hadits bahwa Nabi saw menyelenggarakan khotbah jum’at dengan dua bagian khotbah:

Artinya: ”Dari Ibnu Umar ra. Bahwasanya Nabi saw, berkhotbah pada hari jum’at (dengan berdiri), kemudian duduk, kemudian berdiri dan berkhotbah. (Abu Ubaidillah) menerangkan: ”Sebagaimana yang kalian kerjakan” (HR Al-Tirmidzi diriwayatkan dari Jabir bin Abdillah dan Jabir bin Samurah).

Hadits ini menurut Abu Isa adalah hadits hasan lagi shahih, karena Ibnu Umar yang melihat secara langsung. Dengan demikian, tata cara melaksanakan khotbah yang dilakukan oleh Nabi, yaitu khotbah dengan duduk sebentar di antara dua khotbah.


Unsur-unsur yang terdapat di dalam materi khotbah yaitu:

  • Konsep, yang terdapat dalam pengertian khotbah yang mana khotbah diartikan sebagai memberi nasehat. Selain itu juga dalam materi di atas terdapat syarat-syarat dan rukun-rukun dari khotbah yang mana itu juga termasuk dari bagian konsep.
  • Prinsip, yang terdapat dalam materi sunnah-sunnah, syarat-syarat khotbah, dan rukun-rukun khotbah.
  • Proses, yang terdaapat dalam materi pelaksanaan khotbah dan kedudukan khotbah.

Hal-hal yang perlu diperhatikan khotib dalam melaksanakan khotbah adalah sebagai berikut:

  • Melakukan persiapan, mental, fisik dan naskah khotbah
  • Memilih materi yang tepat dan up to date
  • Melakukan latihan seperlunya
  • Menguasai materi khotbah
  • Menjiwai isi khotbah
  • Bahasa yang mudah difahami
  • Suara jelas, tegas dan lugas
  • Pakaian sopan, memadai
  • Waktu maksimal 15 menit (dalam khotbah Jumat)
  • Bersedia menjadi Imam shalat Jum’at (dalam khotbah Jumat)

Khotbah sama halnya memiliki materi-materi yang wajib dipenuhi. Hal ini untuk menghindari kejemuan umat yang mendengar. 

Contoh materi-materi khotbah antara lain:

  • Tegakkan akidah, murnikan ibadah, perluas ukhuwwah
  • Evaluasi amaliah (ummat) mingguan
  • Kaji masalah secara cermat dan singkat
  • Berikan solusi yang tepat
  • Tema-tema lokal peristiwa keseharian lebih diutamakan 
  • Hindari materi yang menjenuhkan atau persoalan tanpa pemecahan

sumber: http://anancasa.blogspot.com/2011/02/resumu-pidato-ceramah-sambutan-dan.html.  
Share:

Sambutan: Pengertian, Metode, Teknik, Jenis

Sambutan adalah suatu ucapan dengan susunan yang baik untuk disampaikan kepada orang banyak. Contoh sambutan yaitu seperti sambutan pidato kenegaraan, sambutan pidato menyambut hari besar, sambutan pidato pernikahan, sambutan pidato sambutan acara atau event, dan lain sebagainya. Sambutan yang baik dapat memberikan suatu kesan positif untuk suatu acara bagi orang-orang yang mendengar tersebut.






Sambutan umumnya melakukan satu atau beberapa hal berikut ini :
  • Memberi pengaruh positif kepada orang lain tentang acara yang disuguhkan.
  • Memberi suatu pemahaman atau informasi pada orang lain.
  • Membuat orang lain senang dengan sambutan yang menghibur sehingga orang lain senang dan puas dengan ucapan yang kita sampaikan.

Berdasarkan pada sifat dari isi sambutan, sambutan dapat dibedakan menjadi :
  • Sambutan pidato pembukaan, adalah pidato singkat yang dibawakan oleh pembaca acara atau mc.
  • Sambutan pidato pengarahan adalah pdato untuk mengarahkan pada suatu pertemuan.
  • Pidato sambutan, yaitu merupakan pidato yang disampaikan pada suatu acara kegiatan atau peristiwa tertentu yang dapat dilakukan oleh beberapa orang dengan waktu yang terbatas secara bergantian.
  • Sambutan pidato peresmian, adalah pidato yang dilakukan oleh orang yang berpengaruh untuk meresmikan sesuatu.

Teknik atau metode dalam membawakan suatu sambutan di depan umum :
  • Metode menghapal, yaitu membuat suatu rencana pidato sambutan lalu menghapalkannya kata per kata.
  • Metode serta merta, yakni membawakan pidato sambutan tanpa persiapan dan hanya mengandalkan pengalaman dan wawasan. Biasanya dalam keadaan darurat tak terduga banyak menggunakan tehnik serta merta.
  • Metode naskah, yaitu berpidato dengan menggunakan naskah yang telah dibuat sebelumnya dan umumnya dipakai pada pidato sambutan resmi.

Sebelum memberikan sambutan, ada baiknya untuk melakukan persiapan berikut ini :

·                     Wawasan pendengar pidato sambutan secara umum.
·                     Mengetahui lama waktu atau durasi pidato sambutan yang akan dibawakan.
·                     Menyusun kata-kata yang mudah dipahami dan dimengerti.
·                     Mengetahui jenis sambutan dan tema acara.
·                     Menyiapkan bahan-bahan dan perlengkapan pidato sambutan, dsb.


Skema susunan suatu sambutan yang baik adalah :

·                     Pembukaan dengan salam pembuka
·                     Pendahuluan yang sedikit menggambarkan isi
·                     Isi atau materi sambutan secara sistematis
·                     Penutup
Share:

Ceramah: Pengertian, Metode, Jenis, Komponen

Ceramah dalam kamus bahasa Indonesia adalah pidato yang bertujuan untuk memberikan nasehat dan petunjuk-petunjuk, sementara ada audiensi yang bertindak sebagai pendengar. Dengan melihat kepada pengertian diatas, ceramah dapat diartikan sebagai bentuk dari dakwah yaitu dakwah bil-kalam yang berarti menyampaikan ajaran-ajaran, nasehat, mengajak seseorang dengan melalui lisan.





Jenis-jenis ceramah, yaitu:

• Ceramah umum
Ceramah adalah pesan yang bertujuan memberikan nasehat dan petunjuk-petunjuk, sementara ada audiens yang bertindak sebagai pendengar. Sedangkan umum adalah keseluruhan untuk siapa saja, khlayak ramai, masyrakat luas, atau lazim. Jadi ceramah umum adalah pidato yang bertujuan untuk memberikan nasehat kepada khalayak umum atau masyarakat luas. Di dalam ceramah umum ini keseluruhannya bersifat menyeluruh, tidak ada batasan-batasan apapun baik dari audiens yang tua muapun muda, materinya juga tidak ditentukan, sesuai dengan acara.
 
• Ceramah khusus
Pengertian ceramah sudah dipaparkan seperti yang diatas akan tetapi kali ini akan dipaparkan pengertian dari ceramah khusus itu sendiri yang mana khusus adalah tersendiri,istimewa, taka ada yang lain, jadi ceramah khusu itu sendiri berarti cermah yang bertujuan untuk memberikan nasehat-nasehat kepada mad’u atau khalayak tertentu dan jug abersifat khusus baik itu materi maupun yang lainnya. Sedangkan dalam ceramah khusus banyak batasan-batasan yang dibua mulai dari audiens yang sesuai dengan yang diinginkan dan materi juga yng menyesuaikan denagn keadaan. Contoh: Peringatan Hari Besar Islam (PHBI) seperti Is ra’miraj, maulid nabi, bulan puasa dll.

 

Komponen-komponen atau unsur-unsur ceramah sama saja dengan komponen-komponen dakwah:

Da’i (penceramah)
Seorang da’i atau pencermah harus mengetahui bahwa dirinya adalah seorang da’I atau pencermah, artinya sebelum menjadi penceramah perlu mengetahui apa tugas dari pencermah, modal dan bekal itu sendiri atas apa yang harus dimiliki oleh seorang pencermah.

Mad’u
Mad’u atau audiens merupakan sebagai penerima nasehat-nasehat. Audiens bermacam-macam kelompok manusia yang berbeda mulai dari segi intelektualitas, status ekonomi, status sosial, pendidikan, jenis kelamin dll.

Materi
Agar lebih menggugah pemikiran para audiens untuk mendengarkan materi-materi yang diberikan oleh sang pencermah. Oleh sebab itu, harus dapat memiliki bahan yang tepat atau menarik agar si mad’u tertarik, dan sesuai dengan pokok acara, materi yang akan disampaikan harus betuk-betul dikuasai sehingga penampilan penuh keyakinan, tidak ragu, dan jangan sampai menghilangkan konsentrasi dirinya sendiri. Dengan itu, materi harus disusun secara sisitematis, dengan artian judul, isi, dan acara tersebut sifatnya betul-betul mempunyai hubungan. Sehingga pembahasan sesuai dengan waktu yang telah ditentukan.


Metode Ceramah
Metode ceramah yaitu sebuah metode dengan menyampaikan informasi dan pengetahuan secara lisan kepada audiens yang pada umumnya mengikuti secara pasif. Muhibbin Syah, (2000). Metode ceramah dapat dikatakan sebagai satu-satunya metode yang paling ekonomis untuk menyampaikan informasi, dan paling efektif dalam mengatasi kelangkaan literatur atau rujukan yang sesuai dengan jangkauan daya beli dan paham audiens. Sedangkan metode dakwah adalah cara-cara yang dipergunakan oleh seorang da’i guna menyampaikan materi. Sumber metode ceramah adalah alquran dan hadis, menunjukkan begitu besar perannya metode dalam berdakwah.

Media dakwah
Media adalah alat yang digunakan umtuk menyampaikan materi ceramah kepada audiens. Berdakwah pada zaman sekarang tidak hanya bisa dilakukan oleh para mubaligh di masjid, tetapi bisa dilakukan dengan banyak cara dan banyak tempat banyak media yang bisa digunakan pada zaman sekarang sebagai media dakwah seperti televisi, koran, majalah, buku, lagu dan internet. Hal ini seperti yang dilakukan oleh beberapa grup musik nasyid yang menggunakan lagu sebagai media dakwah.
Share:

Pidato: Pengertian, Teknik, Metode, Syarat

Pidato adalah kegiatan berbicara satu arah di depan umum untuk menyampaikan pikiran atau gagasan atau gambaran kepada pendengar yang disampaikan dalam situasi formal ataupun non formal melalui rangkaian kata yang tersusun sistematis dengan bahasa lisan sebagai media utama yang bertujuan memberi pamahaman atau informasi dengan rasa percaya diri untuk mempengaruhi pendengar agar mengikuti ajakan pembicara secara sukarela.

Pidato merupakan penampilan diri seseorang di hadapaan pendengar untuk menyampaikan isi hati atau buah pikiran dengan rangkaian kata-kata dengan harapan agar pendengar tergugah hati nuraninya dan tergerak pikirannya. Pidato merupakan bentuk wicara individual yang banyak ragamnya. 

Secara umum pidato dapat digolongkan atas:
  • pidato memorial, misalnya pidato untuk menyambut Hari Kartini, Hari Kemerdekaan;
  • pidato perpisahan, misalnya pidato perpisahan karena tamat sekolah, perpisahan karena pensiun, dan sebagainya;
  • pidato penerimaan hadiah, misalnya piato penerimaan suatu medali kejuaraan olah raga;
  • pidato pidato penyambutan tamu, misalnya pidato penyambutan tamu kenegaraan;
  • pidato persembahan, misalnya pidato penyerahan cindera mata kepada tamu;
  • pidato persuasif, misalnya pidato kampanye partai politik;
  • pidato informatif, misalnya pidato penyuluhan kepada ibu-ibu PKK;
  • pidato instruktif, misalnya pidato tentang anjuran untuk membayar pajak;
  • pidato rekreatif, misalnya pidaato acara perkawinan, ulang tahun;
  • pidato kerohanian, misalnya santapan rohani waktu acara halal bihalal, acara pengajian;
  • pidato ilmiah, misallnya pidato ilmiah dalam acara wisuda.

Agar seseorang memiliki kemampuan yang memadai dalam hal pidato, maka dia harus memenuhi syarat-syarat berpidato. 




Syarat-syarat berpidato antara lain sebagai berikut:

·                     berpengetahuan luas,
·                     berkepribadian baik,
·                     jujur dan ikhlas,
·                     bijaksana dan sopan santun,
·                     punya keberanian moral,
·                     kaya dengan perbendaharaan kata,
·                     berpikir kritis,
·                     meyakini dan menguasai tema pembicaraan,
·                     mengenal dan memahami karakteristik audience,
·                     percaya diri,
·                     bersikap menarik, dan
·                     bertanggung jawab.


Menurut ada tidaknya persiapan sesuai dengan cara yang dilakukan waktu persiapan, ada empat macam pidato.

1. Impromptu : serta merta
Pidato yang apabila Anda menghadiri pesta dan tiba-tiba dipanggil untuk menyampaikan pidato.

Keuntungan :
Lebih mengungkapkan perasaan pembicara gagasan datang secara spontan memungkinkan Anda terus berpikir.

Kerugian :
Menimbulkan kesimpulan yang mentah mengakibatkan penyampaian tidak lancar gagasan yang disampaikan ngawur demam panggung.

2. Manuskrip : pidato dengan naskah.
Di sini tidak berlaku istilah ‘menyampaikan pidato’ tapi ‘membacakan pidato’. Manuskrip dibutuhkan oleh tokoh nasional, sebab kesalahan sedikit saja dapat menimbulkan kekacauan nasional.

Keuntungan :
Kata-kata dapat dipilih sebaik-baiknya pernyataan dapat dihemat kefasihan bicara dapat dicapai tidak ngawur manuskrip dapat diperbanyak.
 
Kerugian :
Komunikasi pendengar akan berkurang karena pembicara tidak berbicara langsung pada mereka pembicara tidak dapat melihat pendengar dengan baik pembuatannya lebih lama.
 
3. Memoriter : menghapal
pesan pidato ditulis kemudian diingat kata demi kata.

Keuntungan :
Kata-kata dapat dipilih sebaik-baiknya gerak dan isyarat yang diintegrasikan dengan uraian.
 
Kerugian :
Komunikasi pendengar akan berkurang karena pembicara beralih pada usaha untuk mengingat kata-kata memerlukan banyak waktu.

4. Ekstemporan : garis besar
pidato sudah dipersiapkan sebelumnya berupa garis besar dan pokok penunjang pembahasan (supporting points), tetapi pembicara tidak berusaha mengingatnya kata demi kata.

Keuntungan :
Komunikasi pembicara dengan pendengar lebih baik pesan dapat fleksibel.
 
Kerugian :
Kemungkinan menyimpang dari garis besar kefasihan terhambat karena kesukaran memilih kata-kata.

Seseorang akan mahir pidato jika ia benar-benar mau belajar dengna sungguh-sungguh. Cara belajar pidato tersebut dapat ditempuh dengan membaca buku-buku retorik(ilmu yang mempelajari masalah tutur secara efektif) dan buku-buku pengetahuan umum lain. Selain itu, mereke harus juga sering berlatih pidato, karena dangan cara “trial and error”, seseorang akan makin matang penglamannya. Begitu pula seorang yang akan tampil berpidato harus benar-benar siap terhadap materi pembicaraan dan siap pula dari segi fisik maupun mental, sehingga diharapkan dalam penampilan pidato nanti tidak terdapat adanya hambatan-hambatan.
Di dalam penampilan pidato, seseorang dapat memilih salah satu dari berbagai metode dalam penampilan pidato. 

Metode penampilan pidato tersebut ada empat macam, yaitu:

• Metode manuskrip/naskah,
yaitu metode berpidato dengan membaca naskah pidato, misalnya dilakukan dalam pidato-pidato resmi.

• Metode memoriter/menghafal,
yaitu metode berpidato dengan menghafal isi atau materi pidato lebih dahulu, kemudian menyampaikan isi pidato tersebut tanpa sebuah naskah.

• Metode ekstemporan/catatan kecil,
yaitu metode berpidato dengan membawa dan melihat butir-butir pokok isi pidato dalam lembar cerita catatan, lalu menyampaikan isi catatan itu kepada pendengar dengan ilustrasi bahasa secara spontanitas.

• Metode impromptu/spontan,
yaitu metode berpidato dengan berpidato secara spontanitas baik dari segi isi maupun bahasa berdasarkan situasi dan kondisi tertentu, misalnya berpidato sesuai dengan keadaan tempat, keadaan pendengar, waktu, topik, dan hajat pada waktu ia berpidato.

Di dalam mempersiapkan penampilan pidato seseorang dapat membuat naskah pidato dengan menggunakan metode impromptu, pembuatan naskah tak perlu dilakukan karena materi pembicaraan sudah dipersiapkan dalam benak pembicara lewat belajar secara bertahun-tahun dengan membaca buku dan belajar dari pengalaman hidup. Ilmu dan pengalamannya ini akan dipidatokan sesuai dengan situasi pada waktu ia berpidato. Agar pembicara tak lupa dengan materi pembicaan, biasanya pembicaraan membawa catatan kecil untuk dilihat sewaktu-waktu ia membutuhkan.


Skema susunan suatu pidato yang baik:

·                     Pembukaan dengan salam pembuka
·                     Pendahuluan yang sedikit menggambarkan isi
·                     Isi atau materi pidato secara sistematis : maksud, tujuan, sasaran, rencana, langkah, dll.
·                     Penutup (kesimpulan, harapan, pesan, salam penutup, dll)

Bagi seorang pemula, pembuatan naskah pidato wajib dilakukan lebih dahulu sebelum ia tampil di depan pendengar. 

Adapun pokok-pokok isi pidato itu tersusun sebagai berikut:

1.                  salam pembuka,
2.                  kata pendahuluan,
3.                  pokok-pokok isi pidato,
4.                  uraian lengkap materi pidato,
5.                  simpulan isi pidato,
6.                  saran-saran dan harapan-harapan,
7.                  penutup, dan
8.                  salam penutup.


Agar penampilan pidato dapat berhasil dapat berhasil dan menarik, maka diperlukan adanya variasi langgam atau gaya tertentu. 

Gaya ataulanggam dalam suatu penampilan pidato antara lain seperti berikut ini.

• Langgam Agama
Langgam agama mempunyai suara yang terkadang naik dan kemudian menurun dengan gaya ucapan yang lambat dan ceremonis. Pada umumnya langgam semacam ini sering ditampilkan oleh para khatib, muballig, dan sebagainya dalam pidato kerohanian.

• Langgam Agiator
Langgam agiator dikemukakan secara agresif dan terbanyak digunakan dalam pertemuan-pertemuan atau rapat-rapat umum, yang bersifat propaganda politis. Biasanya juga langgam ini dipakai untuk mencetuskan sentimen di kalangan massa sesuai dengan konsep propaganda. Di dalam hal ini jiwa massa akan dikuasai dan digiring ke arah tujuan yang diinginkan .

• Langgam Konversasi
Langgam konversasi merupakn langgam yang paling bebas, jelas, tenang dan terang, yang sering digunakan dalam pertemuan-pertemuan atau rapat-rapat yang yang sifatnya terbatas. Langgam ini banyak persamaannya dengan orang yang sedang berbicara biasa dan sering kali dilakukan pada pertemuan-pertemuan yang serius.

• Langgam Didaktik
Langgam didaktik adalah langgam yang sifatnya mendidik kepada para pendengar, seperti seorang guru yang sedang mengajar kepada siswanya. Langgam ini bersifat menggurui, sehingga sering meimbulkan rasa kurang enak jika ditujukan kepada pendengar yang merasa lebih pandai daripada pembicara. Langgam ini tepat dipaki pada waktu berpidato kepada pendengar yang usianya lebih muda daripada pembicara.

• Langgam Sentimentil
Langgam sentimentil ini biasanya dipakai secara efektif dan banyak berguna di dalam pertemuan umum dengan jalan mengemukakan kepuasan-kepuasan atau kekecewaan-kekecewaan dengan penuh perasaan. Segi positif langgam ini adalah akan menyenangkan si pendengar bila berisi tentang kepuasan-kepuasan atas keberhasilan, tetapi segi negatifnya akan menimbulkan sentimen jika berisi tentang kekecewaan atau keprihatinan-keprihatinan atas kejadian sosial di sekitar kita.

• Langgam Teater
Langgam teater adalah langgam berpidato yang penuh dengan gaya dan mimik seperti yang diperankan oleh para aktor atau aktris dalam teater. Di dalam hal ini pembicara berpidato dengan akting lengkap dengan gerak wajah(mimik), gerak lengan, gerak kepala, dan pemakaian vokal lengkap dengan tekanan dan intonasinya seperti dalam pementasan paanggung sandiwara.
Share:

Populer di Indonesia

Sahabat Sejati

Informasi Terkini

Populer Bulanan

Populer Mingguan

Kirim Pesan

Nama

Email *

Pesan *

Arsip Blog