Belajar Bahasa Indonesia Online SD SMP SMA KBBI PUEBI Buku Materi Pelajaran Tugas Latihan Soal Ujian Sekolah Penilaian Harian Silabus

Wanita Cantik Lahir Batin, Calon Istri Idaman

Wanita Cantik Lahir Batin, Kamu Harus Segera Nikahi Dia Model wanita seperti ini sangat langka. Baca selengkapnya: https://www.genpi.co/gaya-hidup/33478/wanita-cantik-lahir-batin-kamu-harus-segera-nikahi-dia

5 Mobil Mewah Termahal Yang Pernah Dijual di Indonesia

Punya khalayak otomotif yang kuat, lima mobil mewah termahal ini pernah dijual di Indonesia! https://carro.id/blog/5-mobil-mewah-termahal-yang-pernah-dijual-di-indonesia/

Timnas Indonesia U-16 menjuarai Piala AFF U-16

Bola.net - Asisten Shin Tae-yong, Nova Arianto mengapresiasi keberhasilan Timnas Indonesia U-16 menjuarai Piala AFF U-16 2022. https://www.bola.net/tim_nasional/timnas-indonesia-juara-piala-aff-u-16-2022-asisten-shin-tae-yong-jangan-layu-sebelum-berkemba-ca151c.html

Tesla Cybertruck Asli dalam Video Baru Dari Peterson

Diupload: 13 Apr 2023, Museum Otomotif Peterson memiliki prototipe Cybertruck pertama yang dipamerkan dalam pameran, selengakapnya di https://id.motor1.com/news/662022/tesla-cybertruck-asli-museum-peterson/

Kabar Baik untuk ARMY! BTS Kembali Dinobatkan sebagai Penyanyi K-Pop Terpopuler

Dilansir PikiranRakyat-Cirebon.com dari laman Soompi, BTS kembali menempati peringkat pertama sebagai penyanyi K-Pop terpopuler https://cirebon.pikiran-rakyat.com/entertainment/pr-042118224/kabar-baik-untuk-army-bts-kembali-dinobatkan-sebagai-penyanyi-k-pop-terpopuler-di-bulan-juni-2021

Pencarian

Tampilkan postingan dengan label Agama dan Kepercayaan. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label Agama dan Kepercayaan. Tampilkan semua postingan

26 Oktober 2012

Sejarah Idul Adha (Nabi Ibrahim A.S. dan Nabi Ismail A.S.)

Tulisan berikut ini adalah transkrip dari ceramah yang disampaikan oleh KH. Jamhari Abdul Jalal, Lc di Pondok Pesantren Darunnajah Cipining Bogor. Dengan tema : Ibadah Qurban Idul Adha: Kisah Sejarah Nabi Ibrahim Dan Nabi Ismail


Nabi Ibrahim menyampaikan kepada anaknya,

إِنِّي أَرَى فِي الْمَنَامِ أَنِّي أَذْبَحُكَ فَانْظُرْ مَاذَا تَرَى

“Sungguh aku telah bermimpi bahwa aku menyembelih kamu (Ismail), – Aku diperintahkan agar aku menyembelih kamu, wahai Ismail. – Bagaimana menurutkanmu Ismail? Bapak gelisah karena mimpi ini.” Ternyata jawaban dari anaknya di luar dugaan. Ia tidak mengatakan, “Jangan!”, “Tidak mau. Saya tidak mau disembelih.”, atau “Ayah jahat,” misalnya. Ternyata jawaban dari Ismail,

يَا أَبَتِ افْعَلْ مَا تُؤْمَرُ سَتَجِدُنِي إِنْ شَاءَ اللَّهُ مِنَ الصَّابِرِين

“Wahai Bapakku, lakukan saja. Aku insya Allah termasuk orang-orang yang siap dengan sabar menghadapi perintah Allah ini.” “Jadi pendapatmu seperti itu?” “Iya, itu adalah perintah dari Allah. Lakukan saja, jangan ragu-ragu. Saya Insya Allah termasuk orang-orang yang sabar dalam menghadapi ujian seperti ini.” Sang orang tua, Nabi Ibrahim, mendapat dukungan terhadap mimpinya itu. Saat itu Nabi Ibrahim hanya bisa berkata, “Ya sudah, bismillah kalau begitu. Saya siapkan pisau yang tajam.” Pisau itu diasahnya bolak-balik sampai tajam betul. Jangan sampai nanti nyangkut dan sebagainya, karena anak sudah siap.

Nabi Ibrahim tidak pernah menduga bahwa anaknya, Ismail, setinggi itu kesabarannya. Bahkan dengan tegarnya ia mengatakan,

يَا أَبَتِ افْعَلْ مَا تُؤْمَرُ سَتَجِدُنِي إِنْ شَاءَ اللَّهُ مِنَ الصَّابِرِين

“Bapakku, lakukan saja – jangan ragu-ragu – apa yang Allah perintahkan. Insya Allah bapak akan melihat saya tegar, siap.” Tentu saja bapaknya mendapatkan dorongan/dukungan yang luar biasa. “Kalau memang begitu, bismillah saya akan melaksanakan perintah Allah.” Diambillah golok dan diasah bolak-balik hingga tajam dengan semata-mata ingin mendapatkan ridha Allah. Anak pun tega untuk dipotong demi mendapatkan ridha Allah Swt. Ibu untuk mendapatkan ridho Allah, ada sedikit saja di rumah sudah tidak mau.

Ketika itu datanglah setan sambil berkata, “Ibrahim, kamu orang tua macam apa kata orang nanti, anak saja disembelih?” “Apa kata orang nanti?” “Apa tidak malu? Tega sekali, anak satu-satunya disembeli!” “Coba lihat, anaknya lincah seperti itu!” “Anaknya pintar lagi, enak dipandang, anaknya patuh seperti itu kok dipotong!” “Tidak punya lagi nanti setelah itu, tidak punya lagi yang seperti itu! Belum tentu nanti ada lagi seperti dia.” Nabi Ibrahim sudah mempunya tekat. Ia mengambil batu lalu mengucapkan, “Bismillahi Allahu akbar.” Batu itu dilempar. Akhirnya seluruh jamaah haji sekarang mengikuti apa yang dulu dilakukan oleh Nabi Ibrahim ini di dalam mengusir setan dengan melempar batu sambil mengatakan, “Bismillahi Allahu akbar.”

Jadi sekarang semua jamaah haji wajib melontar jumrah. Di sana jumrah itu sebenarnya sebagai tanda semacam tugu. Bentuknya semacam tiang seperti ini, semacam tugu ke atas bisa dilihat dan dilempar dengan niat bukan melempar tiangnya sebanyak tujuh kali.

Setan/iblis tidak putus asa, “Ah, bapaknya tidak bisa juga. Biar istrinya.” Istrinya didatangi sama iblis. “Kamu mempunyai suami seperti itu, masak kamu yang capek, kamu yang melahirkan, kamu yang membesarkan, suami kamu enak saja mau menyembelih anak itu. Apa kamu orang perempuan memang tidak mempunyai perasaan?” Ia dibujuk dengan bermacam-macam cara. Tapi istrinya juga sudah sama-sama bertekat karena tahu bahwa anaknya juga sudah siap seperti itu. Ia pun mengambil batu dan mengucapkan, “Bismillahi Allahu akbar.”

Kalau lemparan pertama berada di satu tempat, lemparan yang kedua berbeda.  Lemparan yang pertama sekarang diperingati sebagai jumrah aqabah. Sedangkan yang kedua adalah jumrah wustha namanya. Itu adalah ibunya. Yang terakhir setan menggoda Ismail. “Eh, kamu tidak tahu kalau hidup ini enak, kok kamu nurut saja sih. Kamu masih bisa ini masih bisa itu di dalam hidup ini. Kamu kok nurut saja padahal setelah itu kamu mati, tidak bisa apa-apa.” Ismail juga mengambil batu lalu melempar setan sambil mengucapkan, “Bismillahi Allahu akbar.” Dilemparlah setan ini tiga kali hingga sekarang berwujud menjadi jumrah sughra.

Karena setan ini sudah minggir semua sebab dilempari dan mereka tidak menggoda lagi, Ibrahim dengan mudah melaksanakan niatnya. Ismail dimiringkan ibarat kambing yang mau dipotong, dikasih ganjel, dan sebagainya. Goloknya juga sudah dicoba memang sudah tajam betul. Ketika Ibrahim mengucapkan, “Bismillahi Allahu akbar,” ternyata bukan Ismail yang dipotong tetapi Allah ganti dengan kambing gibas. Ismail tetap berada di sampingnya dalam keadaan segar bugar. Yang dipotong bapaknya ternyata adalah kambing. Itulah asal usul kurban, hari raya Kurban. Dalam bahasa arabnya berarti Idul Adha. Kemudian kita berkurban ini bahasa arabnya adalah udhhiyah, yaitu kambing kurban. 

Baiklah ibu-ibu sekalian, untuk itu pada kesempatan ini saya ingin menjelaskan tentang kurban itu. Ibu-ibu sekalian, kurban adalah memotong kambing pada hari raya Idul Kurban atau Idul Adha. Satu ekor kambing hanya untuk satu orang. Kurban satu ekor kambing tidak boleh untuk satu rumah. Niatnya, “Ini kurbannya orang satu rumah,” tidak boleh. Satu ekor kambing itu untuk satu orang. Ia bisa saja diniati untuk si bontot, misalnya. Bisa juga diniati untuk bapaknya atau untuk istrinya atau untuk anaknya yang pertama. Silahkan muter saja. Boleh seperti itu. Kalau kita mau ramai-ramai – Alhamdulillah semuanya ada. Dananya juga cukup. Ada bapak, ada istri, ada suami, ada anak, semuanya berjumlah tujuh. Kalau ini mau dijadikan satu, bisa, yaitu dengan berkurban seekor kerbau atau sapi. 

Kalau pada masa Rasulullah Saw. dulu adalah unta. Itu bisa saja. Jadi kalau kerbau itu bukan untuk sendiri, tapi untuk tujuh orang. Sapi juga untuk tujuh orang. Ini bisa dilakukan seperti itu. Tetapi kalau satu ekor kambing untuk ramai-ramai, tidak boleh. Misalnya, di sini para santri per kelas ramai-ramai membeli kambing. Saya kira itu namanya bukan Kurban. Kalau kamu membeli kambing ramai-ramai dan dipotong pada hari raya Idul Kurban, itu namanya kambing shodaqoh. Itupun kalau kamu bagi-bagi. Kalau dimakan sendiri, ya namanya patungan makan bersama. “Bagaimana ustadz sebagian dibagi pada yang lain dan sebagian dimakan sendiri?” Yang dibagikan pada orang lain namanya shadaqah, sedangkan yang dimakan sendiri bukan shadaqah.

“Satu orang bisa dua atau tiga kambing?”

“Tidak apa-apa, bu. Nanti saya jelaskan, ibu-ibu sekalian. Kalau ibu paham betul, mungkin ibu bisa mengatakan, “Saya sudah kurban sampai lima puluh kali, ustadz.” Bisa saja karena itu tidak ada kaitannya dengan jumlah kalau sudah sekali ya sudah tidak perlu lagi. Baiklah ibu-ibu sekaliyan, saya jelaskan saja bagaimana Rasulullah menjelaskan pada kita tentang kurban ini. Sebenarnya setiap ibadah itu diberikan balasan oleh Allah Swt. Shalat juga diberikan balasan. Macam-macamlah balasan shalat itu; di antaranya adalah ampunan dosa. Karena yang kita minta macam-macam, maka dengan shalat itu Allah juga akan memberikan yang macam-macam; rizki lancar dan sebagainya.

Itu shalat. Sekarang kalau kurban itu apa? Rasulullah Saw. pernah ditanya oleh para sahabat,

قال أصحاب رسول الله صلى الله عليه وسلم : ما هذه الأضاحي ؟ قال : سنة أبيكم إبراهيم

“Para sahabat bertanya kepada Rasulullah, ‘Ya Rasulullah, berkurban itu apa sih maksudnya?’” Memotong kambing kurban pada hari raya atau pada hari idul adha itu apa sih sebenarnya? Rasulullah Saw. menjawab bahwa kurban itu adalah tradisi yang dilakukan oleh kakekmu Ibrahim as. Jadi Nabi Ibrahim itu yang pertama kali berkurban. Pada awalnya niat Nabi Ibrahim sebenarnya bukan mengurbankan kambing. Karena menjalankan perintah Allah Swt. anaknya siap untuk dijadikan kurban. Tetapi Allah menggantinya dengan hewan kurban. Sejak Nabi Ibrahim memotong anaknya dan ternyata itu adalah kambing, Nabi Ibrahim melakukan seperti itu. Ini adalah tradisi yang telah dilakukan oleh kakekmu Nabi Ibrahim.

قالوا : فما لنا فيها ، يا رسول الله ؟ قال : بكل شعرة من الصوف حسنة .

Para sahabat bertanya lagi, “Kalau kita berkurban, kita dapat apa?” “Kita dapat apa kalau kita berkurban, wahai Rasulullah?” Artinya, kita nanti akan dibalas apa oleh Allah Swt.? Rasulullah menjawab bahwa setiap rambut dari bagian-bagian yang ada di kambing itu Allah akan berikan satu kebaikan. “Ibu, ada yang pernah menghitung rambut di telinga ini berapa?” Banyak sekali jumlahnya. Di kaki saja, di kikil kaki yang biasa ibu bakar itu kira-kira berapa rambutnya? Atau di mata itu yang sedikit itu berapa rambutnya?

لكل شعرة حسنة

“Setiap satu rambut itu Allah akan berikan kebaikan.” Ibu ingin kebaikan kan? Baju ingin yang baik. Makanan yang dimakan maunya juga makanan yang baik. Semuanya ingin dalam kondisi yang baik. Rizki yang kita dapatkan juga rizki yang baik. Segala sesuatunya ingin yang baik-baik. Allah akan berikan satu kebaikan untuk setiap rambutnya. Jadi besar sekali pahalanya itu, bu. Pertanyaan tadi, “Kita sudah satu kali berkurban, kalau dua atau tiga kali apa tidak kebanyakan, ustadz?” Apa ada orang yang sudah merasa cukup dengan mendapatkan kebaikan dengan jumlah tertentu? Yang namanya manusia sudah mendapatkan yang banyak juga ingin lebih banyak lagi.

Nah, jadi kalau ibu-ibu memang benar-benar ingin kebaikan, ayo silahkan. Kalau tahun ini tidak bisa, tahun depan masih ada barangkali. Niati beli kambing yang masih kecil, harganya tidak seberapa. Kambing itu dipelihara selama satu tahun. Kalau sudah besar, dipotong, sudah bisa jadi kurban. Setiap rambut itu akan Allah berikan kebaikan. Berapa banyak kebaikan yang Allah berikan pada diri kita? Kalau kita bilang tidak terhitung banyaknya karena kita belum pernah menghitung dan saya yakin di dunia ini belum pernah ada orang yang mencoba menghitung. Itulah kebaikan yang Allah tawarkan. 

Allah tawarkan kepada Ibu-ibu, apakah Ibu mau mengambil kebaikan ini atau tidak. Silahkan, kalau memang mau, “Bismillah, dari sekarang nawaitu (saya niat),” sudah niat Ibu mau kurban. Ibu semua mau kurban, bu? Soal kapannya asal sekarang sudah niat, ya bu ya? Tidak bisa tahun ini, tahun depan. Tidak bisa tahun depan, tahun depannya lagi. Kalau kambing itu sekarang ini harganya satu juta yang besar, misalnya, untuk kurban, kalau Ibu menabung satu hari seribu saja, tiga tahun ibu sudah bisa kurban. Seribu, satu hari seribu. Kalau Ibu menabung lima ribu per hari, satu tahun Ibu bisa kurban dua ekor. 

Pilih yang mana, Bu? Pilih anaknya sekarang berapa? Yang anak mungkin tiga ratus atau dua ratus. Tapi kadang-kadang orang  yang mempunyai anak kambing bilang, “Tidak mau saya jual, masih kecil, kasihan.” Anak kambing umur enam bulan lepas dari susuan sekarang bisa sekitar tiga ratus atau mungkin empat ratus. Dipelihara satu tahun sudah langsung bisa untuk kurban. Tapi itu kan besar. Kalau Ibu mau dengan modal kecil, itu tadi juga bisa. Satu hari menyimpan lima ribu misalnya, maka satu tahun ibu sudah bisa kurban dua. Berarti kalau satu ekor, ya ibu menabung dua ribu lima ratus. Ibu menyimpan dua ribu setiap hari, insya Allah Ibu juga dapat untuk kurban itu selama satu tahun. 

Kira-kira ibu bisa menyimpan satu hari seribu, Bu? Bu, kira-kira bisa tidak? Bagaimana Bu? Apa kita di sini perlu ada simpanan untuk kambing kurban begitu? Nanti dicatat begitu Ibu? Bu, ini sudah lima ratus lebih ni Bu. Biarin masih nambah lagi misalnya, apa begitu? Boleh saja kita bantu. Kita bantu ibu menabung untuk kurban misalnya. Itu bisa saja, kalau Ibu mau.

لكل شعرة حسنة

“Setiap rambut itu akan menghasilkan satu balasan kebaikan dari Allah Swt.” Ini yang menarik bagi kita untuk kurban. Yang lain Rasulullah Saw. juga pernah menyampaikan kepada anaknya, Fatimah,

يا فاطمة قومي إلى أضحيتك فاشهديها فإن لك بأول قطرة تقطر من دمها يغفر لك ما سلف من ذنوبك قالت يا رسول الله هذا لنا خاصة أهل البيت قال لنا وللمسلمين

“Hai Fatimah, kamu sana lihat kambing kurbanmu! Kamu saksikan, Kamu lihat itu! Kambing kurbanmu lagi dipotong itu.” Fatimah ini anaknya. “Kamu coba lihat, darah yang pertama kali menetes jatuh ke tanah itu akan bisa menghapuskan dosa-dosamu, akan bisa menghilangkan, menghapuskan dosa-dosamu.” Jadi bukan saja bulunya yang Allah berikan balasan, yaitu setiap bulu itu satu kebaikan, tetapi darah yang menetes pertama kali itu akan bisa menghapuskan dosa-dosa yang telah kamu lakukan. Ini kata Rasulullah.

Ibu ingin dosanya diampuni? Tinggal  lakukan itu. Di sini ternyata darah yang menetes pertama kali itu akan bisa melenyapkan dosa-dosa yang telah lalu. Fatimah bertanya karena terkejut melihat begitu banyaknya, setiap bulu diberikan balasan dengan kebaikan kemudian sekarang setiap darah yang menetes bisa menghapuskan dosa,

قالت يا رسول الله هذا لنا خاصة أهل البيت قال لنا وللمسلمين

“Ya Rasulullah, apakah ini khusus untuk kita ahlul bait, keluarga Rasulullah?” Rasulullah menjawab, “Ini semua bagi siapa saja yang melakukan kurban itu akan mendapatkan seperti itu. Bukan hanya kita, keluarga rasul, tetapi juga seluruh orang Islam yang berkurban.” Bagaimana kalau yang kurban itu orang-orang kafir? Kadang-kadang orang kafir kalau seperti ini ikut-ikutan kurban, bu. Mereka membagi-bagi daging; orang Hindu, PT-PT, perusahaan, china-china itu melakukan kurban.

Orang-orang kafir itu, orang-orang yang bukan Islam itu, dikatakan di dalam al-Quran,

أعمالهم كسراب

“Amal perbuatan mereka itu seperti fatamorgana.”

Fatamorgana itu, kalau ibu lihat jalan yang baru diaspal dari jauh seakan-akan ada airnya, sepertinya ada airnya begitu, basah begitu, dari jauh kelihatannya basah, itu kalau di padang pasir kelihatannya seperti lautan, biru begitu, dilihat ada lautan di depan situ. Fatamorgana itu sering menipu orang. Kalau dihampiri sepertinya dekat di situ, tapi di depan sini tidak ada, masih ada di depan lagi begitu. Jadi orang yang mengejar fatamorgana itu tidak tahu semakin jauh sekali sudah terlewati. Itu fatamorgana. 

Biasanya pada siang hari kita lihat itu di jalan. Kalau kita di daerah sini tidak terlalu terasa karena naik turun, juga karena jalannya rusak. Tetapi kalau seperti jalan di Jakarta, di jalan tol dan sebagainya, biasanya seperti ada airnya, padahal bukan air. Kalau di padang pasir seakan-akan di depan ada air seperti laut, tetapi saat dihampiri ke sana, semakin jauh ternyata tidak ada di situ, masih di depan terus, di mana ini tempatnya? 

Nah, amal kebaikan yang dilakukan oleh orang-orang kafir, orang-orang non muslim itu, bagi mereka yang melakukan seakan-akan akan mendapatkan balasan, akan mendapat pahala, dibalas oleh Allah, tetapi kenyataannya mereka tidak mendapatkan apa-apa. Itu seperti PT-PT, China-china juga banyak, Bu. Katanya Extra Joss itu kurban satu juta kambing. Saya tidak tahu apakah orang Islam atau bukan? Tapi yang jelas saat kita diberi kambing, asalkan cara memotongnya benar, itu halal-halal saja, sekalipun yang memberi itu orang kafir. Orang kafir mengasih kambing hidup pada kita, kita terima apa tidak, Bu? Asal kita memotongnya dengan cara Islam, ya halal-halal saja. Tetapi kalau sudah dipotong oleh mereka, nah, di sini sekalipun kambing, kita harus menanyakan siapa yang memotong? Mereka. Mereka membaca bismillah atau tidak?

ما أهل لغير الله

Jadi ia dipotong bukan dengan nama Allah. Sekalipun ayam atau kambing itu menjadi haram.

Hati-hati Ibu membeli daging di pasar! Kadang-kadang ayam sudah mati, tapi dipotong dengan menggunakan mesin semuanya. Mereka telah dipotong sekalipun asalnya mati. Ibu-ibu bisa tidak membedakan ayam ini mati sebelum dipotong atau mati setelah dipotong? Bisa tidak, Bu? Sekarang bangkai itu dikasih kunyit sehigga tidak tampak lagi biru. Semuanya tampak kuning. Begitu kan? Ini sulit sekali, Bu. 

Saya di sini pernah memelihara ayam. Perhatikan, Bu, pengalaman saya. Ayam ini ketika ditangkap ada yang mati. Tapi yang mati ini oleh yang beli, yang bawa mobil, yang menempatkan ayam di keranjang-keranjang itu dibawa saja, padahal ayam itu sudah mati. Katanya nanti untuk pakan ini. Itu alasannya kepada kita. Tetapi di sana nanti masuk ditimbang lagi, masuk nanti akan dibayar. Artinya bangkai itu dijual. Bangkai itu nanti akan dipotong dan dicampur dengan yang ada. Apalagi kalau tidak dijual masih dalam keadaan utuh. 

Sekarang kan ayam dikuliti, diambil dagingnya, dijadikan nuget dan macam-macam, Bu; bakso, sate, dan sebagainya, semakin tidak tampak lagi, dijual untuk bubur ayam, untuk bakso, untuk sate, dipotong-potong, ditusuk-tusuki, kemudian dibakar, mau tampak apa? Rasanya sama saja. Nah, yang seperti ini semakin meragukan karena hampir setiap orang membeli ayam itu seperti itu. Maka kalau kita tidak yakin betul bahwa yang menyembelih itu orang Islam atau bukan, lebih baik ibu membeli ayam hidup  kemudian dipotong sendiri. Itu lebih aman.



Silakan baca selengkapnya di sini.
Share:

20 Agustus 2012

Ucapan Minal Aidin Walfaizin yang Benar dan Tepat

Setiap menjelang Idul Fitri, pasti kita sering melihat papan reklame, sinetron, atau iklan di televisi yang menayangkan kata-kata ini. Pun begitu saat halal bihalal, banyak orang khususnya muslim sibuk mengucapkan “Minal ‘aidin wal faizin” lalu dirangkai dengan kalimat “Mohon maaf lahir dan batin”. 

Salahkah? 

Bukan salah, tetapi KELIRU bila menyangka arti kalimat 'minal aidin' artinya adalah meminta maaf. Mengapa?

Perlu diketahui bahwa kalimat minal ‘aidin wal faizin tadi merupakan penggalan dari sebuah do’a untuk seseorang ketika selesai menunaikan ibadah puasa, yaitu:

“Taqabbalallahu minna wa minkum wa ja’alanallahu MINAL ‘AIDIN WAL FAIZIN”

Artinya: 

“Semoga Allah menerima (amalan-amalan) yang Aku dan kalian telah lakukan. Dan SEMOGA KITA TERMASUK (ORANG-ORANG) YANG KEMBALI (KEPADA FITRAH) DAN (MENDAPAT) KEMENANGAN”.

Nah, coba perhatikan kalimat di atas yang dicetak tebal dan memakai huruf kapital, tentunya BEDA MAKNA dengan ungkapan maaf lahir batin.

Jadi pemakaian bahasa arab yang lebih tepat untuk memohon maaf, salah satu contohnya adalah:

“Assalukal afwan zahiran wa bathinan”. 

Jika belum terlalu fasih, penyampaian kata maaf dalam bahasa Indonesia tidaklah dilarang. Asalkan itu tadi, jangan sampai terjadi lagi salah persepsi kalau sebenarnya minal ‘aidin wal faizin artinya BUKAN mohon maaf lahir dan batin.

Demikian tulisan ini saya sampaikan, semoga bermanfaat.

Selamat Idul Fitri 1433 H. Mohon Maaf Lahir Batin.

Sumber: Kompasiana
Share:

31 Juli 2012

Khotbah: Pengertian, Metode, Teknik, Jenis

(sebelum melanjutkan ke tulisan utama di bawah ini, penulis memohon kepada para pembaca sekalian yang lebih paham (menguasai) hal-hal mengenai khotbah agar dapat memberikan masukan atau kritikan terkait materi khotbah ini apabila ada isi tulisan yang kurang sesuai, terutama mengenai hadits-hadits Rasulullah. Penulis bukanlah ahli dalam hal tersebut dan tulisan dalam blog ini penulis dapatkan dari sumber lain. Harap maklum.) 


Menurut KBBI (Kamus Besar Bahasa Indonesia) istilah yang benar adalah KHOTBAH, bukan KHUTBAH.
khot·bah n pidato (terutama yg menguraikan ajaran agama): -- Jumat;

ber·khot·bah v berpidato (tt ajaran agama dsb): tiap-tiap hari Jumat ia ~ di masjid;

meng·khot·bah·kan v mengajarkan atau membicarakan di dl khotbah: ~ sikap hidup berdasarkan agama;

peng·khot·bah n pembicara (penyampai) khotbah; orang yg berkhotbah; juru khotbah;

peng·khot·bah·an n proses, cara, perbuatan mengkhotbahkan



Gambar khotib yang sedang berkhotbah


Pengertian Khotbah
Secara etimologis (harfiyah), khuthbah artinya : pidato, nasihat, pesan (taushiyah). Sedangkan menurut terminologi Islam (istilah syara’); khotbah (Jum’at) ialah pidato yang disampaikan oleh seorang khatib di depan jama’ah sebelum shalat Jum’at dilaksanakan dengan syarat-syarat dan rukun tertentu, baik berupa tadzkiroh (peringatan, penyadaran), mau’idzoh (pembelajaran) maupun taushiyah (nasehat). Berdasarkan pengertian di atas, maka khotbah adalah pidato normatif, karena selain merupakan bagian dari shalat Jum’at juga memerlukan persiapan yang lebih matang, penguasaan bahan dan metodologi yang mampu memikat perhatian.

Selain khotbah Jum’at, ada pula khotbah yang dilaksanakan sesudah sholat, yaitu: khotbah ‘Idul Fitri, ‘Idul Adha, khotbah sholat Gerhana (Kusuf dan Khusuf). Sedangkan khotbah nikah dilaksanakan sebelum akad nikah.

Khotbah mempunyai arti yaitu memberi nasihat. Sayangnya, media ini terkadang kurang dimanfaatkan secara optimal. Para khathib seringkali menyampaikan khotbah yang membosankan yang berputar-putar dan itu-itu saja. Akibatnya, banyak para hadirin yang terkantuk-kantuk dan bahkan tertidur. 


Syarat-syarat khotbah adalah sebagai berikut:

  • Khatib (orang yang berkhotbah) harus suci dari hadas baik besar maupun kecil.
  • Khatib harus suci dari najis baik badan, pakaian maupun tempat.
  • Khatib harus menutup aurat (dalam khotbah jumat).
  • Khatib harus berdiri bila mampu.
  • Khatib harus menyampaikan khotbahnya dengan suara keras hingga terdengar oleh para jamaah.
  • Khatib harus duduk di antara dua khotbah dengan tuma’ninah (dalam khotbah Kumat).
  • Rukun-rukun khotbah harus disampaikan dengan bahasa Arab, selebihnya bisa menggunakan bahasa yang dapat dipahami dan sesuai dengan jama’ahnya (dalam khotbah Jumat).

Khotbah dalam ajaran agama Islam memiliki beberapa rukun yang dipenuhi. 

Rukun-rukun khotbah adalah:

  • Wajib dimulai dengan hamdalah, yaitu lafaz yang memuji Allah SWT. Misalnya lafaz alhamdulillah, atau innalhamda lillah, atau ahmadullah. Pendeknya, minimal ada kata alhamd dan lafaz Allah, baik di khotbah pertama atau khotbah kedua.
  • Shalawat kepada Nabi SAWShalawat kepada nabi Muhammad SAW harus dilafadzkan dengan jelas, paling tidak ada kata shalawat. Misalnya ushalli ‘ala Muhammad, atau as-shalatu ‘ala Muhammad, atau ana mushallai ala Muhammad.Namun nama Muhammad SAW boleh saja diucapkan dengan lafadz Ahmad, karena Ahmad adalah nama beliau juga sebagaimana tertera dalam Al-Quran.
  • Washiyat untuk Taqwa Yang dimaksud dengan washiyat ini adalah perintah atau ajakan atau anjuran untuk bertakwa atau takut kepada Allah SWT. Dan menurut Az-Zayadi, washiyat ini adalah perintah untuk mengerjakan perintah Allah dan menjauhi larangan-larangan-Nya. Sedangkan menurut Ibnu Hajar, cuukup dengan ajakan untuk mengerjakan perintah Allah. Sedangkan menurut Ar-Ramli, washiyat itu harus berbentuk seruan kepada ketaatan kepada Allah.Lafadznya sendiri bisa lebih bebas. Misalnya dalam bentuk kalimat: takutlah kalian kepada Allah. Atau kalimat: marilah kita bertaqwa dan menjadi hamba yang taat.
  • Membaca ayat Al-Quran pada salah satunya. Minimal satu kalimat dari ayat Al-Quran yang mengandung makna lengkap. Bukan sekedar potongan yang belum lengkap pengertiannya. Maka tidak dikatakan sebagai pembacaan Al-Qur’an bila sekedar mengucapkan lafaz: tsumma nazhar. Tentang tema ayatnya bebas saja, tidak ada ketentuan harus ayat tentang perintah atau larangan atau hukum. Boleh juga ayat Quran tentang kisah umat terdahulu dan lainnya.
  • Doa untuk umat Islam di khotbah kedua. Pada bagian akhir, khatib harus mengucapkan lafaz yang doa yang intinya meminta kepada Allah kebaikan untuk umat Islam. Misalnya kalimat: Allahummaghfir lil muslimin wal muslimat atau kalimat Allahumma ajirna minannar.

Hal-hal yang disunahkan dalam khotbah jumat antara lain:

  • Berdiri di tempat yang tinggi (mimbar)
  • Memberi salam, berdasarkan hadits Nabi SAW. Dari Jabir ra.: “Sesungguhnya Nabi SAW. apabila telah naik mimbar, (beliau) memberi salam”. (HR. Ibnu Majah).
  • Menghadap Jama’ah, berdasarkan hadits Nabi SAW. Dari Adi bin Tsabit dari ayahnya dari kakeknya: “Adalah Nabi SAW. apabila telah berdiri di atas mimbar, shahabat-shahabatnya menghadapkan wajah mereka ke arahnya”. (HR. Ibnu Majah).
  • Suara jelas penuh semangat, berdasarkan hadits Nabi SAW. Dari Jabir r.a: “Adalah Rasulullah SAW. apabila berkhotbah kedua matanya menjadi merah, suaranya lantang/tinggi, berapi-api bagaikan seorang panglima (yang memberi komando kepada tentaranya) dengan kata-kata “Siap siagalah di waktu pagi dan petang”. (HR. Muslim dan Ibnu Majah).
  • Singkat, padat, akurat dan memikat, Rasulullah SAW. bersabda: “Adalah Rasulullah SAW. biasa memanjangkan shalat dan memendekkan khotbahnya”. (HR. Nasai dari Abdullah bin Abi Auf).
  • Gerakan tangan tidak terlalu bebas, berdasarkan hadits Nabi SAW. Dari Abdurrahman bin’ Sa’ad bin ‘Ammar bin Sa’ad ia berkata: “Adalah Nabi SAW. apabila berkhotbah dalam suatu peperangan beliau berkhotbah atas anak panah, dan bila berkhotbah di hari Jum’at belaiu berpegangan pada tongkat”. (HR. Ibnu Majah dan Baihaqi).
  • Seusai khotbah kedua segera turun dari mimbar, berdasarkan hadits Nabi SAW. “Adalah shahabat Bilal itu menyerukan adzan apabila Nabi SAW. telah duduk di atas mimbar, dan ia iqomah apabila Nabi SAW. telah turun”. (HR. Imam Ahmad dan Nasai).
  • Tertib dalam membacakan rukun-rukun khotbah, yaitu: Hamdalah, Syahadat, Shalawat, wasiyat, Ayat Al-Qur’an dan Do’a.

Dalam khotbah Jumat pelaksanaannya mempunyai kedudukan yang sangat penting, karena di samping berisi nasihat-nasihat, khotbah juga merupakan rangkaian yang tidak dapat dipisahkan dari shalat jum’at. Sekalipun demikian, mengenai pelaksanaannya masih diperdebatkan oleh para ulama. Seperti yang ditunjukkan sekarang ini dalam pelaksanaan khotbah di tengah-tengah masyarakat, ada yang hanya satu kali berdiri saja (satu khotbah) dan ada yang berdiri dua kali setelah diselingi duduk beberapa saat di antara keduanya (dua khotbah).

Seorang ahli fiqih terkemuka, Ibnu Rusyd, dalam karyanya ”Bidayat al-Mujtahid wa Nihayat al-Muqtashid” menerangkan bahwa perbedaan ini berasal dari perbedaan pendapat mengenai hukum duduk di antara dua khotbah (qu’ud bain al-khutbatain). Jika duduk itu dimaksudkan untuk istirahat bagi khatib, berarti duduk itu bukan merupakan syarat. Namun jika hal itu dianggap sebagai ibadah, berarti duduk itu merupakan syarat yang harus dikerjakan (Suparta, 2006: 29).

Dalam kaitannya dengan masalah ini, Imam malik berpendapat bahwa duduk (untuk berpindah khotbah kedua) bukan merupakan syarat khotbah. Sementara Imam Syafi’i mengemukakan bahwa duduk merupakan syarat. Dua pandangan ini jelas berbeda, meski perbedaan tersebut hanya dalam soal pemahaman tentang arti duduk di antara dua khotbah. Jadi, tidak begitu prinsip.

Dalam praktiknya tetap saja mereka mewajibkan dan melaksanakan dua khotbah. Hanya yang satu menganut pemahaman hukum dari segi lughawi saja dan yang lainnya dari syar’i. Artinya, dua khotbah bagi kelompok yang lughawiyah adalah dua khotbah yang dibedakan hanya dengan ucapan hamdallah, sebagaimana kebiasaan dalam khotbah yang menggunakan bahasa Arab. Kelompok ini mencukupkan dirinya dengan memahami hukum secara garis besar saja tidak serinci kelompok syar’iyyah.

Pada kelompok Syar’i, dua khotbah itu dibedakan tidak hanya oleh kughat hamdallah, tetapi juga hingga tata cara fisik. Di dalam pelaksanaan khotbah tersebut hanya diperhatikan duduk berdirinya istirahatnya, kalimat yang diucapkannya, bahasa yang digunakanny. Berkenaan dengan kehati-hatian (ihtiyat) dari sini lah para fuqaha merumuskan rukun dan syarat khotbah.

Dijelaskan dalam sebuah hadits bahwa Nabi saw menyelenggarakan khotbah jum’at dengan dua bagian khotbah:

Artinya: ”Dari Ibnu Umar ra. Bahwasanya Nabi saw, berkhotbah pada hari jum’at (dengan berdiri), kemudian duduk, kemudian berdiri dan berkhotbah. (Abu Ubaidillah) menerangkan: ”Sebagaimana yang kalian kerjakan” (HR Al-Tirmidzi diriwayatkan dari Jabir bin Abdillah dan Jabir bin Samurah).

Hadits ini menurut Abu Isa adalah hadits hasan lagi shahih, karena Ibnu Umar yang melihat secara langsung. Dengan demikian, tata cara melaksanakan khotbah yang dilakukan oleh Nabi, yaitu khotbah dengan duduk sebentar di antara dua khotbah.


Unsur-unsur yang terdapat di dalam materi khotbah yaitu:

  • Konsep, yang terdapat dalam pengertian khotbah yang mana khotbah diartikan sebagai memberi nasehat. Selain itu juga dalam materi di atas terdapat syarat-syarat dan rukun-rukun dari khotbah yang mana itu juga termasuk dari bagian konsep.
  • Prinsip, yang terdapat dalam materi sunnah-sunnah, syarat-syarat khotbah, dan rukun-rukun khotbah.
  • Proses, yang terdaapat dalam materi pelaksanaan khotbah dan kedudukan khotbah.

Hal-hal yang perlu diperhatikan khotib dalam melaksanakan khotbah adalah sebagai berikut:

  • Melakukan persiapan, mental, fisik dan naskah khotbah
  • Memilih materi yang tepat dan up to date
  • Melakukan latihan seperlunya
  • Menguasai materi khotbah
  • Menjiwai isi khotbah
  • Bahasa yang mudah difahami
  • Suara jelas, tegas dan lugas
  • Pakaian sopan, memadai
  • Waktu maksimal 15 menit (dalam khotbah Jumat)
  • Bersedia menjadi Imam shalat Jum’at (dalam khotbah Jumat)

Khotbah sama halnya memiliki materi-materi yang wajib dipenuhi. Hal ini untuk menghindari kejemuan umat yang mendengar. 

Contoh materi-materi khotbah antara lain:

  • Tegakkan akidah, murnikan ibadah, perluas ukhuwwah
  • Evaluasi amaliah (ummat) mingguan
  • Kaji masalah secara cermat dan singkat
  • Berikan solusi yang tepat
  • Tema-tema lokal peristiwa keseharian lebih diutamakan 
  • Hindari materi yang menjenuhkan atau persoalan tanpa pemecahan

sumber: http://anancasa.blogspot.com/2011/02/resumu-pidato-ceramah-sambutan-dan.html.  
Share:

Sambutan: Pengertian, Metode, Teknik, Jenis

Sambutan adalah suatu ucapan dengan susunan yang baik untuk disampaikan kepada orang banyak. Contoh sambutan yaitu seperti sambutan pidato kenegaraan, sambutan pidato menyambut hari besar, sambutan pidato pernikahan, sambutan pidato sambutan acara atau event, dan lain sebagainya. Sambutan yang baik dapat memberikan suatu kesan positif untuk suatu acara bagi orang-orang yang mendengar tersebut.






Sambutan umumnya melakukan satu atau beberapa hal berikut ini :
  • Memberi pengaruh positif kepada orang lain tentang acara yang disuguhkan.
  • Memberi suatu pemahaman atau informasi pada orang lain.
  • Membuat orang lain senang dengan sambutan yang menghibur sehingga orang lain senang dan puas dengan ucapan yang kita sampaikan.

Berdasarkan pada sifat dari isi sambutan, sambutan dapat dibedakan menjadi :
  • Sambutan pidato pembukaan, adalah pidato singkat yang dibawakan oleh pembaca acara atau mc.
  • Sambutan pidato pengarahan adalah pdato untuk mengarahkan pada suatu pertemuan.
  • Pidato sambutan, yaitu merupakan pidato yang disampaikan pada suatu acara kegiatan atau peristiwa tertentu yang dapat dilakukan oleh beberapa orang dengan waktu yang terbatas secara bergantian.
  • Sambutan pidato peresmian, adalah pidato yang dilakukan oleh orang yang berpengaruh untuk meresmikan sesuatu.

Teknik atau metode dalam membawakan suatu sambutan di depan umum :
  • Metode menghapal, yaitu membuat suatu rencana pidato sambutan lalu menghapalkannya kata per kata.
  • Metode serta merta, yakni membawakan pidato sambutan tanpa persiapan dan hanya mengandalkan pengalaman dan wawasan. Biasanya dalam keadaan darurat tak terduga banyak menggunakan tehnik serta merta.
  • Metode naskah, yaitu berpidato dengan menggunakan naskah yang telah dibuat sebelumnya dan umumnya dipakai pada pidato sambutan resmi.

Sebelum memberikan sambutan, ada baiknya untuk melakukan persiapan berikut ini :

·                     Wawasan pendengar pidato sambutan secara umum.
·                     Mengetahui lama waktu atau durasi pidato sambutan yang akan dibawakan.
·                     Menyusun kata-kata yang mudah dipahami dan dimengerti.
·                     Mengetahui jenis sambutan dan tema acara.
·                     Menyiapkan bahan-bahan dan perlengkapan pidato sambutan, dsb.


Skema susunan suatu sambutan yang baik adalah :

·                     Pembukaan dengan salam pembuka
·                     Pendahuluan yang sedikit menggambarkan isi
·                     Isi atau materi sambutan secara sistematis
·                     Penutup
Share:

Ceramah: Pengertian, Metode, Jenis, Komponen

Ceramah dalam kamus bahasa Indonesia adalah pidato yang bertujuan untuk memberikan nasehat dan petunjuk-petunjuk, sementara ada audiensi yang bertindak sebagai pendengar. Dengan melihat kepada pengertian diatas, ceramah dapat diartikan sebagai bentuk dari dakwah yaitu dakwah bil-kalam yang berarti menyampaikan ajaran-ajaran, nasehat, mengajak seseorang dengan melalui lisan.





Jenis-jenis ceramah, yaitu:

• Ceramah umum
Ceramah adalah pesan yang bertujuan memberikan nasehat dan petunjuk-petunjuk, sementara ada audiens yang bertindak sebagai pendengar. Sedangkan umum adalah keseluruhan untuk siapa saja, khlayak ramai, masyrakat luas, atau lazim. Jadi ceramah umum adalah pidato yang bertujuan untuk memberikan nasehat kepada khalayak umum atau masyarakat luas. Di dalam ceramah umum ini keseluruhannya bersifat menyeluruh, tidak ada batasan-batasan apapun baik dari audiens yang tua muapun muda, materinya juga tidak ditentukan, sesuai dengan acara.
 
• Ceramah khusus
Pengertian ceramah sudah dipaparkan seperti yang diatas akan tetapi kali ini akan dipaparkan pengertian dari ceramah khusus itu sendiri yang mana khusus adalah tersendiri,istimewa, taka ada yang lain, jadi ceramah khusu itu sendiri berarti cermah yang bertujuan untuk memberikan nasehat-nasehat kepada mad’u atau khalayak tertentu dan jug abersifat khusus baik itu materi maupun yang lainnya. Sedangkan dalam ceramah khusus banyak batasan-batasan yang dibua mulai dari audiens yang sesuai dengan yang diinginkan dan materi juga yng menyesuaikan denagn keadaan. Contoh: Peringatan Hari Besar Islam (PHBI) seperti Is ra’miraj, maulid nabi, bulan puasa dll.

 

Komponen-komponen atau unsur-unsur ceramah sama saja dengan komponen-komponen dakwah:

Da’i (penceramah)
Seorang da’i atau pencermah harus mengetahui bahwa dirinya adalah seorang da’I atau pencermah, artinya sebelum menjadi penceramah perlu mengetahui apa tugas dari pencermah, modal dan bekal itu sendiri atas apa yang harus dimiliki oleh seorang pencermah.

Mad’u
Mad’u atau audiens merupakan sebagai penerima nasehat-nasehat. Audiens bermacam-macam kelompok manusia yang berbeda mulai dari segi intelektualitas, status ekonomi, status sosial, pendidikan, jenis kelamin dll.

Materi
Agar lebih menggugah pemikiran para audiens untuk mendengarkan materi-materi yang diberikan oleh sang pencermah. Oleh sebab itu, harus dapat memiliki bahan yang tepat atau menarik agar si mad’u tertarik, dan sesuai dengan pokok acara, materi yang akan disampaikan harus betuk-betul dikuasai sehingga penampilan penuh keyakinan, tidak ragu, dan jangan sampai menghilangkan konsentrasi dirinya sendiri. Dengan itu, materi harus disusun secara sisitematis, dengan artian judul, isi, dan acara tersebut sifatnya betul-betul mempunyai hubungan. Sehingga pembahasan sesuai dengan waktu yang telah ditentukan.


Metode Ceramah
Metode ceramah yaitu sebuah metode dengan menyampaikan informasi dan pengetahuan secara lisan kepada audiens yang pada umumnya mengikuti secara pasif. Muhibbin Syah, (2000). Metode ceramah dapat dikatakan sebagai satu-satunya metode yang paling ekonomis untuk menyampaikan informasi, dan paling efektif dalam mengatasi kelangkaan literatur atau rujukan yang sesuai dengan jangkauan daya beli dan paham audiens. Sedangkan metode dakwah adalah cara-cara yang dipergunakan oleh seorang da’i guna menyampaikan materi. Sumber metode ceramah adalah alquran dan hadis, menunjukkan begitu besar perannya metode dalam berdakwah.

Media dakwah
Media adalah alat yang digunakan umtuk menyampaikan materi ceramah kepada audiens. Berdakwah pada zaman sekarang tidak hanya bisa dilakukan oleh para mubaligh di masjid, tetapi bisa dilakukan dengan banyak cara dan banyak tempat banyak media yang bisa digunakan pada zaman sekarang sebagai media dakwah seperti televisi, koran, majalah, buku, lagu dan internet. Hal ini seperti yang dilakukan oleh beberapa grup musik nasyid yang menggunakan lagu sebagai media dakwah.
Share:

Populer di Indonesia

Sahabat Sejati

Informasi Terkini

Populer Bulanan

Populer Mingguan

Kirim Pesan

Nama

Email *

Pesan *

Arsip Blog