Kami
hidup di dunia yang tak sempurna. Saat pagi memaksa kami pergi sekolah
untuk bekerja keras demi masa depan yang tak jelas. Guru-guru bagai
diktator yang meneror kami agar menanam pohon masa depan yang
seragam—disiram hapalan dan dipupuki serangkaian ujian yang membuat
kami ketakutan.
Kamilah anak-anak sampah, seperti kata Tuan dan Puan pemerhati pendidikan, tak punya masa depan!
Maka kami meledakkan amarah dan kesedihan kami di jalanan, jadi
tawuran atau perkelahian. Kami pecahkan jerawat batu pubertas kami
dengan adegan-adegan telanjang di depan kamera atau di tempat-tempat
gelap yang rahasia. Kami rayakan kesedihan kami dengan narkoba.
Tapi di mana para orang tua saat kami rindu kasih sayang mereka? Kenapa
mereka selalu sibuk? Di mana pemerintah, penegak hukum dan pemuka
agama? Kenapa pelajaran moral tak pernah sungguh-sungguh kami dapatkan
dari lingkungan kami yang nyata? Di bahu siapa kami bisa menangis? Di
dada siapa kami bisa menemukan rasa bangga dan rasa percaya?
Demi
kebahagiaan dan waktu bermain kami yang direnggut, direbut, diringkas
dan diringkus, kami menyatakan perang pada segala bentuk perampokan dan
pengkhianatan terhadap hak-hak kami—baik sebagai anak-anak maupun
sebagai manusia!
Pendidikan senantiasa menarik untuk dibahas. Ia selalu mengundang
perhatian berbagai kalangan. Baik yang secara langsung berkecimpung di
dalamnya, maupun yang sering memposisikan diri sebagai pengamat.
Segudang persoalan yang muncul di dalamnya, sering dikatakan orang tidak
pernah selesai. Sayangnya, kebanyakan orang lebih senang untuk saling
menyalahkan daripada ikut ambil bagian mencari penyelesaian.
Sebagai bagian penting dari sitem pendidikan kita, sekolah memiliki
posisinya tersendiri. Kita sering terlena dengan mimpi-mimpi ideal yang
dijanjikan olehnya. Tentang masa depan kita dan anak-anak kita, tentang
pengembangan diri, dan segudang harapan lainnya yang sengaja kita
percayakan pada lembaga bernama sekolah. Padahal, sekolah menyimpan
sejuta persoalan yang sebenarnya layak kita perhatikan. Kita sepakat
bahwa ilmu pengetahuan itu penting, namun benarkah hanya dapat diperoleh
dari sekolah?
Baca selengkapnya di sini!
Resensi Novel - Tak Sempurna (Bondan Fade2Black)
Reviewed by Abank Juki
on
5/08/2013 02:58:00 PM
Rating: