Belajar Bahasa Indonesia Online SD SMP SMA KBBI PUEBI Buku Materi Pelajaran Tugas Latihan Soal Ujian Sekolah Penilaian Harian Silabus

Wanita Cantik Lahir Batin, Calon Istri Idaman

Wanita Cantik Lahir Batin, Kamu Harus Segera Nikahi Dia Model wanita seperti ini sangat langka. Baca selengkapnya: https://www.genpi.co/gaya-hidup/33478/wanita-cantik-lahir-batin-kamu-harus-segera-nikahi-dia

5 Mobil Mewah Termahal Yang Pernah Dijual di Indonesia

Punya khalayak otomotif yang kuat, lima mobil mewah termahal ini pernah dijual di Indonesia! https://carro.id/blog/5-mobil-mewah-termahal-yang-pernah-dijual-di-indonesia/

Timnas Indonesia U-16 menjuarai Piala AFF U-16

Bola.net - Asisten Shin Tae-yong, Nova Arianto mengapresiasi keberhasilan Timnas Indonesia U-16 menjuarai Piala AFF U-16 2022. https://www.bola.net/tim_nasional/timnas-indonesia-juara-piala-aff-u-16-2022-asisten-shin-tae-yong-jangan-layu-sebelum-berkemba-ca151c.html

Tesla Cybertruck Asli dalam Video Baru Dari Peterson

Diupload: 13 Apr 2023, Museum Otomotif Peterson memiliki prototipe Cybertruck pertama yang dipamerkan dalam pameran, selengakapnya di https://id.motor1.com/news/662022/tesla-cybertruck-asli-museum-peterson/

Kabar Baik untuk ARMY! BTS Kembali Dinobatkan sebagai Penyanyi K-Pop Terpopuler

Dilansir PikiranRakyat-Cirebon.com dari laman Soompi, BTS kembali menempati peringkat pertama sebagai penyanyi K-Pop terpopuler https://cirebon.pikiran-rakyat.com/entertainment/pr-042118224/kabar-baik-untuk-army-bts-kembali-dinobatkan-sebagai-penyanyi-k-pop-terpopuler-di-bulan-juni-2021

Pencarian

Tampilkan postingan dengan label Pedoman EYD dan KBBI. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label Pedoman EYD dan KBBI. Tampilkan semua postingan

08 Juli 2013

Penulisan Gelar yang Benar: DR., Dr., atau dr. ???

Penulisan gelar yang sering salah penggunaannya

DR., Dr., atau dr.? (Untuk doktor (S3) dan dokter (ahli penyakit))

    Dr.(H.C.) digunakan untuk gelar kehormatan Doktor Honoris Causa yaitu doktor kehormatan yang diberikan oleh suatu perguruan tinggi kepada seseorang sesuai dengan ketokohan dalam suatu bidang tertentu.


    Dr. adalah singkatan doktor, suatu gelar pendidikan Strata Tiga (S3). Dr. merupakan gelar akademik tertinggi. Contoh penulisan yang salah: DR. IR. HARYADI atau DR. IR. Haryadi; seharusnya: Dr. Ir. HARYADI atau Dr. Ir. Haryadi.


    dr. adalah singkatan bagi dokter (ahli penyakit) yang merupakan sebutan profesional untuk seseorang yang telah menyelesaikan pendidikan profesi dokter. Contoh penulisan yang salah: DR. USMAN atau Dr. Usman; seharusnya: dr. USMAN atau dr. Usman.





    Sering ditanyakan, bagaimana menuliskan gelar ini di awal kalimat. Hal ini adalah masalah tata kalimat. Hindari penulisan singkatan (termasuk gelar) di awal kalimat. Menyiasati masalah tersebut maka penulisan ‘dr. A’ di awal kalimat seharusnya diubah menjadi ‘Dokter A’. Perhatikan contoh di bawah ini!



    - dr. Akbar sedang memeriksa pasiennya. (SALAH)
    - Dokter Akbar sedang memeriksa pasiennya. (BENAR)









    Cari informasi lainnya di bawah ini

     
    Share:

    29 Mei 2013

    Download KBBI (Kamus Besar Bahasa Indonesia) Offline untuk Komputer dan Laptop / Notebook




    Klik tulisan ini untuk men-download
    "KBBI Offline versi 1.5"



    Cari informasi lainnya di bawah ini
    Share:

    22 Mei 2013

    Informasi UKBI (Uji Kemahiran Berbahasa Indonesia) untuk WNA (Warga Negara Asing)

    Cari informasi lainnya di bawah ini
    Sumber Tulisan



    Share:

    Informasi UKBI (Uji Kemahiran Berbahasa Indonesia) untuk WNI (Warga Negara Indonesia)

    Cari informasi lainnya di bawah ini
    Sumber Tulisan



    Share:

    01 Mei 2013

    Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) Online

    Gunakanlah kamus ini untuk mengecek kosakata Bahasa Indonesia







    Silakan download KBBI 
    untuk komputer & laptop/notebook Anda
     di sini!

    Share:

    12 Februari 2013

    Salinan Pidato Presiden SBY (Susilo Bambang Yudhoyono)

    Pengantar pada Pembukaan Rapat Kerja Pemerintah Tahun 2013


    TRANSKRIP
    PENGANTAR PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA
    PEMBUKAAN RAPAT KERJA PEMERINTAH TAHUN 2013
    JAKARTA CONVENTION CENTER, JAKARTA
    28 JANUARI 2013



    Bismillahirrahmanirrahim,
    Assalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh,
    Salam sejahtera untuk kita semua,

    Yang saya hormati Saudara Wakil Presiden Republik Indonesia,
    Para Pimpinan Lembaga-lembaga Negara,
    Para Menteri dan jajaran Pejabat Teras Kementerian,
    Gubernur Bank Indonesia,
    Jaksa Agung, Panglima TNI, Kapolri, dan para Pejabat Negara setingkat, Pimpinan dan para Anggota Dewan Pertimbangan Presiden, dan Utusan Khusus Presiden,
    Para Pimpinan Lembaga Pemerintahan Nonkementerian,
    Pimpinan dan Anggota Komite Ekonomi Nasional dan Komite Inovasi Nasional,
    Para Gubernur, Ketua DPRD Provinsi, Kepala Pengadilan Tinggi dan Kajati, Para Pejabat Utama jajaran TNI dan Polri, baik pusat maupun daerah,
    Para Bupati dan para Wali Kota,
    Para Direktur Utama BUMN dan BUMD,
    Jajaran Pimpinan Kadin dan HIPMI, baik pusat maupun daerah,
    Hadirin sekalian yang saya cintai,

    Saya mengajak Saudara semua untuk terlebih dahulu memanjatkan puji dan syukur ke hadirat Allah SWT, Tuhan Yang Maha Kuasa, karena kita dapat kembali melaksanakan Rapat Kerja Pemerintah pada tahun 2013 ini, yang setiap tahun kita laksanakan di awal tahun. Berkenaan dengan itu, saya juga ingin menggunakan kesempatan yang baik ini untuk menyampaikan ucapan terima kasih dan penghargaan kepada seluruh jajaran pemerintah atas kerja keras yang Saudara lakukan di dalam upaya membangun dan memajukan negeri kita. Saya juga menyampaikan terima kasih dan penghargaan kepada para pimpinan lembaga negara nonpemerintah atas kebersamaannya. Sesuai dengan amanah konstitusi, kita bekerja sama untuk, sekali lagi, membangun negeri ini menuju masa depan yang lebih baik.

    Sebagaimana Saudara-saudara ketahui bahwa permasalahan dan tantangan yang kita hadapi amat kompleks dan tidak selalu mudah untuk mengatasinya. Namun, kita sama-sama meyakini, dengan kerja keras dan kebersamaan kita, insya Allah selalu ada jalan keluar untuk mengatasi permasalahan-permasalahan itu.

    Kepada para pejabat pemerintah, sebagaimana yang saya sampaikan setiap Rapat Kerja awal tahun, yang baru saja terpilih atau terpilih kembali, utamanya para gubernur, bupati, dan wali kota, saya mengucapkan selamat bergabung, dan mari kita laksanakan tugas kita dengan sebaik-baiknya. Pesan saya, selalu saya sampaikan, setelah selesai pemilu kepala daerah, stop berkampanye dan berjanji karena saatnya Saudara untuk bekerja dan bekerja keras. Begitu Saudara memimpin, barangkali merasakan bahwa masalah itu memang sering kompleks dan tidak semudah yang dibayangkan dulu. Tetapi terimalah semua itu sebagai tanggung jawab dan tugas Saudara karena tentu semua itu adalah untuk kepentingan rakyat dan daerah yang Saudara-saudara pimpin.

    Para Undangan dan Peserta Rapat Kerja Pemerintah yang saya hormati, Selalu kita bertanya, “Mengapa hari ini kita berkumpul di tempat ini?” Kita melaksanakan Rapat Kerja di awal tahun 2013 ini tiada lain karena kita ingin tahun 2013 ini lebih baik dibandingkan tahun 2012 yang lalu, dengan cara program kerja pemerintah mari kita sukseskan bersama-sama di seluruh tanah air.

    Kita mengetahui bahwa tahun 2013 ini dan tahun depan, tahun 2014, adalah tahun-tahun yang khas atau khusus. Semua tahu bahwa dua tahun ini, boleh dikata, adalah tahun politik atau pemilu. Sebagian dari Saudara, para pejabat pemerintah, akan menjalankan dua misi: pertama, tentu misi untuk negara dan pemerintahan; sedangkan yang kedua, sekali lagi, sebagian dari Saudara juga mengemban tugas-tugas politik.

    Arahan saya: prioritaskan tugas negara dan tugas pemerintahan. Atur waktu dengan baik, dengan tepat, dan dengan bijak. Tetaplah bekerja penuh dan tetaplah menjaga kinerja meskipun, sekali lagi, dua tahun ini adalah tahun politik. Dan di atas segalanya, saya minta Saudara-saudara mengutamakan tugas-tugas untuk melayani rakyat. Ini sangat penting saya sampaikan utamanya kepada para Bupati dan Wali Kota yang langsung berhadapan dengan masyarakat luas.

    Saudara-saudara,
    Sebagaimana yang telah saya lakukan sejak tahun 2004, sekali-sekali atau saat-saat tertentu, saya akan tetap berkunjung ke daerah. Saya akan mengecek pelaksanaan program yang kita lakukan hingga hari ini. Saya juga akan kembali mendengarkan dan aspirasi rakyat, apanya yang masih kurang setelah kita lakukan banyak hal, setelah Saudara, Gubernur, Bupati, dan Wali Kota, juga tidak henti-hentinya melakukan sesuatu untuk meningkatkan taraf hidup mereka. Tapi barangkali, rakyat masih merasa ada yang kurang, dan itulah yang harus kita dengar agar kebijakan kita dan program-program kita, baik tahun ini, tahun depan, dan sebenarnya seterusnya, itu makin tepat dan memang sesuai dengan kondisi yang ada di lapangan.

    Ini tidak berarti saya tidak percaya kepada Saudara, tidak. Tetapi memang, tugas saya untuk melakukan pengawasan, melakukan pengecekan kondisi nyata di lapangan, dan agar saya terhindar dari laporan ABS (Asal Bapak Senang). Dan jangan lupa, dengan saya datang, saya mengetahui mana-mana yang di luar kemampuan daerah itu yang harus dibantu oleh pemerintah pusat.

    Saudara-saudara,
    Dengan mukadimah itu, maka sesuai dengan tema besar Rapat Kerja Pemerintah tahun ini, kita telah menetapkan agenda dan juga mekanisme yang akan berlangsung selama Rapat Kerja ini dilaksanakan.

    Pertama, yang menjadi agenda kita adalah kita akan melakukan evaluasi pelaksanaan Program Kerja Tahun 2012, termasuk implementasi dari APBN. Nanti, pada sesi setelah pengantar dan pengarahan awal saya ini, para Menko dan Kepala UKP4 akan menyampaikan evaluasi itu.

    Agenda yang kedua adalah upaya kita untuk menyukseskan Program Kerja Tahun 2013 ini. Nanti Wakil Presiden dan para Menko akan menyampaikan apa saja yang mesti kita lakukan bersama tahun ini.

    Agenda yang ketiga, setelah acara ishoma, akan dilaksanakan diskusi panel dengan topik “Meningkatkan Sinergi dan Koordinasi Upaya Pencegahan dan Pemberantasan Korupsi”. Ini penting agar kita semua, para penyelenggara negara dan para pejabat pemerintahan, memiliki pengertian yang sama. Dengan pengertian yang tinggi atas tugas besar ini, maka tidak akan tercipta iklim keragu-raguan, utamanya di daerah. Begitu laporan yang saya terima. Karena, kalau ada yang ragu-ragu bertindak karena takut dianggap korupsi, tentu akan mengganggu kinerja kita, kinerja pemerintah.

    Ada yang berkomentar, “Kalau takut, jangan menjadi pemimpin.” Maksudnya, bukan berarti gubernur, bupati, dan wali kota itu takut untuk bertindak. Mereka tidak takut. Tetapi mereka takut korupsi, dan saya kira benar. Kalau berani korupsi, berarti salah. Kalau takut korupsi, itu benar.

    Oleh karena itulah, mari kita bicara dengan bahasa yang sama, dengan pengertian yang sama, dan kemudian kita bersama-sama menyukseskan semuanya itu.

    Dalam diskusi panel nanti, akan hadir Ketua BPK, Ketua KPK, Kepala BPKP, Jaksa Agung, dan Kapolri, yang akan dimoderatori oleh Menko Polhukam. Kita alokasikan waktu 2,5 jam sendiri. Gunakan untuk berinteraksi dengan baik dengan para panelis.

    Ingin saya, inginnya kita semua, jajaran pemerintah ini bisa mengemban tugas dengan sebaik-baiknya tanpa bayang-bayang apa pun. Bayangkan, kalau ada sekian ratus bupati dan wali kota yang menggerakkan jalannya pemerintahan setiap hari di negeri ini, sekian ratus mereka diperiksa atau sekian ratus mereka dinyatakan sebagai tersangka, dan akan begini terus, hampir pasti kinerja pemerintah tidak akan berlangsung dengan baik.

    Oleh karena itulah, mari kita cegah terjadinya tindakan–tindakan korupsi, mari kita laksanakan penanggulangan korupsi dengan cara-cara yang tepat dan benar.

    Semangat kita sama. Kita ingin sistem kita makin bersih, kita ingin negara kita ini makin terbebas dari korupsi. Mari kita laksanakan dengan penuh tanggung jawab dan dengan cara-cara yang tepat pula.

    Saudara-saudara,
    Itulah agenda dan mekanisme Rapat Kerja yang kita laksanakan hari ini. Dengan agenda dan mekanisme itu, saya secara ringkas ingin menyampaikan empat hal.

    Pertama, meskipun nanti ada evaluasi secara rinci oleh para Menko dan Kepala UKP4, tetapi saya juga ingin menyampaikan evaluasi dan observasi saya terhadap apa yang kita lakukan pada tahun 2012 yang lalu. Yang kedua, saya juga ingin memberikan catatan di bidang politik, hukum, dan keamanan. Saya juga akan memberikan catatan di bidang perekonomian. Dan yang terakhir, catatan di bidang kesejahteraan rakyat.

    Saya akan mulai dari yang pertama, evaluasi dan observasi saya secara umum tentang apa yang dilakukan oleh jajaran pemerintahan pada tahun 2012 yang lalu.

    Saudara-saudara,
    Sesuai dengan sasaran, banyak yang kita capai, meskipun sejumlah sasaran tidak kita capai. Sasaran yang tidak kita capai, setelah saya telaah, disebabkan oleh dua hal.

    Pertama, memang masalahnya kompleks, masih perlu waktu, masih diperlukan upaya yang dilaksanakan di waktu yang akan datang, dan juga ada dinamika atau persoalan baru, yang akhirnya membuat sasaran itu tidak bisa kita capai. Itu sebab yang pertama.

    Nah, sebab yang kedua, saya juga menilai, upaya dan kerja jajaran pemerintah terkait untuk mencapai sasaran itu, untuk mengatasi masalah itu kurang maksimal dan kurang optimal.

    Masih berkaitan dengan kinerja ini, dari sisi kepemimpinan, saya harus mengatakan bahwa masih ada persoalan dalam hal—ini saya gunakan dua istilah yang sering dipakai di mana-mana—sense of crisis dan sense of responsibility.

    Sense of crisis itu tidak harus ada krisis besar, tetapi ada masalah-masalah yang sensitif, yang bisa skalatif, yang bisa memburuk, dan sebagainya. Lantas, kalau kita tidak punya sense of crisis, kita biarkan begitu saja, business as usual, tidak ada niat untuk mengatasi dan menyelesaikan secara tuntas, maka itulah yang saya sebut dengan tidak ada sense of crisis. Sedangkan sense of responsibility itu berarti tidak mengambil tanggung jawab penuh, diserahkan pada orang lain, cukup puas dengan apa yang dilakukan, begitu-begitu saja. Jadi, deep sense of responsibility ini ada yang kurang muncul.

    Sebagian besar pejabat pemerintah memiliki sense of crisis dan sense of responsibility yang baik. Bahkan saya lihat, sejumlah pejabat baik sekali. Tetapi, terus terang, masih ada yang kurang memiliki sense of crisis dan sense of responsibility.

    Saudara-saudara,
    Kalau kita tidak memiliki dua-duanya, hampir pasti tugas dan pekerjaan kita tidak akan berhasil, akan gagal. Oleh karena itu, pada kesempatan yang baik ini, di forum yang mulia ini, saya mengajak semuanya, semua pemimpin dan pejabat jajaran pemerintah, mari kita perkuat kedua-duanya.

    Rakyat kita ingin melihat apakah kita semua, mulai dari saya sampai dengan yang paling depan di jajaran pemerintahan, kita sungguh memiliki sense of crisis tadi dan sense of responsibility tadi. Mari kita camkan dengan sebaik-baiknya. Kalau kedua-duanya kita miliki, rasanya permasalahan apa pun akan bisa kita selesaikan dengan baik. Itu menyangkut evaluasi dan observasi saya secara umum.

    Saudara-saudara,
    Menyangkut catatan di bidang politik, hukum, dan keamanan, tahun lalu, tahun 2012, memang, sebagaimana yang kita ikuti dan sering kita lihat di media internasional, banyak negara di dunia ini yang keadaaan politik, sosial, dan keamanannya jauh lebih buruk dibandingkan negara kita. Silakan dilihat itu satu demi satu—banyak negara. Kita bersyukur, sekarang ini, kondisi kita jauh lebih baik dibandingkan mereka, atau jauh lebih baik dibandingkan negara kita pada tahun-tahun pertama setelah krisis dulu. Kita masih ingat, kita punya memori yang dalam, apa yang terjadi di negeri ini tahun 1998 dan tahun-tahun setelah itu.

    Sungguhpun demikian, saya mencatat bahwa, tahun 2012 yang lalu, negara kita diwarnai oleh sejumlah aksi kekerasan, benturan sosial, dan konflik komunal, termasuk sejumlah aksi terorisme. Dengan demikian, Saudara-saudara, berarti keadaan negara kita, utamanya keadaan keamanan dalam negeri kita, khususnya keamanan dan ketertiban masyarakat, tidak terjaga dengan baik. Dari berbagai survei, rakyat menyatakan ketidakpuasannya. Bahkan ada yang menuduh negara, saya ulangi lagi, negara, utamanya para aparat keamanan, melakukan pembiaran.

    Sudah beberapa kali saya mengeluarkan instruksi dan arahan kepada para pejabat terkait untuk sungguh menjaga keamanan dan ketertiban masyarakat ini. Namun demikian, aksi-aksi kekerasan dan gangguan keamanan itu masih terus terjadi. Oleh karena itu, dua tahun ini, 2013 dan tahun depan, 2014, tugas dan upaya memelihara keamanan dalam negeri, utamanya keamanan dan ketertiban masyarakat, saya tetapkan sebagai prioritas.

    Hari ini, saya keluarkan Instruksi Presiden (Inpres), Inpres Nomor 2 Tahun 2013—karena Inpres Nomor 1 sudah saya keluarkan, yaitu peningkatan upaya penanggulangan korupsi. Inti dari Inpres Nomor 2 Tahun 2013 ini adalah instruksi saya untuk meningkatkan efektivitas penanganan gangguan keamanan di seluruh tanah air. Dengan Inpres ini, saya berharap situasi keamanan dalam negeri kita benar-benar dapat kita jaga.

    Disamping Polri sebagai penjuru, dalam keadaan tertentu dibantu oleh TNI dan jajaran lain, maka peran para gubernur, para bupati, dan para wali kota akan sangat besar dan menentukan. Dengan Inpres ini, tidak boleh ada lagi keragu-raguan bertindak, tidak boleh lagi ada keterlambatan mengatasinya, tidak boleh lagi kita tidak bisa mencegah sesuatu yang sebenarnya bisa kita cegah, dan juga tidak boleh lagi kita menangani konflik komunal atau aksi kekerasan secara tidak tuntas. Jangan menyimpan bom waktu. Selesaikan dengan tuntas.

    Menko Polhukam nanti akan menjelaskan Inpres yang saya maksud. Dan yang penting, implementasinya yang segera harus dilaksanakan oleh Saudara-saudara, oleh kita semua di seluruh tanah air. Itu catatan saya di bidang politik, hukum, dan keamanan.

    Sedangkan catatan di bidang perekonomian, Saudara-saudara, sebagaimana Saudara ketahui, dibandingkan dengan banyak negara, dan dikaitkan dengan resesi perekonomian dunia yang masih berlangsung sekarang ini, perekonomian kita baik. Terjaganya pertumbuhan dan keadaan makroekonomi kita, ini bukan hanya dilihat dari tingkat atau lingkup nasional, tetapi saya sendiri, Saudara sendiri juga merasakan itu terjadi di daerah-daerah.

    Tetapi, ada tiga hal yang patut kita mengerti, patut kita ketahui, yaitu negara kita: pertama, masih terdampak oleh resesi perekonomian global; kedua, ada persoalan dengan kesehatan fiskal kita; sedangkan yang ketiga, masih ada masalah menyangkut kebijakan dan implementasi APBN dan APBD. Tiga hal itulah yang harus kita sungguh perhatikan dan kita kelola dengan sebaik-baiknya tahun ini dan tahun depan.

    Oleh karena itu, Saudara-saudara, prioritas di bidang ekonomi dua tahun ini, kita harus bekerja keras, bekerja keras. Satu, untuk meminimalkan dampak resesi dunia seraya terus menjaga pertumbuhan kita. Kedua, menjaga kesehatan fiskal kita termasuk menjaga defisit anggaran yang melebihi batas amannya, yang melebihi kepatutannya. Ketiga, memastikan APBN dan APBD kita benar: benar alokasi dan distribusinya, benar sasarannya, termasuk benar penyerapannya. Kalau itu semua dilaksanakan dengan baik, insya Allah, maka hasil yang dicapai oleh APBN dan APBD itu sebagai tools, sebagai means tentu akan nyata. Dan di atas segalanya, saya ingatkan sekali lagi, cegah kebocoran dan korupsi dari APBN dan APBD itu. Yang keempat, kita harus memastikan kita bisa mengelola inflasi terutama stabilitas harga bagi bahan pangan dan bahan pokok lainnya. Ingat, inflasi adalah musuh rakyat, musuh ekonomi yang paling besar. Dan yang kelima, masih berkaitan dengan ekonomi, mari terus kita ciptakan lapangan pekerjaan yang lebih besar lagi di seluruh Indonesia. Itu catatan saya di bidang perekonomian.

    Yang terakhir, catatan saya di bidang kesejahteraan rakyat. Saudara-saudara, banyak sebenarnya yang telah kita capai dalam peningkatan kesejahteraan rakyat karena ekonomi kita juga tumbuh. Jadi ada resources, ada sumber daya untuk meningkatkan kesejahteraan rakyat itu. Kita bersyukur. Saya berterima kasih kepada Saudara semua bahwa, ketika dunia belum bersahabat benar, belum cerah benar, kita bisa menjaga pertumbuhan dan kita bisa secara bertahap, secara terus-menerus meningkatkan kesejahteraan rakyat kita. Tetapi, yang menjadi tantangan dan pekerjaan rumah kita adalah bagaimana kita ke depan ini bisa terus menurunkan kemiskinan dan mencegah melebarnya kesenjangan sosial-ekonomi masyarakat kita.

    Saudara tahu, di negara mana pun ada dua hal yang terjadi, ada dua hal yang perlu kita ketahui. Dalam upaya penanggulangan kemiskinan, makin berhasil kita menurunkan angka kemiskinan itu—yang tadinya tinggi atau tinggi sekali, tinggi menjadi menengah, makin kecil, makin kecil—maka saat-saat terakhir itu makin sulit untuk menurunkannya lagi. Jadi, kalau ada dari sekian puluh persen menjadi belasan persen, itu cepat. Tapi belasan persen menjadi single digit itu tidak semudah ketika angka kemiskinan masih tinggi. Itu explainable.

    Oleh karena itu, karena kita sudah tahu sangat tidak mudah, maka diperlukan langkah ekstra untuk itu.

    Yang kedua, yang terjadi juga di seluruh dunia, jika sebuah negara mengalami pertumbuhan ekonomi yang tinggi, misalnya emerging economy, seperti Tiongkok, India, Brazil misalnya, dan negara kita sekarang dimasukkan pada barisan emerging economy, maka tidak terelakkan kesenjangan sosial-ekonomi juga akan melebar. Karena kita sudah tahu itu yang terjadi, teorinya begitu, pengalaman empirik juga menunjukkan begitu, maka saya mengajak Saudara-saudara semua untuk memastikan terhadap dua hal itu, penurunan kemiskinan dan pencegahan makin melebarnya kesenjangan sosial-ekonomi.

    Ke depan ini, kita prioritaskan satu upaya yang sangat serius, terintegrasi dan sinergis, pusat dan daerah, sektoral dan regional untuk terus menurunkan angka kemiskinan dan mengurangi kesenjangan sosial-ekonomi. Kalau kita menganut teori business as usual, tidak akan nyampe, tidak akan ada hasil yang lebih baik.

    Dan berkaitan dengan penurunan kemiskinan, pencegahan kesenjangan sosial-ekonomi ini, saya menggarisbawahi satu hal, mari kita sangat peduli terhadap pengelolaan inflasi, stabilitas harga karena inflasi inilah penyumbang terbesar, sebagaimana yang terjadi di negara-negara berkembang, meningkatnya kemiskinan. Di satu sisi, mari kita kelola inflasi ini. Di sisi lain, mari kita cegah dilakukannya sebuah tindakan, ditetapkannya sebuah kebijakan yang memicu inflasi yang tinggi karena kita sudah tahu dampak langsung dan tidak langsungnya. Terhadap ini semua, karena saya sering turun ke daerah, saya melihat keadaan di banyak kabupaten dan kota, di provinsi, masih ada kantong-kantong kemiskinan, masih ada demonstrasi kesenjangan yang sebenarnya sangat bisa kita kurangi.

    Oleh karena itulah, saya mengajak semua pihak, mulai dari saya sampai dengan para pejabat pemerintah yang paling depan, untuk mengambil tanggung jawab penuh, bekerja sekuat tenaga agar tugas mulia ini, tetapi sekaligus tugas yang tidak ringan, dapat kita capai.

    Itulah empat hal yang ingin saya sampaikan. Pertama adalah evaluasi dan observasi saya terhadap apa yang kita laksanakan tahun lalu. Yang kedua, catatan saya di bidang politik, hukum, dan keamanan, yang baik dan belum baik. Demikian juga catatan saya di bidang perekonomian dan di bidang kesra, juga yang baik dan yang belum baik, untuk bersama-sama kita perbaiki.

    Saya kira itu pengantar saya, dan silakan dengan seksama untuk mengikuti dan berpartisipasi secara aktif dalam Rapat Kerja Pemerintah di awal tahun 2013 ini.

    Bagi para Pimpinan Lembaga Negara yang ikut nanti dalam diskusi panel, saya ucapkan terima kasih, karena tugas kita satu, majunya bangsa yang kita cintai ini. Kita berbeda peran, fungsi, tugas, dan tanggung jawab karena Undang-Undang Dasar mengaturnya demikian, tetapi semangat dan komitmen kita sama. Rakyat tidak suka melihat pimpinan-pimpinan di atasnya tidak bekerja bersama-sama untuk mereka, apalagi berjarak satu sama lain. Sebaliknya, rakyat sangat menyukai para pemimpin bangsanya itu bekerja sungguh-sungguh dalam satu kerja sama yang baik, juga untuk mereka.

    Itulah, Saudara-saudara. Terima kasih.
    Wassalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh.

    *****

    Biro Pers, Media dan Informasi
    Sekretariat Presiden




    Share:

    Salinan Transkripsi Wawancara dengan Presiden SBY (Susilo Bambang Yudhoyono)

    Istana Negara, Jakarta, Kamis, 31 Maret 2011

    Transkripsi Wawancara dengan Radio Elshinta



    TRANSKRIPSI WAWANCARA 
    REPORTER RADIO ELSHINTA
    DENGAN PRESIDEN SUSILO BAMBANG YUDHOYONO
    DI ISTANA NEGARA, JAKARTA
    PADA HARI KAMIS, TANGGAL 31 MARET 2011



    Regina Ratna Sari, Reporter Radio Elshinta

    Pendengar, seperti kita ketahui saat ini berbagai persoalan baik masalah dalam negeri maupun luar negeri sedang menjadi perhatian masyarakat, mulai dari konflik di Timur Tengah dan Afrika Utara, kemudian juga kenaikan harga kebutuhan pokok sampai soal pergantian kepengurusan PSSI. Nah, hari ini Radio Elshinta berkesempatan untuk melakukan wawancara eksklusif dengan Presiden Republik Indonesia, Bapak Susilo Bambang Yudhoyono. Kami akan tanyakan langsung kepada beliau bagaimana pandangan dan kebijakan beliau tentang berbagai persoalan tersebut.

    Apa kabar, Pak Presiden?

    Presiden Susilo Bambang Yudhoyono

    Baik, alhamdulillah.

    Regina Ratna Sari, Reporter Radio Elshinta

    Terima kasih hari ini Radio Elshinta boleh diberi kesempatan kembali untuk bertemu dan berbincang langsung dengan Bapak, dengan menjawab pertanyaan yang aktual tentu saja ya, Pak?

    Presiden Susilo Bambang Yudhoyono

    Baik.

    Regina Ratna Sari, Reporter Radio Elshinta

    Ya Pak, seperti yang kita ketahui bahwa sejumlah negara di Timur Tengah dan Afrika Utara saat ini sedang menghadapi gejolak politik. Mereka menuntut demokratisasi di negara masing-masing. Bagaimana pandangan Bapak atas permasalahan tersebut?

    Presiden Susilo Bambang Yudhoyono

    Ya, sebenarnya bukan hanya gejolak politik dan sosial yang juga akhirnya mengakibatkan gangguan keamanan di Timur Tengah maupun di Afrika Utara, tetapi gelombang unjuk rasa ini kita saksikan juga terjadi di negara-negara lain, termasuk di Eropa. Banyak sekali latar belakangnya, bisa masalah ekonomi, bisa masalah sosial, dan kemudian kalau di Timur Tengah sendiri kita ikuti, ada masalah politiknya. Sebenarnya kita bisa secara jernih mengetahui.

    Terus terang, negeri kita juga mengalami 12-13 tahun yang lalu ketika rakyat menginginkan perubahan. Pasalnya, demokrasi dianggap tidak hidup, kebebasan dan hak asasi manusia tidak mendapatkan tempat yang layak, kemudian kepemimpinan itu dianggap berlangsung terlalu lama sehingga kurang memberi ruang bagi pemimpin-pemimpin baru untuk mendapatkan kesempatan menjadi pemimpin di negeri yang bersangkutan.

    Kalau saya melihat, ini persoalan yang rumit sebetulnya, tetapi sebagaimana yang saya sampaikan dua hari yang lalu, kekerasan di Timur Tengah dan di Afrika Utara yang juga menimbulkan jatuhnya korban sipil itu harus segera diakhiri. Harus ada semacam gencatan senjata, harus dicarikan solusi politik yang damai dan kemudian tentunya dilanjutkan dengan apa yang diinginkan oleh bangsa-bangsa di negeri itu.

    Pelajaran yang kita petik sebetulnya karena kita juga sudah pernah mengalami, ada sebuah perubahan besar, demokrasi kita hidupkan di negeri ini, kemudian semua harus betul-betul menjalankan kaidah-kaidah kehidupan bernegara yang baik, rakyat mendapatkan tempat. Dengan demikian, ada saluran-saluran bagi rakyat untuk mengekspresikan pikiran-pikirannya. Itu yang bisa kita ketahui dari apa yang terjadi di Timur Tengah sekarang ini. Ya, saya berharap sebagai sahabat negara-negara di Timur Tengah dan di Afrika Utara itu, masalah yang dihadapi oleh bangsa-bangsa di sana bisa segera dicarikan solusinya secara damai.

    Regina Ratna Sari, Reporter Radio Elshinta

    Pak Presiden, kalau dilihat partai politik di Indonesia saat ini kan sudah mulai melakukan langkah sebagai persiapan suksesi kepemimpinan di tahun 2014, memang masih beberapa tahun lagi tetapi langkah itu sudah mulai tampak. Bagaimana Bapak Presiden sebagai kepala negara dan juga kepala pemerintahan bisa menjaga agar proses demokratisasi tersebut bisa berjalan dengan baik dan lancar dalam kondisi yang seperti ini Pak?

    Presiden Susilo Bambang Yudhoyono

    Ya, itulah kehidupan politik dan demokrasi. Tidak keliru kalau katakanlah semua sudah ancang-ancang, sudah bersiap diri untuk menghadapi pemilu 2014. Hak politik yang dimiliki oleh baik setiap warga negara maupun partai-partai politik di negeri ini. Benar, yang penting semuanya harus berada dalam batas-batas yang patut.

    Pemilihan umum belum lama kita laksanakan, baru akhir tahun 2009 yang lalu. Tentu saja yang diharapkan oleh rakyat sekarang ini, semua berkonsentrasi, semua mengutamakan langkah-langkah untuk di satu sisi mengatasi berbagai persoalan di negeri ini, di sisi lain terus membangun agar ekonomi makin tumbuh dan kesejahteraan rakyat terus dapat kita tingkatkan. Semua pihak, baik itu jajaran pemerintahan pusat maupun daerah, maupun DPR kita, maupun partai-partai politik, harus mengajak semua konstituennya untuk betul-betul mensukseskan agenda besar kita seperti ini.

    Saya berharap kalau jajaran pemerintahan dalam kapasitas saya sebagai kepala pemerintahan, apakah itu menteri, gubernur, bupati, wali kota, semua tetap memprioritaskan tugas-tugas pemerintahan ini untuk rakyat kita, sedangkan aktivitas politik letakkanlah dalam proses yang betul-betul wajar. Dan benar tadi, politik di negeri ini harus menjunjung tinggi etika dan aturan main. Dengan demikian, segaduh apapun dinamika dan kehidupan politik, jangan bikin rakyat kita terpecah belah, jangan bikin kehidupan ini menjadi tidak tenteram, dan jangan pula mengakibatkan semua sasaran-sasaran pembangunan itu terganggu.

    Saya melihatnya seperti itu dan saya percaya bahwa bangsa Indonesia akhirnya bisa benar-benar menjalankan demokrasi dan politik ini dengan lebih baik, lebih amanah sehingga tidak ada yang menjadi korban dari hiruk-pikuk dan ingar-bingar kehidupan politik di negeri ini. Demikian pandangan saya, merespon apa yang disampaikan oleh Regina atau Elshinta tadi tentang barangkali sudah dirasakan maraknya persiapan banyak pihak menuju ke pemilihan umum tahun 2014 mendatang.

    Regina Ratna Sari, Reporter Radio Elshinta

    Pak, beberapa waktu yang lalu santer terdengar kabar --meskipun ini bukan yang pertama kali, sudah beberapa kali-- bahwa akan terjadi perombakan kabinet atau reshuffle. Bapak juga sempat sampaikan bahwa memang akan dilakukan evaluasi kinerja menteri-menteri yang ada di Kabinet Indonesia Bersatu II. Bagaimana Pak kelanjutan hasil evaluasi terhadap kinerja menteri kabinet? Juga apakah masih ada peluang reshuffle setelah Bapak bertemu juga dengan sejumlah pimpinan partai politik?

    Presiden Susilo Bambang Yudhoyono

    Ya ini menarik. Saya sering bertanya, sejak barangkali 2-3 bulan yang lalu banyak sekali pembicaraan di ruang publik, di media masa, talkshow, mungkin pembicaraan di warung-warung kopi tentang perlunya reshuffle, perlunya Presiden mengganti sejumlah menteri dan kemudian dimunculkan nama-nama yang dianggap layak untuk menjadi menteri menggantikan menteri-menteri yang ada. Kalau itu dianggap sebagai ruang demokrasi, setiap orang memiliki hak untuk berbicara, tentu mesti kita hormati. Yang penting jangan sampai Presiden harus ditekan, didikte, dipaksa untuk setiap tahun melaksanakan reshuffle.

    Reshuffle ini apa sih? Saya sebagai Presiden tentunya bertanggung jawab dan terus mengelola kabinet yang saya pimpin agar bisa menjalankan tugasnya dengan baik sehingga sasaran-sasaran, kebijakan-kebijakan, dan program-program itu bisa dicapai dengan baik. Manakala ada persoalan dengan kabinet ini menyangkut kinerjanya, menyangkut integritasnya, menyangkut apa yang mestinya dicapai untuk menyukseskan pemerintahan kita ini dan kemudian itu gagal dilaksanakan, tentu saya memiliki otoritas sesuai dengan prerogatif saya untuk melakukan penataan ataupun penggantian atau yang sering disebut dengan reshuffle. 

    Oleh karena itu, saya sudah pernah mengatakan sangat mungkin saya melaksanakan reshuffle pada Kabinet Indonesia Bersatu II ini sebagaimana dulu yang saya laksanakan pada periode pertama saya, tetapi jangan lantas semacam keharusan saya setiap tahun harus melaksanakan reshuffle.

    Kalau kita melihat dulu Presiden Megawati Soekarno Putri waktu beliau memimpin, tidak ada reshuffle. Tentu beliau memiliki pertimbangan sendiri. Sebelumnya Gus Dur, beliau melaksanakan banyak sekali reshuffle. Tentu beliau juga memiliki pertimbangan-pertimbangan sendiri. Demikian juga saya. Oleh karena itu, saya harus menjawab bahwa saya kaitkan sekaligus dengan apa yang saya lakukan untuk membikin koalisi ini lebih efektif. Saya sedang bekerja di situ, hampir tiap hari saya bekerja. Kemudian saya sampaikan juga manakala saya pandang perlu untuk melaksanakan reshuffle demi lebih efektifnya kinerja kabinet ini, reshuffle.

    Saya kira itu dan saya minta masyarakat hormatilah dan berikanlah kesempatan dan ruang kepada saya dan kabinet ini untuk bekerja sebaik-baiknya dan sebaiknya tidak terlalu banyak ditekan-tekanlah kami ini agar melaksanakan reshuffle dan kemudian hal-hal lain yang tentu telah menjadi pertimbangan dan pemikiran saya sepenuhnya.

    Regina Ratna Sari, Reporter Radio Elshinta

    Pendengar, tetaplah bersama kami dalam program wawancara eksklusif bersama Presiden Republik Indonesia Susilo Bambang Yudhoyono. Pada sesi berikutnya Bapak Presiden akan menjawab pertanyaan mengenai Ahmadiyah sampai soal perkembanagan penanganan kasus Gayus Tambunan. Nantikan sesaat lagi.

    Kami kembali lagi dalam wawancara eksklusif bersama Presiden Republik Indonesia Susilo Bambang Yudhoyono.

    Pak Presiden, dalam menjaga proses demokratisasi di Indonesia salah satu masalah yang terjadi adalah peristiwa bentrokan antarwarga dengan jemaat Ahmadiyah yang terjadi di beberapa wilayah di Indonesia. Banyak pihak yang mengistilahkan bahwa negara tidak hadir ketika peristiwa itu terjadi. Bagaimana Bapak Presiden menanggapi hal itu?

    Presiden Susilo Bambang Yudhoyono

    Iya, bentrokan antarkomunal di negeri kita ini, saya akui memang sekali-sekali masih terjadi meskipun skalanya jauh lebih kecil dibandingkan apa yang terjadi misalnya 10, 11, 12 tahun yang lalu ketika konflik komunal benar-benar mencapai puncaknya di banyak tempat di negeri ini, yang mengakibatkan jatuhnya korban jiwa dan harta benda yang tidak sedikit.

    Banyak masalah atau katakanlah akar masalah di negeri ini karena kemajemukan, karena apa yang terjadi di republik ini di waktu yang lalu, yang bisa saja memunculkan benturan ataupun bentrokan di antara komponen masyarakat, di antara pemeluk agama, ataupun identitas-identitas yang berbeda. Tetapi saya menolak dan tidak bersetuju kalau dikatakan ada pembiaran dari negara atau dikatakan negara tidak hadir.

    Ambillah contoh apa yang terjadi beberapa saat yang lalu di Cikeusik, bentrokan antar penganut Ahmadiyah dengan pihak yang lain. Barangkali memang ada penanganan yang tidak tepat dan tidak cepat. Barangkali ada kelalaian dari petugas yang ada di situ sehingga terjadi jatuhnya korban yang sama-sama tidak kita harapkan. Saya sendiri begitu ada kejadian langsung mengikuti dan dari dekat juga memberikan instruksi-instruksi sampai pada akhirnya setelah evaluasi dilaksanakan, memang ada keteledoran dari aparat keamanan kita, dan tindakan pun telah dijatuhkan kepada mereka-mereka yang dianggap lalai. Bisa jadi hal ini terjadi di tempat-tempat yang lain, di waktu yang lalu: keterlambatan, kurang antisipasi, penanganan yang tidak profesional, dan sebagainya.

    Analisis dan evaluasi yang kami lakukan, keadaan seperti ini bisa saja terjadi di waktu yang akan datang: bentrokan atau benturan atau clash fisik antar komponen masyarakat. Itu semua bisa dicegah dan dikurangi manakala semua bertanggung jawab, melakukan antisipasi, tidak pasif, tidak apatis terhadap apa yang terjadi di masyarakat kita. Katakanlah di seluruh negeri ini, di Indonesia ini, ada kepala desa atau lurah, ada amat, ada bupati, ada wali kota, ada jajaran kepolisian, ada jajaran TNI; kalau itu menyangkut kehidupan beragama, ada para ulama, ada pemuka agama, ada tokoh-tokoh masyarakat, dan sebagainya.

    Saya berpikir, kalau semua mengambil langkah-langkah antisipatif yang baik, setiap ada keganjilan bisa dicegah, bisa. Kalau sekali lagi, semua pihak betul-betul mengantisipasi setiap perkembangan keadaan, kita bisa mencegah banyak hal, kita bisa mengurangi hal-hal itu tidak terjadi lagi. Oleh karena itu, saya sekali lagi tidak bersetuju kalau negara melaksanakan pembiaran. Pelakunya pun yang nyata-nyata bersalah mendapatkan sanksi dan tindakan hukum. Dengan demikian, tidak ada yang kita biarkan di negeri ini. Oleh karena itu, seraya kita mencari solusi yang lebih tepat atas berbagai masalah yang menyangkut hubungan antar umat beragama, antar identitas, maka kita harus lebih serius lagi untuk mencegah hal-hal itu untuk terjadi setiap saat di waktu yang akan datang.

    Itu komentar saya, dan saya menyeru memang kepada seluruh rakyat Indonesia, janganlah mudah melaksanakan tindakan kekerasan, main hakim sendiri. Kalau ada masalah, ada aturan mainnya, ada undang-undangnya, ada aturannya, dan akan manis sekali kehidupan di negeri ini kalau setiap permasalahan diselesaikan secara damai. Itulah semangat kita sebagai sesama bangsa Indonesia.

    Regina Ratna Sari, Reporter Radio Elshinta

    Bapak Presiden, selama ini Bapak sangat responsif terhadap setiap perkembangan permasalahan yang terjadi dan langsung memberikan instruksi, misalnya untuk penanganan kasus Gayus Tambunan, kemudian penanganan berbagai bencana yang terjadi secara beruntun beberapa waktu yang lalu, kemudian ada instruksi bagaimana menanggulangi kemiskinan dan lain-lain. Namun, Pak, banyak pihak menilai instruksi tersebut tidak berjalan sesuai yang diharapkan. Bagaimana tanggapan Bapak?

    Presiden Susilo Bambang Yudhoyono

    Iya, semua kebijakan yang telah diambil oleh pemerintah tentu berangkat dari keputusan saya sebagai Presiden. Setiap instruksi yang saya keluarkan, baik itu berupa Inpres ataupun instruksi-instruksi yang sifatnya langsung, sesungguhnya semua ditindaklanjuti. Tidak ada yang berhenti, tidak ada yang tidak dijalankan.

    Persoalannya adalah ada implementasi atau pelaksanaan dari sebuah kebijakan dan instruksi yang bisa segera dilakukan: seminggu, dua minggu, bahkan satu hari, dua hari langsung bisa dijalankan. Ada yang memerlukan waktu lebih lama lagi. Ada yang merupakan proses berlanjut yang terus-menerus dilakukan. Banyak contoh, misalkan kebijakan saya untuk pengurangan kemiskinan, dengan program-program prorakyat. Semua itu dijalankan.

    Bahwa di sana-sini masih ada kekurangan, pasti ada. Bahwa memerlukan koreksi dan perbaikan, itu benar. Demikian juga kebijakan dan instruksi saya untuk melakukan percepatan pembangunan di provinsi-provinsi tertentu yang saya anggap perlu mendapatkan atensi khusus, itu juga dijalankan, baik oleh pemerintah pusat maupun pemerintah daerah. Lagi-lagi, bisa saja ada yang berhasil dengan baik, ada yang setengah-setengah, ada yang memang ada kelalaian dalam pelaksanaannya, dan itu pun terus kita lakukan perbaikan dan koreksi.

    Menyangkut, sering diramaikan orang, instruksi saya untuk penuntasan kasus hukum Saudara Gayus Tambunan macet. Sebenarnya itu juga berjalan. Saya, sebagai contoh, memerintahkan Wakil Presiden untuk memastikan instruksi itu dijalankan oleh mereka yang terkait dengan instruksi itu. Dan tiap dua minggu ada evaluasi yang dipimpin oleh Wakil Presiden, dihadiri oleh pejabat terkait. 

    Ada Menko Polhukam di situ, ada Menteri Keuangan, ada Menteri Hukum dan HAM, ada Kapolri, ada Jaksa Agung, dan pihak-pihak terkait. Selesai evaluasi, dilaksanakan press conference yang dipimpin langsung oleh Menko Polhukam. Andaikata oleh teman-teman media massa, teman-teman wartawan, konferensi pers itu diliput secara baik, secara utuh, rakyat kita akan tahu apa yang sudah dilaksanakan, apa kemajuan atau progress-nya, dan apa yang masih perlu dievaluasi dan diperbaiki.

    Saya ingin mengambil contoh masih seputar instruksi saya untuk menuntaskan kasus Gayus Tambunan. Pembenahan di masing-masing instansi karena kemarin saya lihat ada pejabat-pejabat yang lalai dan melakukan penyimpangan itu dilakukan di Direktorat Jenderal Pajak misalnya, Direktorat Jenderal Imigrasi, di jajaran kepolisian, di jajaran kejaksaan, dan di tempat-tempat yang lain.

    Kasus hukum Gayus Tambunan pun terus berjalan. Kita mengikuti pengadilan pada kasus pertama telah dilaksanakan dan saya tahu masih ada kasus-kasus lain atas nama Saudara Gayus Tambunan yang harus diproses secara hukum. Itu pun juga berjalan. Kebijakannya, kebijakan perpajakan, ada mafia perpajakan di situ, itu pun juga harus dilaksanakan investigasi dan proses hukum.

    Ini contoh bahwa itu mengalir. Bahwa belum tuntas semuanya, iya. Demikian juga instruksi dan kebijakan saya yang lain. Bisa saja ada hambatan kita nanti yang itulah terus kita lakukan perbaikan dan koreksi. Saya justru mengundang masyarakat luas, teman-teman wartawan, civil society, koreksilah, berikanlah feedback instruksi saya kebijakan pemerintah yang nyata-nyata tidak dilaksanakan. Dengan demikian, kita akan bisa melakukan perbaikan terus-menerus.

    Regina Ratna Sari, Reporter Radio Elshinta

    Pak Presiden, belakangan ini Bapak banyak mendapatkan tekanan politik tentu saja yang menyulitkan Bapak, baik dari dalam negeri dan luar negeri, tidak hanya Bapak secara pribadi tetapi bahkan ke Ibu Negara juga dan lain-lain, Pak. Bagaimana Bapak menyikapi hal ini?

    Presiden Susilo Bambang Yudhoyono

    Ya Regina, saya beserta istri dan keluarga telah mempersiapkan mental kami sebenarnya untuk menghadapi seperti ini. Sejak saya mengemban amanah menjadi Presiden di negeri ini, kami sekeluarga sudah tahu bahwa angin akan sangat kencang, guncangan demi guncangan akan kami alami, termasuk cemooh, hujatan, kritik, bahkan fitnah. Kami menghadapi semuanya itu insya Allah tetap tegar dan kami jalani karena amanah saya, tugas saya, adalah menjalankan tugas sebaik-baiknya untuk rakyat sesuai dengan apa yang mesti saya lakukan. Saya menyadari persoalan di negeri ini sangat kompleks, tidak seperti membalik telapak tangan, dan oleh karena itu, yang mesti saya lakukan bekerja dan terus bekerja bersama-sama pemerintah yang saya pimpin.

    Saya mendengar kritik, manakala kritik itu benar saya terima langsung dan itu menjadi bagian dalam penyempurnaan kebijakan, keputusan, maupun program-program saya. Kemudian saya juga mendapatkan rekomendasi, usulan, aspirasi dari masyarakat dari berbagai cara, SMS tiap-tiap hari sekitar 500 yang saya terima itu juga banyak harapan rakyat, demikian juga yang muncul di media massa, itu juga saya ikuti, yang baik-baik, yang benar-benar tentu akan saya jalankan, saya berterima kasih kepada rakyat, berterima kasih kepada semuanya, termasuk yang mengkritik saya. Tetapi kalau ada yang sangat berlebihan, tidak berdasarkan fakta, kemudian dan menurut saya tidak ada nilainya, tentu saya tidak boleh larut dengan itu semua. Tapi percayalah bahwa kami akan terus menjalankan tugas ini sebaik-baiknya.

    Kemarin juga ada guncangan, ada fitnah kepada saya dan istri dari tangan-tangan asing, yang sudah saya jelaskan di Bogor, semua itu tidak benar. Saya mempertanggungjawabkan apa yang saya lakukan dan tidak saya lakukan di negeri ini sesuai amanat yang saya pikul.

    Saya akan menjaga integritas saya untuk menegakkan demokrasi, untuk membangun pemerintahan yang bersih, dan pekerjaan-pekerjaan lain. Dengan demikian, ya saya beserta keluarga memang menghadapi semua itu, tapi sambil memohon pertolongan Allah SWT. Kalau enam tahun yang lalu saya kuat dan mampu mengatasi semua ini, insya Allah akan saya jaga semuanya ini agar dapat kuat bersama istri dan semuanya merampungkan tugas sejarah, yang pada saatnya nanti akan diteruskan oleh pemimpin-pemimpin yang lain.

    Regina Ratna Sari, Reporter Radio Elshinta

    Pendengar, rencana pembatasan BBM bersubsidi masih menjadi pertanyaan dari masyarakat, juga termasuk soal kisruh PSSI yang sedang menjadi perbincangan hangat, bagaimana tanggapan Bapak Presiden, apakah itu? Kami akan kembali setelah jeda yang berikut ini.

    Pak Presiden, masyarakat kecil terutama saat ini sedang mengeluhkan naiknya harga kebutuhan pokok, belum lagi memang harga pangan dunia ini memang naik, sedang tinggi ya, Pak, ya ditambah pula rencana pembatasan BBM bersubsidi, ini juga menjadi pertanyaan banyak masyarakat. Bagaimana pemerintah mengatasi tingginya harga pangan dan juga bagaimana Bapak menjelaskan kondisi tersebut kepada masyarakat?

    Presiden Susilo Bambang Yudhoyono

    Ya Regina, itulah yang menjadi agenda dan prioritas pemerintah, termasuk tentunya prioritas saya untuk kita lakukan di negeri kita ini, bagaimana langkah-langkah yang tepat untuk mengatasi kenaikan harga, utamanya komoditas pangan yang terjadi di seluruh dunia. Sebenarnya kenaikan harga barang-barang atau yang disebut inflasi ini bukan hanya dialami oleh Indonesia, tapi dialami oleh semua negara. Dan tercatat negara-negara di Asia, kenaikan harga-harganya dianggap cukup lumayan.

    Mengapa ini terjadi? Terus terang, tahun 2010 yang lalu, itu produksi pangan di dunia itu dianggap menurun dibandingkan yang diperlukan oleh masyarakat dunia. Penduduk dunia sekarang berjumlah tujuh miliar dan akan masih naik, sementara contohnya tahun lalu, produksi pangan dunia berkurang, belum ditambah dengan perubahan iklim, banjir, bencana alam, dan sebagainya. Itu juga mengganggu produksi pangan secara global. Di negeri sendiri, juga kita menghadapi sebagai dampak dari perubahan iklim, juga ada gangguan-gangguan dalam pertanian kita.

    Pertama-tama, itu yang mesti kita ketahui bahwa kenaikan harga pangan katakanlah ataupun harga komoditas ini bukan hanya dialami oleh bangsa kita. Sementara itu, tentu kita tidak diam. Kita terus mengelola persoalan ini, mencegah agar harga-harga ini tidak terus naik, tidak terus melambung sehingga sanagat membebani kehidupan rakyat kita.

    Apa yang pemerintah lakukan? Pertama-tama, kita menetapkan sejumlah kebijakan. Manakala barang ataupun bahan pokok yang diperlukan rakyat itu diimpor dari luar negeri, kita lakukan kebijakan tertentu sehingga jatuhnya barang itu di negeri kita dan dibeli rakyat harganya tidak terlalu tinggi. Kemudian juga, kita melakukan yang disebut operasi pasar. 

    Manakala di pasar-pasar ada kecenderungan harga melambung atau menaik sangat tinggi, kita stabilkan itu, kita jaga agar masih dalam batas yang wajar. Kemudian kita juga tahu rakyat kecil memang memerlukan bantuan. Program beras untuk rakyat miskin terus kita berikan, dan banyak lagi bantuan-bantuan yang termasuk program-program prorakyat kita alihkan kepada masyarakat kita, menggunakan anggaran negara, dengan tujuan meringankan beban hidup mereka dari kenaikan harga-harga ini.

    Lantas dikatakan harga itu akan naik manakala persediaan kurang. Itulah yang kita lakukan di Indonesia untuk memastikan barang-barang sudah tersedia. Contohnya beras. Insya Allah, kita terus bisa menjaga ketahanan pangan kita. Stok beras di negeri kita cukup. Ada 1,5 juta ton yang ada dalam stok kita, dan kita terus menggiatkan agar pertanian kita, produksi pertanian itu juga makin meningkat, dengan mengeluarkan anggaran yang tidak sedikit, memberikan bantuan benih, pupuk, irigasi, dan sebagainya. Pendek kata, kita ingin memastikan bahwa apa yang dihasilkan di negeri ini dibandingkan dengan yang diperlukan rakyat itu memiliki kecukupan atau jumlahnya cukup untuk dikonsumsi oleh rakyat kita.

    Sementara itu, pemerintah, kabinet juga terus-menerus memantau, mengevaluasi dari apa yang kita lakukan itu, yang disebut dengan stabilisasi harga pangan. Kita bekerja sama dengan dunia usaha. Kita memastikan para gubernur, bupati, wali kota dan kita semua juga bekerja bersama-sama.

    Sebagai contoh, kalau kita lihat pergerakan harga bulan Maret dibandingkan bulan Februari, itu sudah mulai ada tanda-tanda yang menggembirakan, misalnya cabe merah dan cabe keriting itu mengalami penurunan antara 25-26 persen. Ini bagus. Kemudian, beras umum, beras termurah, itu mengalami penurunan 3-4 persen. Meskipun penurunannya belum tinggi sekali, tapi gula dan minyak goreng juga ada penurunan yang patut kita syukuri. Yang lain dalam keadaan stabil. Ini yang harus kita jaga terus-menerus. Dengan demikianm dalam batas kemampuan rakyat kita.

    Tentu pihak, Regina, bahwa pemerintah juga terus berupaya untuk meningkatkan kesejahteraan rakyatnya. Yang miskin kita bantu, kemudian gaji abdi negara, gaji pegawai negeri setiap tahun kita naikkan, upah buruh juga makin disesuaikan sebagaimana yang berlangsung selama ini. Kita pun juga melihat sisi pendapatan rakyat kita. Dengan demikian, manakala ada kenaikan harga sebagaimana kita alami sekarang ini karena pengaruh global, itu pun bisa kita atasi dengan lebih baik.

    Satu hal lagi, sering dibicarakan harga cabe yang diproduksi oleh petani kita dianggap harganya tinggi. Begini, petani kita bekerja siang dan malam, kepanasan, kehujanan, tentunya harus mendapatkan penghasilan yang makin layak. Tidak boleh harga itu ditekan serendah-rendahnya sampai petani kita tidak mendapatkan apa-apa. Tidak adil. Harganya harus pas, namun harga itu juga tidak boleh terlalu memberatkan bagi konsumen yang lain, yang mesti membeli untuk kehidupan sehari-harinya.

    Inilah pertimbangan utuh yang kita pilih. Dengan demikian, baik untuk semua, baik untuk petani, baik untuk nelayan, baik untuk buruh, baik untuk guru, baik untuk semua, dan ini kebijakan yang kita jalankan, dan mudah-mudahan situasi dunia tidak terus naik harga pangannya, harga minyak misalnya, ini juga mengalami kenaikan, ditambah lagi persoalan di Timur Tengah, di Afrika Utara, ini membikin harga minyak mentah naik. Kalau harga minyak mentah naik, transportasi naik. Kalau transportasi naik, harga-harga pangan juga naik. Inilah yang harus diatasi oleh masyarakat global, oleh bangsa-bangsa di seluruh dunia.

    Saat ini sebut misalnya pembatasan subsidi untuk komunitas tertentu. Ini lahir dari kenyataan bahwa subsidi kita ini besar, besar sekali sebenarnya untuk listrik, untuk BBM, untuk pertanian, dan lain-lain. Kalau subsidinya terlalu besar atau besar sekali, maka akan mengurangi biaya untuk pendidikan, untuk kesehatan, untuk yang lain-lain yang juga diperlukan oleh rakyat kita. Oleh karena itu, negara, pemerintah tentu harus mengatur berapa subsidi yang pas, subsidi itu dipastikan harus betul-betul tepat sasaran untuk rakyat kecil dan tidak boleh kita mensubsidi bagi golongan yang tidak perlu disubsidi: golongan menengah, apalagi golongan kaya.

    Dikandung maksud pembatasan subsidi itu diarahkan agar lebih adil, agar subsidinya tidak menjadi sangat besar, mengganggu APBN kita, dengan demikian itu merupakan policy. Namun demikan, rencana itu tidak kita jalankan sekarang ini, kita ingin memprioritaskan pada pengelolaan kenaikan harga ini, stabilisasi harga ini, dengan demikian yang kita utamakan sekarang agar rakyat betul-betul tidak mengalami beban yang sangat berlebihan, yang tidak patut ditanggung oleh mereka semua.

    Itulah mengapa ada lahir kebijakan pembatasan subsidi, tidak mengada-ada, ada urgensinya, tapi pemerintah pun sekarang memutuskan untuk kita tidak menjalankan konsep ini, yang sekarang ini, yang kita utamakan sekali lagi menstabilkan harga-harga yang ada.

    Regina Ratna Sari, Reporter Radio Elshinta

    Pak Presiden, sebagai pecinta sepak bola juga Pak ya, sekarang ini kan masalah persepakbolaan sedang menjadi perhatian khusus masyarakat, perbincangan masyarakat luas. Hampir di tubuh PSSI, masalah pergantian kepengurusan di PSSI. Apa pandangan Bapak terhadap masalah di PSSI ini?

    Presiden Susilo Bambang Yudhoyono

    Ya, PSSI, betul, saya itu melihat bahwa rakyat kita ini sangat mencintai bola. Mereka bahkan sangat membanggakan timnasnya kemarin waktu bertanding dengan negara-negara lain. Saya pun ikut merasakan kegembiraan dan saya bersama rakyat dan dimintakan oleh teman-teman untuk hadir dalam pertandingan-pertandingan itu. Satu hal, rakyat kita mencintai bola. Hal yang lain, rakyat kita ingin sepak bola di negeri ini makin berkembang, makin maju, dan olahraga sepak bola akan maju manakala pembinaannya benar, termasuk pengurusnya juga menjalankan tugasnya secara profesional dan penuh dengan dedikasi. Ini harapan rakyat, harapan kita semua.

    Saya memang prihatin dan menyesalkan terjadinya kekisruhan di lingkungan PSSI, bahkan rencana kongres yang kemarin itu, yang mestinya dapat dilaksanakan dengan baik, tidak terlaksana. Tentu ini tidak bisa dibiarkan berlarut-larut. Saya berharap segeralah dicarikan solusinya dengan benar.

    Saya menilai yang dilaksanakan pemerintah dan KONI, KOI itu semata-mata untuk menyelamatkan persepakbolaan kita, memenuhi harapan rakyat, sekaligus agar kemelut pengurus ini bisa ada solusinya, dan saya berpesan sekarang pun dijalankan oleh pemerintah, KONI, dan KOI, kembalikan semuanya pada aturan main, pada Statuta FIFA, pada undang-undang, pada aturan, pada protap di lingkungan KONI, KOI, dan PSSI itu sendiri. Jalankan semuanya itu. Dengan demikian, segala sesuatunya dapat dipertanggungjawabkan. Jangan ada manipulasi A, manipulasi B, membingungkan rakyat kita.

    Saya ingin cerita sedikit. Karena rakyat kita merasa perlu ada kebangkitan sepak bola dan terus terang tahun lalu misalnya rakyat kita itu menganggap, ”Sepakbola kita kok begini? Jauh tertinggal. Kok tidak nyata kemajuannya?” Maka bertekadlah perlunya dilaksanakan gerakan atau kebangkitan sepak bola kita. Atas dasar itulah saya berinisiatif dan mendorong dilaksanakannya kongres sepakbola di Malang, Jawa Timur, yang dilaksanakan awal tahun 2010 yang lalu.

    Dalam rangkaian kongres itu, terus terang, banyak suara, banyak pendapat, lebih bagus sekaligus pergantian pengurus PSSI waktu itu di Malang. Kadang-kadang jalan. Kongres ini bukan kongres PSSI. Ini kongres nasional sepak bola. Kita tidak boleh melanggar aturan main. PSSI ada aturannya, ada kongresnya yang mestinya dilaksanakan awal tahun ini. Di situlah silakan kalau rakyat menghendaki penyegaran: kepengurusan, pemimpin PSSI, dan hal-hal yang bersangkutan dengan itu, gunakan forum itu. Itulah aturan mainnya. Dengan demikian, tidak dicampuradukkan antara upaya untuk pembenahan sepak bola kita dengan urusan penyegaran atau pergantian pengurus PSSI.

    Saya ingin mengatakan bahwa saya memberi contoh untuk di satu sisi memang mendengarkan kehendak rakyat, namun di sisi lain ikuti aturan main, ketentuan yang berlaku di PSSI maupun di KONI, KOI maupun FIFA.

    Dalam konteks ini, saya berharap segera bisa dicarikan solusinya. Saya mendorong Kementerian Pemuda dan Olahraga, KONI, KOI, PSSI, dan semua, segera diselesaikan masalah ini, dengarkan harapan dan aspirasi rakyat. Kemudian setelah itu segera dibentuk kepengurusan yang baru, yang mendapatkan dukungan rakyat, yang benar-benar berdedikasi, profesional, bersemangat tinggi untuk memajukan sepak bola di negeri kita. Itu komentar dan pendapat saya.

    Regina Ratna Sari, Reporter Radio Elshinta

    Pak Presiden, mungkin Bapak juga sudah sering mendengar ya, belakangan ini kan banyak sekali spekulasi yang berkembang: Bapak sedang menyiapkan generasi penerus kepemimpinan Bapak sebagai Presiden, kemudian muncul macam-macam nama, muncul nama Bu Ani Yudhoyono, muncul nama Pak Hatta Rajasa. Jadi disebut-sebut banyak orang akan menggantikan Bapak sebagai Presiden. Bagaimana Bapak menjelaskan?

    Presiden Susilo Bambang Yudhoyono

    Negara ini bukan perusahaan keluarga. Jadi kalau perusahaan keluarga itu ada CEO. Seorang CEO, karena namanya perusahaan keluarga, barangkali, ”Ah, nanti kalau saya selesai, saya mempersiapkan entah anak saya, entah siapapun untuk menggantikan saya.” Barangkali begitulah paradigma atau cara berpikir sebuah perusahaan keluarga yang sering terjadi dalam kehidupan bisnis di negeri kita ataupun juga di dunia.

    Saya memahami nilai-nilai demokrasi. Siapa yang ingin menjadi pemimpin, haruslah berkompetisi. Ya kalau ingin jadi presiden, jadi wakil presiden, ya pemilu. Semua punya hak untuk mempersiapkan diri, untuk mengikuti pemilihan umum ataupun pemilihan presiden dan wakil presiden. Tetapi saya tidak menyiapkan siapa-siapa. Biarlah mengalir sesuai dengan hukum-hukum demokrasi. Bu Ani disebut-sebut berapa kali. Ibu Ani sudah memberikan penjelasan, ”Tidak ada niat saya untuk maju sebagai presiden tahun 2014.” Saya pun juga telah menjelaskan berkali-kali.

    Kami ingin mengakhiri, insya Allah, tugas dan pengabdian kami berdua nanti 2014, setelah itu memberikan kesempatan pada calon-calon pemimpin yang lain untuk berkompetisi dan nanti memimpin negeri ini dan kita dukung bersama-sama siapapun yang akan memimpin negeri ini. Kami ingin di hari tua nanti beramal, berbuat kebaikan juga untuk bangsa dan negara, untuk rakyat kita, membantu presiden-presiden yang akan datang, membantu pemerintah yang akan datang.

    Kalau saya dan Bu Ani sudah menjelaskan berkali-kali seperti itu, masih saja ada yang mengisukan, saya malah heran. Ini motivasinya apa? Tujuannya apa? Apa membikin rakyat kita tidak suka sama Bu Ani, kepada saya? Karena sudah berkali-kali saya jelaskan. Oleh karena itu saya senang Elshinta mengangkat hal ini agar sekali lagi rakyat mendengarkan penjelasan saya, penjelasan Ibu Ani, berkali-kali.

    Memang dalam politik di negeri ini, dalam kenyataannya misalkan dalam pilkada, pemilihan bupati, wali kota, gubernur sekarang ini, ada yang mempersiapkan putranya, ada yang mempersiapkan istrinya. Memang tidak dilarang oleh undang-undang. Tetapi saya dan Bu Ani dan keluarga memiliki prinsip politik yang lain. Kami tidak akan menempuh cara atau pemikiran seperti itu. 

    Jadi, tidak ada misalkan saya mempersiapkan Bu Ani untuk maju karena bukan itu pilihan kami berdua. Kami ingin mengakhiri tugas ini dengan baik, demikian juga sikap anak, anak saya masih sangat muda. Biarlah dia mengalir sesuai dengan perjalanan kariernya. Tentu kami berdua mendoakan masa depan jauh ke depan, tentu mendapatkan peluang yang baik jadi apapun di negeri ini.

    Paling-paling itulah yang kami lakukan kalau menyangkut keluarga. Kalau menyangkut yang lain, disebut-sebut Pak Hatta Rajasa dan yang lain-lain, tentu kami tidak pada posisi untuk menyiapkan beliau-beliau karena beliau-beliau itu juga tentunya punya cita-cita dan perjuangan sendiri sesuai dengan garis kariernya masing-masing. Dengan demikian, menjadi jelas dan gamblang, tidak perlu ada spekulasi apapun.

    Itulah yang kami lakukan dan itulah posisi saya atau pandangan saya tentang demokrasi, yang biarlah mengalir sesuai dengan hukum-hukum demokrasi, dan saya tidak memilih untuk menyiapkan siapa pun, suatu saat mungkin saya akan mendukung yang baik pada saatnya nanti dalam pencalonan, tetapi kalau sudah jadi, siapapun jadi presiden, insya Allah akan kami dukung dan kita bantu agar sukses. Pekerjaan presiden itu banyak sekali. Lebih bagus dibantu daripada diganggu.

    Regina Ratna Sari, Reporter Radio Elshinta

    Baik, tentu saja begitu, Pak. Baik, Pak Presiden, terima kasih banyak waktu bersama Elshinta dan juga pendengar kami pada hari ini. Mudah-mudahan apa yang Bapak sampaikan ini bisa bermanfaat bagi masyarakat semuanya, Pak Presiden.

    Presiden Susilo Bambang Yudhoyono

    Terima kasih, Regina. Salam saya untuk para pendengar Elshinta.

    Regina Ratna Sari, Reporter Radio Elshinta

    Demikian tadi, Pendengar, wawancara eksklusif Radio Elshinta bersama Presiden Republik Indonesia, Susilo Bambang Yudhoyono.

    Saya Regina, sampai jumpa.

    *****

    Biro Pers, Media dan Informasi

    Sekretariat Presiden



    Share:

    16 Januari 2013

    Informasi Pendaftaran UKBI

    Pendaftaran
    Sebelum pelaksanaan UKBI, setiap peserta uji harus mendaftarkan diri. Pendaftaran peserta dapat dilayani di Sekretariat Penyelenggara UKBI di Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa, Balai/Kantor Bahasa, dan tempat uji kemahiran yang ditentukan.

    Tempat
    UKBI dilaksanakan di Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa, Balai/Kantor Bahasa, atau di tempat uji kemahiran, baik di dalam maupun di luar negeri. Waktu pelaksanaan UKBI ditentukan sesuai dengan jadwal di Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa, Balai/Kantor Bahasa, dan tempat uji kemahiran.

    Pelaksanaan
    Pada hari uji, peserta membawa kartu identitas (KTP, SIM, paspor, kartu mahasiswa, atau kartu pelajar). Peserta hadir di tempat uji selambat-lambatnya 30 menit sebelum pelaksanaan uji.

    UKBI dapat dilaksanakan dengan basis kertas-dan-pensil serta basis komputer. Pelaksanaan UKBI berbasis kertas-dan-pensil menggunakan media yang berupa buku uji, lembar jawaban komputer, dan perlengkapan tulis bagi peserta, seperti pensil 2B, peraut, dan penghapus. Pelaksanaan UKBI berbasis komputer menggunakan media komputer yang telah diisi perangkat lunak pengujian UKBI.

    Jadwal Pengujian
    Jadwal pengujian dimulai dari hari Senin sampai dengan Jumat, pukul 09.30--12.00 dan 13.00--15.30.

    Prasarana Pendukung
    Prasarana pengujian di Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa meliputi fasilitas yang berupa laboratorium bahasa, ruang uji, dan auditorium dengan kapasitas sampai dengan dua ratus orang. 



    Sumber Informasi

    Share:

    Daftar Alamat Pusat Bahasa di Pulau Jawa


    Balai Bahasa Jakarta
    Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa
    Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan

    Jalan Daksinapati Barat IV, Rawamangun
    Jakarta 13220
    Telepon: (021) 4750406, 4706287, 4706288
    Faksimile: (021) 4750407
    http://pusatbahasa.kemdiknas.go.id



    Balai Bahasa Yogyakarta
    Jalan I Dewa Nyoman Oka No.24
    Yogyakarta
    Telepon (0274) 562070
    Faksimile (0274) 580667

    Balai Bahasa Semarang

    Jalan Mangunharjo Tembalang
    Semarang
    Telepon (024) 6749945
    Faksimile (024) 70799945


    Balai Bahasa Bandung
    Jalan Sumbawa No.11
    Bandung 40113
    Telepon (022) 4205468
    Faksimile (022) 4218743


    Balai Bahasa Surabaya
    Jalan Siwalanpanji, Buduran
    Sidoarjo
    Telepon (031) 8051752
    Faksimile (031) 8071349



    Lihat Daftar Alamat Selengkapnya

    Share:

    06 Januari 2013

    Perbandingan Kata Kajian dan Kata Populer

    CONTOH KATA KAJIAN
    CONTOH KATA POPULER
    agenda
    rencana
    aktivitas
    kegiatan
    alumnus
    lulusan
    argumen
    pendapat
    desain
    rancangan
    diskon
    potongan
    evaluasi
    penilaian
    fiktif
    tidak nyata
    filter
    penyaring
    imajinasi
    khayalan
    injeksi
    suntikan
    inovasi
    pembaharuan
    introspeksi
    koreksi diri
    karakter
    perangai
    kontemplasi
    merenung
    laba
    keuntungan
    mengevaluasi
    menilai
    metode
    cara
    motivasi
    dorongan
    observasi
    pengamatan
    pasien
    orang sakit
    rangking
    peringkat
    reboisasi
    penghijauan
    resesi
    kelesuan
    rotasi
    perputaran
    sampel
    contoh
    siklus
    pergantian
    target
    sasaran
    transmigrasi
    perpindahan
    unsur
    bagian
    volume
    isi












    Share:

    Populer di Indonesia

    Sahabat Sejati

    Informasi Terkini

    Populer Bulanan

    Populer Mingguan

    Kirim Pesan

    Nama

    Email *

    Pesan *

    Arsip Blog