Belajar Bahasa Indonesia Online SD SMP SMA KBBI PUEBI Buku Materi Pelajaran Tugas Latihan Soal Ujian Sekolah Penilaian Harian Silabus

Wanita Cantik Lahir Batin, Calon Istri Idaman

Wanita Cantik Lahir Batin, Kamu Harus Segera Nikahi Dia Model wanita seperti ini sangat langka. Baca selengkapnya: https://www.genpi.co/gaya-hidup/33478/wanita-cantik-lahir-batin-kamu-harus-segera-nikahi-dia

5 Mobil Mewah Termahal Yang Pernah Dijual di Indonesia

Punya khalayak otomotif yang kuat, lima mobil mewah termahal ini pernah dijual di Indonesia! https://carro.id/blog/5-mobil-mewah-termahal-yang-pernah-dijual-di-indonesia/

Timnas Indonesia U-16 menjuarai Piala AFF U-16

Bola.net - Asisten Shin Tae-yong, Nova Arianto mengapresiasi keberhasilan Timnas Indonesia U-16 menjuarai Piala AFF U-16 2022. https://www.bola.net/tim_nasional/timnas-indonesia-juara-piala-aff-u-16-2022-asisten-shin-tae-yong-jangan-layu-sebelum-berkemba-ca151c.html

Tesla Cybertruck Asli dalam Video Baru Dari Peterson

Diupload: 13 Apr 2023, Museum Otomotif Peterson memiliki prototipe Cybertruck pertama yang dipamerkan dalam pameran, selengakapnya di https://id.motor1.com/news/662022/tesla-cybertruck-asli-museum-peterson/

Kabar Baik untuk ARMY! BTS Kembali Dinobatkan sebagai Penyanyi K-Pop Terpopuler

Dilansir PikiranRakyat-Cirebon.com dari laman Soompi, BTS kembali menempati peringkat pertama sebagai penyanyi K-Pop terpopuler https://cirebon.pikiran-rakyat.com/entertainment/pr-042118224/kabar-baik-untuk-army-bts-kembali-dinobatkan-sebagai-penyanyi-k-pop-terpopuler-di-bulan-juni-2021

Pencarian

25 Desember 2013

Esensi Pendekatan Saintifik dalam Pembelajaran







Pendekatan saintifik (scientific) disebut juga sebagai pendekatan ilmiah. Proses pembelajaran dapat dipadankan dengan suatu proses ilmiah. Karena itu Kurikulum 2013 mengamanatkan esensi pendekatan saintifik dalam pembelajaran. Pendekatan ilmiah diyakini sebagai titian emas perkembangan dan pengembangan sikap, keterampilan, dan pengetahuan peserta didik. 

Dalam pendekatan atau proses kerja yang memenuhi kriteria ilmiah, para ilmuan lebih mengedepankan pelararan induktif (inductive reasoning) ketimbang penalaran deduktif (deductive reasoning). Penalaran deduktif melihat fenomena umum untuk kemudian menarik simpulan yang spesifik. Sebaliknya, penalaran induktif memandang fenomena atau situasi spesifik untuk kemudian menarik simpulan secara keseluruhan. Sejatinya, penalaran induktif menempatkan bukti-bukti spesifik ke dalam relasi idea yang lebih luas. Metode ilmiah umumnya menempatkan fenomena unik dengan kajian spesifik dan detail untuk kemudian merumuskan simpulan umum.

Metode ilmiah merujuk pada teknik-teknik investigasi atas suatu atau beberapa fenomena atau gejala, memperoleh pengetahuan baru, atau mengoreksi dan memadukan pengetahuan sebelumnya. Untuk dapat disebut ilmiah, metode pencarian (method of inquiry) harus berbasis pada bukti-bukti dari objek yang dapat diobservasi, empiris, dan terukur dengan prinsip-prinsip penalaran yang spesifik.Karena itu, metode ilmiah umumnya memuat serangkaian aktivitas pengumpulan data melalui observasi atau ekperimen, mengolah informasi atau data, menganalisis, kemudian memformulasi, dan menguji hipotesis.

Pembelajaran berbasis pendekatan ilmiah itu lebih efektif hasilnya dibandingkan dengan pembelajaran tradidional. Hasil penelitian membuktikan bahwa pada pembelajaran tradisional, retensi informasi dari guru sebesar 10 persensetelah 15 menit dan perolehan pemahaman kontekstual sebesar 25 persen. Pada pembelajaran berbasis pendekatan ilmiah, retensi informasi dari guru sebesar lebih dari 90 persen setelah dua hari dan perolehan pemahaman kontekstual sebesar 50-70 persen.

 

 

Kaidah-kaidah Pendekatan Saintifik dalam Pembelajaran

Penggunaan Pendekatan saintifik dalam pembelajaran  harus dipandu dengan kaida-kaidah pendekatan ilmiah. Pendekatan ini bercirikan penonjolan dimensi pengamatan, penalaran, penemuan, pengabsahan, dan penjelasan tentang suatu kebenaran. Dengan demikian, proses pembelajaran harus dilaksanakan dengan dipandu nilai-nilai, prinsip-prinsip, atau kriteria ilmiah. Proses pembelajaran disebut ilmiah jika memenuhi kriteria seperti berikut ini.

Pertama: Substansi atau materi pembelajaran berbasis pada fakta atau fenomena yang dapat dijelaskan dengan logika atau penalaran tertentu; bukan sebatas kira-kira, khayalan, legenda, atau dongeng semata.
  • Penjelasan guru, respon peserta didik, dan interaksi edukatif guru-peserta didik terbebas dari prasangka yang serta-merta, pemikiran subjektif, atau penalaran yang menyimpang dari alur berpikir logis.
  • Mendorong dan menginspirasi peserta didik berpikir secara kritis, analitis, dan tepat dalam mengidentifikasi, memahami, memecahkan masalah, dan mengaplikasikan substansi atau materi pembelajaran.
  • Mendorong dan menginspirasi peserta didik mampu berpikir hipotetik dalam melihat perbedaan, kesamaan, dan tautan satu dengan yang lain dari substansi atau materi pembelajaran.
  • Mendorong dan menginspirasi peserta didik mampu memahami, menerapkan, dan mengembangkan pola berpikir yang rasional dan objektif dalam merespon substansi atau materi pembelajaran.
  • Berbasis pada konsep, teori, dan fakta empiris yang dapatdipertanggung-jawabkan.
  • Tujuan pembelajaran dirumuskan secara sederhana, jelas, dan menarik sistem penyajiannya.

Kedua: Proses pembelajaran harus terhindar dari sifat-sifat atau nilai-nilai nonilmiah yang meliputi intuisi, akal sehat, prasangka, penemuan melalui coba-coba, dan asal berpikir kritis.
  • Intuisi. Intuisi sering dimaknai sebagai kecakapan praktis yang kemunculannya bersifat irasional dan individual. Intuisi juga bermakna kemampuan tingkat tinggi yang dimiliki oleh seseorang atas dasar pengalaman dan kecakapannya. Istilah ini sering juga dipahami sebagai penilaian terhadap sikap, pengetahuan, dan keterampilan secara cepat dan berjalan dengan sendirinya. Kemampuan intuitif itu biasanya didapat secara cepat tanpa melalui proses panjang dan tanpa disadari. Namun demikian, intuisi sama sekali menafikan dimensi alur pikir yang sistemik.
  • Akal sehat. Guru dan peserta didik harus menggunakan akal sehat selama proses pembelajaran, karena memang hal itu dapat menunjukan ranah sikap, keterampilan, dan pengetahuan yang benar. Namun demikian, jika guru dan peserta didik hanya semata-mata menggunakan akal sehat dapat pula menyesatkanmereka dalam proses dan pencapaian tujuan pembelajaran.
  • Prasangka. Sikap, keterampilan, dan pengetahuan yang diperoleh semata-mata atas dasar akal sehat (comon sense) umumnya sangat kuat dipandu kepentingan seseorang (guru, peserta didik, dan sejenisnya) yang menjadi pelakunya. Ketika akal sehat terlalu kuat didomplengi kepentingan pelakunya, seringkali mereka menjeneralisasi hal-hal khusus menjadi terlalu luas.  Hal inilah yang menyebabkan penggunaan akal sehat berubah menjadi prasangka atau pemikiran skeptis. Berpikir skeptis atau prasangka itu memang penting, jika diolah secara baik. Sebaliknya akan berubah menjadi prasangka buruk atau sikap tidak percaya, jika diwarnai oleh kepentingan subjektif guru dan peserta didik.
  • Penemuan coba-coba.  Tindakan atau aksi coba-coba seringkali melahirkan wujud atau temuan yang bermakna. Namun demikian, keterampilan dan pengetahuan yang ditemukan dengan caracoba-coba selalu bersifat tidak terkontrol, tidak memiliki kepastian, dan tidak bersistematika baku. Tentu saja, tindakan coba-coba itu ada manfaatnya bahkan mampu mendorong kreatifitas.Karena itu, kalau memang tindakan coba-coba ini akan dilakukan, harus diserta dengan pencatatan atas setiap tindakan, sampai dengan menemukan kepastian jawaban.  Misalnya, seorang peserta didik mencoba meraba-raba tombol-tombol sebuah komputer laptop, tiba-tiba dia kaget komputer laptop itu menyala. Peserta didik pun melihat lambang tombol yang menyebabkan komputer laptop itu menyala dan mengulangi lagi tindakannya, hingga dia sampai pada kepastian jawaban atas tombol dengan lambang  seperti apa yang bisa memastikan bahwa komputer laptop itu bisa menyala.
  • Asal Berpikir Kritis.  Kamampuan berpikir kritis itu ada pada semua orang, khususnya mereka yang normal hingga jenius. Secara akademik diyakini bahwa pemikiran kritis itu umumnya dimiliki oleh orang yang bependidikan tinggi. Orang seperti ini biasanya pemikirannya dipercaya benar oleh banyak orang. Tentu saja hasil pemikirannya itu tidak semuanya benar, karena bukan berdasarkan hasil esperimen yang valid dan reliabel, karena pendapatnya itu hanya didasari atas pikiran yang logis semata.









Cari informasi lainnya di bawah ini
Share:

Pendekatan Ilmiah (Scientific Appoach) Mengamati, Menanya, Mencoba, Mengolah, Menyajikan, Menyimpulkan, dan Mencipta

Pendekatan Ilmiah (Scientific Appoach)

Mengamati, Menanya, Mencoba, Mengolah, Menyajikan, Menyimpulkan, dan Mencipta
.









.




Cari informasi lainnya di bawah ini
Share:

Video Pembelajaran Kurikulum 2013 - Bahasa Indonesia
















Cari informasi lainnya di bawah ini
Share:

Video Pembelajaran Kurikulum 2013 Pendekatan Saintifik - Bahasa Indonesia Peminatan















Cari informasi lainnya di bawah ini
Share:

Kurikulum 2013 dan Implementasinya (Kekurangan dan Kelebihannya)


.



 
Kemendikbud mulai tahun pelajaran 2013/2014 secara resmi melaksanakan Kurikulum 2013 secara bertahap dan terbatas. Bertahap artinya Kurikulum 2013 dilaksanakan untuk kelas-kelas tertentu yaitu kelas I, IV, VII, dan X, sedangkan terbatas hanya dilakukan sekolah-sekolah tertentu sebagai  sasaran. 
 
Untuk SMA ada 1,267 sekolah sebagai pelaksana Kurikulum 2013.  Berbagai upaya telah dilakukan  oleh  Kemendikbud untuk menyukseskan pelaksanaan kurikulum 2013, mulai dari penyiapan materi dan bahan pelatihan, penyiapan instruktur nasional, hingga penyiapan dan pelatihan guru  inti dan guru sasaran. 
 
Banyak sekali dana yang telah dikucurkan untuk pelaksanaan kurikulum 2013. Lalu, bagaimana pelaksanaan kurikulum di sekolah? Ada beberapa rangkuman yang didapat dari berbagai sekolah sasaran dalam pelaksanaan Kurikulum 2013, yaitu sebagai berikut:
  1. Sekolah mengalami kesulitan dalam mengimplementasikan peminatan dan lintas minat. Akibatnya sekolah dalam pelaksanaan peminatan dan lintas minat tidak sesuai dengan permendikbud No. 69 tahun 2013.

  2. Guru mengalami kesulitan memahami KI dan KD karena ada kompetensi yang menyangkut sikap, yakni sikap spritual dan sikap sosial.

  3. Guru mengalami kesulitan dalam  melaksanakan pembelajaran, karena guru masih direpotkan  dengan pencarian materi dan  bahan ajar  karena pemerintah hanya menyiapkan  buku untuk 3 mata pelajaran yaitu mata pelajaran Matematika, Bahasa Indonesia dan Sejarah.

  4. Guru masih canggung dan belum terbiasa melaksanakan  pembelajaran dengan pendekatan Scientific dengan model Discovery Learning, Inquiry, dan Problem Based Learning. Guru masih nyaman dengan pembelajaran  motode ceramah.

  5. Pada mata pelajaran matematika antara matematika wajib dan matematika peminatan, KI dan KD nya tidak diatur sedemikian rupa sehingga antara matematika wajib dan matematika peminatan sangat tidak dimungkinkan di ampuh oleh 2 orang guru, melainkan harus diampuh oleh seorang guru. 

  6. Contoh:
    KD Matematika Wajib:
    3.1. Memilih dan menerapkan aturan eksponen dan logaritma sesuai dengankarakteristik permasalahanyang akandiselesaikan dan memeriksakebenaran langkah-langkahnya.

    KD matematika peminatan:
    3.1.Mendeskripsikan dan menganalisisberbagai konsep dan prinsip fungsi eksponensial dan logaritma serta menerapkan dalam menyelesaikan masalah.

  7. Tidak siapnya guru inti dan guru sasaran melakukan pengimbasan di sekolah-sekolah sasaran, sehingga konsep  yang benar tentang Kurikulum 2013 tidak sampai ke guru-guru sasaran yang lain (karena tidak semua guru sasaran dilatih oleh Badan Pengembangan Sumber Daya Manusia Pendidikan dan Penjaminan Mutu Pendidikan Kemendikbud)

  8. Penerapan penilaian Auntentik juga “gamang” dilaksanakan oleh guru,  karena selama ini guru hanya berorientasi pada hasil belajar bukan pada proses, sedangkan Kurikulum 2013 berorientasi  pada proses dan hasil.

  9. Ada ketidak sinkronan penggunaan istilah antara Permendikbud No. 66 Tentang Standar Penilaian dan Permendikbud N0. 81 A tentang Impelentasi Kurikulum.  Di Standar Penilaian tercantum ulangan harian, ulangan tengah semester, ulangan semester dan ujian tingkat kompetensi. Sedangkan di Permendikbud N0. 81 A 9LampiranIV)  tidak digunakan istilah ulangan harian, ulangan tengah semester, ulangan semester dan ujian tingkat kompetensi melainkan menggunakan istilah tes formatif dan tes sumatif (????)

  10. Berubahnya sistem penilaian dan penulisan rapor juga menjadi perbincangan hangat serta penilaian yang menggunaka skala 1 -4  masih membingungan guru karena juknis penilaian  belum diterbitkan oleh direktorat terkait.

  11. Sarana sekolah yang belum memadai untuk pelaksanaan Kurikulum 2013, misalnya tidak adanya akses internet (WIFI), jumlah siswa yang relatif besar (> 40 siswa) perrombel dan masih ada  guru-guru yang belum sepenuhnya menguasai TIK





.




Cari informasi lainnya di bawah ini
Share:

Bandwidth Graph Gadget - Yahoo Widget Engine


.




Bandwidth Graph

 

Another great tool by Yahoo Widget Engine, this bandwidth monitoring tool display your bandwidth usage, upload and download speeds, resettable totals, and it also generates a graph to show you the details in a visual graph. At the end of a day, it will automatically calculate the total bandwidth usage for you.





.




Cari informasi lainnya di bawah ini
Share:

Network Monitor II Gadget for Windows - IP address (LAN, Internet or WAN)


.




Network Monitor II

 

Network Monitor II shows you all the essential information of the current network connection. The details displayed includes the network traffic, IP address (LAN, Internet or WAN), network usage, download and upload speed progress bar, the peak of the upload/download speed, and how much of the bandwidth is it currently using. If you wish to track the bandwidth you have used for the day, you can also easily save & export the data to keep a record. In addition to that, it also display advanced info such as DNS server, internet gateway, & MAC address of your computer.





.




Cari informasi lainnya di bawah ini
Share:

Network Utilization Gadget - Windows Installation


.




Network Utilization

 

A robust lightweight tool that should have come with every Windows installation, it shows you the transfer speed you are currently getting from your network in bar and line graphs with different interval choices. You get to set the gap between each refresh, with 10 seconds being the maximum.






.




Cari informasi lainnya di bawah ini
Share:

Speedo Meter Gadget for Windows - Yahoo! Widget Engine


.




SpeedoMeter

Before installing SpeedoMeter on your computer, make sure that you have installed Yahoo! Widget Engine on your pc as it is the platform needed to run Yahoo widgets effectively. The default design looks a bit old school at first glance, but you can easily tweak it to make it look fashionable & integrate nicely with the desktop.






.




Cari informasi lainnya di bawah ini
Share:

Network Traffic Gadget for Windows 7 and Windows 8


.




Network Traffic

Designed as a quality indicator to track incoming and outgoing internet traffic, users can easily personalize this gadget by adding their own skins & control the number of data transfer devices on this gadget.





.




Cari informasi lainnya di bawah ini
Share:

Populer di Indonesia

Sahabat Sejati

Informasi Terkini

Populer Bulanan

Populer Mingguan

Kirim Pesan

Nama

Email *

Pesan *

Arsip Blog