Tampilkan postingan dengan label Agama dan Kepercayaan. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label Agama dan Kepercayaan. Tampilkan semua postingan

Rabu, September 18, 2024

Mengungkap Hubungan Antara Black Hole dan Peristiwa Isra Mi'raj: Teori Dimensi dan Spiritualitas


https://basando.blogspot.com/

Mengungkap Hubungan
Antara Black Hole dan Peristiwa Isra Mi'raj: 
Teori Dimensi dan Spiritualitas

 Perjalanan Nabi Muhammad SAW Melalui Black Hole: Perspektif Ilmiah dari Isra Mi'raj


Peristiwa Isra Mi'raj, yang dialami oleh Nabi Muhammad SAW, merupakan perjalanan spiritual yang mengandung makna mendalam dalam konteks keimanan. Dalam perspektif sains, beberapa ilmuwan mencoba menjelaskan fenomena ini dengan teori fisika modern, termasuk konsep black hole dan wormhole.


sumber: https://studio.mrngroup.co/storage/app/media/Prambors/Editorial%203/Lubang%20hitam-20230710123654.webp?tr=w-600




## Black Hole dan Wormhole


Black hole adalah objek astronomi dengan gravitasi sangat kuat sehingga tidak ada yang bisa lolos darinya, termasuk cahaya. Teori relativitas umum Einstein menunjukkan bahwa black hole dapat memengaruhi waktu dan ruang di sekitarnya. Fenomena ini dikenal sebagai dilatasi waktu, di mana waktu berjalan lebih lambat di dekat black hole dibandingkan dengan waktu di tempat lain[2][5].

Wormhole, atau lubang cacing, adalah konsep teoretis yang berfungsi sebagai jembatan antara dua titik di ruang-waktu. Beberapa ilmuwan berpendapat bahwa wormhole dapat menjadi pintu menuju dimensi lain, yang mungkin relevan dalam konteks perjalanan Nabi Muhammad SAW ke Sidratul Muntaha[1][2].

## Hubungan dengan Isra Mi'raj


Dalam konteks Isra Mi'raj, beberapa ilmuwan mengusulkan bahwa perjalanan Nabi Muhammad SAW dapat dipahami melalui teori wormhole. Menurut Gonzalo Olmo dari University of Valencia, pusat black hole mungkin berfungsi sebagai wormhole yang memungkinkan perjalanan ke dimensi lain[1][8]. Husin Alatas, seorang profesor fisika, juga mengemukakan bahwa jika Nabi berada dekat black hole, waktu yang dialaminya akan berjalan sangat lambat. Namun, peristiwa Isra Mi'raj terjadi dalam waktu singkat menurut ukuran bumi, yang menunjukkan kemungkinan penggunaan wormhole untuk melakukan perjalanan tersebut[1][2].

## Kesimpulan


Isra Mi'raj adalah peristiwa yang tidak hanya memiliki makna spiritual tetapi juga menarik perhatian ilmuwan untuk menjelaskan fenomenanya melalui fisika modern. Meskipun banyak aspek dari perjalanan ini tetap berada di ranah metafisik dan tidak dapat dijelaskan sepenuhnya oleh sains, hubungan antara black hole dan wormhole memberikan wawasan menarik tentang bagaimana sains dan iman dapat saling berinteraksi dalam memahami realitas yang lebih luas.

Citations:


Sumber:
 
Under Creative Commons License: Attribution Non-Commercial



========================

web counter

Read more »

Jumat, November 18, 2022

Sejarah Musholla Al – Ridho (Contoh Teks Cerita Sejarah)

========================
Judul TCS: Sejarah Musholla Al – Ridho

Objek/Sumber TCS: Musholla Al – Ridho Cikarang Utara

Tanggal Upload: ....


Kelas: XII IPS 2
Kelompok: 8
Nama Anggota Kelompok:
1. Althaf Furqan Zaky Solin
2. Raja Gilang Pratama
3. Reva Quennara Aulia
4. Shal Sha Fayola Suandi

TCS (Teks Cerita Sejarah)
Orientasi


           Musholla adalah rumah tempat ibadah umat islam atau muslim yang biasanya di gunakan untuk ibadah,perayaan hari besar islam,diskusi, kajian agama, ceramah dan belajar Al Qur’an.Mushalla juga sering disebut dengan surau atau langgar di beberapa daerah. Berbeda dengan masjid dari segi fungsi karena tidak bisa dipakai untuk shalat berjemaah skala besar seperti halnya untuk salat Jumat, pada umumnya musholla dipakai untuk salat berjamaah dengan skala kecil, kurang lebih 10—15 orang, tergantung muatan kapasitas musala tersebut. Biasanya musala tidak dilengkapi mimbar.

              Musholla pada umumnya ditemukan di tempat-tempat umum untuk mempermudah sarana ibadah bagi umat Muslim. Kini mulai banyak musala berukuran besar yang sering kali dapat digunakan untuk salat berjemaah dengan jumlah banyak, seperti untuk salat Tarawih pada bulan Ramadan, tetapi tetap secara substantif tetap berbeda dengan masjid.

 

                                 Urutan Peristiwa


         Musholla Al Ridho adalah salah satu musholla yang berada di daerah Cikarang Utara tepatnya di Jl. Setia Budi, Karangasih, Kec. Cikarang Utara, Kabupaten Bekasi, Jawa Barat. Musholla ini dinamakan Al – Ridho dikarenakan pemberian nama dari orang yang mewakafkan tanah musholla itu dibangun, yaitu Alm. Bapak Haji Sumanta dan Ibu HJ. Sumarsih.

          Musholla Ar-ridho ini dulunya merupakan tanah kosong yang kemudian di wakafkan oleh Bapak H.Umir Sumirta dan Ibu HJ. Sumarsih. Tujuan musholla ini didirikan untuk beribadah warga sekitar,menyebarkan agama islam dan mengajarkan pengetahuan ajaran Islam.Alasannya dikarenakan musholla ini terletak di pinggir jalan raya dan merupakan terletak di daerah industri jadi memudahkan masyarakat yang baru pulang kerja untuk melaksanakan ibadah. Sekitar tahun 1989 musholla ini dibangun diatas tanah lapangan yang luas, dengan ukuran awal yang kecil. Musholla tersebut awalnya masih sepi, dengan warga yang masih jarang menempati wilayah tersebut. Namun lama kelamaan musholla mulai ramai oleh warga untuk beribadah 5 waktu. Menurut narasumber, daerah musholla tersebut sering terjadi banjir dikarenakan daerah nya yang rendah. Dengan biaya yang ada tanah nya ditinggikan lalu musholla di renovasi menjadi lebih besar dan bagus. Tepatnya sekitar 10 tahun setelah musholla itu dibangun.

           Menurut narasumber yaitu DKM, sarana yang ada di musholla Ar-ridho adalah tempat ibadah yang memadai, cukup lengkap dan bagus. Dan juga terdapat tempat wudhu untuk para jamaah yang ingin sholat. Sedangkan prasarana yang ada yaitu pengajian anak-anak yang dilakukan setiap sore dan pengajian untuk umum yang dilakukan setiap seminggu sekali. Musholla Ar-ridho dilakukan oleh Bapak alm H.Sumanta dan para masyarakat yang ada di daerah sekitar. Pengurus Musholla Ar-ridho yaitu Bapak Dede jumhara sebagai ketua DKM dan wakilnya Bapak Asep Suheri, Sekretaris Bapak Sunarto. Dan seksi peribadahan Ustad Muhammad Sanim, seksi kebendaharaan Bapak Adi Purnomo dan seksi kepemudaan yaitu Prisma dan perkumpulan remaja musholla Ar-ridho yang diketuai oleh Muhammad Ridho.

           Musholla Ar-ridho di desain bersama dengan masyarakat dan Bapak H. Sumanta kemudian di renovasi oleh bapak H. Udin Rusdiana. Mengapa bisa dinamakan Musholla Ar-ridho karena di wariskan dari Bapak H.Sumanta dan Ibu HJ.Sumarsih yang mewakafkan tanah untuk musholla ini didirikan. Musholla Ar-ridho di desain bersama dengan masyarakat dan Bapak H. Sumanta kemudian di renovasi oleh bapak H. Udin Rusdiana. Mengapa bisa dinamakan Musholla Ar-ridho karena di wariskan dari Bapak H.Sumanta dan Ibu HJ.Sumarsih yang mewakafkan tanah untuk musholla ini didirikan. Lalu Ketuanya berganti menjadi Rasman Sudarma, lalu dilanjutkan oleh Bapak H. Udin Sudiana dan dilanjutkan lagi oleh Bapak Kamaludin setelah itu dilanjutkan oleh Bapak Hamu sutisna selaku ketua PSSI Kabupaten Bekasi dan yang Terakhir dipimpin oleh Bapak Dedeh Jumhara. Itu merupakan urutan ketua dari musholla al ridho dengan mengalami beberapa kemajuan di bidang peribadatan untuk kemakmuran musholla al ridho itu sendiri.

 

                                     Reorientasi


 Pesan dan Kesan kami

         Kesan dan Pesan kami, yang pertama Pesan kita sebagai Umat Beragama Islam harus menaati peraturan-peraturan dan larangan-nya Allah SWT dan Rasulullah Saw serta dimana berada selalu ingat kepada Allah SWT dan sebagimana Umat Beragama Islam harus menaati sholat 5 waktu di manapun berada, serta menjalankan safa’atnya, serta selalu menjunjung tinggi Rasullullah SAW, dan sebagimana kita umat Islam harus beramal saleh dan menjauhi segala larangan-nya, dan selalu berbuat prasangka baik terhadap sesama umat manusia dimanapun berada, serta selalu rendah hati terhadap sesama manusia.

         Yang kedua yaitu Kesan, kesan kami Musholla Ar-Ridho tersebut sangat bersejarah bagi penduduk lingkungan disekitar Musholla yang tau persis tahap dari didirikan Musholla Ar-Ridho tersebut sampai direnov secara bertahap dari titik awal sampai dititik sekarang, dan kami juga memiliki banyak wawasan tentang berdirinya Musholla Ar-Ridho ini. 




Nama Narasumber:
1. Bpk. Saepudin (Marbot Musholla)
2. Bpk. H. Dede Jumahara (DKM)
3. Ibu. Dian (Pedagang minuman di dekat Musholla)

Dokumentasi

















Under Creative Commons License: Attribution Non-Commercial




========================

Read more »

Rabu, November 16, 2022

Sejarah Klenteng Tek Seng Bio

========================
Judul TCS: Sejarah Klenteng Tek Seng Bio
Objek/Sumber TCS: Klenteng Tek Seng Bio
Tanggal Upload: 22 September 2022

Kelas: XII IPS 4
Kelompok: 5
Nama Anggota Kelompok:
1. Andhika Adam Aswangga Kusuma
2. Glennardy Marcelino Handoyo
3. Muhammad Rizqy Maulana Putra
4. Salzha Bella Pramesti
5. Zahra Aurelia Pangesti

TCS (Teks Cerita Sejarah)


Orientasi

    Klenteng adalah tempat ibadah bagi umat Konghucu, Buddha, dan penganut kepercayaan tradisional tionghua. Klenteng biasanya terletak di daerah yang banyak ditinggali masyarakat tionghua. Salah satu contohnya ada di Pusat Pertokoan Pasar Lama Cikarang. Terdapat sebuah klenteng yang juga menjadi salah satu bangunan tertua di Cikarang, Klenteng Tek Seng Bio. 

Urutan Peristiwa

Klenteng Tek Seng Bio didirikan oleh Tjio Lo Weh yang juga ketua pertama Klenteng Tek Seng Bio. Tjio Lo Weh adalah seorang perantau dari Qixing, Fujian, Tiongkok. Di kampung halamannya dimakamkan seorang guru besar dimasa Dinasti Ming yang bernama Lim Kay Chun. Pada tahun 1568 Lim Kay Chun terpilih sebagai sarjana utama di Akademi Hanlin (Hanlim Tayhaksu/Hanlin Daxueshi 翰林大學士) dan mendapat tugas untuk mengedit dan xmengatur catatan sejarah negara (編修史記). Pada tahun 1573 Lim Kay Chun dipromosikan menadi guru besar(Thaysu/Taishi 太師) dari pemerintah dan juga sebagai guru dari pangeran mahkota (Thaycu Thayhu/Taizi Taifu 太子太傅). Selama Lim Kay Chun menjabat sebagai guru besar, dia menyelamatkan sebuah kuil dari kehancuran para pengacau yang ada wilayahnya. Setelah menangkap para pengacau. Pada suatu malam Jiuhuang Dadi datang kedalam mimpi Lim Kay Chun untuk menunjukkan rasa terima kasih terhadap usaha Lim dalam menyelamatkan kuil tersebut. Jiuhuang Dadi kemudian menganugrahi Lim dengan gelar Jiuhuang Taishi Gong (九皇太師公) atau Kiu Hong Thay Su Kong dalam dialek Hokkian. Hari berikutnya ketika Lim kembali ke kuil tersebut, dia melihat sebuah kursi yang didedikasikan untuk dirinya. Sejak itu, Lim juga dikenal sebagai dewa dengan nama Lim Thay Su Kong. Karena kebijaksanaan, sifat luhur, dan jasa-jasanya Lim Thay Su Kong banyak dihormati oleh masyarakat di daerah Fujian. Lim Thay Su Kong dipuja sebagai dewa yang memberikan kesembuhan dan memperlancar urusan administrasi dan keuangan.

Dari klenteng tempat penghormatan Lim Thay Su Kong yang ada di Fujian, Tjio Lo Weh membawa Kimsin (patung) dan abu sembahyang Lim Thay Su Kong ke Indonesia. Pada tahun 1828 Tjio Lo Weh mendirikan tempat penghormatan untuk Lim Thay Su Kong di rumah pribadinya yang terletak di jalan Sukaraya. Karena bertambahnya umat yang datang untuk menghormat pada Lim Thay Su Kong dan kondisi rumah pribadi Tjio Lo Weh yang tidak memungkinkan untuk menampung banyak umat yang datang, akhirnya tempat penghormatan Lim Thay Su Kong dipindahkan ke daerah Pertokoan Pasar Lama pada 1900. Walaupun tergolong sederhana, tempat yang baru lebih memungkinkan untuk menampung banyak umat yang datang untuk menghormat kepada Lim Thay Su Kong.

Tempat penghormatan baru untuk Lim Thay Su Kong diberi nama Tek Seng Bio yang memiliki arti Klenteng di pinggir sungai karena di belakang bangunan tersebut terdapat sebuah sungai. Nama tersebut terbilang unik untuk sebuah Klenteng karena biasanya penamaan Klenteng diambil dari nama dewa utama Klenteng tersebut dan bukan dari kondisi geografis sekitar Klenteng, misalnya Klenteng dengan dewa utama Bu An Tay Tee Kwan Sing Tee Kun biasanya diberi nama Kwan Sing Bio, klenteng dengan dewa utama Lo Cia Tiong Tan Lie Goan Swee biasanya diberi nama Lo Cia Bio.

 Bangunan awal dari Klenteng Tek Seng Bio sangatlah sederhana. Bila dilihat dari luar, bangunan hanya seperti rumah biasa, tidak terlihat arsitektur tionghua seperti di Klenteng lain. Bangunan utama Klenteng Tek Seng Bio terdiri dari dua tiang kayu yang berbentuk balok. Altar Kongco Lim Thay Su Kong masih berbentuk kuil Yunani kuno. Di samping kiri altar Kongco Lim Thay Su Kong terdapat altar Kongco Bu An Tay Tee Kwan Sing Tee Kun dan di bawah altar Kongco Lim Thay Su Kong terdapat altar Dewa Bumi To Tik Kong. Di ruangan sebelah kanan terdapat altar Sang Buddha dan Makco Kwan She Im Phosat, serta para Embah atau Datuk. Di ruangan dapur terdapat altar dewa dapur Kongco Cao Kun Kong. Ruangan utama dan altar Kongco Lim Thay Su Kong menghadap arah Selatan dengan kemiringan sekitar lima derajat, ini berkaitan dengan filosofi tiongkok seolah-olah bangunan Klenteng Tek Seng Bio “hidup” tidak kaku.

Klenteng Tek Seng Bio mengalami renovasi besar pada tahun 2002 dengan menghilangkan dua tiang utama dan memugar total altar Kongco Lim Thay Su Kong. Di samping kanan altar Kongco Lim Thay Su Kong ditambahkan altar Kongco Hok Tek Ceng Sin. Seluruh altar yang telah ada di Klenteng Tek Seng Bio juga direnovasi. Di ruangan belakang ditambahkan altar dewa pelindung kota tepi sungai, jendral langit Kongco Qing Yuan Mia Dao Zhen Jun Er Lang Sen dan altar raja setan Makco Tay Sui ya. Setelah renovasi besar, Klenteng Tek Seng Bio tampak lebih megah dengan penambahan arsitektur tionghua.

Dengan diperbolehkannya kembali tradisi tionghua di Indonesia setelah Masa Revolusi, Klenteng Tek Seng Bio mulai mengadakan dan mengikuti kegiatan ritual. Biasanya Klenteng Tek Seng Bio mengikuti kirab budaya dalam perayaan Shejit (ulang tahun dewa) dan Cap Go Meh di Bekasi, Karawang, Jakarta, Kudus, Slawi, Tangerang,dan Bogor. Klenteng Tek Seng Bio juga merayakan ulang tahun Kongco Lim Thay Su Kong pada tanggal empat bulan empat penanggalan tionghua. Dalam rangka perayaan Shejit Kongco Lim Thay Su Kong biasanya diadakan ritual Lokthung (mediumisasi dewa), Tahwee (injak bara api), Chiyu (mandi minyak panas), mengundang perkumpulan barongsai dan tarian naga dari Klenteng-klenteng lain untuk tampil, serta menggelar hiburan gambang kromong. Dalam tiap perayaan Shejit Kongco Lim Thay Su Kong, banyak orang dating untuk memeriahkan acara, ada yang bertanya pada saat mediumisasi Kongco Lim Thay Su Kong, berpartisipasi dalam Tahwee dan Chiyu, serta berjoget saat pagelaran gambang kromong. Perayaan Shejit di Klenteng Tek Seng Bio merupakan salah satu Perayaan Shejit paling ramai di Jawa Barat.

Pada tahun 2009 Klenteng Tek Seng Bio mendirikan perkumpulan barongsai dan tarian naga untuk para pemuda pemudinya. Perkumpulan tersebut diberi nama Perkumpulan Barongsai dan Naga Teratai Putih.  Perkumpulan Teratai putih lalu berganti nama menjadi Dharmaphala Dragon and Lion Dance troupe yang memiliki arti pelindung kebenaran, agar diharapkan anggota Dharmaphala menjadi seseorang dengan jalan yang benar. Barongsai dan tarian naga menjadi salah satu kegiatan andalan Klenteng Tek Seng Bio. Tentunya karena dukungan dari Klenteng Tek Seng Bio dan Rombongan Tarian Singa Kun Seng Keng Malaysia, Tim barongsai terbaik ke empat di Indonesia milik Tek Seng Bio tersebut meraih banyak prestasi di kejuaraan-kejuaran bergengsi seperti juara satu dalam Kejurnas kategori tradisional dan juara tiga dalam Pontianak International Lion Dance Competition pada 2018, berhasil meraih Rank-6 dalam China-Asean Lion King Competition di Guanxi, Tiongkok pada 2019, dan yang terbaru meraih  juara 3 dan juara favorit dalam pertandingan barongsai tonggak virtual Federasi Olahraga Barongsai Indonesia pada 2020.

Keberadan barongsai juga menambah pemuda pemudi yang ada di Klenteng Tek Seng Bio, sehingga Klenteng Nampak lebih ramai terutama di hari Sabtu dan Minggu, hari dimana latihan barongsai dilaksanakan. Karena banyaknya relasi Dharmaphala Dragon and Lion Dance Troupe dengan perkumpulan lain, pada shejit Kongco Lim Thay Su Kong tahun 2018, Klenteng Tek Seng Bio dapat mengundang seluruh perkumpulan barongsai dan tarian naga di Jawa Barat, beberapa perkumpulan dari Tangerang dan Jakarta, bahkan satu tim dari Malaysia. Klenteng Tek Seng Bio juga pernah menggelar Bekasi Open Lion Dance Competition pada Shejit tahun 2019 yang diikuti perkumpulan barongsai dari seluruh Jawa Barat, Banten, dan Lampung. Di dalam kegiatan seperti kirab, bakti sosial serta ritual-ritual juga selalu melibatkan pemuda-pemudi Dharmaphala Dragon and Lion Dance Troupe.

Saat pandemi Covid-19 melanda Indonesia pada 2020, semua kegiatan yang ada di Klenteng Tek Seng Bio bahkan Klenteng se-indonesia terhenti. Tidak ada perayaan dan ritual yang diadakan demi kesehatan seluruh umat dan masyarakat. Namun, pada pertengahan 2021 hingga 2022 kegiatan sudah mulai berjalan kembali. Umat-umat sudah mulai beribadah kembali, mulai ada perayaan dan ritual, serta kegiatan barongsai juga sudah berjalan kembali.

 

Reorientasi

Klenteng Tek Seng Bio yang adalah salah satu bangunan tertua di Cikarang merupakan tempat ibadah bagi umat Konghucu, Buddha, dan penganut kepercayaan tradisional tionghua. Klenteng Tek Seng Bio didirikan oleh Tjio Lo Weh, seorang perantau dari Qixing, Fujian, Tiongkok. Ia mendirikan sebuah tempat untuk menghormati Lim Kay Chun atau yang dikenal sebagai Kongco Lim Thay Su Kong, seorang guru besar dimasa Dinasti Ming. Tjio Lo Weh membawa Kimsin (patung) dan abu sembahyang Lim Thay Su Kong ke Indonesia.

 Pada tahun 1828 Tjio Lo Weh mendirikan tempat penghormatan untuk Lim Thay Su Kong di rumah pribadinya yang terletak di jalan Sukaraya, yang lalu dipindahkan ke daerah Pertokoan Pasar Lama pada 1900. Tempat penghormatan baru untuk Lim Thay Su Kong diberi nama Tek Seng Bio yang memiliki arti Klenteng di pinggir sungai. Bangunan awal dari Klenteng Tek Seng Bio sangatlah sederhana. Klenteng Tek Seng Bio mengalami renovasi besar pada tahun 2002.

Dengan diperbolehkannya kembali tradisi tionghua di Indonesia setelah Masa Revolusi, Klenteng Tek Seng Bio mulai mengadakan dan mengikuti kegiatan ritual. Biasanya Klenteng Tek Seng Bio mengikuti kirab budaya dalam perayaan Shejit (ulang tahun dewa) dan Cap Go Meh. Klenteng Tek Seng Bio juga merayakan ulang tahun Kongco Lim Thay Su Kong pada tanggal empat bulan empat penanggalan tionghua. Pada tahun 2009 Klenteng Tek Seng Bio mendirikan perkumpulan barongsai dan tarian naga untuk para pemuda pemudinya. Perkumpulan tersebut diberi nama Perkumpulan Barongsai dan Naga Teratai Putih.  Perkumpulan Teratai putih lalu berganti nama menjadi Dharmaphala Dragon and Lion Dance troupe yang sekarang menjadi perkumpulan barongsai terbaik nomor 4 di Indonesia. 

Saat pandemi Covid-19 melanda Indonesia pada 2020, semua kegiatan yang ada di Klenteng Tek Seng Bio bahkan Klenteng se-Indonesia terhenti. tidak ada perayaan dan ritual yang diadakan. namun pada pertengahan 2021 hingga 2022 kegiatan sudah mulai berjalan kembali.

Klenteng Tek Seng Bio juga menjadi bukti bahwa sejak lama masyarakat Tionghoa dan pribumi telah hidup berdampingan. Bukti bahwa selama kita saling menghormati, semua indah dijalani. Untuk itu, kita sebagai warga negara harus menjaga kerukunan antar ras, agama dan golongan.



Nama Narasumber:
1. Bpk Waluyo Se (warga)
2. Bpk Aldo (warga)
3. Bpk Andrey (warga)
















Under Creative Commons License: Attribution Non-Commercial




========================

Read more »

Senin, Juli 11, 2022

BIOGRAFI K.H. NOER ALI



Biografi K.H. Noer Ali









Anak keempat dari sepuluh bersaudara pasangan H. Anwar bin H. Layu dan Hj. Maimunah binti Tarbin.

KH. Noer Ali lahir pada tanggal 15 juli 1914 di Desa Ujung Harapan Bahagia, Kecamatan Babelan, Kabupaten Bekasi, Jawa Barat.

*Masa kecil
Pada awal usia 3 tahun KH. Noer Alie sudah bisa mengeja huruf, hitungan dan hafal kata yang baru, bahasa Arab dan bahasa Melayu.

Semasa kecil KH Noer Alie sudah memperlihatkan semangat belajar yang sangat baik, di usia 8 tahun KH. Noer Alie dikhitan dan belajar kepada guru Maksum di kampung Bulak. Pelajaran yang diberikan lebih dititikberatkan pada pengenalan dan mengeja huruf Arab, menghafal dan membaca Juz-amma, ditambah menghafal dasar-dasar rukun Islam dan rukun Iman.

*Pendidikan
Pendidikan agama yang didapatnya dari para guru dan pesantren di sekitar Bekasi dan Klender, Jakarta Timur. Pada tahun 1934, beliau pergi ibadah haji dan belajar ilmu agama di Mekah dan tinggal di sana selama 6 tahun. Selama di Arab, beliau aktif dalam berorganisasi. KH. Noer Ali juga membuat organisasi pelajar Betawi di Mekah.

Di Mekah KH. Noer Ali belajar ilmu Nahwu, Qawafi (Sastra), dan Badi (Mengarang),ilmu Tauhid dan Mantiq (ilmu logika yang mengandung Falsafah Yunani), dan KH. Noer Ali juga memproleh ilmu politik di sana. Pada tahun 1939, KH. Noer Ali kembali ke tanah air.

*Peran dalam Pembangunan
Setelah pulang dari Mekah dan kembali ke tanah air, Noer Ali mendirikan pesantren yang dikenal dengan Pondok Pesantren Attaqwa untuk menyalurkan ilmunya di Ujungmalang.

Salah satu pembangunan KH Noer Alie yang dapat kita rasakan manfaatnya sampai sekarang adalah pembangunan dan pembukaan akses jalan secara besar–besaran antara kampung Ujung Malang, Teluk Pucung, dan Pondok Ungu. Dan beliau terjun langsung memimpin gotong royong pengerjaannya pada pertengahan tahun 1941.

*Pertempuran yang diikuti
Pada tanggal 29 November 1945 terjadi pertempuran sengit antara pasukan KH Noer Ali dengan Sekutu di Pondok Ungu. Para pasukan KH. Noer Ali kewalahan menghadapi Sekutu. Melihat kejadian yang tidak baik, KH. Noer Ali memerintahkan seluruh pasukannya untuk mundur. Dan sebagian yang masih bertahan menjadi korban di pertempuran Sasak Kapuk.

*Peran Politik
Ketika Indonesia merdeka, beliau terpilih sebagai Ketua Komite Nasional Indonesia Daerah (KNID) Babelan. Tanggal 19 September 1945 pada saat dilaksakannya Rapat di Lapang Ikada Jakarta, KH. Noer Ali mengerahkan  untuk hadir. Dalam mempertahankan kemerdekaan, beliau menjadi Ketua Laskar Rakyat Bekasi, selanjutnya menjadi Komandan Batalyon III Hisbullah Bekasi. Pada tanggal 19 April 1950 KH. Noer Ali dipilih sebagai Ketua Masyumi Cabang Jatinegara.

Peran Politik KH Noer Ali cukup besar dalam perjuangan pergerakan Republik Indonesia terutama untuk wilayah Bekasi. KH. Noer Alie juga berperan sebagai  seorang yang memplopori terbentuknya kabupaten Bekasi.

Sejak bulan Mei 1991 KH. Noer Ali sakit. Sembilan bulan kemudian,  pada 29 Januari 1992, KH. Noer Ali wafat.

Tempat, tanggal Lahir : Bekasi, 15 Juli 1914
Tempat, tanggal Wafat : Bekasi, 29 Januari 1992
Gelar : Pahlawan Nasional



Nama : Ahmad Baihaqi
Kelas : XII IPS 1





Sumber


Read more »

Pencarian