TCS ( Teks Cerita Sejarah)
Orientasi
Masjid Jami’ Al-Mujahidin terletak di Jalan K.H. Fudholi, Kampung Kebon
Kopi, Kecamatan Cikarang Utara, Kabupaten Bekasi, Provinsi Jawa Barat.
Bangunannya indah, dengan nuansa tropis yang sangat memukau. Meskipun
bangunannya sudah dibangun dengan sangat luas, namun jamaah yang hadir pada
saat peresmian tersebut sangatlah banyak bahkan meluber hingga ke bagian luar bangunan. Banyak
dari para jamaah yang rela untuk mengikuti peresmian dan duduk di tempat parkir atau halaman masjid,adapun beberapa yang rela untuk menempati
jalan raya di sebelah selatan bangunan masjid.
Urutan Peristiwa
Pada
saat itu, yang mempunyai wakaf Masjid Al-Mujahidin adalah Bapak Sulaiman
Kurdi,dahulu Masjid Al-Mujahidin ini adalah Mushola yang sangat kecil.Mushola
tersebut mulai di bangun pada tahun 1960, lalu mulai beroperasi kembali pada tahun 1962.Keadaan mushola ini sangat
berbeda dengan sekarang, dulu hanya terdiri dari satu lantai saja,masjid ini sebelumnya bernama Al-Furqon lalu berganti nama lagi menjadi Al-Hikmah,dan akhirnya menjadi Jami
Al-Mujahidin. Alasan mengapa dinamakan Masjid Al- Mujahidin adalah supaya para pengurus dan jama'ah menjadi orang yang mujahid,yaitu orang-orang yang berada di jalan Allah.Ketua DKM
pada saat itu adalah Bapak Ustad Musanip. Masjid ini mengganti Ketua atau DKM
setiap 2 periode sekali.
Masjid Al-Mujahidin sudah direnovasi sebanyak tiga kali,yang
sebelumnya adalah sebuah Mushola lalu diubah menjadi masjid pada tahun
1970. Renovasi kedua dilaksanakan pada tahun 1978,renovasi ketiga dilaksanakan pada tahun 2000 dimana
renovasi tersebut adalah renovasi terakhir. Pada renovasi tahun 2000 mulailah di
bangun lantai 2, karena pada saat itu jamaah sudah mulai membludak.Lantai
pertama digunakan untuk jamaah pria, sedangkan lantai dua dengan pola mezanin
dikhususkan untuk jamaah wanita.Untuk akses ke lantai dua, jamaah wanita dapat
melewati tangga penghubung utama yang terletak di timur masjid. Selain itu, akses lain menuju lantai dua adalah dari dua
tangga di sudut tenggara dan timur laut, menghubungkan selasar masjid dengan
lantai mezaninnya. Dari lantai mezanin inilah terdapat satu tangga yang dapat
digunakan untuk menuju lantai kedua.Dana yang didapat untuk renovasi yaitu dari
sumbangan jama'ah dan warga sekitar.
Desain
bangunan Masjid Jami’ Al-Mujahidin dibangun dengan konsep hemat listrik.
Bagaimana tidak, bangunan masjidnya sendiri mengacu pada konsep dimana puluhan
jendela diterapkan di sekeliling masjidnya. Hal ini dilakukan agar cahaya matahari
dapat masuk secara bebas, serta sirkulasi udara juga terjadi secara masif,
sehingga tanpa penyejuk udara pun ruangan akan tetap terasa adem.
Secara garis besar, keseluruhan bangunan Masjid
Jami’ Al-Mujahidin ini menganut rancangan seni bina bangunan khas masjid Timur
Tengah, digabungkan dengan rancang bangunan tropis dengan sirkulasi yang besar.
Masjid Timur tengah biasanya dibuat dengan
memiliki pelataran tanpa pelindung bagian atas, dan hal tersebut tidak cocok di Indonesia, mengingat curah hujan yang dimiliki negara kita ini lebih besar.
Bagian atap Masjid secara keseluruhan dibuat
dengan beton cor, ditopang oleh 4 soko guru berbentuk segi empat berukuran
sangat besar. Hal ini dilakukan karena lantai dua dan atap ditampung sepenuhnya
oleh bangunan soko guru tersebut. Bapak Utoyo adalah sosok dibalik desain eksterior dan interior Masjid AL-Mujahidin.
Masjid ini dahulu tidak memiliki tempat untuk mengaji atau TPQ, setelah di renovasi Masjid ini mempunyai tempat mengaji atau TPQ untuk anak-anak belajar mengaji. Selain itu,di dalam komplek masjid ini juga didirikan sebuah sekolah Islam yang berada dibawah naungan Yayasan Pendidikan Al-Mujahidin,sehingga selain digunakan masyarakat sekitar untuk beribadah, setiap harinya masjid ini juga senantiasa ramai digunakan oleh para siswa-siswi dan guru-guru yang melakukan kewajiban sholat dzuhurnya secara berjamaah. Bahkan tidak jarang sholat sunnah dhuha juga dilaksanakan di masjid ini.
Kegiatan yang dilakukan pada saat Ramadhan di Masjid Al-Mujahidin adalah buka puasa bersama dengan jama'ah masjid,sholat tarawih bersama lalu pada akhir bulan menjelang lebaran, Masjid Al-Mujahidin membagikan santunan bagi anak yatim piatu.
Setiap setahun sekali Masjid ini juga melaksanakan kegiatan Maulid Nabi. Pada satu waktu Masjid Al-Mujahidin pernah mendatangkan Kiyai Arifin Ilham, beliau adalah seorang pendakwah atau dai berkebangsaan Indonesia. Ia mendirikan majelis taklim bernama "Adz-Dzikra" pada tahun 2000.Namun beliau meninggal dunia pada 22 mei 2019.Banyak sekali jamaah yang berdatangan untuk mengikuti kegitan Maulid Nabi tersebut. Acara nya cukup meriah dan besar, acara pun tak hanya diisi dengan dakwah saja, banyak kegiatan lain seperti sambutan oleh pertunjukan hadroh, dengan panggung yang megah dan besar menjadi perhatian warga dan jamaah yang datang, dan acara tersebut dimulai pada waktu dzuhur dan selesai pada waktu ashar menjelang maghrib.
Pada tahun 2016, Masjid Al-Mujahidin kembali mengadakan Maulid Nabi yang dibintangi oleh Dra. Hj. Dede Rosidah atau lebih dikenal dengan sapaan Mamah Dedeh. Mamah Dedeh lahir pada 5 Agustus 1951, beliau adalah seorang pendakwah wanita yang terkenal sebagai pengisi dakwah dalam acara "Mamah dan Aa" yang ditayangkan di Indosiar, oleh sebab itu acara maulid nabi ini pun banyak mengundang antusias warga sekitar. Dengan dekorasi yang meriah dan megah seperti tahun-tahun sebelumnya, lalu karena sosok Mamah Dedeh yang disukai para jamaah membuat acara Maulid nabi tahun 2016 tersebut ramai. Acara ini juga membutuhkan biaya yang cukup besar, yaitu sekitar 40 juta untuk mengundang Mamah Dedeh untuk sekali berdakwah. Selain dakwah, acara ini juga mempertunjukkan marawis oleh ibu-ibu pengajian.
Pada tahun 2021, tamu acara maulid nabi Masjd Al-Mujahidin adalah Ustadz, K.H.
Fikri Haikal MZ, S.Ag. beliau adalah mubalig dan ulama Indonesia. Ia adalah putra
sulung dari Zainuddin M.Z. Acara ini juga ramai oleh jamaah dan para warga
sekitar, acara ini diisi dengan sesi berdakwah seperti pada umumnya dan juga diadakan marawis yang di bawakan
oleh ibu-ibu pengajian. Acara ini pun berlangsung sesaat sesudah dzuhur dan sampai selesai.
Masih banyak lagi kegiatan yang dilakukan di Masjid Al Mujahidin ini, dan kegitan Maulid nabi juga selalu dilakukan di Masjid ini setiap tahunnya, dan masih banyak lagi pendakwah-pendakwah yang pernah diundang oleh Masjid Al-Mujahidin.
Pada tahun 2022, yang menjabat sebagai kepala DKM adalah Bapak A'im Abdulrohim dan marbot yang mengurus Masjid Al-Mujahidin saat ini adalah Bapak Didi, Sahroni, Dan Mahmud.
Reorientasi
Banyak sekali perubahan dari tahun ke tahun pada masjid Al-Mujahidin,yang pada awalnya masjid ini adalah sebuah mushola kecil, bahkan bentuknya pun tidak bagus dan tidak seperti mushola yang lainnnya. Banyak jama'ah yang tidak kebagian untuk sholat karena tempatnya yang terlalu kecil.Akhirnya mushola tersebut diubah menjadi masjid yang bagus dan berlantai dua agar jama'ah yang ingin beribadah bisa mengikuti sholat berjamaah dengan tempat yang luas dan nyaman.
Untuk lokasi masjid ini lumayan mudah untuk ditemukan dari ruas jalan pilar, atau lebih mudahnya masjidi ini berada di Jalan Ki Hajar Dewantara. Dari perempatan jalan tersebut, kita ambil arah ke daerah Sukatani, kemudian sesampainya di pertigaan kita akan menemukan Sekolah Yayasan Islam Al-Mujahidin, beberapa meter dari sekolah tersebut lah berdiri dengan megahnya bangunan Masjid Jami’ Al-Mujahidin ini.Jika dari arah sebaliknya, artinya dari arah yang berlawanan namun hanya dengan jalan kaki saja (karena akses jalan adalah jalur satu arah), anda dapat menyusuri jalan KH. Fudholi, hingga hampir mencapai pertigaan jalan pilar atau jalan Ki Hajar Dewantara.
Nama Narasumber :
- Bpk.Didi (Marbot Masjid)
- Bpk.Utoyo (Penentu pembangunan)
- Bpk. Bukhori (Guru Al-Mujahidin)
========================