Judul TCS: Menelusuri Makam Jagawana Tua
Objek/Sumber
TCS: Makam Jagawana Tua
Tanggal upload:
Kelas: XII IPS
6
Kelompok: 7
Nama Anggota
Kelompok:
1. Ahmad Syahid
2. Fadillah Nasywa Daulay
3. Muhammad Rifal
4. Silvia Febiola Susilowati
TCS (Teks Cerita Sejarah)
Orientasi
Makam Jagawana tua merupakan makam
yang sudah ada sejak kurang lebih 100 tahun yang lalu. Makam jagawana tua ini terletak
di jalan Raya Jagawana diperbatasan antara
RT 02 dengan RT 03, Desa Sukarukun, Kecamatan Sukatani, Kabupaten
Bekasi.
Transportasi yang kami gunakan pada saat wawancara adalah motor, akses
jalan menuju Makam Jagawana tua tidak lah jelek dan tidak terlalu sulit karena
bisa diakses menggunakan mobil atau motor pribadi, kecuali angkutan umum
karena tidak ada angkutan umum yang melewati Makam Jagawana Tua.
Lingkungan di sekitar Makam Jagawana Tua
sudah banyak diisi rumah-rumah warga,lahan tanah kosong di sebrang Makam Jagawana Tua
yang biasa digunakan anak-anak untuk bermain bola, dan sudah banyak pedagang
yang berjualan disekitar Makam Jagawana, mulai dari yang berjualan di kios
sampai pedagang kaki lima.
Kondisi makam saat ini sudah terbilang
cukup baik dari sebelumnya.Mulai dari dibangunnya tembok-tembok di setiap ujung,
pendopo yang sedang dibangun, pintu masuk yang sudah diberi pagar, pos untuk
para pengurus makam berkumpul, dan juga ada beberapa bagian tanah yang sedang
digali karena pernah terjadi banjir di makam itu. Makam di sini lebih banyak
menggunakan tanah dibanding menggunakan keramik, biasanya hal seperti ini
tergantung bagaimana pihak keluarga. Kalau dari kondisi batu nisan nya
pun,sudah banyak yang di pakaikan batu nisan.
Kondisi makam pada saat siang hari baik-baik saja,tidak ada hal-hal yang menyeramkan.Dari beberapa narasumber yang
termasuk pengurus makam tersebut pun mengatakan bahwa tidak ada hal-hal yang
terlalu serius di makam itu pada saat siang atau malam hari.
Urutan
Peristiwa
Makam tua Jagawana yang berlokasi di
Jagawana ini dulu nya hanya lahan kosong seperti hutan. Pemilik lahan ini
merupakan warga asing,tetapi pada zaman dahulu selain warga pribumi atau warga
sekitar tidak dapat menggunakan nama pribadinya atas dasar kepemilikan tanah.
Oleh sebab itu, tanah ini di waqafkan
kepada warga sekitar yang dipercaya atas nama Bpk. Kasman (alm), dan tidak ada
surat surat sertifikat tanah karena pada zaman itu belum ada surat surat tanah
resmi. Mengapa disebut Makam Jagawana Tua? sebenarnya bukan karena ada makam
pertama atau makam paling tua disitu, tetapi memang dari dulu warga sekitar
sudah menyebutnya makam tua.
Pada tahun 1997 dilakukan pemekaran
Desa Sukaasih menjadi Desa Sukarukun. Pada masa itu warga Sukamana, Sukaasih,
dan Sukarukun dimakamkan dimakam tersebut. Tanah tersebut diwakafkan seluas 2
hektar. Namun, saat dilakukan renovasi pada tahun 2017 terdapat pengurangan
tanah ± 400 meter sehingga luasnya menjadi 1 hektar 350 meter.
Perenovasian tersebut didapat bukan
dari pemerintah atau bahkan instansi terkait lainnya, melainkan karena adanya
swadaya oleh masyarakat sekitar. Makam jagawana ini dikhususkan untuk warga
yang tinggal atau menetap di daerah jagawana tanpa pemungutan biaya apapun.
Saat pandemi Covid-19 terdapat
penambahan makam ± sebanyak 48 makam, tetapi makam-makam tersebut bukan merupakan korban dari penderita Covid-19 tersebut. Jika ada pemakaman baru yang perlu digali, penggalian
dilakukan dengan cara gotong royong oleh warga sekitar dengan diberikan upah
seikhlasnya.
Jika terdapat penambahan makam pun
tidak diadakan pembukuan/pendataan terkait korban yang dimakamkan, melainkan
hanya melapor kepada ketua makam tersebut. Setelah ini akan dilakukan
perenovasian pada bagian pendopo, peluasan tanah dan pengurukan dalam waktu
bertahap. Penguburan merupakan serangkaian aktivitas mulai dari menggali atau mempersiapkan liang lahat,
meletakkan mayat pada tepatnya menimbun, dan kemudian memberi tanda agar
diketahui umum. Pengertian kubur dalam Islam berhubungan dengan kewajiban kaum
muslimin terhadap orang yang meninggal dunia.
Kewajiban tersebut hukumnya Fardhu Kifayah, artinya apabila sebagian dari kaum muslimin sudah mengerjakannya maka terlepaslah yang lain dari kewajiban itu, tetapi bila tidak ada satu orang pun dari kaum muslimin yang mengerjakannya maka semuanya berdosa. Kewajiban tersebut teridiri dari mensucikan (memandikan), menyolatkan, dan menguburkan atau menanamkan.
Kedalaman kubur dibuat sedemikian rupa
sehingga bau busuk mayat tidak tercium dari atas kubur dan tidak dapat dibongkar oleh binatang buas. Lubang kubur
disunatkan memakai liang lahat. Beberapa
anjuran yang berhubungan dengan kubur antara lain ditinggikan dari tanah
sekitar kira-kira sejengkal.
Hal ini didasarkan pada hadits yang
diriwayatkan oleh Baihaqi. Makam sebaiknya ditandai dengan batu atau lainnya pada bagian kepala mayat. Hal ini
didasarkan pada hadits yang diriwayatkan oleh Abu Dawud (Rasjid, 1992:
161-178). Pada beberapa hadits disebutkan bahwa kubur lebih baik ditinggikan
dari tanah disekitarnya tetapi tidak dimunjungkan agar mudah dikenali.
Cara merawat makam yaitu dengan
menyirami kuburan, diharapkan kondisi jenazah di dalamnya tetap dingin. Selain
itu, rumput dan tumbuh – tumbuhan yang ada di atas kuburan, sebaiknya tidak
dimusnahkan. Dalam sebuah hadits disebutkan bahwa Rasulullah meletakan pelepah
kurma segar yang dibelah dua diatas dua kuburan.
Makam Jagawana Tua ini juga masih
sering kebanjiran dikarenakan saluran got yang lebih tinggi dari bahu
jalan. Ketika hujan deras maka saluran got itu meluap ke jalanan dan
makam pun ikut kemasukan air hujan yang meluap dari got sehingga menyebabkan
banjir. Kebanjiran terparah yang pernah terjadi di Makam Jagawana Tua yang
disebabkan meluapnya air got, tinggi air mencapai perut orang dewasa.
Adapun
ketua makam Jagawana tua ini terdiri atas:
-Bpk.
Badrum
-Bpk.
Fauji
-Bpk.
Enjon
Reorientasi
Manfaatnya yaitu bisa mengetahui
tentang asal usul makam Jagawana tua, bisa bersosialisasi dengan penjaga makam,
pengurus makam, dan warga sekiar, dan bisa mengambil segala pengalaman yang
kita alami selama wawancara dan lain sebagainya.
“Kita semua pasti mengalami kematian.
Dan kemudian kita akan dikuburkan. Namun Kuburan bukan rumah masa depan yang
sebenarnya. Kita yang jadi tulang yang hancur. Akan dihidupkan kembali oleh
Allah”(Bpk.Enjon).
Nama Narasumber :
- Bpk. Anyin Bin Nimung adalah seorang pengurus makam mulai dari tahun 2000 sampai saat ini.
- Bpk. Enjon adalah seorang ketua makam yang juga merupakan keturunan dari Alm. Bpk Kasman yang telah mewakafkan tanah tersebut.
- Bpk. Asan Tongde adalah warga sekitar yang merupakan keturunan dari Alm. Bpk Kasman dan juga merupakan paman dari Bpk. Enjon. Bpk Asan ini sempat dipercayai sebagai ketua makam, namun beliau menolak dan memintanya agar orang lain saja yang menjadi ketua dari makam tersebut.
Dokumentasi :
(NARASUMBER
BAPAK ANYIN)
(NARASUMBER BAPAK ENJON)
(NARASUMBER BAPAK ASAN TONGDE)
========================