Belajar Bahasa Indonesia Online SD SMP SMA KBBI PUEBI Buku Materi Pelajaran Tugas Latihan Soal Ujian Sekolah Penilaian Harian Silabus

Pencarian

07 November 2022

Menelusuri Makam Jagawana Tua

========================

Judul TCS: Menelusuri Makam Jagawana Tua

Objek/Sumber TCS: Makam Jagawana Tua

Tanggal upload:

Kelas: XII IPS 6

Kelompok: 7

Nama Anggota Kelompok:

1.  Ahmad Syahid

2. Fadillah Nasywa Daulay

3. Muhammad Rifal

4. Silvia Febiola Susilowati

 

 TCS (Teks Cerita Sejarah)

Orientasi

Makam Jagawana tua merupakan makam yang sudah ada sejak kurang lebih 100 tahun yang lalu. Makam jagawana tua ini terletak di jalan Raya Jagawana diperbatasan antara  RT 02 dengan RT 03, Desa Sukarukun, Kecamatan Sukatani, Kabupaten Bekasi.

Transportasi yang kami gunakan pada saat wawancara adalah motor, akses jalan menuju Makam Jagawana tua tidak lah jelek dan tidak terlalu sulit karena bisa diakses menggunakan mobil atau motor pribadi, kecuali angkutan umum karena tidak ada angkutan umum yang melewati Makam Jagawana Tua.

Lingkungan di sekitar Makam Jagawana Tua sudah banyak diisi rumah-rumah warga,lahan tanah kosong di sebrang Makam Jagawana Tua yang biasa digunakan anak-anak untuk bermain bola, dan sudah banyak pedagang yang berjualan disekitar Makam Jagawana, mulai dari yang berjualan di kios sampai pedagang kaki lima.

Kondisi makam saat ini sudah terbilang cukup baik dari sebelumnya.Mulai dari dibangunnya tembok-tembok di setiap ujung, pendopo yang sedang dibangun, pintu masuk yang sudah diberi pagar, pos untuk para pengurus makam berkumpul, dan juga ada beberapa bagian tanah yang sedang digali karena pernah terjadi banjir di makam itu. Makam di sini lebih banyak menggunakan tanah dibanding menggunakan keramik, biasanya hal seperti ini tergantung bagaimana pihak keluarga. Kalau dari kondisi batu nisan nya pun,sudah banyak yang di pakaikan batu nisan.

Kondisi makam pada saat siang hari baik-baik saja,tidak ada hal-hal yang menyeramkan.Dari beberapa narasumber yang termasuk pengurus makam tersebut pun mengatakan bahwa tidak ada hal-hal yang terlalu serius di makam itu pada saat siang atau malam hari.

 

Urutan Peristiwa

Makam tua Jagawana yang berlokasi di Jagawana ini dulu nya hanya lahan kosong seperti hutan. Pemilik lahan ini merupakan warga asing,tetapi pada zaman dahulu selain warga pribumi atau warga sekitar tidak dapat menggunakan nama pribadinya atas dasar kepemilikan tanah.

Oleh sebab itu, tanah ini di waqafkan kepada warga sekitar yang dipercaya atas nama Bpk. Kasman (alm), dan tidak ada surat surat sertifikat tanah karena pada zaman itu belum ada surat surat tanah resmi. Mengapa disebut Makam Jagawana Tua? sebenarnya bukan karena ada makam pertama atau makam paling tua disitu, tetapi memang dari dulu warga sekitar sudah menyebutnya makam tua.

Pada tahun 1997 dilakukan pemekaran Desa Sukaasih menjadi Desa Sukarukun. Pada masa itu warga Sukamana, Sukaasih, dan Sukarukun dimakamkan dimakam tersebut. Tanah tersebut diwakafkan seluas 2 hektar. Namun, saat dilakukan renovasi pada tahun 2017 terdapat pengurangan tanah ± 400 meter sehingga luasnya menjadi 1 hektar 350 meter.

Perenovasian tersebut didapat bukan dari pemerintah atau bahkan instansi terkait lainnya, melainkan karena adanya swadaya oleh masyarakat sekitar. Makam jagawana ini dikhususkan untuk warga yang tinggal atau menetap di daerah jagawana tanpa pemungutan biaya apapun.

Saat pandemi Covid-19 terdapat penambahan makam ± sebanyak 48 makam, tetapi makam-makam tersebut bukan merupakan korban dari penderita Covid-19 tersebut. Jika ada pemakaman baru yang perlu digali, penggalian dilakukan dengan cara gotong royong oleh warga sekitar dengan diberikan upah seikhlasnya.

Jika terdapat penambahan makam pun tidak diadakan pembukuan/pendataan terkait korban yang dimakamkan, melainkan hanya melapor kepada ketua makam tersebut. Setelah ini akan dilakukan perenovasian pada bagian pendopo, peluasan tanah dan pengurukan dalam waktu bertahap. Penguburan merupakan serangkaian aktivitas mulai  dari menggali atau mempersiapkan liang lahat, meletakkan mayat pada tepatnya menimbun, dan kemudian memberi tanda agar diketahui umum. Pengertian kubur dalam Islam berhubungan dengan kewajiban kaum muslimin terhadap orang yang meninggal dunia.

Kewajiban tersebut hukumnya Fardhu Kifayah, artinya apabila sebagian dari kaum muslimin sudah mengerjakannya maka terlepaslah yang lain dari kewajiban itu, tetapi bila tidak ada satu orang pun dari kaum muslimin yang mengerjakannya maka semuanya berdosa. Kewajiban tersebut teridiri dari mensucikan (memandikan), menyolatkan, dan menguburkan atau menanamkan.

Kedalaman kubur dibuat sedemikian rupa sehingga bau busuk mayat tidak tercium dari atas kubur dan tidak dapat dibongkar oleh binatang buas. Lubang kubur disunatkan  memakai liang lahat. Beberapa anjuran yang berhubungan dengan kubur antara lain ditinggikan dari tanah sekitar kira-kira sejengkal.

Hal ini didasarkan pada hadits yang diriwayatkan oleh Baihaqi. Makam sebaiknya ditandai dengan batu atau lainnya pada bagian kepala mayat. Hal ini didasarkan pada hadits yang diriwayatkan oleh Abu Dawud (Rasjid, 1992: 161-178). Pada beberapa hadits disebutkan bahwa kubur lebih baik ditinggikan dari tanah disekitarnya tetapi tidak dimunjungkan agar mudah dikenali.

Cara merawat makam yaitu dengan menyirami kuburan, diharapkan kondisi jenazah di dalamnya tetap dingin. Selain itu, rumput dan tumbuh – tumbuhan yang ada di atas kuburan, sebaiknya tidak dimusnahkan. Dalam sebuah hadits disebutkan bahwa Rasulullah meletakan pelepah kurma segar yang dibelah dua diatas dua kuburan.

Makam Jagawana Tua ini juga masih sering kebanjiran dikarenakan saluran got yang lebih tinggi dari bahu jalan. Ketika hujan deras maka saluran got itu meluap ke jalanan dan makam pun ikut kemasukan air hujan yang meluap dari got sehingga menyebabkan banjir. Kebanjiran terparah yang pernah terjadi di Makam Jagawana Tua yang disebabkan meluapnya air got, tinggi air mencapai perut orang dewasa.

 

Adapun ketua makam Jagawana tua ini terdiri atas:

-Bpk. Badrum

-Bpk. Fauji

-Bpk. Enjon

 

Reorientasi

Manfaatnya yaitu bisa mengetahui tentang asal usul makam Jagawana tua, bisa bersosialisasi dengan penjaga makam, pengurus makam, dan warga sekiar, dan bisa mengambil segala pengalaman yang kita alami selama wawancara dan lain sebagainya.

“Kita semua pasti mengalami kematian. Dan kemudian kita akan dikuburkan. Namun Kuburan bukan rumah masa depan yang sebenarnya. Kita yang jadi tulang yang hancur. Akan dihidupkan kembali oleh Allah”(Bpk.Enjon).

Nama Narasumber :

  1.     Bpk. Anyin Bin Nimung adalah seorang pengurus makam mulai dari tahun 2000 sampai saat ini.
  2.   Bpk. Enjon adalah seorang ketua makam yang juga merupakan keturunan dari Alm. Bpk Kasman yang telah mewakafkan tanah tersebut.
  3.       Bpk. Asan Tongde adalah warga sekitar yang merupakan keturunan dari Alm. Bpk Kasman dan juga merupakan paman dari Bpk. Enjon. Bpk Asan ini sempat dipercayai sebagai ketua makam, namun beliau menolak dan memintanya agar orang lain saja yang menjadi ketua dari makam tersebut.

 

Dokumentasi :




(NARASUMBER BAPAK ANYIN)


(NARASUMBER BAPAK ENJON)


(NARASUMBER BAPAK ASAN TONGDE)


















Under Creative Commons License: Attribution Non-Commercial




========================
Share:

0 comments:

Posting Komentar

Harap beri komentar yang positif. Oke boss.....

Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.

Populer di Indonesia

Sahabat Sejati

Informasi Terkini

Populer Bulanan

Populer Mingguan

Kirim Pesan

Nama

Email *

Pesan *

Arsip Blog