Belajar Bahasa Indonesia Online SD SMP SMA KBBI PUEBI Buku Materi Pelajaran Tugas Latihan Soal Ujian Sekolah Penilaian Harian Silabus

Wanita Cantik Lahir Batin, Calon Istri Idaman

Wanita Cantik Lahir Batin, Kamu Harus Segera Nikahi Dia Model wanita seperti ini sangat langka. Baca selengkapnya: https://www.genpi.co/gaya-hidup/33478/wanita-cantik-lahir-batin-kamu-harus-segera-nikahi-dia

5 Mobil Mewah Termahal Yang Pernah Dijual di Indonesia

Punya khalayak otomotif yang kuat, lima mobil mewah termahal ini pernah dijual di Indonesia! https://carro.id/blog/5-mobil-mewah-termahal-yang-pernah-dijual-di-indonesia/

Timnas Indonesia U-16 menjuarai Piala AFF U-16

Bola.net - Asisten Shin Tae-yong, Nova Arianto mengapresiasi keberhasilan Timnas Indonesia U-16 menjuarai Piala AFF U-16 2022. https://www.bola.net/tim_nasional/timnas-indonesia-juara-piala-aff-u-16-2022-asisten-shin-tae-yong-jangan-layu-sebelum-berkemba-ca151c.html

Tesla Cybertruck Asli dalam Video Baru Dari Peterson

Diupload: 13 Apr 2023, Museum Otomotif Peterson memiliki prototipe Cybertruck pertama yang dipamerkan dalam pameran, selengakapnya di https://id.motor1.com/news/662022/tesla-cybertruck-asli-museum-peterson/

Kabar Baik untuk ARMY! BTS Kembali Dinobatkan sebagai Penyanyi K-Pop Terpopuler

Dilansir PikiranRakyat-Cirebon.com dari laman Soompi, BTS kembali menempati peringkat pertama sebagai penyanyi K-Pop terpopuler https://cirebon.pikiran-rakyat.com/entertainment/pr-042118224/kabar-baik-untuk-army-bts-kembali-dinobatkan-sebagai-penyanyi-k-pop-terpopuler-di-bulan-juni-2021

Pencarian

15 Desember 2012

Kisi-Kisi UN (Ujian Nasional) 2013 untuk SD, SMP, dan SMA

Di tengah polemik rencana pelaksanaannya tahun depan, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan  melalui Badan Standar Nasional Pendidikan  atau BSNP akhirnya merilis kisi-kisi soal Ujian Nasional 2013. Perkiraan soal untuk jenjang pendidikan dasar dan menengah itu mulai disosialisasikan di laman resmi BSNP sejak hari Selasa (20/11/2012).

Dalam laman tersebut, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemdikbud) mencantumkan tiga tautan, yaitu tautan surat keputusan (SK) tentang kisi-kisi soal ujian nasional (UN), tautan berisi kisi-kisi soal UN untuk jenjang sekolah dasar, serta satu tautan berisi kisi-kisi soal UN untuk jenjang sekolah menengah pertama dan atas.

SK menyebutkan bahwa khusus kisi-kisi UN ini digunakan sebagai acuan dalam penyusunan soal UN dan memiliki masa berlaku selama tiga tahun.

Sosialisasi kisi-kisi soal UN ini sesuai dengan janji Kepala Pusat Penilaian Pendidikan Kemdikbud Hari Setiadi, pekan lalu. Sebelumnya, rencana sosialisasi kisi-kisi memang sempat diundur dari bulan Oktober ke bulan November.

Kepada Kompas.com, pekan lalu, Hari mengatakan, para guru dapat segera memanfaatkan kisi-kisi ini sebagai acuan untuk mengajarkan materi yang sesuai kepada siswanya. Selain melalui situs resmi BSNP dan Badan Penelitian dan Pengembangan (Balitbang) Kemdikbud, kisi-kisi akan disosialisasikan melalui dinas pendidikan di masing-masing daerah.

Materi yang dimuat dalam kisi-kisi dan akan diujikan dalam UN tahun depan pun tidak jauh berbeda dengan kisi-kisi soal UN 2012. Oleh karena itu, meski soal UN akan dibuat dalam 20 variasi, menurut Hari, guru dan siswa tak perlu khawatir. 


Download:





Share:

Seminar Studi Evaluasi Ujian Nasional (UN) dan Penerimaan Siswa Baru (PSB)

Badan Penelitian dan Pengembangan (Balitbang) Kota Medan, menggelar seminar akhir Studi Evaluasi Ujian Nasional dan Penerimaan Siswa Baru Dalam Meningkatkan Mutu Proses Belajar di Kota Medan Tahun Anggaran 2012 di Grand Elite Hotel, hari ini.

Seminar yang dibuka Wakil Walikota Medan, Dzulmi Eldin ini, diharapkan dapat memberikan gambaran model penerimaan siswa baru yang terbaik dalam peningkatan prestasi siswa, khususnya di tingkat SMA maupun SMK secara seragam.

Di hadapan para peserta seminar, Eldin menyampaikan ada 3 pokok permasalahan yang ingin dijawab dalam studi ini. Pertama, bagaimana pelaksanaan sistem penerimaan siswa baru  (PSB) yang dilakukan sekolah. Kedua, bagaimana kesiapan para siswa dalam menghadapi ujian nasional (UN). Sedangkan yang ketiga, bagaimana hubungan antara prestasi belajar di tingkat SMP/MTsN dengan prestasi belajar di tingkat SMA/SMK sesuai dengan jalur PSB.

Menurut Eldin, ada beberapa pihak yang tidak menerima hasil UN menggambarkan mutu pembelajaran secara keseluruhan. Sebab, belum ada data akurat tentang proses pembelajaran yang terjadi semua level pendidikan. Untuk itu studi ini diharapkannya bisa memberikan manfaat bagi sekolah sebagai dasar untuk perbaikan pelaksanaan pembelajaran, khususnya dalam persiapan  pelaksanaan UN.

“Saya juga berharap studi ini bermanfaat bagi Balitbang Kota Medan dan Pemko Medan  untuk mendapatkan data tentang tingkat kesiapan sekolah dalam melaksanakan UN, sebagai dasar dalam pembuatan kebijakan untuk perbaikan kualitas pendidikan. Serta sebagai bahan masukan dalam menyusun program perbaikan kualitas pendidikan, khususnya pelaksanaan UN dan sistem PSB,” kata Eldin.

Sementara itu, Kepala Balitbang Kota Medan Hasan Basri, ketika menyampaikan laporan memaparkan, pelaksaan studi ini telah dimuali sejak November 2012.  Diawali dengan pengambilan data melalui kuisioner kepada para siswa dan para guru SMA dan SMK Negeri di Kota Medan sebagai responden. Setelah itu dilakukan tabulasi dan perhitungan serta analisis terhadap data yang diterima. Sebelum seminar hasil ini, telah dilakukan beberapa kali rapat tim teknis.

Sedangkan peserta seminar berjumlah 100 orang yang berasal dari anggota Komisi B DPRD Kota Medan, Balibang Provinsi Sumatera Utara , asisten dan pimpinan SKPD di lingkungan pemko Medan, pengurus Dewan Pendidikan Kota Medan, Kepala UPT Pendidikan, kepala sekolah SMA dan SMK Negeri serta staf Balitbang Kota Medan.




Share:

Kurikulum Baru Pengganti Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) 2006

Sejak 2010 pemerintah mulai menggodok kurikulum pendidikan nasional baru sebagai pengganti Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan 2006. Alasannya, kurikulum lama sudah ”ketinggalan zaman” dan tidak dapat menghasilkan sumber daya manusia yang memiliki kompetensi berpikir analitis dan kreatif.

Berdasarkan laporan McKinsey Global Institute ”Indonesia Today”, yang selalu menjadi acuan pemerintah, kompetensi dan kreativitas pelajar Indonesia berada di bawah Jepang, Thailand, Singapura, dan Malaysia, terutama di bidang matematika dan sains. Padahal, kedua bidang itu merupakan dasar dari kemampuan berpikir rasional.

Harapan pemerintah, kurikulum yang baru itu juga akan mampu menjawab konvergensi peradaban. Ada keinginan, Indonesia tidak sekadar membangun ilmu pengetahuan, tetapi juga membangun peradaban dunia. Untuk mencapai itu, kompetensi siswa dan guru mau tidak mau harus diubah karena tuntutan zaman pun berubah.

Hanya saja, bagi sebagian kalangan, rumusan kurikulum sementara yang muncul justru bertolak belakang dengan semua harapan. Mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) dan Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) ”hilang” dari kurikulum. Hal itu segera menuai kritik dan protes, terutama di kalangan ilmuwan.

Di dalam lingkaran tim penyusun kurikulum yang baru itu pun masih terjadi silang pendapat. Sebagian menilai dua mata pelajaran itu lebih baik menjadi obyek pembelajaran saja dan tidak perlu muncul sebagai mata pelajaran tersendiri. Namun, sebagian lagi menilai dua bidang itu lebih baik dimunculkan sebagai mata pelajaran tersendiri di kelas IV, V, dan VI sekolah dasar (SD).

Belum ada keputusan final karena naskah kurikulum saat ini masih berada di tahap uji publik yang akan berakhir dua pekan mendatang.

Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Mohammad Nuh dalam berbagai kesempatan selalu menjelaskan, kedua mata pelajaran itu tidak dihilangkan, tetapi menjadi obyek pembelajaran dalam tematik integratif. Artinya, kedua bidang itu tidak menjadi mata pelajaran tersendiri, tetapi bergabung ke dalam mata pelajaran Bahasa Indonesia.

”Misalnya, ketika membahas sungai di Bahasa Indonesia, dari sisi IPA masuk materi soal curah hujan, lingkungan, dan sebagainya. Materi IPS-nya masuk dalam bentuk manfaat sungai bagi masyarakat, perlunya menjaga lingkungan, dan sebagainya,” ujarnya.

Direktur Jenderal Pendidikan Dasar Kemdikbud Suyanto menjelaskan, materi IPA atau IPS itu akan lebur ke dalam tema-tema yang telah ditentukan. Semua fenomena alam sejatinya bisa dimasukkan ke dalam pelajaran membaca di Bahasa Indonesia.

Penggabungan itu dilakukan karena jumlah mata pelajaran kini dipadatkan. Seperti di SD, mata pelajaran dipadatkan dari 10 mata pelajaran menjadi enam mata pelajaran, yakni Agama, PPKn, Bahasa Indonesia, dan Matematika, sebagai mata pelajaran pokok. Mata pelajaran lain adalah Olahraga dan Kesehatan Jasmani serta Seni Budaya dan Prakarya. Meski jumlah mata pelajaran dipadatkan, lama belajar di sekolah ditambah dari 26 jam menjadi 30 jam per minggu.

Bingung

Penggabungan IPA dan IPS ke balam Bahasa Indonesia disesalkan banyak kalangan karena dikhawatirkan justru akan memperburuk kemampuan nalar dan logika siswa. Guru Besar Institut Teknologi Bandung Iwan Pranoto menjelaskan, selama ini siswa ditunjukkan arah belajar kecakapan yang salah dan dibuat fokus mengejar kecakapan kedaluwarsa, seperti kognitif rutin. Anak-anak jarang diberi kesempatan mengembangkan kecakapan abad ke-21 yang bernalar tingkat tinggi. ”Rangkaian kebijakan pendidikan nasional justru kerap bertolak belakang seperti kurikulum baru ini,” ujarnya.

Bagi banyak pihak, langkah penggabungan ini justru membingungkan. Mengapa bukan sebaliknya, materi Bahasa Indonesia masuk ke mata pelajaran IPA dan IPS atau semua mata pelajaran. Bahasa Indonesia justru akan lebih fleksibel untuk diintegrasikan ke dalam tema apa pun.

Guru SMA Negeri 13 Jakarta, Retno Listyarti, menilai lebih baik Bahasa Indonesia digabung ke mata pelajaran lain daripada mata pelajaran IPA dan IPS dihilangkan. Lebih baik Bahasa Indonesia saja yang masuk ke mana-mana. Namun, ia juga menyadari bahwa jika Bahasa Indonesia dihilangkan, bisa jadi akan ada penilaian tidak nasionalis.

”Padahal, substansinya bukan soal nasionalis atau tidak. Saya, kalau disuruh mengajar atau menulis buku tentang Bahasa Indonesia, juga pasti akan bingung,” kata Retno.

Suyanto menegaskan, tidak mungkin Bahasa Indonesia digabungkan ke mata pelajaran lain karena akan bertentangan dengan Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional. Dalam aturan perundang-undangan itu disebutkan bahwa Bahasa Indonesia harus berdiri sebagai mata pelajaran tersendiri dalam kurikulum.

Dosen Jurusan Bahasa dan Sastra Indonesia Universitas Negeri Jakarta, Sam Mukhtar Chaniago, tidak sependapat jika konten IPA dan IPS diintegrasikan ke dalam Bahasa Indonesia meski hal itu bisa saja dilakukan. Dalam konteks ini, secara substantif bahasa Indonesia tetap menjadi materi utama, sementara IPA dan IPS hanya berfungsi sebagai teks atau bahan bacaan. Sebagai bahan bacaan, teks IPA dan IPS hanya akan ditujukan untuk mendapatkan pemahaman murid terhadap teks seperti bahan bacaan lain.

”Akibatnya, pengetahuan konseptual tentang ke-IPA-an dan ke-IPS-an tidak akan dapat dipahami siswa secara maksimal,” kata Sam.

Jika sebatas teks, penekanan tentu lebih difokuskan untuk meningkatkan keterampilan membaca. Jika teks itu dibacakan guru, aspek yang dikembangkan adalah keterampilan menyimak. Jika teks itu didiskusikan atau menjadi bahan diskusi, aspek berbahasa yang dikembangkan adalah keterampilan berbicara. Jika isi teks itu dikembangkan menjadi tulisan, yang dikembangkan adalah keterampilan menulis.

”Kalau begitu, keempat keterampilan berbahasa itu bisa dikembangkan dengan memakai wacana atau teks IPA, IPS, olahraga, seni, atau apa pun,” ujarnya.

Sam menilai, jika akan digunakan prinsip pembelajaran tematik integratif, sebenarnya tidak perlu ada penghapusan mata pelajaran apa pun karena semua pelajaran bisa diajarkan kepada siswa. Sam mencontohkan integrasi beberapa mata pelajaran yang memiliki keterikatan yang kuat dan mengikat dengan Bahasa Indonesia, yakni Sains, Bahasa Indonesia, dan Matematika (SBM); Sosial, Bahasa Indonesia, Seni Budaya, dan Muatan Lokal (SBSBM); Agama, Bahasa Indonesia, dan PPKn (ABP); serta Pendidikan Jasmani, Kesehatan, Pengembangan Diri, dan Bahasa Indonesia (PPB).

”Bahasa Indonesia berfungsi sebagai mata pelajaran pengikat atau pemandu mata pelajaran terkait (language across curriculum). Dengan cara ini siswa sebenarnya hanya belajar empat rumpun pelajaran,” kata Sam.

Melihat pro-kontra kurikulum baru, ada baiknya sebelum diterapkan, kurikulum baru ini diujicobakan di sejumlah sekolah. Jika setelah dievaluasi hasilnya ternyata bagus, barulah diterapkan di semua sekolah.




Share:

Penghapusan Ujian Nasional (UN) dalam Kurikulum Baru

Penerapan kurikulum baru seharusnya diikuti dengan penghapusan pelaksanaan Ujian Nasional (UN). Sebab jika UN dipertahankan maka tidak sesuai dengan standar penilaian kurikulum baru.

Hal itu disampaikan Sekretaris Umum PGRI Jawa Tengah, Dr Muhdi dalam diskusi "Menyongsong Kurikulum Pendidikan 2013" di Dinas Pendidikan Jateng, Jumat (14/12).

Dia mengatakan, apabila UN tetap dipertahankan maka standar proses yang diterapkan guru akan kembali atau sama saja. Bukan sebuah proses pembelajaran untuk membawa peserta didik bernalar, melakukan observasi, bertanya, dan mencipta, melainkan tetap mengajarkan siswa mengerjakan soal.

"Namun, bila UN hendak terus diterapkan maka fungsinya harus diubah. Yakni, hanya sekadar untuk pemetaan kompetensi siswa, bukan sebagai penentu kelulusan," katanya.

Adapun, lanjut dia, pelaksanaan UN bisa dilakukan di jenjang SMP di kelas VIII atau awal kelas IX, sedangkan pada SMA/SMK di kelas XI atau awal kelas XII.

Perubahan kurikulum baru 2013 menekankan pada empat elemen, yakni standar kompetensi, isi, proses dan penilaian. Pada standar isi difokuskan melalui pengembangan mata pelajaran dengan pendekatan tematik integratif. Sedangkan, pada standar proses ditekankan pada perubahan strategi pembelajaran.

"Disini guru diwajibkan untuk merancang dan mengelola proses pembelajaran aktif dan menyenangkan. Tujuannya agar peserta didik lebih peka, bisa melakukan observasi, bertanya, bernalar, mengolah, mencipta, menyajikan, hingga mengkomunikasikan apa yang dipelajarinya," jelas Rektor IKIP PGRI Semarang itu.




Share:

Bahasa Cadel: Ciyus? Enelan? Mi apah? Atut

Ciyus? Enelan? Mi apah? Atut

sobeX pasti pernah mendengar beberapa kalimat di atas kan. Baik melalui pesan SMS dari teman sobeX, di televisi, radio ataupun majalah-majalah remaja. Kata-kata tersebut merupakan kosakata yang biasa disebutkan oleh anak-anak yang masih cadel atau baru pada tahapan belajar berbicara. Orang-orang sering menyebutnya bahasa cadel. Nah, bahasa cadel ini dimasukkan ke dalam salah satu bentuk variasi bahasa gaul yang ada di Indonesia.

“Jadi bahasa gaul (atau bahasa prokem, menurut istilah ilmiah) di Indonesia punya beberapa variasi. Ada bahasa alay, bahasa QDJY (baca: keji) dan kini yang terbaru adalah bahasa cadel. Ke depannya mungkin saja bertambah seiring dengan waktu, perkembangan dan krea­tivitas remaja. Lagipula, bahasa itu kan dinamis, terus berkembang. Tidak seperti matematika,” jelas Hijriatul Fatima dari UNP.

Gadis yang kuliah di Jurusan Bahasa dan Sastra Indonesia dan Daerah ini mengatakan bahwa keberadaan bahasa cadel menambah variasi kosakata bagi para remaja maupun orang-orang yang masih muda. “Ya, bahasa cadel ini memberi variasi kosakata dalam percakapan lisan maupun tulisan baik dalam bentuk pesan SMS maupun chatting di situs jejaring sosial.”

Namun Hijriatul menekankan bahwa hendaknya bahasa cadel hanya digunakan dalam komunikasi dengan teman sebaya saja dalam situasi yang non formal atau tidak resmi. “Jangan digunakan saat dalam situasi formal, resmi atau berbicara pada orang yang usianya lebih tua. Seperti orangtua, guru, dosen atau yang lainnya.”

Husna dari SMAN 9 Padang menganggap bahasa cadel hanya sebagai bahasa untuk seru-seruan dengan teman saja. “Ya untuk seru-seruan saja kok, baik saat ngobrol ataupun BBM-an dengan teman maupun pacar. Sayang­nya tidak semua kosakata bisa kita cadel-kan. Kosakata bahasa cadel yang paling terkenal pun hanya tiga, yaitu ciyus, enelan dan mi apah.”

Eh… ciyus, enelan dan mi apah itu artinya apa ya? Ada yang bisa menjelaskan. “Oh itu ya. Ciyus itu serius, enelan itu beneran dan mi apah itu demi apa? Biasanya ketiga kosakata itu digunakan untuk menang­gapi jika ada orang yang berjanji atau mengutarakan suatu informasi pada kita,” jelas Siska dari SMAN 3 Padang.

Siska sendiri baru mengetahui perihal bahasa cadel ini dari salah seorang teman di kelasnya. “Aku tahu dari seorang temanku yang cewek. Dia menggunakan kosakata bahasa cadel dalam SMS. Awalnya aku tidak mengerti maksudnya. Setelah dia jelaskan, aku pun mengerti. Sekarang aku juga menggunakan bahasa cadel dalam percakapan dengan temanku sehari-hari,” tambahnya.



Sumber Tulisan
Share:

Populer di Indonesia

Sahabat Sejati

Informasi Terkini

Populer Bulanan

Populer Mingguan

Kirim Pesan

Nama

Email *

Pesan *

Arsip Blog