Belajar Bahasa Indonesia Online SD SMP SMA KBBI PUEBI Buku Materi Pelajaran Tugas Latihan Soal Ujian Sekolah Penilaian Harian Silabus

Wanita Cantik Lahir Batin, Calon Istri Idaman

Wanita Cantik Lahir Batin, Kamu Harus Segera Nikahi Dia Model wanita seperti ini sangat langka. Baca selengkapnya: https://www.genpi.co/gaya-hidup/33478/wanita-cantik-lahir-batin-kamu-harus-segera-nikahi-dia

5 Mobil Mewah Termahal Yang Pernah Dijual di Indonesia

Punya khalayak otomotif yang kuat, lima mobil mewah termahal ini pernah dijual di Indonesia! https://carro.id/blog/5-mobil-mewah-termahal-yang-pernah-dijual-di-indonesia/

Timnas Indonesia U-16 menjuarai Piala AFF U-16

Bola.net - Asisten Shin Tae-yong, Nova Arianto mengapresiasi keberhasilan Timnas Indonesia U-16 menjuarai Piala AFF U-16 2022. https://www.bola.net/tim_nasional/timnas-indonesia-juara-piala-aff-u-16-2022-asisten-shin-tae-yong-jangan-layu-sebelum-berkemba-ca151c.html

Tesla Cybertruck Asli dalam Video Baru Dari Peterson

Diupload: 13 Apr 2023, Museum Otomotif Peterson memiliki prototipe Cybertruck pertama yang dipamerkan dalam pameran, selengakapnya di https://id.motor1.com/news/662022/tesla-cybertruck-asli-museum-peterson/

Kabar Baik untuk ARMY! BTS Kembali Dinobatkan sebagai Penyanyi K-Pop Terpopuler

Dilansir PikiranRakyat-Cirebon.com dari laman Soompi, BTS kembali menempati peringkat pertama sebagai penyanyi K-Pop terpopuler https://cirebon.pikiran-rakyat.com/entertainment/pr-042118224/kabar-baik-untuk-army-bts-kembali-dinobatkan-sebagai-penyanyi-k-pop-terpopuler-di-bulan-juni-2021

Pencarian

31 Juli 2012

Ceramah: Pengertian, Metode, Jenis, Komponen

Ceramah dalam kamus bahasa Indonesia adalah pidato yang bertujuan untuk memberikan nasehat dan petunjuk-petunjuk, sementara ada audiensi yang bertindak sebagai pendengar. Dengan melihat kepada pengertian diatas, ceramah dapat diartikan sebagai bentuk dari dakwah yaitu dakwah bil-kalam yang berarti menyampaikan ajaran-ajaran, nasehat, mengajak seseorang dengan melalui lisan.





Jenis-jenis ceramah, yaitu:

• Ceramah umum
Ceramah adalah pesan yang bertujuan memberikan nasehat dan petunjuk-petunjuk, sementara ada audiens yang bertindak sebagai pendengar. Sedangkan umum adalah keseluruhan untuk siapa saja, khlayak ramai, masyrakat luas, atau lazim. Jadi ceramah umum adalah pidato yang bertujuan untuk memberikan nasehat kepada khalayak umum atau masyarakat luas. Di dalam ceramah umum ini keseluruhannya bersifat menyeluruh, tidak ada batasan-batasan apapun baik dari audiens yang tua muapun muda, materinya juga tidak ditentukan, sesuai dengan acara.
 
• Ceramah khusus
Pengertian ceramah sudah dipaparkan seperti yang diatas akan tetapi kali ini akan dipaparkan pengertian dari ceramah khusus itu sendiri yang mana khusus adalah tersendiri,istimewa, taka ada yang lain, jadi ceramah khusu itu sendiri berarti cermah yang bertujuan untuk memberikan nasehat-nasehat kepada mad’u atau khalayak tertentu dan jug abersifat khusus baik itu materi maupun yang lainnya. Sedangkan dalam ceramah khusus banyak batasan-batasan yang dibua mulai dari audiens yang sesuai dengan yang diinginkan dan materi juga yng menyesuaikan denagn keadaan. Contoh: Peringatan Hari Besar Islam (PHBI) seperti Is ra’miraj, maulid nabi, bulan puasa dll.

 

Komponen-komponen atau unsur-unsur ceramah sama saja dengan komponen-komponen dakwah:

Da’i (penceramah)
Seorang da’i atau pencermah harus mengetahui bahwa dirinya adalah seorang da’I atau pencermah, artinya sebelum menjadi penceramah perlu mengetahui apa tugas dari pencermah, modal dan bekal itu sendiri atas apa yang harus dimiliki oleh seorang pencermah.

Mad’u
Mad’u atau audiens merupakan sebagai penerima nasehat-nasehat. Audiens bermacam-macam kelompok manusia yang berbeda mulai dari segi intelektualitas, status ekonomi, status sosial, pendidikan, jenis kelamin dll.

Materi
Agar lebih menggugah pemikiran para audiens untuk mendengarkan materi-materi yang diberikan oleh sang pencermah. Oleh sebab itu, harus dapat memiliki bahan yang tepat atau menarik agar si mad’u tertarik, dan sesuai dengan pokok acara, materi yang akan disampaikan harus betuk-betul dikuasai sehingga penampilan penuh keyakinan, tidak ragu, dan jangan sampai menghilangkan konsentrasi dirinya sendiri. Dengan itu, materi harus disusun secara sisitematis, dengan artian judul, isi, dan acara tersebut sifatnya betul-betul mempunyai hubungan. Sehingga pembahasan sesuai dengan waktu yang telah ditentukan.


Metode Ceramah
Metode ceramah yaitu sebuah metode dengan menyampaikan informasi dan pengetahuan secara lisan kepada audiens yang pada umumnya mengikuti secara pasif. Muhibbin Syah, (2000). Metode ceramah dapat dikatakan sebagai satu-satunya metode yang paling ekonomis untuk menyampaikan informasi, dan paling efektif dalam mengatasi kelangkaan literatur atau rujukan yang sesuai dengan jangkauan daya beli dan paham audiens. Sedangkan metode dakwah adalah cara-cara yang dipergunakan oleh seorang da’i guna menyampaikan materi. Sumber metode ceramah adalah alquran dan hadis, menunjukkan begitu besar perannya metode dalam berdakwah.

Media dakwah
Media adalah alat yang digunakan umtuk menyampaikan materi ceramah kepada audiens. Berdakwah pada zaman sekarang tidak hanya bisa dilakukan oleh para mubaligh di masjid, tetapi bisa dilakukan dengan banyak cara dan banyak tempat banyak media yang bisa digunakan pada zaman sekarang sebagai media dakwah seperti televisi, koran, majalah, buku, lagu dan internet. Hal ini seperti yang dilakukan oleh beberapa grup musik nasyid yang menggunakan lagu sebagai media dakwah.
Share:

Pidato: Pengertian, Teknik, Metode, Syarat

Pidato adalah kegiatan berbicara satu arah di depan umum untuk menyampaikan pikiran atau gagasan atau gambaran kepada pendengar yang disampaikan dalam situasi formal ataupun non formal melalui rangkaian kata yang tersusun sistematis dengan bahasa lisan sebagai media utama yang bertujuan memberi pamahaman atau informasi dengan rasa percaya diri untuk mempengaruhi pendengar agar mengikuti ajakan pembicara secara sukarela.

Pidato merupakan penampilan diri seseorang di hadapaan pendengar untuk menyampaikan isi hati atau buah pikiran dengan rangkaian kata-kata dengan harapan agar pendengar tergugah hati nuraninya dan tergerak pikirannya. Pidato merupakan bentuk wicara individual yang banyak ragamnya. 

Secara umum pidato dapat digolongkan atas:
  • pidato memorial, misalnya pidato untuk menyambut Hari Kartini, Hari Kemerdekaan;
  • pidato perpisahan, misalnya pidato perpisahan karena tamat sekolah, perpisahan karena pensiun, dan sebagainya;
  • pidato penerimaan hadiah, misalnya piato penerimaan suatu medali kejuaraan olah raga;
  • pidato pidato penyambutan tamu, misalnya pidato penyambutan tamu kenegaraan;
  • pidato persembahan, misalnya pidato penyerahan cindera mata kepada tamu;
  • pidato persuasif, misalnya pidato kampanye partai politik;
  • pidato informatif, misalnya pidato penyuluhan kepada ibu-ibu PKK;
  • pidato instruktif, misalnya pidato tentang anjuran untuk membayar pajak;
  • pidato rekreatif, misalnya pidaato acara perkawinan, ulang tahun;
  • pidato kerohanian, misalnya santapan rohani waktu acara halal bihalal, acara pengajian;
  • pidato ilmiah, misallnya pidato ilmiah dalam acara wisuda.

Agar seseorang memiliki kemampuan yang memadai dalam hal pidato, maka dia harus memenuhi syarat-syarat berpidato. 




Syarat-syarat berpidato antara lain sebagai berikut:

·                     berpengetahuan luas,
·                     berkepribadian baik,
·                     jujur dan ikhlas,
·                     bijaksana dan sopan santun,
·                     punya keberanian moral,
·                     kaya dengan perbendaharaan kata,
·                     berpikir kritis,
·                     meyakini dan menguasai tema pembicaraan,
·                     mengenal dan memahami karakteristik audience,
·                     percaya diri,
·                     bersikap menarik, dan
·                     bertanggung jawab.


Menurut ada tidaknya persiapan sesuai dengan cara yang dilakukan waktu persiapan, ada empat macam pidato.

1. Impromptu : serta merta
Pidato yang apabila Anda menghadiri pesta dan tiba-tiba dipanggil untuk menyampaikan pidato.

Keuntungan :
Lebih mengungkapkan perasaan pembicara gagasan datang secara spontan memungkinkan Anda terus berpikir.

Kerugian :
Menimbulkan kesimpulan yang mentah mengakibatkan penyampaian tidak lancar gagasan yang disampaikan ngawur demam panggung.

2. Manuskrip : pidato dengan naskah.
Di sini tidak berlaku istilah ‘menyampaikan pidato’ tapi ‘membacakan pidato’. Manuskrip dibutuhkan oleh tokoh nasional, sebab kesalahan sedikit saja dapat menimbulkan kekacauan nasional.

Keuntungan :
Kata-kata dapat dipilih sebaik-baiknya pernyataan dapat dihemat kefasihan bicara dapat dicapai tidak ngawur manuskrip dapat diperbanyak.
 
Kerugian :
Komunikasi pendengar akan berkurang karena pembicara tidak berbicara langsung pada mereka pembicara tidak dapat melihat pendengar dengan baik pembuatannya lebih lama.
 
3. Memoriter : menghapal
pesan pidato ditulis kemudian diingat kata demi kata.

Keuntungan :
Kata-kata dapat dipilih sebaik-baiknya gerak dan isyarat yang diintegrasikan dengan uraian.
 
Kerugian :
Komunikasi pendengar akan berkurang karena pembicara beralih pada usaha untuk mengingat kata-kata memerlukan banyak waktu.

4. Ekstemporan : garis besar
pidato sudah dipersiapkan sebelumnya berupa garis besar dan pokok penunjang pembahasan (supporting points), tetapi pembicara tidak berusaha mengingatnya kata demi kata.

Keuntungan :
Komunikasi pembicara dengan pendengar lebih baik pesan dapat fleksibel.
 
Kerugian :
Kemungkinan menyimpang dari garis besar kefasihan terhambat karena kesukaran memilih kata-kata.

Seseorang akan mahir pidato jika ia benar-benar mau belajar dengna sungguh-sungguh. Cara belajar pidato tersebut dapat ditempuh dengan membaca buku-buku retorik(ilmu yang mempelajari masalah tutur secara efektif) dan buku-buku pengetahuan umum lain. Selain itu, mereke harus juga sering berlatih pidato, karena dangan cara “trial and error”, seseorang akan makin matang penglamannya. Begitu pula seorang yang akan tampil berpidato harus benar-benar siap terhadap materi pembicaraan dan siap pula dari segi fisik maupun mental, sehingga diharapkan dalam penampilan pidato nanti tidak terdapat adanya hambatan-hambatan.
Di dalam penampilan pidato, seseorang dapat memilih salah satu dari berbagai metode dalam penampilan pidato. 

Metode penampilan pidato tersebut ada empat macam, yaitu:

• Metode manuskrip/naskah,
yaitu metode berpidato dengan membaca naskah pidato, misalnya dilakukan dalam pidato-pidato resmi.

• Metode memoriter/menghafal,
yaitu metode berpidato dengan menghafal isi atau materi pidato lebih dahulu, kemudian menyampaikan isi pidato tersebut tanpa sebuah naskah.

• Metode ekstemporan/catatan kecil,
yaitu metode berpidato dengan membawa dan melihat butir-butir pokok isi pidato dalam lembar cerita catatan, lalu menyampaikan isi catatan itu kepada pendengar dengan ilustrasi bahasa secara spontanitas.

• Metode impromptu/spontan,
yaitu metode berpidato dengan berpidato secara spontanitas baik dari segi isi maupun bahasa berdasarkan situasi dan kondisi tertentu, misalnya berpidato sesuai dengan keadaan tempat, keadaan pendengar, waktu, topik, dan hajat pada waktu ia berpidato.

Di dalam mempersiapkan penampilan pidato seseorang dapat membuat naskah pidato dengan menggunakan metode impromptu, pembuatan naskah tak perlu dilakukan karena materi pembicaraan sudah dipersiapkan dalam benak pembicara lewat belajar secara bertahun-tahun dengan membaca buku dan belajar dari pengalaman hidup. Ilmu dan pengalamannya ini akan dipidatokan sesuai dengan situasi pada waktu ia berpidato. Agar pembicara tak lupa dengan materi pembicaan, biasanya pembicaraan membawa catatan kecil untuk dilihat sewaktu-waktu ia membutuhkan.


Skema susunan suatu pidato yang baik:

·                     Pembukaan dengan salam pembuka
·                     Pendahuluan yang sedikit menggambarkan isi
·                     Isi atau materi pidato secara sistematis : maksud, tujuan, sasaran, rencana, langkah, dll.
·                     Penutup (kesimpulan, harapan, pesan, salam penutup, dll)

Bagi seorang pemula, pembuatan naskah pidato wajib dilakukan lebih dahulu sebelum ia tampil di depan pendengar. 

Adapun pokok-pokok isi pidato itu tersusun sebagai berikut:

1.                  salam pembuka,
2.                  kata pendahuluan,
3.                  pokok-pokok isi pidato,
4.                  uraian lengkap materi pidato,
5.                  simpulan isi pidato,
6.                  saran-saran dan harapan-harapan,
7.                  penutup, dan
8.                  salam penutup.


Agar penampilan pidato dapat berhasil dapat berhasil dan menarik, maka diperlukan adanya variasi langgam atau gaya tertentu. 

Gaya ataulanggam dalam suatu penampilan pidato antara lain seperti berikut ini.

• Langgam Agama
Langgam agama mempunyai suara yang terkadang naik dan kemudian menurun dengan gaya ucapan yang lambat dan ceremonis. Pada umumnya langgam semacam ini sering ditampilkan oleh para khatib, muballig, dan sebagainya dalam pidato kerohanian.

• Langgam Agiator
Langgam agiator dikemukakan secara agresif dan terbanyak digunakan dalam pertemuan-pertemuan atau rapat-rapat umum, yang bersifat propaganda politis. Biasanya juga langgam ini dipakai untuk mencetuskan sentimen di kalangan massa sesuai dengan konsep propaganda. Di dalam hal ini jiwa massa akan dikuasai dan digiring ke arah tujuan yang diinginkan .

• Langgam Konversasi
Langgam konversasi merupakn langgam yang paling bebas, jelas, tenang dan terang, yang sering digunakan dalam pertemuan-pertemuan atau rapat-rapat yang yang sifatnya terbatas. Langgam ini banyak persamaannya dengan orang yang sedang berbicara biasa dan sering kali dilakukan pada pertemuan-pertemuan yang serius.

• Langgam Didaktik
Langgam didaktik adalah langgam yang sifatnya mendidik kepada para pendengar, seperti seorang guru yang sedang mengajar kepada siswanya. Langgam ini bersifat menggurui, sehingga sering meimbulkan rasa kurang enak jika ditujukan kepada pendengar yang merasa lebih pandai daripada pembicara. Langgam ini tepat dipaki pada waktu berpidato kepada pendengar yang usianya lebih muda daripada pembicara.

• Langgam Sentimentil
Langgam sentimentil ini biasanya dipakai secara efektif dan banyak berguna di dalam pertemuan umum dengan jalan mengemukakan kepuasan-kepuasan atau kekecewaan-kekecewaan dengan penuh perasaan. Segi positif langgam ini adalah akan menyenangkan si pendengar bila berisi tentang kepuasan-kepuasan atas keberhasilan, tetapi segi negatifnya akan menimbulkan sentimen jika berisi tentang kekecewaan atau keprihatinan-keprihatinan atas kejadian sosial di sekitar kita.

• Langgam Teater
Langgam teater adalah langgam berpidato yang penuh dengan gaya dan mimik seperti yang diperankan oleh para aktor atau aktris dalam teater. Di dalam hal ini pembicara berpidato dengan akting lengkap dengan gerak wajah(mimik), gerak lengan, gerak kepala, dan pemakaian vokal lengkap dengan tekanan dan intonasinya seperti dalam pementasan paanggung sandiwara.
Share:

30 Juli 2012

Majas atau Gaya Bahasa (Majas Perbandingan)

Majas atau Gaya Bahasa adalah pemanfaatan kekayaan bahasa, pemakaian ragam tertentu untuk memperoleh efek-efek tertentu, keseluruhan ciri bahasa sekelompok penulis sastra dan cara khas dalam menyampaikan pikiran dan perasaan, baik secara lisan maupun tertulis.

Majas PERBANDINGAN

Alegori: Menyatakan dengan cara lain, melalui kiasan atau penggambaran.
Contoh: Perjalanan hidup manusia seperti sungai yang mengalir menyusuri tebing-tebing, yang kadang-kadang sulit ditebak kedalamannya, yang rela menerima segala sampah, dan yang pada akhirnya berhenti ketika bertemu dengan laut.

Alusio: Pemakaian ungkapan yang tidak diselesaikan karena sudah dikenal.
Contoh: Sudah dua hari ia tidak terlihat batang hidungnya.

Simile: Pengungkapan dengan perbandingan eksplisit yang dinyatakan dengan kata depan dan penghubung, seperti layaknya, bagaikan, " umpama", "ibarat","bak", bagai".
Contoh: Kau umpama air aku bagai minyaknya, bagaikan Qais dan Laila yang dimabuk cinta berkorban apa saja.

Metafora: Gaya Bahasa yang membandingkan suatu benda dengan benda lain karena mempunyai sifat yang sama atau hampir sama.
Contoh: Cuaca mendung karena sang raja siang enggan menampakkan diri.

Antropomorfisme: Metafora yang menggunakan kata atau bentuk lain yang berhubungan dengan manusia untuk hal yang bukan manusia.

Sinestesia: Majas yang berupa suatu ungkapan rasa dari suatu indra yang dicurahkan lewat ungkapan rasa indra lainnya.

Antonomasia: Penggunaan sifat sebagai nama diri atau nama diri lain sebagai nama jenis.

Aptronim: Pemberian nama yang cocok dengan sifat atau pekerjaan orang.

Metonimia: Pengungkapan berupa penggunaan nama untuk benda lain yang menjadi merek, ciri khas, atau atribut.
Contoh: Karena sering menghisap jarum, dia terserang penyakit paru-paru. (Rokok merek Djarum)

Hipokorisme: Penggunaan nama timangan atau kata yang dipakai untuk menunjukkan hubungan karib.

Litotes: Ungkapan berupa penurunan kualitas suatu fakta dengan tujuan merendahkan diri.
Contoh: Terimalah kado yang tidak berharga ini sebagai tanda terima kasihku.

Hiperbola: Pengungkapan yang melebih-lebihkan kenyataan sehingga kenyataan tersebut menjadi tidak masuk akal.
Contoh: Gedung-gedung perkantoran di kota-kota besar telah mencapai langit.

Personifikasi: Pengungkapan dengan menggunakan perilaku manusia yang diberikan kepada sesuatu yang bukan manusia.
Contoh: Hembusan angin di tepi pantai membelai rambutku.

Depersonifikasi: Pengungkapan dengan tidak menjadikan benda-benda mati atau tidak bernyawa.

Pars pro toto: Pengungkapan sebagian dari objek untuk menunjukkan keseluruhan objek.
Contoh: Sejak kemarin dia tidak kelihatan batang hidungnya.

Totum pro parte: Pengungkapan keseluruhan objek padahal yang dimaksud hanya sebagian.
Contoh: Indonesia bertanding volly melawan Thailand.

Eufimisme: Pengungkapan kata-kata yang dipandang tabu atau dirasa kasar dengan kata-kata lain yang lebih pantas atau dianggap halus.
Contoh: Di mana saya bisa menemukan kamar kecilnya?

Disfemisme: Pengungkapan pernyataan tabu atau yang dirasa kurang pantas sebagaimana adanya.

Fabel: Menyatakan perilaku binatang sebagai manusia yang dapat berpikir dan bertutur kata.
Contoh: Perilakunya seperti ular yang menggeliat.

Parabel: Ungkapan pelajaran atau nilai tetapi dikiaskan atau disamarkan dalam cerita.

Perifrasa: Ungkapan yang panjang sebagai pengganti ungkapan yang lebih pendek.

Eponim: Menjadikan nama orang sebagai tempat atau pranata.
Contoh: Kita bermain ke rumah Ina.

Simbolik: Melukiskan sesuatu dengan menggunakan simbol atau lambang untuk menyatakan maksud.

Asosiasi: perbandingan terhadap dua hal yang berbeda, namun dinyatakan sama.
Contoh: Masalahnya rumit, susah mencari jalan keluarnya seperti benang kusut.

sumber: http://id.wikipedia.org
Share:

Populer di Indonesia

Sahabat Sejati

Informasi Terkini

Populer Bulanan

Populer Mingguan

Kirim Pesan

Nama

Email *

Pesan *

Arsip Blog