Judul Drama: Penyesalan di Akhir Jalan
Babak 1: Keangkuhan Pejabat
(Panggung menggambarkan ruangan megah dengan meja kerja besar dan tumpukan berkas. Tokoh utama, Pak Budi, seorang pejabat tinggi, sedang berbicara dengan asistennya, Tono.)
Pak Budi:
(Dengan angkuh) Tono, semua berjalan sesuai rencana, kan? Laporan audit sudah kau urus? Jangan sampai ada yang mencurigai aliran dana itu!
Tono:
(Ragu-ragu) Iya, Pak. Tapi... bukankah ini terlalu berisiko? Apa tidak sebaiknya kita hentikan saja?
Pak Budi:
(Tertawa keras) Risiko? Apa kau lupa siapa aku? Aku ini pejabat tinggi! Tidak ada yang berani menyentuhku. Uang itu hak kita, Tono. Kita bekerja keras, kita pantas mendapatkannya!
(Suara ketukan pintu terdengar. Seorang wartawan, Ratna, masuk ke ruangan.)
Ratna:
Selamat siang, Pak Budi. Saya ingin menanyakan tentang proyek pembangunan yang anggarannya tampaknya melebihi batas. Apa Anda memiliki penjelasan?
Pak Budi:
(Panik sejenak, lalu tenang) Ah, Ratna, itu hanya salah paham. Semua sudah sesuai prosedur. Anda tidak perlu khawatir.
(Ratna memandang tajam, lalu keluar dengan ekspresi curiga. Pak Budi kembali duduk dengan wajah gelisah.)
Tono:
Pak, saya rasa ini tidak akan berakhir baik. Kita harus berhenti sekarang.
Pak Budi:
(Menepis kekhawatiran) Jangan banyak bicara! Fokus pada tugasmu.
(Lampu panggung meredup, menunjukkan ketegangan yang semakin memuncak.)
Babak 2: Penyesalan dan Tobat
(Panggung berubah menjadi ruangan yang suram, menunjukkan Pak Budi duduk di kursi dengan wajah murung. Suara berita terdengar di latar belakang.)
Berita:
"Pejabat tinggi, Pak Budi, diduga terlibat kasus korupsi besar. Masyarakat menuntut keadilan."
Pak Budi:
(Berbisik) Apa yang telah aku lakukan? Semua ini... adalah kesalahanku.
(Ratna masuk ke ruangan, kali ini dengan ekspresi tegas.)
Ratna:
Pak Budi, masyarakat berhak tahu. Kenapa Anda melakukan ini?
Pak Budi:
(Menunduk) Aku terlalu serakah, terlalu sombong. Aku pikir kekuasaan bisa melindungiku. Aku salah.
Ratna:
Anda masih punya kesempatan. Akui kesalahan Anda, kembalikan dana yang dikorupsi, dan tunjukkan penyesalan yang tulus.
Pak Budi:
(Menatap Ratna dengan mata berkaca-kaca) Aku akan melakukannya. Aku akan mengaku kepada publik dan meminta maaf.
(Pak Budi berdiri dan menghadapi kamera. Suara percakapan di latar belakang menunjukkan masyarakat mulai mendukung perubahan ini.)
Pak Budi:
(Berbicara kepada publik) Saudara-saudara, saya telah melakukan kesalahan besar. Saya mohon maaf atas tindakan saya. Saya berjanji akan bekerja untuk memperbaiki diri dan membantu mereka yang membutuhkan.
(Panggung kembali meredup, menunjukkan perubahan hati Pak Budi yang mulai menjalani jalan penebusan.)
Basando by Andriyansyah Marjuki aka Abank Juki is licensed under Creative Commons Attribution-NonCommercial 4.0 International

Tidak ada komentar:
Harap beri komentar yang positif. Oke boss.....
Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.