Tampilkan postingan dengan label Teks Puisi. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label Teks Puisi. Tampilkan semua postingan

Minggu, Juli 07, 2024

Kehidupan Kelam Seorang Ani-Ani


========================


Cinta Sejati Hanyalah Fatamorgana

karya: Abank Juki


Terbungkus balutan sutra nan gemerlap
Hidupmu bagai mimpi di atas awan
Di balik kemewahan semu
Kausimpan luka dan nestapa yang tak tertahan

Ani-ani, begitulah mereka memanggilmu
Menjadi jalan hidupmu yang penuh derita
Kaujual martabat demi harta dan tahta
Terjebak dalam belenggu dosa dan fitnah

Malam-malammu penuh kemewahan
Tapi, hatimu hampa dan sunyi sepi
Rindu kemurnian kasih sayang yang tulus
Tapi, cinta sejati hanyalah fatamorgana

Kau tertawa di depan mereka dengan penuh gaya
Tutupi luka dan air mata yang tak terkira
Di balik kemewahan dan popularitas
Kausimpan jiwa yang rapuh dan penuh lara

Ingin keluar dari belenggu kehidupan ini
Namun, bayang-bayang masa lalumu menghantui
Terjebak dalam lingkaran setan tak berujung
Mencari kebahagiaan tak kunjung datang

Ani-ani, cerminan kelam sisi gelap dunia
Korban ambisi dan nafsu tak terkendali
Kisah pilu yang slalu ingatkan kita
Harga diri dan kebahagiaan sejati tak ternilai



 




Sumber:
 
Under Creative Commons License: Attribution Non-Commercial



========================

web counter

Read more »

Selasa, Mei 05, 2020

Hal Penting (Harus Diperhatikan) Ketika Membaca Puisi






Hal-hal yang harus diperhatikan ketika membaca puisi antara lain:


Volume dan Intonasi 

Membaca puisi termasuk kegiatan membaca indah. Keindahan membaca puisi tentunya tidak untuk di dengarkan pembacanya sendiri tetapi untuk dinikmati oleh orang lain. Karenanya, saat membaca puisi volume suara harus dapat terdengar oleh pendengar, selemah apapun volume itu.

Selain volume, intonasi juga sangat penting dalam membaca puisi. Intonasi yang tepat saat membaca puisi ini menunjukkan pemahaman pembacanya akan puisi yang dibaca. Puisi menjadi tidak datar dan terasa keindahannya.


Ekspresi Wajah/ Mimik

Pembaca puisi dapat dikatakan sebagai wakil penyair untuk menyampaikan pesan. Sehingga seorang pembaca puisi hendaknya memposisikan dirinya sebagai penyair. Pemahaman yang baik terhadap makna kata dalam puisi akan membantu pembaca puisi untuk mengekspresikan lewat guratan-guratan dan perubahan wajahnya. Karenanya, seorang pembaca puisi hendaknya mampu mengekspresikan setiap suasana puisi yang dibawakannya. Ia harus memahami bagaimana ekspresi wajah marah, sedih, gembira maupun kecewa.


Kinesik/ Kinestetik

Gerakan saat membaca puisi juga dapat membantu pembaca dalam menyampaikan pesan atau amanah puisi. Karena fungsi kinesik menekankan pesan yang disampaikan, maka gerakan tubuh yang muncul merupakan cerminan dari pemahaman pembaca dalam memaknai puisi. Sehingga kesan gerakan yang dibuat-buat tidak terlihat oleh pendengar ataupun pemirsa. 



 


Adapun hal-hal yang perlu diperhatikan dalam membaca puisi selengkapnya adalah sebagai berikut :



  1. Ekspresi / mimikEkspresi adalah pernyaaan perasaan hasil penjiwaan puisi. sedang kan mimik adalah gerak air muka.
  2. KinesikKinesik adalah gerak angota tubuh
  3. ArtikulasiArtikulasi adalah ketepatan dalam melafal kan kata-kata.
  4. TimbreTimbre adalah warna bunyi suara (bawaan) yang di milikinya
  5. Irama, Irama adalah panjang pendek, keras lembut, tinggi rendah nya suara.
  6. Intonasi, adalah lagu suara atau naik turunnya nada suara
  7. DiksiPengucapan kata demi kata dengan tekanan yang bervariasi dan rasa.
  8. TempoCepat lambatnya pengucapan (suara). Kita harus pandai mengatur dan menyesuaikan dengan kekuatan nafas. Di mana harus ada jeda, di mana kita harus menyambung atau mencuri nafas.
  9. DinamikaLemah kerasnya suara (setidaknya harus sampai pada penonton, terutama pada saat lomba membaca puisi). Kita ciptakan suatu dinamika yang prima dengan mengatur rima dan irama, naik turunnya volume dan keras lembutnya diksi, dan yang penting menjaga harmoni di saat naik turunnya nada suara.
  10. ModulasiMengubah (perubahan) suara dalam membaca puisi.
  11. JedaPemenggalan sebuah kalimat dalam puisi.
  12. PernafasanBiasanya, dalam membaca puisi yang digunakan adalah pernafasan perut.
  13. PenampilanSalah satu factor keberhasilan seseorang membaca puisi adalah kepribadian atau performance diatas pentas. Usahakan terkesan tenang, tak gelisah, tak gugup, berwibawa dan meyakinkan (tidak demam panggung).
  14. KomunikasiPada saat kita membaca puisi harus bias memberikan sentuhan, bahkan menggetarkan perasaan dan jiwa penonton.
  15. KonsentrasiPemusatan pikiran terhadap isi puisi yang akan kita baca.





sumber:

https://baktimu.blogspot.com/2017/10/hal-hal-yang-perlu-diperhatikan-ketika.html

https://dwiayukusuma14.blogspot.com/2014/11/hal-yang-perlu-diperhatikan-dalam.html






Under Creative Commons License: Attribution Non-Commercial








Read more »

Minggu, Oktober 21, 2012

Puisi Baru dan Ciri-cirinya (Perbedaannya dengan Puisi Lama)

Puisi Baru

Puisi baru bentuknya lebih bebas daripada puisi lama baik dalam segi jumlah baris, suku kata, maupun rima.

Ciri-ciri Puisi Baru:

  • Bentuknya rapi, simetris;
  • Mempunyai persajakan akhir (yang teratur);
  • Banyak mempergunakan pola sajak pantun dan syair meskipun ada pola yang lain;
  • Sebagian besar puisi empat seuntai;
  • Tiap-tiap barisnya atas sebuah gatra (kesatuan sintaksis)
  • Tiap gatranya terdiri atas dua kata (sebagian besar) : 4-5 suku kata.







Perbedaan Puisi Lama dan Puisi Baru

Puisi lama dan puisi baru memiliki beberapa perbedaan mendasar, baik dalam struktur, isi, maupun penyajiannya. Berikut penjelasannya:


Struktur:

  • Puisi Lama:
    • Terikat oleh aturan, seperti jumlah bait, baris, suku kata, dan rima.
    • Memiliki bentuk yang teratur dan baku, seperti pantun, gurindam, syair, talibun, dan karmina.
    • Bahasa yang digunakan umumnya klise dan berpola.
  • Puisi Baru:
    • Bebas dari aturan baku, tidak terikat jumlah bait, baris, suku kata, dan rima.
    • Bentuknya lebih bebas dan variatif.
    • Bahasa yang digunakan lebih bebas dan lugas.


Isi:

  • Puisi Lama:
    • Biasanya berisi tentang cerita rakyat, nasihat, nilai moral, atau tentang keindahan alam.
    • Menggunakan bahasa yang bersifat klise dan berpola.
  • Puisi Baru:
    • Lebih bebas dalam memilih tema, bisa tentang apa saja, seperti pengalaman pribadi, kritik sosial, atau tentang cinta.
    • Bahasa yang digunakan lebih bebas dan lugas.


Penyajian:

  • Puisi Lama:
    • Biasanya disampaikan secara lisan atau dibacakan dengan irama dan intonasi tertentu.
    • Seringkali digunakan untuk mengiringi tarian atau kegiatan adat.
  • Puisi Baru:
    • Biasanya ditulis dan dibaca dalam bentuk cetak.
    • Tidak terikat pada irama dan intonasi tertentu.


Berikut tabel yang merangkum perbedaan puisi lama dan puisi baru:

AspekPuisi LamaPuisi Baru
StrukturTerikat aturanBebas
BentukBaku (pantun, gurindam, dll)Variatif
BahasaKlise, berpolaBebas, lugas
IsiCerita rakyat, nasihat, dllBebas
PenyajianLisan, beriramaCetak, bebas irama


Kesimpulan:

Puisi lama dan puisi baru memiliki perbedaan yang cukup signifikan dalam struktur, isi, dan penyajiannya. Perbedaan ini mencerminkan perkembangan zaman dan perubahan cara pandang manusia terhadap karya sastra.

Semoga penjelasan ini membantu!





Sumber

Read more »

Pencarian