Live Streaming Online Belajar Bahasa Indonesia SD SMP SMA KBBI PUEBI Buku Materi Pelajaran Tugas Latihan Soal Ujian Sekolah Penilaian Harian Silabus

Asal Usul Gereja Zebaoth, Bogor (Contoh Teks Cerita Sejarah)

========================
Judul TCS: Asal Usul Gereja Zebaoth
Objek/Sumber TCS: Gereja Zebaoth
Tanggal Upload: ....

Kelas: XII IPS 1
Kelompok: 3
Nama Anggota Kelompok:
1. Alfia Nuraeni
2. Hana Halida
3. Moh. Wahyu Alfianto
4. Raihan Munir

TCS (Teks Cerita Sejarah)



Orientasi

    GPIB Zebaoth Bogor adalah salah satu gereja protestan yang berada di Kota Bogor, Jawa Barat. Gereja Zebaoth dikenal sebagai “Gereja Ayam” karena dibagian ujung atas gereja terdapat logo ayam. Gereja didirikan pada tahun 1920 oleh Gubernur Jenderal Hindia Belanda ke-61, J.P. Graaf van Limburg Stirum.

Johan Paul Graaf van Limburg Stirum (2 Februari 1873 - 17 April 1948) adalah seorang Gubernur Jenderal Hindia Belanda dan Diplomat Belanda. J.P. Graaf van Limburg Stirum menjabat sebagai Gubernur Jenderal dari 21 Maret 1916 - 21 Maret 1921. Beliau juga merupakan pendiri Volkskraad (Dewan Rakyat) pada 18 Mei 1918. Limburg Stirum dianggap sebagai pilihan terbaik untuk menjadi Gubernur Jenderal bagi Hindia Belanda setelah Van Deventer, yang juga sempat dicalonkan namun gagal karena meninggal. Sebelum mendirikan Volksraad, dirinya pernah mendirikan Comite Indie Weerbaar pada Juli 1916.

Gereja Zebaoth terletak di Jl. Ir. H Juanda No.3 Bogor, yang bersebelahan dengan Plantentuin te Buitenzorg (Kebun Raya Bogor). Gereja Zebaoth memiliki struktur bangunan yang sama dengan Gereja induknya yang berada di Belanda, yaitu Gereja Hervormd. Dalam sistem organisasinya pun masih digunakan sistem hirarki karena diurus langsung oleh pemerintah Hindia Belanda.

Disekitar Gereja terdapat kantor pengelola Gereja, rumah yang ditinggali pendeta, pos satpam yang berada di gerbang masuk dan gerbang keluar, taman yang tepat di depan Gereja Zebaoth, lalu ada pusat perpustakaan dan penyebaran teknologi pertanian (PUSTAKA) berada disebrang Gereja Zebaoth, Sebelah utara dan timur, Gereja Zebaoth berbatasan langsung dengan Istana Bogor, sementara di sebelah selatan dengan Kebun Raya Bogor. Bangunan Gereja Zebaoth memiliki luas sekitar 868 meter persegi dan berdiri di atas lahan seluas 5.154 meter persegi. Saat ini, bangunan dimiliki Yayasan Gereja Zebaoth.

Bangunan gereja berdenah persegi empat dengan luas bangunan  867, 64 m² di atas lahas seluas 5.154, 24 m² ini, memiliki menara di bagian depan bangunan yang dihiasi dengan patung ayam dari besi di atasnya. Sehingga, dulu masyarakat juga ada yang menyebut gereja ini dengan istilah “Hanekerk” atau Gereja Ayam dikarenakan puncaknya terdapat patung ayam tersebut. Jendela-jendela pada bangunan ini tinggi dengan berbagai bentuk seperti persegi panjang dan persegi di bagian bawahnya kemudian di atasnya membentuk segitiga. Selain itu, pintu utama gereja atasnya berbentuk setengah bulat dan bawahnya berbentuk persegi.

Urutan Peristiwa

Pada tahun 1896 umat Katolik mendirikan gedung gereja mereka sendiri yang tidak jauh dari gedung gereja ini di Jalan Banten / Bantammer weg (kapten Muslihat saat Ini) yang kemudian gedung gereja ini dikenal dengan Gereja Katedral. 24 tahun kemudian tepatnya pada 30 Januari 1920  umat Protestan juga membangun gedung gereja mereka sendiri diantara gedung gereja yang lama dan Gereja Katedral. Yang peletakan batu pertamanya dilakukan oleh Gubernur Jendral  Belanda yang ke 61 pada saat itu yaitu  J.P. Graaf van Limburg Stirum yang kemudian gedung gereja tersebut diberi nama  "Königin Wilhelmina Kerk“. Dibatu itu terukir petikan Di batu itu terukir petikan ayat Alkitab dari Mazmur 43:3 dalam bahasa Belanda:

‘Zend Uw Licht en Uw Waarheid Dat Die Mij LeidenDat Zij Mij Brengen Tot Den Berg Uwer Heiligheid En Tot Uw Woningen ‘

Artinya : "Suruhlah terang-Mu dan kesetiaan-Mu datang, supaya aku dituntun dan dibawa ke gunung-Mu yang kudus dan ke tempat kediaman-Mu!“

Selama dua puluh tahun berikutnya, ke dalam Gereja ini para Gubernur Jenderal D. Fock, Jonkheer A.C.D. de Graeff, Jonkheer B.C. de Jonge, dan Jonkheer A.W.L. Tjarda van Starkenborgh Stachouwer menginjakkan kakinya. Stachouwer adalah gubernur jenderal terakhir Hindia Belanda yang mendelegasikan kekuasaan kepada militer Hindia Belanda di bawah pimpinan Jenderal Heinz teer Porten yang menyerah kepada tentara Jepang pada awal Maret 1942.

Setelah 20 tahun lebih dibawah tangan Belanda, gereja ini akhirnya diserahkan kepada Jepang oleh Jenderal Heinz Teer Porten. Pada 1942, Belanda harus mengakui kekalahan atas Jepang untuk menguasai Indonesia. Setelah kekalahan Jepang di tahun 1945, gereja Zebaoth kembali ke tangan negara pendirinya, Belanda. Meskipun begitu, ini tidak berlangsung lama karena pada 1948 gereja ini diserahkan secara resmi kepada GPIB atau Gereja Protestan di Indonesia Bagian Barat.

Pada tanggal 31 Oktober 1948, gedung gereja dialihkan dari Belanda kepada Sinode GPIB dengan nama jemaat GPIB "Bogor". Dan pada tahun 1985 namanya berubah jemaat GPIB "Zebaoth".Nama ini pertama kali digunakan oleh Pendeta Mattimoe pada Paskah 1963. Zebaoth sendiri berasal dari bahasa Ibrani yang artinya Allah Maha Agung yang berkuasa atas bumi dan langit. Nama Zebaoth dalam Kamus Alkitab (hal. 437) berarti ‘Semesta Alam’ yang mengandung arti kekuasaan TUHAN, sedangkan sebutan Allah Israel yang mengutamakan kekuasaan-Nya atas langit dan bumi dan atas segala kekuatan duniawi (kata “zeba’ot” dalam bahasa Ibrani secara hurufiah berbentuk jamak, berarti ‘Tentara’); secara harafiah artinya ‘tentara’ (yang siap sedia melaksanakan perintah Allah, menurut JD. Douglas, 1999). Masyarakat umum pada saat itu lebih mengenal dengan nama “Gereja Ayam”.

Hingga tahun 1962, kebaktian di Gereja ini masih mempergunakan bahasa Belanda sebagai Bahasa pengantar ibadah, dan gereja ini pun disebut Nederlansche spreken gemeente (Jemaat berbahasa Belanda). Sedangkan ibadah yang menggunakan Bahasa pengantar bahasa Indonesia dilakukan di gedung Gereja Bethel di Jl. Jend. Soedirman 44 Bogor, yang sekarang telah beralih fungsi menjadi kantor pos.

Secara kasat mata, bangunan berusia 97 tahun ini memang tampak kokoh lagi anggun. Kendati begitu, Gereja Zebaoth pernah dipugar pada 4 Desember 1985 oleh Majelis Jemaat GPIB di bawah pimpinan Pendeta Naiola dan Mentri Keuangan pada saat itu yaitu Radius Prawiro. Bagian luar gedung Gereja Zebaoth yang awalnya hanya berupa cor-an semen, kemudian oleh Bapak Radius Prawiro diusulkan agar diganti bagian luarnya dengan keramik, agar mudah untuk di rawat dan di bersihkan. Namun karena pemasangan keramik tersebut, status Gereja Zebaoth yang awalnya adalah Cagar Budaya mulai dipertimbangkan karena bangunan gereja tersebut sudah diubah. Para pengurus Gereja saat ini sedang mempertimbangkan untuk melepas keramik tersebut dan mengembalikan bentuk awal gereja yang hanya berupa cor-an semen.

Struktur bangunan Gereja ini masih mempertahankan struktur awal yang dirancang oleh Pemerintah Hindia Belanda, terbukti dengan masih banyak nya benda benda dari jaman Belanda yang masih disimpan dengan baik di Gereja Zebaoth. Misalnya surat, batu, lonceng dan ornamen lainnya yang berasal dari Belanda, Ikon Gereja yang merupakan bentuk ayam yang ada di atas Gereja berfungi sebagai petunjuk arah mata angin, serta kayu yang berada di dalam Gereja masih dipergunakan sampai sekarang dan belum pernah diganti, dibeberapa bagian bangunan ada penambahan beberapa properti.

Sebagai peninggalan Hindia Belanda, bangunan Gereja Zebaoth memiliki bentuk dan gaya arsitektur khas kolonial. Di bagian depan dan samping terdapat pintu dengan kanopi permanen setengah lingkaran menyerupai bentuk kubah. Kanopi pun terpasang di bagian samping belakang, mempercantik tampilan kaca jendela.

Di bagian depan terlihat bangunan ini simetris kedua sisinya. Terdapat satu menara menjulang di bagian depan dengan motif hias geometrik berbentuk segi empat, motif flora dan jendela yang dilengkapi kaca patri. Sementara di ruang dalam ada mimbar, altar dan salib.

Dalam perkembangan dalam berjemaat GPIB Zebaoth sudah banyak melakukan pengembangan pelembagaan 11 bakal jemaat baru diwilayah sekitarnya :

·       GPIB "Sawangan" Sawangan, Depok

·       GPIB "Galilea" Palabuhan Ratu, Sukabumi

·       GPIB "Nehemia" Cibogo, Ciawi

·       GPIB "Pengharapan" Cibinong

·       GPIB "Sola Gratia" Semplak, Bogor

·       GPIB "Petra" Ciluar, Bogor

·       GPIB "Pancaran Kasih" Cimanggis, Depok

·       GPIB "Gideon" Kelapa Dua, Depok

·       GPIB "Kornelius" Lido, Sukabumi

·       GPIB "Bojonggede" Bojonggede, Bogor

·       GPIB "Bukit Sentul", Bogor

Kemudian pelaksana harian majelis jemaat periode 2019-2022:

Ketua Majelis Jemaat: Pdt Margie Ririhena-deWanna, DTh

Ketua 1                   : Pendeta Liat Sihotang

Ketua 2                   : Penatua Japer Situmorang

Ketua 3                   : Penatua Christian Ruhupatty

Ketua 4                   : Diaken Adi Prandaka

Ketua 5                   : Penatua Joe Haryono

Sekretaris               : Penatua Danny Boy Mahulete

Sekretaris 1            : Penatua Pitersina Breemer

Sekretaris 2            : Diaken Ricky Arnold Pauno

Bendahara             : ( Dirangkap bendahara 1 )

Bendahara 1          : Penatua Grace Gala Holo

Pembangunan Gereja Zebaoth bertujuan untuk memenuhi kebutuhan orang-orang Eropa yang berwisata atau menetap di Bogor. Sebagaimana diketahui, sejak abad ke-20, Bogor telah menjadi salah satu destinasi wisata bangsa-bangsa Eropa.

    Seiring dengan meningkatnya kunjungan wisata ke Kota Bogor, pemerintah kolonial Belanda mulai menyediakan berbagai sarana demi memenuhi kebutuhan dan kenyamanan para wisatawan. Salah satunya adalah tempat ibadah. Pada saat itu, tempat ibadah agama Kristen hanya berupa gereja kecil dan kapel, dan digunakan bersama-sama oleh para pendatang dari Eropa maupun pribumi. Sejak gereja ini resmi berdiri, maka bangsa Eropa dan pribumi beribadah di tempat yang berbeda. Gereja Zebaoth menjadi tempat ibadah bangsa Eropa, sementara warga lokal diizinkan untuk beribadah di gereja-gereja kecil lainnya. Salah satunya adalah gedung yang kini telah beralihfungsi menjadi Kantor Pos Pusat Bogor. 


Reorientasi



Gereja Zebaoth memiliki gaya klasik. Selain terdapat ornamen ayam diatas Gereja, bangunan khas Belanda ini pun sangat kental meski hanya dilihat dari luar. Warna cat yang soft dengan perpaduan kaca kaca disetiap lantai bangunan tersebut menjadikan bangunan ini terkesan sangat eksotis. Bukan hanya bangunan  nya saja, halamannya pun sangat luas dan hijaunya rerumputan menambah kesan menawan dan asri. Sejarah panjang yang mengikuti Gereja ini membuat pemerintah menjadikannya sebagai cagar budaya kota Bogor. Meskipun dilindungi, Gereja ini masih digunakan sebagai tempat ibadah hingga sekarang. Gedung gereja ini digunakan untuk Ibadah Hari Minggu sebanyak empat kali pada setiap minggunya, disamping tempat untuk berbagai kegiatan lainnya, seperti: Ibadah Pemberkatan Perkawinan, Ibadah Penglepasan Jenazah bagi presbiter, perayaan & pembinaan keagamaan, kegiatan tingkat sinodal serta kegiatan khusus lainnya. Gereja ini bisa dikunjungi untuk umum dari pukul 06:00-21:00 WIB. Daftar jemaat Gereja Zebaoth ada 5.349 kepala keluarga dan 5.349 jiwa saat ini. Selain sebagai tempat ibadah, Gereja Zebaoth juga melayani pengasuhan untuk anak-anak yang bernama ‘Bina Harapan’ dan ‘Panti Werda’ untuk para lansia. Bahkan, gereja ini memiliki sebuah klinik untuk pelayanan masyarakat.

 



Nama Narasumber:
1. Penatua Danny Boy Mahulete (Sekretaris Gereja Zebaoth)

2. Penatua Joe Haryono (Ketua 5 Gereja Zebaoth)

3. Bapak Paul (Satpam Gereja Zebaoth)

- Foto tim dengan narasumber



- Foto tim di depan objek/bangunan

- Foto objek/bangunan sejarah


PERJALANAN MENUJU GEREJA ZEBAOTH

Pada tanggal 10 September 2022 kami sekelompok berangkat menuju Bogor, kumpul bersama dengan kelompok lain di Stasiun Cikarang. Kami mengambil keberangkatan KRL pada jam 07:15 sampai di Stasiun Manggarai pukul 08:14, lalu sampai Stasiun Bogor pukul 09:30, sebelum melanjutkan perjalanan kami membeli makanan terlebih dahulu, dan melanjutkan perjalanan menggunakan trasnportasi umum yaitu Gocar dengan biaya Rp25.000,00 untuk menuju Gereja Zebaoth.

Setelah sampai di Gereja Zebaoth kami menuju pos satpam untuk bertanya mengenai wawancara yang akan kami lakukan, satpam tersebut menunjukan arah menuju kantor pengelola Gereja yang berada tepat di samping Gereja Zebaoth, kami memasuki kantor tersebut dan meminta izin untuk melakukan wawancara, tetapi kita harus menunggu untuk bertemu dengan sekretaris Gereja, setelah hampir 30 menit menunggu akhirnya kami bisa bertemu dengan sekretaris Gereja.

Ternyata sekretaris tersebut tidak bisa melakukan wawancara pada hari itu dikarenakan Gereja tersebut sedang mengadakan acara. Jadi, jadwal sekretaris tersebut sudah penuh untuk hari itu, tetapi sekretaris tersebut menawarkan kami untuk bertemu pekan depan yaitu tanggal 18 September 2022 dan sekretaris tersebut membuatkan PPT untuk ditujukan kepada kami.

Lalu kami pulang dari Gereja Zebaoth menuju Kapel Regina Pacis untuk bertemu dengan kelompok 2 yang berada disana, kami dihubungi oleh kelompok lain untuk berkumpul di Alun-Alun Kota Bogor. Setelah sampai di Alun-Alun kami mencari tempat meneduh karena tiba-tiba hujan, sekaligus mencari makan siang yaitu soto khas Bogor. Kami pulang pada pukul 16:40 dan sampai Stasiun Cikarang pada pukul 18:02.                                                                                                              

Pada tanggal 18 September 2022 kami kembali menuju Kota Bogor pada pagi hari pukul 08:10 dari Stasiun Cikarang, bersama kelompok lain juga yang melakukan wawancara di Kota Bogor. Kami sampai di Bogor pukul 10:35 seperti biasa kami mencari makan terlebih dahulu di Stasiun Bogor, melihat jarak tempuh dari Stasiun Bogor menuju Gereja Zebaoth pada pekan lalu, kami memutuskan untuk berjalan kaki saja karena lokasi cukup dekat dengan Stasiun dan kami memanfaatkan google maps untuk berjalan menuju Gereja.

Setelah sampai di Gereja, ternyata masih banyak orang yang belum pulang setelah beribadah jadi kami memutuskan untuk menunggu terlebih dahulu diluar dan menghubungi Bapak Danny Boy Mahulete bahwa kami telah sampai di Gereja Zebaoth. Lalu kami dipersilahkan masuk kedalam kantor oleh satpam dikarenakan kami sudah memiliki janji bertemu dengan Pak Danny.

Kami bertemu dengan Pak Danny lagi, beliau menyiapkan infocus untuk mempresentasikan mengenai sejarah Gereja Zebaoth yang beliau buat untuk diperlihatkan kepada kami. Setelah selesai presentasi kami ditawarkan untuk bertemu dengan Pendeta Gereja Zebaoth, tapi ternyata kami belum bisa bertemu dikarenakan Pendeta tersebut sedang pergi menuju IPB. Akhirnya kami diajak keliling Gereja Zebaoth oleh Pak Danny, diperlihatkan semua ruangan yang ada, peninggalan peninggalan, prasasti Gereja Zeaoth. Setelah itu kami diajak untuk bertemu dengan Ketua 5 Gereja Zebaoth dan berfoto bersama.

Setelah selesai, kelompok kami langsung menuju Kebun Raya Bogor untuk bertemu dengan kelompok lain, kami berjalan cukup jauh untuk sampai ke Kebun Raya Bogor. Lalu kami masuk dengan harga Rp26.500,00 karena kami masuk pada waktu weekend. Kami mengobrol dan berkeliling cukup lama disana, dan keluar dari Kebun Raya Bogor pukul 16:30, lalu kami menuju Stasiun Bogor menggunakan angkot yang berisikan 13 orang dalam 1 angkot. Kami mengambil keberangkatan kereta pukul 18:20 dan sampai di Stasiun Cikarang pukul 20:40.

 










Under Creative Commons License: Attribution Non-Commercial




========================
Baca Informasi Terkait: