Cafe Batavia terletak di sudut barat laut Taman Fatahillah. Selama bertahun-tahun, itu adalah satu-satunya tempat komersial di Taman Fatahillah. Restoran ini didirikan di sebuah bangunan abad ke-19 berlantai dua.Jenis bangunan ini, biasanya dengan galeri kayu di lantai dua, sebagian besar dibangun pada awal abad ke-19.
Beberapa bangunan jenis ini masih dapat ditemukan di bagian lain Kota Tua, misalnya sejumlah bangunan yang menghadap Kali Besar.asli di bawah galeri tertutup oleh panel kaca, terutama untuk mengkondisikan interior. Sebuah bar, panggung pertunjukan, dan area lounge terletak di lantai dasar. Sebuah tangga dari kayu jati Jawa mengarah ke lantai atas. Lantai atas menampilkan 'Grand Salon', ruang makan utama yang mampu menampung 150 tamu. Grand Salon, yang merupakan bagian galeri bangunan, dibangun dari kayu dan memiliki jendela besar yang tertutup rapat, memberikan cahaya berlimpah ke interior serta pemandangan Taman Fatahillah dan bangunan kolonial di sekitarnya. Bar yang disebut Winston Churchill di Cafe Batavia dinobatkan sebagai “Bar Terbaik Dunia” oleh Newsweek International pada tahun 1996.Interior Cafe Batavia dihias dengan tema tahun 1930-an. Foto-foto vintage selebriti dan bangsawan tahun 1930-an menghiasi ruang makan utama.
Interior dan konsep dari Café Batavia sendiri masih mempertahankan dari sejarah yang ada dari pemilik sebelumnya. Seperti suasana art gallery yang masih dipertahankan dan beberapa lukisan dari masa art gallery yang masih ditampilkan.
Furnitur dan mayoritas bagian bangunan yang ada pada Café Batavia juga masih dipertahankan seperti meja-meja dan kursi yang terbuat dari kayu Jati Belanda, tangga kayu, kusen jendela-jendela, lantai kayu di lantai 2, dan lantai keramik di lantai 1.
interior dan konsep dari Café Batavia sendiri masih mempertahankan dari sejarah yang ada dari pemilik sebelumnya. Seperti suasana art gallery yang masih dipertahankan dan beberapa lukisan dari masa art gallery yang masih ditampilkan.
Furnitur dan mayoritas bagian bangunan yang ada pada Café Batavia juga masih dipertahankan seperti meja-meja dan kursi yang terbuat dari kayu Jati Belanda, tangga kayu, kusen jendela-jendela, lantai kayu di lantai 2, dan lantai keramik di lantai 1.
Tak hanya interior dari Café Batavia saja yang dipertahankan, tapi menu-menu yang disuguhkan masih mempertahankan menu-menuklasik nasional, meskipun ada sentuhan modern, selain itu juga ada menu internasional. Karena kebanyakan tamu Café Batavia adalah ekspatriat—mayoritas tamu yang datang berasal dari negara Belanda, Korea, Spanyol, dan Perancis, sehingga variasi menu dan jenis spirits/liquoryang ditawarkan pun terbilang beragam.
Urutan Peristiwa
Bangunan Kafe Batavia didirikan pada tahun 1625,kafe Batavia dulunya merupakan bekas pusat perdagangan dan pemerintahan.Pada mulanya bangunan ini sebagai kediaman Gubernur VOC dan gedung administrasi,Kafe ini didirikan pada tahun 1833 oleh seorang Belanda bernama Jan Van Der Heijden yang merupakan angoota perusahaan Hindia Timur Belanda.Tujuan didirikannya Kafe Batavia yaitu untuk menarik wisatawan lokal dan manca negara dengan desain bangunan khas kolonial belanda yang masih dipertahankan hingga sekarang. Dari segi menu sebenarnya Kafe Batavia tidak jauh berbeda dari kafe-kafe pada umumnya,namun yang menjadi daya tarik dari kafe ini adalah keunikan dari desain bangunan dan interior kafe yang masih bergaya kolonial.
Kafe ini didirikan oleh Jan Vander Heijden,lokasi Kafe Batavia tidak berubah dari awal didirikan hingga sekarang.Bangunan Kafe Batavia ini termasuk salah satu cagar budaya sehingga gaya bangunannya tidak berubah meskipun telah beberapa kali dilakukan renovasi,hanya warna bangunan saja yang berubah namun bentuk bangunan asli tetap dipertahankan.Sejak awal kafe ini didirikan kafe ini sudah beberapa kali berganti kepemilikan ,mulai dari orang Belanda, Australia, Amerika, Arab, dan Perancis pernah menjadi pemilik kafe ini.Setelah menjadi milik salah satu saudagar Arab,pada tahun 1990 seorang warga Perancis bernama Paul membelinya untuk dijadikan sebagai galeri lukisan.Sekitar tahun 1991 dibeli orang lain dan dijadikan sebagai kafe hingga sekarang.Kafe tersebut sekarang dipegang oleh orang surabaya keturunan tionghoa(chinese).
Untuk Kafe Batavia ini pada hari biasa pengunjung biasanya tidak terlalu ramai hanya sampai 40% saja dalam satu hari,sedangkan pada hari weekend dan hari libur nasional pengunjung kafe biasanya lebih ramai dan banyak wisatawan mancanegara yang berkunjung ke Kafe Batavia.
Kafe Batavia terkenal dengan makanan dan minuman tradisional Belanda.Menu termasuk item seperti stroopwafels,pancake dan pai apel.Kafe ini juga menawarkan berbagai masakan indonesia seperti nasi goreng dan sate.Kafe ini memilii berbagai pilihan bir,anggur dan minuman beralkohol.
Reorientasi
Dengan adanya Kafe Batavia ini dapat menjadi tempat wisata kuliner sekaligus tempat wisata sejarah diIndonesia,semoga tempat ini tetap terjaga dan terawat dengan baik,desain bangunan bergaya kolonial tetap dipertahankan agar tetap menjadi ciri khas Kafe Batavia dan kawasan Kota Tua.
========================