Live Streaming Online Belajar Bahasa Indonesia SD SMP SMA KBBI PUEBI Buku Materi Pelajaran Tugas Latihan Soal Ujian Sekolah Penilaian Harian Silabus

Sejarah Balai Kota Bogor

========================
Judul TCS: Sejarah Balai Kota Bogor
Objek/Sumber TCS: Balai Kota Bogor
Tanggal Upload: 25 September 2022

Kelas: XII IPS 4
Kelompok: 8
Nama Anggota Kelompok:
1. Delima Nur Izza Prastio
2. Nathasya Angelica
3. Triandra Vito Kayana0= 
4. Vitri Zulaekha

TCS (Teks Cerita Sejarah)


Orientasi

    Balaikota Bogor terletak di Jalan Ir. H. Juanda No. 10, Kelurahan Pabaton, Kecamatan Bogor Tengah, Kota Bogor, Provinsi Jawa Barat. Bangunan Balaikota Bogor ini dibangun pada tahun 1868,di atas lahan seluas 9.060 meter persegi yang semula berfungsi sebagai SocieteitSocieteit atau biasa disingkat menjadi soos, berarti klub dalam bahasa Belanda, merupakan perkumpulan yang didirikan sebagai tempat bergaul orang-orang Eropa di masa itu. Societeit menggunakan sistem keanggotaan, hanya kalangan pengusaha, priyayi, dan pejabat yang boleh datang ke klub eksklusif ini.


Urutan Peristiwa

    Louis Couprerus dalam novel De Stille Kracht mengatakan bahwa keberadaan Societet berhubungan dengan proses globalisasi yang  didorong oleh perdagangan komoditas perkebunan di awal abad ke-19. Kegiatan dagang terbuka yang diinisiasi oleh VOC mengundang orang-orang Eropa yang bekerja sebagai administratur perkebunan dan pemerintahan. Selain itu, hadir pula dokter, seniman, dan makelar. Mereka bersosialita sebagai himpunan elit akibat pertemanan sembari menggelar resepsi, pesta musik, dan pertunjukkan selebritas lainnya.

    Penguasa baru Hindia Belanda lalu membangun infrastruktur kota modern seperti perkantoran, layanan pos, dan jaringan kereta api. Dikarenakan, rumah-rumah kelompok-kelompok elit tidak lagi mencukupi untuk kegiatan sosialita, maka dibangunlah gedung untuk menampung kegiatan para sosialita di masa itu. Gedung tersebut dilengkapi dengan fasilitas untuk pertunjukkan drama, pesta sekolah, dan pertandingan persahabatan. Di dalamnya terdapat pula ruang santai, perpustaan, meja biliar, dan fasilitas-fasilitas rekreatif lainnya.

    Jika melihat gedung-gedung Societeit di beberapa kota di Indonesia, pada umumnya dibangun dalam kurun waktu 1810-1910 dengan gaya arsitektur yang cenderung seragam. Semua gedung dibuat dengan gaya Eropa, yakni menjulang tinggi, berwarna putih, disertai pilar-pilar besar, namun disesuaikan dengan iklim Indonesia. Hal ini terlihat dari pintu dan daun jendela dalam ukuran besar dan banyak. Sirkulasi udara terjaga. Ruang-ruang tertata dengan sorotan lampu dalam bentuk yang menarik.

    Ciri khas dari arsitektur gedung Societeit bisa dilihat dari denahnya yang berbentuk simetri. Di bagian tengah terdapat apa yang disebut sebagai Central Room yang terdiri dari kamar tidur utama dan kamar tidur lainnya. Central Room tersebut berhubungan langsung dengan teras depan dan teras belakang (Voor Galerij dan Achter Galerij). Teras tersebut biasanya luas dan di ujungnya terdapat barisan kolom yang bergaya Yunani atau Romawi dengan pilar-pilar Doric, Ionic, atau Corinthian. Dapur, kamar mandi/WC, gudang dan daerah pelayanan lainnya merupakan bagian yang terpisah dari bangunan utama dan letaknya ada di bagian belakang.

    Dulu pakuan adalah pusat pemerintahan Kerajaan Sunda Pajajaran yang terkenal pada pemerintahan Prabu Siliwangi (Sri Baginda Maharaja) yang penobatanya tepat pada tanggal 3 Juni 1482, yang selanjutnya hari tersebut dijadikan hari jadi Bogor, karena sejak tahun 1973 telah ditetapkan oleh DPRD Kabupaten dan Kota Bogor sebagai hari jadi Bogor dan selalu diperingati setiap tahunnya sampai sekarang. Sejak itu, bangunan tersebut digunakan sebagai Balaikota Bogor

    Gedung ini dimanfaatkan sebagai Kantor Wali kota Bogor. Seperti halnya beberapa perkantoran Kota Bogor lainnya, pada bagian belakang merupakan bangunan tambahan (baru tidak menempel pada bangunan lama), seperti Dinas Kebudayaan dan Pariwisata, Dinas Pendidikan dan sebagainya.

    Ada pula beberapa tempat bersejarah lain di dekat Balaikota Bogor yang dibangun pada tahun yang berdekatan dengan Balaikota Bogor seperti kebun raya Bogor dan istana Bogor. Kedua tempat ini sangat berdekatan dan masih satu lingkup wilayah dengan Balaikota Bogor.

    Kebun dengan usia lebih dari 204 tahun ini didirikan sekitar pada tahun 1817 an. Kebun raya Bogor memiliki luas sekitar 80 hektar dengan koleksi tumbuhan sekitar 222 suku (famili), 1.257 Marga, 3.423 jumlah spesies dan 13.684 spesimen. Namun, pada perkembangannya pendirian Kebun Raya Bogor nyatanya mengawali perkembangan ilmu pengetahuan di Indonesia, sekaligus sebagai wadah berhimpunnya ilmuwan terutama bidang botani di Indonesia secara terorganisasi pada zaman itu (1880-1905).

    Berawal dari Kebun Raya Bogor lah lahir beberapa institusi ilmu pengetahuan seperti Bibliotheca Bogoriensis (1842), Herbarium Bogoriense (1844), Kebun Raya Cibodas (1860), Laboratorium Treub (1884), dan Museum dan Laboratorium Zoologi (1894). Kebun Raya menopang lima fungsi terdiri dari konservasi, penelitian, pendidikan lingkungan, wisata dan jasa lingkungan tetap dijalankan yang saling bersinergi satu dengan lainnya.

    Sedangkan, Istana Bogor dibangun sekitar tahun 1750 an dengan luas sekitar 28 hektar. Sekitar 47 hektar tanah di sekitar Istana Bogor dan bekas samida dijadikan lahan pertama untuk kebun botani. Reinwardt menjadi pengarah pertamanya dari 1817 sampai 1822. Kesempatan ini digunakannya untuk mengumpulkan tanaman dan benih dari bagian lain Nusantara. Dengan segera Bogor menjadi pusat pengembangan pertanian dan hortikultura di Indonesia. Pada masa itu diperkirakan sekitar 900 tanaman hidup ditanam di kebun tersebut. Reinwardt juga menjadi perintis di bidang pembuatan herbarium. Ia kemudian dikenal sebagai seorang pendiri Herbarium Bogoriense.

    Pada masa penjajahan Belanda, Istana Kepresidenan Bogor memiliki fungsi utama sebagai tempat peristirahatan. Namun, setelah masa kemerdekaan, seperti fungsi istana-istana kepresidenan lainnya, fungsi istana berubah menjadi kantor urusan kepresidenan serta menjadi kediaman resmi Presiden Republik Indonesia.

    Sejalan dengan fungsi tersebut, peristiwa penting yang pernah terjadi di antaranya adalah Konferensi Lima Negara, yang diselenggarakan pada tanggal  28-29 Desember 1954. Peristiwa yang lain adalah pembahasan masalah konflik Kamboja pada forum JIM (Jakarta Informal Meeting), yang dilaksanakan di istana ini pada tanggal 25-30 Juli 1988. Peristiwa penting lainnya adalah kegiatan Pertemuan Para Pemimpin APEC, yang diselenggarakan pada tanggal 15 November 1994.

    Dalam Gedung Induk Istana Negara terdapat beberapa ruangan, yaitu Ruang Teratai, Ruang Garuda, Ruang Film, Ruang Makan, Ruang Kerja, Ruang Perpustakaan, Ruang Raja dan Ruang Panca Negara. Ruang ruang tersebut memiliki fungsi dan guna berbeda.

    Balaikota Bogor mengalami beberapa renovasi, namun tidak direnovasi menyeluruh atau dipindah tempatkan. Warga setempat menyebutkan bahwa Balaikota Bogor pernah direnovasi kurang lebih 7 kali seperti penggantian plafon, perbaikan lantai keramik, penambahan kantor dibelakang dan samping Balai Kota dan juga membangun masjid di belakang Balaikota.. Lantai Balai Kota pernah direnovasi dengan bercorak bunga raflesia arnoldi dan memakan budget sekitar 1 milyar rupiah. Masjid di dalam komplek Balaikota juga pernah direnovasi sekitar tahun 2021 lalu.

    Sama halnya dengan balaikota, Kebun raya dan Istana Bogor tidak pernah dirombak atau direnovasi secara menyeluruh. Salah satu renovasi yang dilakukan di Istana Bogor adalah penambahan pagar 2 lapis sekitar 6 tahun lalu. Istana Bogor juga pernah direnvasi besar besaran, tepatnya saat istana mengalami rusak berat pada masa pemberontakan perang Banten di bawah pimpinan Kiai Tapa dan Ratu Bagus Buang yang terjadi pada tahun 1750-1754.

    Pasukan-pasukan Banten dengan gagah berani menyerang Kampong Baroe dan membakarnya. Namun, pemberontakan itu berakhir dan mereka terpaksa harus tersingkir bahkan perang tersebut mengakibatkan Kesultanan Banten menjadi rampasan Kompeni. Bangunan yang sudah rusak berat itu  diperbaiki kembali  oleh penggantinya dengan tetap mempertahankan arsitekturnya. Renovasi yang pernah dilakukan di Kebun Raya Bogor adalah Salah satunya melalui program revitalisasi taman tematik, yakni Taman Meksiko serta Taman Akuatik.

    Renovasi yang dilakukan ditempat bersejarah ini dilakukan agar Kota Bogor lebih dikenal dan memiliki lebih banyak wisatawan serta dapat dibanggakan oleh masyarakat sekitar, seperti yang dikatakan oleh visi dan misi Kota Bogor. Visi Kota Bogor adalah “Mewujudkan Kota Bogor sebagai Kota Ramah Keluarga”. Misi Kota Bogor adalah mewujudkan kota yang sehat, mewujudkan kota yang cerdas dan mewujudkan kota yang sejahtera. Beberapa program unggulan Kota Bogor adalah pengembangan jasa pariwisata dan ekonomi kreatif, penguatan spiritualitas dan nilai budaya untuk keluarga tangguh dan masyarakat madani, dan pengembangan tata kelola pemerintahan yang kolaboratif, transparan dan melayani.

    Adapula struktur pemerintahan Balai Kota Bogor meliputi; walikota, wakil walikota, sekertaris daerah, bendahara, humas, kepala dinas, asisten pemerintahan, dan sebagainya. Struktur pemerintahan tersebut tidak pernah berubah baik sebelum Balai Kota direnovasi atau sesudah direnovasi.

    Kegiatan yang biasa dilakukan di Balai Kota Bogor adalah seperti bazar sembako, lomba basket 3x3 tahun 2019, perayaan HUT HJB ke-540, kirab merah putih, perkumpulan satpol pp, beberapa acara hiburan lainnya. Balai Kota Bogor dipilih sebagai tempat untuk acara besar karena aula dan lapangannya luas dan berada di pusat Kota Bogor.


Reorientasi

    Pemkot Kota Bogor menyebutkan bahwa akan diadakan pemindahan pusat pemerintahan yang awalnya berada di Balaikota Bogor kemudian akan dipindahkan ke daerah Bogor Raya. Pemindahan pusat pemerintahan dilakukan lantaran Pemkot Bogor berkeinginan untuk memberikan pelayanan terpadu bagi masyarakat yang terpusat di satu kawasan. Namun, hal ini masih dikaji dan masih dalam masa penimbangan.

    Warga beranggapan kedepannya apapun yang terjadi dan dimanapun pusat pemerintahannya, mereka barharap agar Balaikota Bogor menjadi lebih bersih, lebih dijaga, lebih diperbagus, lebih meriah ketika ada kegiatan, dan bisa lebih nyaman untuk warga atau wisatawan yang ingin datang berkunjung.


Nama Narasumber:
1. Bapak Wawan (anggota Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Kota Bogor)
2. Bapak Surya (supir delman di daerah Balai Kota)
3. Bapak Anang (tukang gulali di daerah Balai Kota) 














Under Creative Commons License: Attribution Non-Commercial




========================
Baca Informasi Terkait: