Balaikota
Bogor terletak di Jalan Ir. H. Juanda No. 10, Kelurahan Pabaton, Kecamatan
Bogor Tengah, Kota Bogor, Provinsi Jawa Barat. Bangunan Balaikota Bogor ini
dibangun pada tahun 1868,di atas lahan seluas 9.060 meter persegi yang semula
berfungsi sebagai Societeit. Societeit atau biasa
disingkat menjadi soos, berarti klub dalam bahasa Belanda,
merupakan perkumpulan yang didirikan sebagai tempat bergaul orang-orang Eropa
di masa itu. Societeit menggunakan sistem keanggotaan, hanya
kalangan pengusaha, priyayi, dan pejabat yang boleh datang ke klub eksklusif
ini.
Louis
Couprerus dalam novel De Stille Kracht mengatakan bahwa
keberadaan Societet berhubungan dengan proses globalisasi
yang didorong oleh perdagangan komoditas perkebunan di awal abad ke-19.
Kegiatan dagang terbuka yang diinisiasi oleh VOC mengundang orang-orang Eropa
yang bekerja sebagai administratur perkebunan dan pemerintahan. Selain itu,
hadir pula dokter, seniman, dan makelar. Mereka bersosialita sebagai himpunan
elit akibat pertemanan sembari menggelar resepsi, pesta musik, dan pertunjukkan
selebritas lainnya.
Penguasa
baru Hindia Belanda lalu membangun infrastruktur kota modern seperti
perkantoran, layanan pos, dan jaringan kereta api. Dikarenakan, rumah-rumah
kelompok-kelompok elit tidak lagi mencukupi untuk kegiatan sosialita, maka
dibangunlah gedung untuk menampung kegiatan para sosialita di masa itu. Gedung
tersebut dilengkapi dengan fasilitas untuk pertunjukkan drama, pesta sekolah,
dan pertandingan persahabatan. Di dalamnya terdapat pula ruang santai,
perpustaan, meja biliar, dan fasilitas-fasilitas rekreatif lainnya.
Jika
melihat gedung-gedung Societeit di beberapa kota di Indonesia, pada umumnya
dibangun dalam kurun waktu 1810-1910 dengan gaya arsitektur yang cenderung
seragam. Semua gedung dibuat dengan gaya Eropa, yakni menjulang tinggi,
berwarna putih, disertai pilar-pilar besar, namun disesuaikan dengan iklim
Indonesia. Hal ini terlihat dari pintu dan daun jendela dalam ukuran besar dan
banyak. Sirkulasi udara terjaga. Ruang-ruang tertata dengan sorotan lampu dalam
bentuk yang menarik.
Ciri khas
dari arsitektur gedung Societeit bisa dilihat dari denahnya
yang berbentuk simetri. Di bagian tengah terdapat apa yang disebut
sebagai Central Room yang terdiri dari kamar tidur utama dan
kamar tidur lainnya. Central Room tersebut berhubungan
langsung dengan teras depan dan teras belakang (Voor Galerij dan Achter
Galerij). Teras tersebut biasanya luas dan di ujungnya terdapat barisan
kolom yang bergaya Yunani atau Romawi dengan pilar-pilar Doric, Ionic, atau
Corinthian. Dapur, kamar mandi/WC, gudang dan daerah pelayanan lainnya
merupakan bagian yang terpisah dari bangunan utama dan letaknya ada di bagian
belakang.
Dulu pakuan
adalah pusat pemerintahan Kerajaan Sunda Pajajaran yang terkenal pada
pemerintahan Prabu Siliwangi (Sri Baginda Maharaja) yang penobatanya tepat pada
tanggal 3 Juni 1482, yang selanjutnya hari tersebut dijadikan hari jadi Bogor,
karena sejak tahun 1973 telah ditetapkan oleh DPRD Kabupaten dan Kota Bogor
sebagai hari jadi Bogor dan selalu diperingati setiap tahunnya sampai sekarang.
Sejak itu, bangunan tersebut digunakan sebagai Balaikota Bogor
Gedung ini
dimanfaatkan sebagai Kantor Wali kota Bogor. Seperti halnya beberapa
perkantoran Kota Bogor lainnya, pada bagian belakang merupakan
bangunan tambahan (baru tidak menempel pada bangunan lama), seperti Dinas
Kebudayaan dan Pariwisata, Dinas Pendidikan dan sebagainya.
Ada pula
beberapa tempat bersejarah lain di dekat Balaikota Bogor yang dibangun pada
tahun yang berdekatan dengan Balaikota Bogor seperti kebun raya Bogor dan istana
Bogor. Kedua tempat ini sangat berdekatan dan masih satu lingkup wilayah dengan
Balaikota Bogor.
Kebun
dengan usia lebih dari 204 tahun ini didirikan sekitar pada tahun 1817 an.
Kebun raya Bogor memiliki luas sekitar 80 hektar dengan koleksi tumbuhan
sekitar 222 suku (famili), 1.257 Marga, 3.423 jumlah spesies dan 13.684
spesimen. Namun, pada perkembangannya pendirian Kebun Raya Bogor nyatanya
mengawali perkembangan ilmu pengetahuan di Indonesia, sekaligus sebagai wadah
berhimpunnya ilmuwan terutama bidang botani di Indonesia secara terorganisasi
pada zaman itu (1880-1905).
Berawal
dari Kebun Raya Bogor lah lahir beberapa institusi ilmu pengetahuan seperti
Bibliotheca Bogoriensis (1842), Herbarium Bogoriense (1844), Kebun Raya Cibodas
(1860), Laboratorium Treub (1884), dan Museum dan Laboratorium Zoologi (1894). Kebun
Raya menopang lima fungsi terdiri dari konservasi, penelitian, pendidikan
lingkungan, wisata dan jasa lingkungan tetap dijalankan yang saling bersinergi
satu dengan lainnya.
Sedangkan, Istana
Bogor dibangun sekitar tahun 1750 an dengan luas sekitar 28 hektar. Sekitar
47 hektar tanah di sekitar Istana Bogor dan bekas samida dijadikan lahan
pertama untuk kebun botani. Reinwardt menjadi pengarah pertamanya dari 1817
sampai 1822. Kesempatan ini digunakannya untuk mengumpulkan tanaman dan benih
dari bagian lain Nusantara. Dengan segera Bogor menjadi pusat pengembangan pertanian
dan hortikultura di Indonesia. Pada masa itu diperkirakan sekitar 900 tanaman
hidup ditanam di kebun tersebut. Reinwardt juga menjadi perintis di bidang
pembuatan herbarium. Ia kemudian dikenal sebagai seorang pendiri Herbarium
Bogoriense.
Pada masa
penjajahan Belanda, Istana Kepresidenan Bogor memiliki fungsi utama sebagai
tempat peristirahatan. Namun, setelah masa kemerdekaan, seperti fungsi
istana-istana kepresidenan lainnya, fungsi istana berubah menjadi kantor urusan
kepresidenan serta menjadi kediaman resmi Presiden Republik Indonesia.
Sejalan
dengan fungsi tersebut, peristiwa penting yang pernah terjadi di antaranya
adalah Konferensi Lima Negara, yang diselenggarakan pada tanggal 28-29
Desember 1954. Peristiwa yang lain adalah pembahasan masalah konflik Kamboja
pada forum JIM (Jakarta Informal Meeting), yang dilaksanakan di istana ini pada
tanggal 25-30 Juli 1988. Peristiwa penting lainnya adalah kegiatan Pertemuan
Para Pemimpin APEC, yang diselenggarakan pada tanggal 15 November 1994.
Dalam Gedung
Induk Istana Negara terdapat beberapa ruangan, yaitu Ruang Teratai, Ruang
Garuda, Ruang Film, Ruang Makan, Ruang Kerja, Ruang Perpustakaan, Ruang Raja
dan Ruang Panca Negara. Ruang ruang tersebut memiliki fungsi dan guna berbeda.
Balaikota
Bogor mengalami beberapa renovasi, namun tidak direnovasi menyeluruh atau
dipindah tempatkan. Warga setempat menyebutkan bahwa Balaikota Bogor pernah
direnovasi kurang lebih 7 kali seperti penggantian plafon, perbaikan lantai
keramik, penambahan kantor dibelakang dan samping Balai Kota dan juga membangun
masjid di belakang Balaikota.. Lantai Balai Kota pernah direnovasi dengan
bercorak bunga raflesia arnoldi dan memakan budget sekitar 1
milyar rupiah. Masjid di dalam komplek Balaikota juga pernah direnovasi sekitar
tahun 2021 lalu.
Sama
halnya dengan balaikota, Kebun raya dan Istana Bogor tidak pernah dirombak atau
direnovasi secara menyeluruh. Salah satu renovasi yang dilakukan di Istana
Bogor adalah penambahan pagar 2 lapis sekitar 6 tahun lalu. Istana Bogor juga
pernah direnvasi besar besaran, tepatnya saat istana mengalami rusak berat pada
masa pemberontakan perang Banten di bawah pimpinan Kiai Tapa dan Ratu Bagus
Buang yang terjadi pada tahun 1750-1754.
Pasukan-pasukan
Banten dengan gagah berani menyerang Kampong Baroe dan membakarnya. Namun,
pemberontakan itu berakhir dan mereka terpaksa harus tersingkir bahkan perang
tersebut mengakibatkan Kesultanan Banten menjadi rampasan Kompeni. Bangunan
yang sudah rusak berat itu diperbaiki kembali oleh penggantinya
dengan tetap mempertahankan arsitekturnya. Renovasi yang pernah dilakukan di
Kebun Raya Bogor adalah Salah satunya melalui program revitalisasi taman tematik,
yakni Taman Meksiko serta Taman Akuatik.
Renovasi
yang dilakukan ditempat bersejarah ini dilakukan agar Kota Bogor lebih dikenal
dan memiliki lebih banyak wisatawan serta dapat dibanggakan oleh masyarakat
sekitar, seperti yang dikatakan oleh visi dan misi Kota Bogor. Visi Kota Bogor
adalah “Mewujudkan Kota Bogor sebagai Kota Ramah Keluarga”. Misi Kota Bogor
adalah mewujudkan kota yang sehat, mewujudkan kota yang cerdas dan mewujudkan
kota yang sejahtera. Beberapa program unggulan Kota Bogor adalah pengembangan jasa
pariwisata dan ekonomi kreatif, penguatan spiritualitas dan nilai budaya untuk keluarga
tangguh dan masyarakat madani, dan pengembangan tata kelola pemerintahan yang kolaboratif,
transparan dan melayani.
Adapula
struktur pemerintahan Balai Kota Bogor meliputi; walikota, wakil walikota,
sekertaris daerah, bendahara, humas, kepala dinas, asisten pemerintahan, dan
sebagainya. Struktur pemerintahan tersebut tidak pernah berubah baik sebelum
Balai Kota direnovasi atau sesudah direnovasi.
Kegiatan
yang biasa dilakukan di Balai Kota Bogor adalah seperti bazar sembako, lomba
basket 3x3 tahun 2019, perayaan HUT HJB ke-540, kirab merah putih, perkumpulan
satpol pp, beberapa acara hiburan lainnya. Balai Kota Bogor dipilih sebagai
tempat untuk acara besar karena aula dan lapangannya luas dan berada di pusat Kota
Bogor.
Pemkot
Kota Bogor menyebutkan bahwa akan diadakan pemindahan pusat pemerintahan yang
awalnya berada di Balaikota Bogor kemudian akan dipindahkan ke daerah Bogor
Raya. Pemindahan pusat pemerintahan dilakukan lantaran Pemkot Bogor
berkeinginan untuk memberikan pelayanan terpadu bagi masyarakat yang terpusat
di satu kawasan. Namun, hal ini masih dikaji dan masih dalam masa penimbangan.
Warga beranggapan kedepannya apapun yang terjadi dan dimanapun pusat pemerintahannya, mereka barharap agar Balaikota Bogor menjadi lebih bersih, lebih dijaga, lebih diperbagus, lebih meriah ketika ada kegiatan, dan bisa lebih nyaman untuk warga atau wisatawan yang ingin datang berkunjung.
========================