Live Streaming Online Belajar Bahasa Indonesia SD SMP SMA KBBI PUEBI Buku Materi Pelajaran Tugas Latihan Soal Ujian Sekolah Penilaian Harian Silabus

Unsur Pementasan Drama atau Teater yang Wajib Diketahui

9 Unsur-Unsur Pementasan Drama Yang Wajib


Post author
By Rita Amrina
https://ilmuseni.com/seni-pertunjukan/seni-drama/unsur-unsur-pementasan-drama




Secara etimologi, kata drama berasal dari bahasa Yunani, yaitu “dram” yang berarti gerak. Banyak orang menyebut drama sebagai sandiwara atau teater. Kata sandiwara berasal dari bahasa Jawa, yaitu “sandi” yang berarti rahasia dan “warah” berarti ajaran. Sandiwara secara umum berarti ajaran yang disampaikan secara rahasia atau tersembunyi.

Dalam arti sempit, drama disebut sebagai kisah hidup manusia yang ditampilkan di atas panggung, disajikan dengan bentuk dialog dan gerakan sesuai naskah, didukung dengan performa dari tata panggung, tata lampu, tata musik, tata rias dan tata busana. Sedangkan dalam arti luas, drama adalah suatu tontonan yang mempunyai cerita dan dipertunjukan di depan orang banyak, mencakup seperti teater tradisional dan teater modern.

Pementasan drama adalah kesenian yang sangat kompleks, karena mempunyai unsur-unsur yang saling terkait di dalamnya, bukan hanya melibatkan seniman. Tetapi membutuhkan unsur-unsur lainnya seperti naskah, pemain, sutradara, tata rias, tata busana, tata lampu, tata panggung, tata suara dan penonton. Jika salah satu dari unsur tidak terpenuhi, maka drama seperti pincang sebelah.

Berikut ini penjelasan unsur-unsur pementasan drama yang wajib antara lain :

1. Naskah Drama

Naskah drama adalah sebuah karangan yang isinya terdapat cerita atau lakon. Dalam naskah juga termuat nama-nama tokoh dalam cerita, peran tokoh, dialog yang diucapkan, dan keadaan panggung yang diperlukan. Bentuk dan susunan naskah drama mempunyai perbedaan dengan naskah dari cerpen atau novel.

Naskah drama tidak mengisahkan cerita secara lugas dan langsung, karna lebih mementingkan ucapan-ucapan atau bisa dibilang penuturan ceritanya diganti dengan dialog. Sedangkan naskah cerpen atau novel berisi cerita lengkap dan peristiwa yang terjadi.

Permainan drama terbagi dalam babak demi babak. Setiap babak mempunyai peristiwa tertentu dalam waktu dan susunan tertentu pula. Dengan pembagian seperti ini, para penonton mendapatkan gaambaran atau alur yang jelas bahwa setiap peristiwa itu dapat berlangsung di tempat, waktu dan suasa yang berbeda.

Biasanya untuk mempermudah para seniman yang bermain drama, naskah drama ditulis selengkap-lengkapnya disertain keterangan dan petunjuk seperti gerakan-gerak yang dilakukan pemain, tempat terjadinya peristiwa, perlengkapan logistik yang dibutuhkan setiap babak dan keadaan panggung di setiap babak.

Dalam sebuah naskah drama, ada tiga elemen yang tidak boleh dilupakan. Ketiga elemen tersebut adalah tokoh, wawancang, dan kramagung. 
  • Tokoh adalah pelaku yang mempunyai peran yang lebih banyak dibandingkan pelaku-pelaku lain. Sifatnya bisa protagonis atau antagonis. 
  • Wawancang adalah dialog atau percakapan yang harus diucapkan oleh tokoh cerita. 
  • Kramagung adalah petunjuk gerakan yang dilakukan oleh para pelaku dalam pementasan drama. 


2. Pemain

Pemain merupakan orang yang memeragakan peran di dalam cerita, atau disebut juga aktor/aktris. Beberapa pemain dibutuhkan dalam drama berdasarkan banyaknya tokoh yang ada di dalam naskah. Agar berhasil memerankan tokoh dalam pementasan, pemain dipilih secara tepat sesuai dengan peran yang dibutuhkan.

Dalam menentukan pemain di dalam drama, lebih mudah memilih pemain campuran daripada tidak campuran. Maksud pemain campuran yaitu pemain yang terdiri dari pemain laki-laki, perempuan, anak-anak, remaja dan orang tua.

Berikut ini upaya yang tepat dalam memilih pemain drama :

  • Naskah drama harus dikuasai dan dipahami oleh pemain, mulai dari dialog dan watak-watak tiap tokoh dalam naskah drama itu.
  • Pemain harus mampu memerankan masing-masing tokoh sesuai watak yang dibutuhkan
  • Perbandingan usia dan perawakan tubuh pemain dinilai sesuai dengan kriteria yang dibutuhkan
  • Pemain memiliki skill dalam berlatih untuk memerankan tokoh yang dikehendaki naskah


3. Sutradara

Sutradara adalam pemimpin dalam pementasan drama. Sebagai pemimpin yang mempunyai tanggung jawab dalam kesuksesan pementasan drama, sutradara harus membuat perencanaan yang matang. Tugas seorang sutradara sangat banyak dan cukup berat, seperti memilih naskah, menentukan pokok penafsiran naskah, memilih pemain, melatih pemain, bekerja dengan staf dan mengkoordinasikan setiap bagian.

Semua tugas yang dilakukan sutradara harus dengan cermat, karna sukses tidaknya suatu pementasan berdasarkan sutradaranya. Tugas awal seorang sutradara adalah memilih naskah. Naskah yang terpilih kemudian dibaca berulang-ulang, untuk menentukan watak tokoh-tokoh, tata rias, pengaturan panggung dan seterusnya.

Meskipun sebagai pemimpin, sutradara harus mendengarkan usul dari berbagai pihak dan mempertimbangkannya. Untuk para pemain, sutradara juga berkewajiban untuk melatih, membimbing dan mengarahakn para pemain agar sesuai dengan peran di dalam tokoh cerita. Selain itu, sutradara juga berhak menegur, mencela atau menyalahkan pemain yang memang salah dalam berakting atau berdialog.

Tugas sutradara sangatlah banyak dan beban tanggung jawab yang cukup berat. oleh karena itu, sutradara sebaiknya mampu :

  • Memilih naskah yang tepat
  • Pandai menafsirkan watak para tokoh cerita
  • Pandai memilih pemain yang sesuai naskah
  • Sanggup melatih dan membimbing pemain
  • Bisa bekerja tim dengan crew yang lain
  • Cekatan dalam memimpin semua tim


4. Tata Rias

Tata rias merupakan bagian yang bertugas dalam mendandani atau make up para pemain. Orang yang mengerjakan tata rias disebut dengan penata rias. Penata rias ada pria dan wanita, dilihat dari keahliannya dalam bidang tata rias. Alat-alat rias seperti bedak, lipstik, pensil alis, kumis palsu, bulu mata dan masih banyak lagi.

Seorang penata rias harus memiliki teknik seni dalam merias seperti teknik shading hidung, meniruskan pipi, menebalkan mata, membentuk alis dan teknik lainnya. Selain itu penata rias juga harus terampil dan cekatan, agar penata rias mampu mengatur waktu sehingga pemainnya bisa siap untuk naik ke atas panggung dengan riasan yang baik.


5. Tata Busana

Tata busana merupakan bagian yang mengatur pakaian pemain, seperti bahan, model dan cara mengenakannya. Tata busana memiliki hubungan yang erat dengan tata rias, oleh karena itu banyak juga tugas tata busana dirangkap langsung oleh penata rias. Meskipun demikian tugas penata rias dan penata busana memiliki tanggung jawab yang berbeda, namun harus bekerja sama saling menyesuaikan dan saling membantu agar hasilnya maksimal.

Penata rias dan penata busana harus mampu menafir dan memantaskan riasan dan pakaian yang akan dikenakan. Seperti pakaian pesta dilengkapi dengan riasan yang full cover, pakaian santai dilengkapi dengan riasan yang natural. Semua bagian saling membantu untuk menunjang penampilan pemain.


6. Tata Panggung

Panggung adalah tempat para pemain memeragakan lakon dramanya. Sebagai seni pertunjukan, biasanya panggung akan didesain lebih tinggi daripada lantai, lebih tinggi dari tempat duduk penonton agar penonton yang duduk di belakang masih mampu menyaksikan pertunjukan dengan jelas.

Tata panggung adalah keadaan panggung yang dibutuhkan dalam memainkan pementasan. Petugas yang menata panggung disebut penata panggung yang terdiri dari tim, supaya dapat merubah keadaan panggung dengan cepat. Panggung mendeskripsikan tempat, waktu dan suasana yang terjadi. Setiap peristiwa yang memiliki babak berbeda tempat, waktu dan suasana membuat penataan panggung harus lebih cekatan untuk merubahnya.

Tugas penantaan panggung hanya menuruti apa yang dikehendaki naskah, namun juga boleh menambahkan, mengurangi atau mengubah letak perlatan asal perubahan itu menambah estetika keadaan panggung. Sebaiknya yang dipilih untuk menata panggung adalah orang-orang yang mengerti keindahan dan komposisi seni yang baik.


7. Tata Lampu/Cahaya

Tata lampu adalah bagian yang bertugas dalam pengaturan cahaya di panggung. Bagian ini berhubungan erat denga tata panggung. Pengaturan cahaya di panggung harus disesuaikan dengan keadaan panggung yang dibutuhkan. Seperti penataan lampu di rumah orang miskin dan di rumah orang kaya, memerlukan cahaya lampu yang berbeda dan disesuaikan dengan waktu terjadi.

Penata lampu biasanya menggunakan spot light, semacam kotak besar yang memiliki lensa besar berisi lampu ratusan watt. Karena tata lampu berhubungan dengan listrik, sebaiknya penata lampu adalah orang yang mengerti teknik kelistrikan.


8. Tata Suara

Tata suara yang biasa kita kenal adalah bagian yang mengatur pengeras suara (sound system) dan musik pengiring. Alat musik yang digunakan tentu berbeda sesuai dengan suasana yang dibutuhkan, seperti suasana sedih mungkin hanya diiringi dengan seruling yang ditiup mendayu-dayu menyayat hati, suasana pertengkaran yang diiringi dengan musik yang berirama cepat dan keras.

Iringan musik tidak dijelaskan secara mendalam di naskah, penjelasannya hanya secara umum seperti musik pelan, sendu atau sedih. Musik pengiring juga sebaiknya berada dibalik layar, agar tidak mengganggu para pemain drama dan kekerasan yang diatur sesuai dengan kadarnya.


9. Penonton

Penonton adalah unsur penting dalam pementasan drama. Semua unsur drama yang disiapkan, tentu dibuat untuk penonton. Kesuksesan sebuah drama dapat diukur dari respon para penonton yang menyaksikannya. Penonton drama terdiri dari berbagai latar belakang pendidikan, ekonomi maupun kemampuan mengapresiasi atau motivasi.

Ada tiga macam ragam penonton, dilihat dari segi motivasinya :

  • Penonton Peminat : yaitu penonton intelektual atau penonton yang mampu mengapresiasi seni.
  • Penonton Iseng : yaitu penonton yang tidak punya ketertarikan khusus pada seni, hanya menikmati untuk hiburan.
  • Penonton Penasaran : yaitu penonton yang menonton karena penasaran ingin tahu bagaimana lakon , pemain dan cerita dramanya.

Fungsi penonton yang meminati seni tentu sangat dibutuhkan di setiap pementasan drama, agar drama terasa hidup dengan apresiasi yang penonton berikan.


sumber:








Under Creative Commons License: Attribution Non-Commercial



Baca Informasi Terkait: