K.H. Muhammad Fudholi dikenal dengan sebutan ‘ulama zuhud’, yang artinya ulama yang sama sekali tidak tertarik dengan gemerlap kehidupan dunia.
K.H. Muhammad Fudholi lahir di Cicurug Sukabumi 1901. Istrinya bernama Maemunah. Ayah dari K.H. Muhammad Fudholi adalah H. Anwar, dan ibunya bernama Murtafiah. Setelah menikah dan mempunyai 4 orang anak, K.H. Muhammad Fudholi hijrah ke Cikarang Bekasi, untuk dakwah menyiarkan ajaran Islam.
Pada saat itu, Cikarang adalah kota yang terkenal dengan para jawara dan garong. Mata pencaharian orang Cikarang pada waktu itu sebagian besarnya adalah sebagai petani dan penjual kambing dan sapi potong.
Madrasah Jannatul Amal didirikan pada tahun 1932. Dengan niat yang tulus mencari keridhoan Allah, Madrasah Jannatul Amal berkembang pesat hingga sampai dengan kelas 7, dan dibagi menjadi dua session, kelas pagi dan kelas siang. Kegiatan K.H. Muhammad Fudholi dari pagi sampai dengan sore hari adalah mengajar anak-anak santri tentang ajaran agama Islam selepas isya.
Menurut berita dari keluarga, K.H. Muhammad Fudholi pernah dipenjara 10 hari oleh Belanda. Pada saat itu, markas Belanda memang tidak begitu jauh dari MJA, sekitar 500 meter dari MJA. Markas yang dipakai oleh Belanda adalah rumah kediaman dari Bapa Ranta.
Aktifitas K.H. Muhammad Fudholi saat berada di penjara tidak lain hanya mengaji, berzikir, dan solat. Sampai-sampai petugas sel mengira kalau K.H. Muhammad Fudholi ini sudah gila.
K.H. Muhammad Fudholi merupakan seorang tokoh yang masih mempunyai silsilah keturunan dengan Pangeran Jayakarta. Sekitar tahun 1945, K.H. Muhammad Fudholi menjabat sebagai ketua KNI (Keamanan Negara Republik Indonesia)
Makam K.H. Muhammad Fudholi saat ini berlokasi di Jl. Bayangkara, KarangAsih, Cikarang Utara, Bekasi, yang tidak lain adalah lokasi Pondok Pesantren Madrasah Jannatul Amal.
Nama : Fhadel Ramadhan
Kelas : XII IPS 1
Sumber