Tema :Kekerasan rumah tangga terhadap anak
Aku butuh kasih sayang orang tua
Kekerasan adalah suatu tindakan yang berupa perilaku fisik bertujuan untuk melukai seseorang dengan mengeluarkan kata kata yang kurang baik seperti Bodoh. Kekerasan dalam rumah tangga adalah tindak kekerasan yang dilakukan oleh satu anggota keluarga kepada anggota lainnya.Contoh dari kekerasan dalam rumah tangga adalah penganiayaan terhadap anak dan dan istri. Kekerasan dalam rumah tangga terhadap anak adalah tindak kekerasan yang dilakukan orang tua karena kesal seorang anak itu bukan beban mu didunia tapi itu titipan dari tuhan yang maha esa yang suatu saat nanti akan dipertanggung jawabkan didunia akhirat.Adapun contoh kekerasan dalam rumah tangga terhadap anak,sebagai berikut.
Pada tanggal 6 September 2015, Semarang.Vira
selaku ibu korban (24 th), melihat anaknya (BK)yang terluka dibagian tubuh
ternyata yang melakukan perlakuan penganiayaan adalah seorang Bapanya bernama (W)
ia memukul anaknya menggunakan balok dan memukulnya karena tidak mau makan oleh
karena itu pelaku yaitu bapa korban (W) dibawa ke kantor polisi.
Kasus penelantaran anak kembali mencuat
pada Mei 2015 Jakarta. Korbannya kali ini adalah 5 orang anak kandung pasangan
Utomo dan Nurindria. Kasus berawal dari laporan warga tentang anak laki-laki
berusia 8 tahun berinisial AD yang sudah sebulan berkeliaran di sekitar
kompleks perumahan.Selama sebulan bocah tersebut tidur di pos jaga dan mendapat
makanan dari tetangga. Selain itu, ada bekas luka di kaki AD yang menunjukkan
masa penyembuhan lukanya lama akibat pukulan benda tumpul. Polisi lalu
menyelamatkan anak tersebut dan berlanjut penggeledahan rumah orangtua korban.
Polisi mendapati 4 saudari perempuan AD dalam kondisi fisik yang buruk. Mereka
kekurangan gizi dan tengah dalam keadaan tertekan. Polisi selanjutnya
mengamankan orangtua mereka karena adanya dugaan penelantaran anak. Dalam
pemeriksaan di Mapolda Metro Jaya, kedua orangtua bocah itu positif menggunakan
narkoba. Kini pasutri tersebut menyandang status tersangka penelantar anak.
Seorang bocah berusia tujuh tahun, IM, warga Desa Pagerandong,
Kabupaten Purbalingga, Jawa Tengah, menjadi korban penganiayaan yang diduga dilakukan oleh ibu tirinya dengan menampar
anaknya. Kasus penganiayaan tersebut terungkap berkat video mengenai kondisi IM
yang sengaja dibuat oleh gurunya beserta Kepala Sekolah Dasar Negeri 1
Pagerandong, Kecamatan Kaligondang, Purbalingga, dan beredar melalui media
sosial, Rabu, 29 Agustus 2018. "Kalau saya telepon, kan, susah menjelaskannya karena
anak mengalami luka di beberapa bagian tubuh, akhirnya saya buat video untuk
menjelaskan ke Pak Kades selaku yang punya warga. Sedangkan saya yang punya
siswa, itu nantinya biar antara desa dan sekolah melangkah bareng,"
tuturnya, akhirnya orang tua korban dibawa kekantor polisi sekitar.
SV anak berusia dua tahun mengalami tindakan kekerasan dan
penganiayaan oleh ayah tirinya RD (28). Akibatnya, SV menderita luka lebam dan
tulang hidungnya patah.Kini RD yang memiliki pekerjaan sebagai seorang sopir
angkot D-05 Trayek Bojonggede-Terminal Depok harus berurusan dengan aparat
Kepolisian karena diduga melakukan penganiayaan.Informasi yang dihimpun,
penganiayaan terjadi di rumah kontrakan Gang Kapuk RT 05/13 Kelurahan
Bojonggede Kecamatan Bojonggede Kabupaten Bogor. Kejadian ini berawal ketika SV
digendong oleh RD di rumahnya.Namun SV tidak mau digendong oleh pelaku sehingga
anak tersebut menangis dan langsung dipukul oleh RD. SV pun mengalami luka
lebam di bibir atas dan bawah.Ibu kandung korban Mirna Wati mengatakan, SV
sering dipukuli oleh ayah tirinya."Engak hanya SV, saya pun sering
dipukuli RD," kata Mirna pada wartawan Senin (2/7/2018).Kanit Perlindungan
Perempuan Polresta Depok Iptu Nurul Karmilawati mengatakan, RD yang sehari-hari
bekerja sebagai sopir angkot D-05 trayek Bojonggede-Terminal Depok telah
ditangkap."Pelaku masih menjalani pemeriksaan dan sejumlah saksi pun telah
dimintai keterangan," ucapnya.Tetangga LSR (47) yang diduga melakukan
penganiayaan terhadap anak laki-lakinya, GT (12), mengaku telah mengetahui
kejadian penganiayaan tersebut sejak lama. Salah satunya adalah Nori
(bukan nama samaran).
Ayah
harusnya melindungi anaknya, namun di Kabupaten Buton Utara (Butur), Sulawesi
Tenggara (Sultra), justru sebaliknya. Seorang ayah inisial R (27), di Kecamatan
Kulisusu, Kabupaten Buton Utara, justru menganiaya anak kandungnya insial O
berusia lima tahun. pelaku menodongkan barang tajam ke leher dan terus menampar
anaknya yang berlinang air mata,sambil mengucapkan kalimat ancaman.”Saya bunuh kamu orang ini
(kalian), menangis-menangis, liat itu mama mu, liat mama mu. Kasih hancur saya
ini mama mu" kata pelaku dalam video rekaman tersebut Video ini, diketahui Istri pelaku, ibu korban
berinisal TWD (26), setelah dikirimkan pelaku melalui WhatsApp, saat berada di
rumah orang tuanya, di Langke."Saya
kaget dan merasa sedih melihat video itu, suami tega menyiksa anak kasar
begitu" kata Ibu korban, dengan mata berkaca-kaca, saat mendatangi
Mapolsek Kulisusu, Sabtu sore 1 September 2018. Kasus ini telah dilaporkan
di Polsek Kulisusu, dengan nomor laporan LP/73/IX/2018, pada 01 September 2018.
Menurut Kapolsek Kulisusu, Kompol Ahali, yang
dihubungi melalui telepon, pelaku menganiaya anaknya, karena kesal terhadap
ibunya."Pelaku itu awalnya mengirimkan video sama istrinya, karena dia
kesal istrinya ini lari dari rumah, menuju Kota Kendari. Pelaku kesal sudah
memberikan uang kepada istrinya satu juta rupiah, usai cekcok beberapa waktu
lalu, uang ini untuk merawat dua anaknya, tapi tidak dilakukan sama istrinya,
malah anaknya yang berusia enam bulan, dititipkan sama mertua
laki-lakinya," jelas Kapolsek Kulisusu, Kompol Ahali.Sementera, Istri
pelaku mengaku di hadapan penyidik, sering meninggalkan rumah, karena suaminya
pelaku penganiayaan, sering hura-hura di tempat hiburan malam. saat ini, pelapor Ibu korban, telah dimintai
keterangan, sementara pelaku ayah korban, tengah diperiksa penyidik Polsek
Kulisusu.
kesimpulannya kekerasan dalam rumahtangga disebabkan oleh kurang kasih sayang orang tuanya dan kurang perhatiannya dari orang tuanya,setidaknya luangkah lah waktu untuk anak mu karna anak itu bukan beban tapi titipan dari tuhan. Adapun akibat dari contoh diatas yaitu penganiayaan dan penelantaran seorang anak.
Orang tua diharapkan: Konsultasi pada
psikolog untuk mengkaji kembali perkawinannya dan untuk apa mempunyai anak,
serta mengubah pola pikir. Anak bukan beban kita dunia tapi rezeki dari tuhan
dan ketika ia meninggal orang tua akan dimintai pertanggung jawaban
Nama
: Dede Algi Aditya
Kelas : XI IPS 4
0 comments:
Posting Komentar
Harap beri komentar yang positif. Oke boss.....
Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.