Ciyus? Enelan? Mi apah? Atut
sobeX pasti pernah mendengar beberapa kalimat di atas kan. Baik melalui pesan SMS dari teman sobeX,
di televisi, radio ataupun majalah-majalah remaja. Kata-kata tersebut
merupakan kosakata yang biasa disebutkan oleh anak-anak yang masih cadel
atau baru pada tahapan belajar berbicara. Orang-orang sering
menyebutnya bahasa cadel. Nah, bahasa cadel ini dimasukkan ke dalam
salah satu bentuk variasi bahasa gaul yang ada di Indonesia.
“Jadi bahasa gaul (atau
bahasa prokem, menurut istilah ilmiah) di Indonesia punya beberapa
variasi. Ada bahasa alay, bahasa QDJY (baca: keji) dan kini yang terbaru
adalah bahasa cadel. Ke depannya mungkin saja bertambah seiring dengan
waktu, perkembangan dan kreativitas remaja. Lagipula, bahasa itu kan
dinamis, terus berkembang. Tidak seperti matematika,” jelas Hijriatul
Fatima dari UNP.
Gadis yang kuliah di Jurusan
Bahasa dan Sastra Indonesia dan Daerah ini mengatakan bahwa keberadaan
bahasa cadel menambah variasi kosakata bagi para remaja maupun
orang-orang yang masih muda. “Ya, bahasa cadel ini memberi variasi
kosakata dalam percakapan lisan maupun tulisan baik dalam bentuk pesan
SMS maupun chatting di situs jejaring sosial.”
Namun Hijriatul menekankan
bahwa hendaknya bahasa cadel hanya digunakan dalam komunikasi dengan
teman sebaya saja dalam situasi yang non formal atau tidak resmi.
“Jangan digunakan saat dalam situasi formal, resmi atau berbicara pada
orang yang usianya lebih tua. Seperti orangtua, guru, dosen atau yang
lainnya.”
Husna dari SMAN 9 Padang
menganggap bahasa cadel hanya sebagai bahasa untuk seru-seruan dengan
teman saja. “Ya untuk seru-seruan saja kok, baik saat ngobrol ataupun
BBM-an dengan teman maupun pacar. Sayangnya tidak semua kosakata bisa
kita cadel-kan. Kosakata bahasa cadel yang paling terkenal pun hanya
tiga, yaitu ciyus, enelan dan mi apah.”
Eh… ciyus, enelan dan mi apah itu artinya apa ya? Ada yang bisa menjelaskan. “Oh itu ya. Ciyus itu serius, enelan itu beneran dan mi apah
itu demi apa? Biasanya ketiga kosakata itu digunakan untuk menanggapi
jika ada orang yang berjanji atau mengutarakan suatu informasi pada
kita,” jelas Siska dari SMAN 3 Padang.
Siska sendiri baru
mengetahui perihal bahasa cadel ini dari salah seorang teman di
kelasnya. “Aku tahu dari seorang temanku yang cewek. Dia menggunakan
kosakata bahasa cadel dalam SMS. Awalnya aku tidak mengerti maksudnya.
Setelah dia jelaskan, aku pun mengerti. Sekarang aku juga menggunakan
bahasa cadel dalam percakapan dengan temanku sehari-hari,” tambahnya.
Sumber Tulisan