Belajar Bahasa Indonesia Online SD SMP SMA KBBI PUEBI Buku Materi Pelajaran Tugas Latihan Soal Ujian Sekolah Penilaian Harian Silabus

Pencarian

28 September 2018

Penindasan

Penindasan

Penindasan (Bullying) adalah penggunaan kekerasan, ancaman, atau paksaan untuk menyalahgunakan atau mengintimidasi orang lain. Perilaku ini dapat menjadi suatu kebiasaan dan melibatkan ketidakseimbangan kekuasaan sosial atau fisik. Hal ini dapat mencakup pelecehan secara lisan atau ancaman, kekerasan fisik atau paksaan dan dapat diarahkan berulang kali terhadap korban tertentu, mungkin atas dasar ras, agama, gender, seksualitas, atau kemampuan. Tindakan penindasan terdiri atas empat jenis, yaitu secara emosional, fisik, verbal, dan cyber. Budaya penindasan dapat berkembang dimana saja selagi terjadi interaksi antar manusia, dari mulai di sekolah, tempat kerja, rumah tangga, dan lingkungan.

Selanjutnya, bukan tak mungkin, korban Bully, menjadi pelaku Bully pada anak lain yang ia pandang sesuai dengan tujuannya, yaitu untuk mendapat kepuasan dan membalaskan dendam. Ada proses belajar yang sudah ia jalani dan ada dendam yang tak terselesaikan. Kasus di sekolah-sekolah, dimana kakak kelas melakukan Bully pada adik kelas, dan kemudian Bully berlanjut ketika si adik kelas sudah menjadi kakak kelas dan ia kemudian melakukan Bully pada adik kelasnya yang baru, adalah contoh dari pola Bully yang dijelaskan di atas.

Contohnya, adanya bullying di SMA 3 Jakarta pada tanggal 3 Mei 2016. Menurutnya bullying itu terjadi akibat siswi kelas XII SMA 3 tidak setuju siswi kelas X SMA 3 pergi ke tempat hiburan malam hari. Ada pula kasus SMK 23 PGRI Srengseng, Jagakarsa, Jakarta Selatan pada bulan Agustus tahun 2018 menindak tegas salah satu siswanya yang menganiaya juniornya yang bermula dengan bullying,  Robert Wanggai. Pihak sekolah telah megeluarkan salah satu pelaku bernama Teo (19). Kasus bullying kembali terjadi di tempat lain. Pada bulan Juli 2017 Seorang siswi berkebutuhan khusus kelas IX di SMP Negeri 4 Nganjuk Jawa Timur menjadi korban bullying seorang kakak kelasnya  berinisial SI. Ada pula kasus di STIP Jakarta pada tanggal 11 Januari 2017 penindasan yang terjadi yang dilakukan oleh senior berinisial AR kepada junior nya yang baru masuk.

Beberapa faktor penyebab terjadinya bullying di antaranya, keluarga. Jika keluarga memperlakukan sang anak dengan buruk dan dengan negatif, maka sang anak merasa ter-ancam di lingkungan sekolah. Sebelum ia di perlakukan buruk di lingkuangan sekolah seperti ia di perlakukan di keluarga, maka ia memperlakukan orang dengan buruk terlebih dahulu. Faktor lingkungan juga mempengaruhi, lingkungan yang tidak mendukung dan salah pemikiran, misalkan di lingkungan itu sering adanya bullying, ia akan mengikuti pola lingkungan tersebut dan ikut menjadi pembully. Faktor penyebab lainnya yaitu kurang tegasnya sekolah dalam menanganinya, sehingga kasus pembullyan terus terjadi dan tidak asa efek jera. Faktor lainnya yaitu Gender sebagai laki-laki dan kecenderungan untuk berkelahi. Banyak dari mereka yang mendidik anak laki-lakinya bahwa laki-laki itu harus kuat, tidak boleh kalah dalam persaingan tapi tidak memberi contoh dari hal-hal yang diajarkan tersebut sehingga anak salah dalam memahami kuat itu bagaimana, menang dari persaingan itu seperti apa. Akhirnya, anak menjadi suka berkelahi dan berperilaku yang kurang baik dengan tujuan ingin diakui sebagai laki-laki. Faktor lainnya yaitu acara televisi. Belakangan ini sinetron remaja di Indonesia menggambarkan si cantik antagonis ini dengan adegan membully yang lebih jelek dan cupu darinya. Sehingga beredar anggapan bahwa membully itu 'keren' di pikiran para remaja yang menonton sinetron tersebut.

Akibat dari penindasan diantaranya, merusak moral anak yang dibully. Dan juga membuat si korban menjadi makin menyendiri dan takut bertemu orang. Dan bahkan dapat menghilangkan nyawa orang lain dari penindasan ini, entah itu karena dendam atau lainnya. Akibat lainnya, bisa saja sang korban di kucilkan karena dianggap aneh. Dan akibat lainnya sang korban juga bisa melakukan hal yang sama seperti yang pernah ia rasakan.

Oleh karena itu  kita harus saling menghargai satu sama lain agar tidak ada penindasan yang terjadi. Jika anda pernah menjadi korban penindasan, cobalah bersabar dan menghilangkan sifat dendam agar pembullyan bisa terhenti dan tidak menjadi lingkaran setan yang tak dapat terhenti.
Ditulis oleh 

Nama : Rifi Ariani

Kelas : XI IPS 3




Sumber


Share:

0 comments:

Posting Komentar

Harap beri komentar yang positif. Oke boss.....

Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.

Populer di Indonesia

Sahabat Sejati

Informasi Terkini

Populer Bulanan

Populer Mingguan

Kirim Pesan

Nama

Email *

Pesan *

Arsip Blog