Penindasan (Bullying)
adalah penggunaan kekerasan, ancaman, atau paksaan untuk menyalahgunakan atau
mengintimidasi orang lain. Perilaku ini dapat menjadi suatu kebiasaan dan
melibatkan ketidakseimbangan kekuasaan sosial atau fisik. Hal ini dapat
mencakup pelecehan secara lisan atau ancaman, kekerasan fisik atau paksaan dan
dapat diarahkan berulang kali terhadap korban tertentu, mungkin atas dasar ras,
agama, gender, seksualitas, atau kemampuan. Tindakan penindasan terdiri atas
empat jenis, yaitu secara emosional, fisik, verbal, dan cyber. Budaya
penindasan dapat berkembang dimana saja selagi terjadi interaksi antar manusia,
dari mulai di sekolah, tempat kerja, rumah tangga, dan lingkungan.
Selanjutnya, bukan tak
mungkin, korban Bully, menjadi pelaku Bully pada anak lain yang ia pandang
sesuai dengan tujuannya, yaitu untuk mendapat kepuasan dan membalaskan dendam.
Ada proses belajar yang sudah ia jalani dan ada dendam yang tak terselesaikan.
Kasus di sekolah-sekolah, dimana kakak kelas melakukan Bully pada adik kelas,
dan kemudian Bully berlanjut ketika si adik kelas sudah menjadi kakak kelas dan
ia kemudian melakukan Bully pada adik kelasnya yang baru, adalah contoh dari
pola Bully yang dijelaskan di atas.
Contohnya, adanya
bullying di SMA 3 Jakarta pada tanggal 3 Mei 2016. Menurutnya bullying itu
terjadi akibat siswi kelas XII SMA 3 tidak setuju siswi kelas X SMA 3 pergi ke
tempat hiburan malam hari. Ada pula kasus SMK 23 PGRI Srengseng, Jagakarsa,
Jakarta Selatan pada bulan Agustus tahun 2018 menindak tegas salah satu
siswanya yang menganiaya juniornya yang bermula dengan bullying, Robert Wanggai. Pihak sekolah telah
megeluarkan salah satu pelaku bernama Teo (19). Kasus bullying kembali terjadi
di tempat lain. Pada bulan Juli 2017 Seorang siswi berkebutuhan khusus kelas IX
di SMP Negeri 4 Nganjuk Jawa Timur menjadi korban bullying seorang kakak
kelasnya berinisial SI. Ada pula kasus
di STIP Jakarta pada tanggal 11 Januari 2017 penindasan yang terjadi yang dilakukan
oleh senior berinisial AR kepada junior nya yang baru masuk.
Beberapa faktor penyebab
terjadinya bullying di antaranya, keluarga. Jika keluarga memperlakukan sang
anak dengan buruk dan dengan negatif, maka sang anak merasa ter-ancam di
lingkungan sekolah. Sebelum ia di perlakukan buruk di lingkuangan sekolah
seperti ia di perlakukan di keluarga, maka ia memperlakukan orang dengan buruk
terlebih dahulu. Faktor lingkungan juga mempengaruhi, lingkungan yang tidak
mendukung dan salah pemikiran, misalkan di lingkungan itu sering adanya bullying,
ia akan mengikuti pola lingkungan tersebut dan ikut menjadi pembully. Faktor
penyebab lainnya yaitu kurang tegasnya sekolah dalam menanganinya, sehingga
kasus pembullyan terus terjadi dan tidak asa efek jera. Faktor lainnya yaitu
Gender sebagai laki-laki dan kecenderungan untuk berkelahi. Banyak dari mereka
yang mendidik anak laki-lakinya bahwa laki-laki itu harus kuat, tidak boleh
kalah dalam persaingan tapi tidak memberi contoh dari hal-hal yang diajarkan
tersebut sehingga anak salah dalam memahami kuat itu bagaimana, menang dari
persaingan itu seperti apa. Akhirnya, anak menjadi suka berkelahi dan
berperilaku yang kurang baik dengan tujuan ingin diakui sebagai laki-laki.
Faktor lainnya yaitu acara televisi. Belakangan ini sinetron remaja di
Indonesia menggambarkan si cantik antagonis ini dengan adegan membully yang
lebih jelek dan cupu darinya. Sehingga beredar anggapan bahwa membully itu
'keren' di pikiran para remaja yang menonton sinetron tersebut.
Akibat dari penindasan
diantaranya, merusak moral anak yang dibully. Dan juga membuat si korban
menjadi makin menyendiri dan takut bertemu orang. Dan bahkan dapat
menghilangkan nyawa orang lain dari penindasan ini, entah itu karena dendam
atau lainnya. Akibat lainnya, bisa saja sang korban di kucilkan karena dianggap
aneh. Dan akibat lainnya sang korban juga bisa melakukan hal yang sama seperti
yang pernah ia rasakan.
Oleh karena itu kita harus saling menghargai satu sama lain
agar tidak ada penindasan yang terjadi. Jika anda pernah menjadi korban
penindasan, cobalah bersabar dan menghilangkan sifat dendam agar pembullyan
bisa terhenti dan tidak menjadi lingkaran setan yang tak dapat terhenti.
Ditulis oleh
Nama : Rifi Ariani
Kelas : XI IPS 3
Sumber
0 comments:
Posting Komentar
Harap beri komentar yang positif. Oke boss.....
Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.