Pengertian Paragraf Narasi
Paragraf
Narasi ialah jenis paragraf yang menceritakan suatu kejadian atau
peristiwa berdasarkan urutan waktu. Paragraf narasi terdiri atas narasi
kejadian dan narasi runtut cerita. Paragraf narasi kejadian adalah
paragraf yang menceritakan suatu kejadian atau peristiwa, sedangkan
paragraf narasi runtut cerita adalah paragraf yang pola pengembangannya
dimulai dari urutan tindakan atau perbuatan yang menciptakan atau
menghasilkan sesuatu. Dalam paragraf narasi terdapat alur cerita, tikoh,
setting dan konflik, paragraf narasi juga tidak memiliki kalimat utama.
Contoh paragraf narasi:
Kemudian
mobil meluncur kembali, Nyonya Marta tampak bersandar lesu. Tangannya
dibalut dan terikat di leher. Mobil itu berhenti didepan rumah. Lalu
bawahan suaminya beserta istri-istri mereka pada keluar rumah untuk
menyongsong. Tuan Hasan memapah istrinya yang sakit. Sementara bawahan
tuan Hasan berlomba menyambut kedatangan nyonya Marta.
Paragraf narasi juga dapat dibedakan menurut jenis ceritanya, yaitu:
Narasi Ekspositoris
ialah jenis narasi yang berisikan rangkaian perbuatan yang disampaikan
secara informatif sehingga pembaca mengetahui peristiwa itu secara
tepat.
Contoh paragraf narasi ekspositoris:
Siang
itu, sabtu pekan lalu, Ramin bermain sangat bagus. Mula-mula ia
menyodorkan sebuah kontramelodi yang hebat, lalu bergantian dengan
klarinet, meniupkan garis melodi utamanya. Ramin dan tujuh kawannya
berbaris seperti serdadu masuk ke tangsi, mengiringi Akhmad, memepelai
pria yang akan menyunting Mulyati, gadis yang rumahnya di Perumahan
Kampung Meruyung. Mereka membawakan "Mars Jalan" yang dirasa tepat untuk
mengantar Akhmad, sang pengantin ....
Narasi Sugestif
ialah jenis narasi yang hanya mengisahkan suatu hasil rekaan, khayalan,
atau imajinasi pengarang. Jenis karangan ini dapat dilihat pada roman,
cerpen, hikayat, dongeng, dan novel. Narasi sugestif selalu melibatkan
daya khayal atau imajinasi karena sasaran yang ingin dicapai yaitu kesan
terhadap peristiwa.
Contoh paragraf narasi sugestif:
Patih
Pranggulang menghunus pedangnya. Dengan cepat ia mengayunkan pedang itu
ke tubuh Tunjungsekar. tapi, aneh sebeleum menyentuh tubuh
Tunjungsekar, pedang itu jatuh ke tanah. Patih Pranggulang memungut
pedang itu dan membacokkan lagi ke tubuh Tunjungsekar. Tiga kali Patih
Pranggulang melakukan hal itu, Akan tetapi, semuanya gagal.