Belajar Bahasa Indonesia Online SD SMP SMA KBBI PUEBI Buku Materi Pelajaran Tugas Latihan Soal Ujian Sekolah Penilaian Harian Silabus

Pencarian

13 November 2012

Fakta Kegagalan dan Kelemahan Jokowi (Gubernur DKI Jakarta)

Ketika sedang googling dan youtubing, saya menemukan sebuah tulisan yang pada awalnya saya kira berupa ejekan (yang sebenarnya) kepada Jokowi. Namun, setelah saya pahami dan renungkan, ternyata (sesuai perkiraan hati nurani saya) tulisan tersebut justru memuji Jokowi setinggi langit. Semua hal yang baik dan bagus dalam diri Jokowi dituliskan seolah-olah sebagai kejelekan, kegagalan, dan kelemahan Jokowi.

Jika saya membaca tulisan tersebut dengan emosi dan kecintaan yang membabi buta terhadap Jokowi, tentu saya akan sangat marah karena isinya secara gamblang (tampak sekali) menjatuhkan Jokowi. Namun, dengan pikiran jernih tanpa emosi dan dengan kecintaan yang tulus, akan dapat "terbaca" dengan hati nurani bahwa sebenarnya tulisan tersebut sungguh menunjukkan segala kebaikan, kesuksesan, dan keunggulan Jokowi. 

Jadi, saya mohon kepada para pembaca sekalian untuk membaca tulisan tentang kelemahan dan kegagalan Jokowi di bawah ini dengan pikiran jernih dan kecintaan yang tulus.

Sementara itu, berkaitan dengan kebahasaan, isi tulisan tentang kelemahan Jokowi di bawah ini ternyata mengandung banyak majas, terutama majas sarkasme dan ironi.

Definisi 'sarkasme'

1. (penggunaan) kata-kata pedas untuk menyakiti hati orang lain; cemoohan atau ejekan kasar

Definisi 'ironi'

1 kejadian atau situasi yg bertentangan dng yg diharapkan atau yg seharusnya terjadi, tetapi sudah menjadi suratan takdir: peristiwa pembunuhan Mahatma Gandhi adalah suatu -- krn ia adalah seorang pejuang tanpa kekerasan yg paling gigih;  

2 Sas majas yg menyatakan makna yg bertentangan dng makna sesungguhnya, msl dng mengemukakan makna yg berlawanan dng makna yg sebe-narnya dan ketidaksesuaian antara suasana yg diketengahkan dan kenyataan yg mendasarinya; 


Penggunaan kata-kata sarkasme kepada Jokowi sebenarnya ditujukan (dengan maksud sebaliknya) kepada para pejabat yang korup, lalai menjalankan tugasnya, dan tidak amanah memegang kekuasaan. Jokowi selalu dijelek-jelekkan dalam tulisan di bawah ini, tetapi sebenarnya tulisan tersebut dimaksudkan untuk membeberkan kejelekan dan kebobrokan para pejabat (bukan Jokowi).

Sementara itu, penggunaan kata-kata dan kalimat yang mengandung ironi sangat terlihat ketika kejelekan Jokowi yang diungkapkan dalam tulisan tersebut sebenarnya merupakan kebaikan Jokowi. Dalam hal ini, penulis berusaha mengungkapkan segala kebaikan Jokowi dengan cara terbalik atau berlawanan, yaitu menuliskannya (seolah-olah) sebagai kejelekan Jokowi.

Demikianlah ulasan saya mengenai tulisan yang berjudul 'Kegagalan dan Kelemahan Jokowi'. Tulisan tersebut terdapat di bawah ini. Selamat membaca dan mohon diingat bahwa Anda harus membacanya dengan pikiran jernih, hati tanpa emosi, dan kecintaan yang tulus kepada Jokowi.

(catatan: tulisan di bawah ini saya copas langsung dari sumbernya dengan sedikit penyuntingan)

Fakta Kegagalan dan Kelemahan Jokowi (Gubernur DKI Jakarta)

Beberapa kegagalan Jokowi (Joko Widodo) saat menjabat sebagai walikota Solo terutama sekali adalah sikap bodoh karena tidak pernah mengambil gaji. Ini dinilai sebagai kegagalan dalam menyejahterakan keluarga dan mendzolimi diri sendiri.

Tidak adanya kesempatan untuk memberikan sedikit tips/hadiah dalam bentuk materi walaupun itu adalah upaya kerjasama demi rasa saling menguntungkan antara pihak investor dan pendapatan sampingan bagi Jokowi demi keluarganya. Hal itu adalah konyol dan sangat tidak lazim, dan dinilai tidak bisa memanfaatkan posisi jabatan sebagai walikota, yang seharusnya bisa mendapat berbagai keuntungan demi kepentingan bersama.

Sistem pemerintahan yang BIADAB, dengan memberlakukan Pengurusan KTP yang hanya 1 jam dengan biaya Rp5.000,00 (lima ribu), kepengurusan sertifikat dan surat-surat izin dengan batas waktu penyelesaian maksimal 6 hari dengan transparansi biaya yang harus dipampang jelas di masing-masing kelurahan atau dinas terkait, sungguh sangat-sangat tidak manusiawi karena sama sekali tidak memberi kesempatan kepada dinas-dinas terkait untuk mendapat upah sampingan.

Dibatasinya investor untuk mendirikan mall-mall dan lebih mementingkan pasar-pasar tradisional yang cenderung mementingkan orang-orang melarat dan kumuh. Seringkali secara diam-diam membawa palu godam ke lapangan untuk mengecek langsung kwalitas beton pada pembangunan-pembangunan gedung atau pasar yang seharusnya itu tidak perlu dilakukan karena bisa dengan menunggu laporan dari pihak pelaksana. Hal semacam ini bisa dikategorikan sebagai "buang-buang energi"  karena tidak ada gaji tambahan untuk itu.

Tidak adanya kata ampun bagi para koruptor dan para pegawai yang tidak mau masuk pada sistem pemerintahannya (yang cenderung dituntut bekerja cepat) merupakan tindakan yang bisa dikategorikan sebagai diktator dan tidak manusiawi karena bagaimanapun juga koruptor adalah juga manusia yang harus kita hormati.

Terlalu rajin mengontrol di lapangan secara langsung juga dinilai sangat kejam karena sama sekali tidak memberikan kesempatan mark up untuk proyek-proyek pembangunan yang seharusnya bisa memberi keuntungan lebih dan upah sampingan bagi pihak atau instansi terkait sebagai pelaksana.

Terlalu mementingkan kalangan menengah ke bawah, sehingga seringkali kebijakannya tidak memberikan keuntungan yang sebesar-besarnya bagi para pengusaha besar, terutama pengembang mega mall. Seharusnya yang miskin biarlah miskin dan tidak usah diberi berbagai fasilitas karena itu sudah menjadi nasib mereka.

Badannya yang kurus karena terlalu sibuk mementingkan kalangan menengah bawah, bisa dikategorikan sebagai orang yang sama sekali tidak bisa memanfaatkan posisi jabatannya yang seharusnya bisa meraup keuntungan yang sebesar-besarnya bagi masa depan anak dan keluarganya.

Dengan berbagai kelemahan dan kekurangan di atas, apakah JOKOWI layak menjadi pemimpin???

Share:

Populer di Indonesia

Sahabat Sejati

Informasi Terkini

Populer Bulanan

Populer Mingguan

Kirim Pesan

Nama

Email *

Pesan *

Arsip Blog