Belajar Bahasa Indonesia Online SD SMP SMA KBBI PUEBI Buku Materi Pelajaran Tugas Latihan Soal Ujian Sekolah Penilaian Harian Silabus

Pencarian

21 Oktober 2012

Macam-macam Puisi Baru (Menurut Bentuknya)

Macam-macam puisi baru (menurut bentuknya)


Distikon

adalah puisi yang tiap baitnya terdiri atas dua baris (puisi dua seuntai).

Contoh:

Berkali kita gagal 
Ulangi lagi dan cari akal 
Berkali-kali kita jatuh 
Kembali berdiri jangan mengeluh 
(Or. Mandank)

 

Terzina

puisi yang tiap baitnya terdiri atas tiga baris (puisi tiga seuntai).

Contoh:

Dalam ribaan bahagia datang 
Tersenyum bagai kencana 
Mengharum bagai cendana 
Dalam bah’gia cinta tiba melayang 
Bersinar bagai matahari 
Mewarna bagaikan sari 
(Sanusi Pane)

 

Kuatrain

puisi yang tiap baitnya terdiri atas empat baris (puisi empat seuntai).

Contoh :

Mendatang-datang jua 
Kenangan masa lampau 
Menghilang muncul jua 
Yang dulu sinau silau 
Membayang rupa jua 
Adi kanda lama lalu 
Membuat hati jua 
Layu lipu rindu-sendu 
(A.M. Daeng Myala)

 

Kuint

adalah puisi yang tiap baitnya terdiri atas lima baris (puisi lima seuntai).

contoh:

Hanya kepada tuan 
Satu-satu perasaan 
Hanya dapat saya katakan 
Kepada tuan 
Yang pernah merasakan 
Satu-satu kegelisahan 
Yang saya serahkan 
Hanya dapat saya kisahkan 
Kepada tuan 
Yang pernah diresah gelisahkan 
Satu-satu kenyataan 
Yang bisa dirasakan 
Hanya dapat saya nyatakan 
Kepada tuan 
Yang enggan menerima kenyataan 
(Or. Mandank)

 

Sektet

adalah puisi yang tiap baitnya terdiri atas enam baris (puisi enam seuntai).

Contoh:

Merindu Bagia 
Jika hari’lah tengah malam 
Angin berhenti dari bernapas 
Sukma jiwaku rasa tenggelam 
Dalam laut tidak terwatas 
Menangis hati diiris sedih 
(Ipih)

 

Septime

adalah puisi yang tiap baitnya terdiri atas tujuh baris (tujuh seuntai).

Contoh:

Indonesia Tumpah Darahku
Duduk di pantai tanah yang permai 
Tempat gelombang pecah berderai 
Berbuih putih di pasir terderai 
Tampaklah pulau di lautan hijau 
Gunung gemunung bagus rupanya 
Ditimpah air mulia tampaknya 
Tumpah darahku Indonesia namanya 
(Mohammad Yamin)

 

Oktaf/Stanza

adalah puisi yang tiap baitnya terdiri atas delapan baris (double kutrain atau puisi delapan seuntai).

Contoh:

Awan 
Awan datang melayang perlahan 
Serasa bermimpi, serasa berangan 
Bertambah lama, lupa di diri 
Bertambah halus akhirnya seri 
Dan bentuk menjadi hilang 
Dalam langit biru gemilang 
Demikian jiwaku lenyap sekarang 
Dalam kehidupan teguh tenang 
(Sanusi Pane)

 

Soneta

adalah puisi yang terdiri atas empat belas baris yang terbagi menjadi dua, dua bait pertama masing-masing empat baris dan dua bait kedua masing-masing tiga baris. Soneta berasal dari kata sonneto (Bahasa Italia) perubahan dari kata sono yang berarti suara. Jadi soneta adalah puisi yang bersuara.

Di Indonesia, soneta masuk dari negeri Belanda diperkenalkan oleh Muhammad Yamin dan Roestam Effendi, karena itulah mereka berdualah yang dianggap sebagai ”Pelopor/Bapak Soneta Indonesia”. Bentuk soneta Indonesia tidak lagi tunduk pada syarat-syarat soneta Italia atau Inggris, tetapi lebih mempunyai kebebasan dalam segi isi maupun rimanya. Yang menjadi pegangan adalah jumlah barisnya (empat belas baris).

Contoh:

Gembala Perasaan siapa ta ‘kan nyala ( a ) 
Melihat anak berelagu dendang ( b ) 
Seorang saja di tengah padang ( b ) 
Tiada berbaju buka kepala ( a ) 
Beginilah nasib anak gembala ( a ) 
Berteduh di bawah kayu nan rindang ( b ) 
Semenjak pagi meninggalkan kandang ( b ) 
Pulang ke rumah di senja kala ( a ) 
Jauh sedikit sesayup sampai ( a ) 
Terdengar olehku bunyi serunai ( a ) 
Melagukan alam nan molek permai ( a ) 
Wahai gembala di segara hijau ( c ) 
Mendengarkan puputmu menurutkan kerbau ( c ) 
Maulah aku menurutkan dikau ( c ) 
(Muhammad Yamin)
Share:

0 comments:

Posting Komentar

Harap beri komentar yang positif. Oke boss.....

Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.

Populer di Indonesia

Sahabat Sejati

Informasi Terkini

Populer Bulanan

Populer Mingguan

Kirim Pesan

Nama

Email *

Pesan *

Arsip Blog