Pengertian Puisi
Pengertian Puisi Secara Umum
Pengertian Puisi Menurut Para ahli
Unsur-Unsur Puisi
- Kata: unsur utama terbentuknya sebuah puisi. Pemilihan kata (diksi) yang tepat menentukan keutuhan dan kesatuan unsur-unsur yang lain.
- Larik/Baris: larik bisa berupa satu kata saja, bisa frase, bisa juga seperti sebuah kalimat. Dalam puisi lama, jumlah kata dalam sebuah larik biasanya empat bait, sebaliknya pada puisi baru tidak ada batasan.
- Bait: kumpulan larik yang tersusun harmonis.
- Bunyi: dibentuk oleh irama dan rima. Rima (persajakan) adalah bunyi-bunyi yang ditimbulkan oleh kata-kata atau huruf dalam larik dan bait. Sedangkan irama (ritme) adalah panjang pendek, tinggi rendah, dan keras lembut ucapan bunyi.
- Makna adalah unsur tujuan dari diksi, pembentukan bait dan larik. Makna juga bisa menjadi isi dan pesan dari puisi tersebut.
Struktur Puisi
- Perwajahan puisi (tipografi): bentuk puisi seperti halaman yang tidak dipenuhi oleh kata-kata, pengaturan barisnya, hingga baris puisi yang tidak selalu dimulai dengan huruf kapital dan diakhiri dengan tanda titik.
- Diksi: pemilihan kata-kata yang dilakukan oleh seorang penyair dalam puisinya.
- Imaji: susunan kata-kata atau kata yang dapat mengungkapkan pengalaman indrawi, seperti penghilatan, perasaan, dan pendengaran. Imaji dapat dibagi tiga, yakni imaji suara, imaji penglihatan, dan imaji raba atau sentuh.
- Kata kongkret: kata yang dapat ditangkap dengan indera yang memungkinkan munculnya imaji.
- Bahasa figuratif: bahasa berkias yang dapat menghidupkan efek dan menimbulkan konotasi tertentu.
- Versifikasi: menyangkut ritme, rima dan metrum.
B. Struktur Batin Puisi (Hakikat Puisi)
- Tema/makna (sense): media puisi adalah bahasa. Tataran bahasa adalah hubungan tanda dengan makna, puisi harus bermakna, baik makna tiap baris, bait, kata maupun makna secara keseluruhan.
- Rasa (feeling): merupakan sikap penyair terhadap pokok permasalahan yang terdapat dalam puisi.
- Nada (tone): sikap penyair terhadap pembacanya.
- Amanat/Maksud/Tujuan (intention): ada tujuan yang mendorong penyair untuk menciptakan puisi.
Ciri-ciri Puisi
A. Ciri-ciri Puisi Lama
- Anonim: tidak diketahui siapa pengarangnya.
- Terikat jumlah baris, irama dan rima.
- Merupakan kesusastraan lisan.
- Gaya bahasanya klise dan statis (tetap).
- Isinya fantastis dan istanasentris
B. Ciri-ciri Puisi Baru
- Diketahui siapa pengarangnya
- Tidak terikat jumlah baris, rima dan irama.
- Berkembang secara tertulis dan lisan.
- Gaya bahasa dinamis (berubah-ubah).
- Isinya tentang kehidupan pada umumnya.
C. Ciri-ciri Puisi Secara Umum
- Diksi bersifat kias
- Diksi yang digunakan untuk mempertimbangkan adanya persajakan atau rima.
- Padat dan indah
- Berbentuk bait
- Penggunaan majas yang sangat dominan
Jenis-jenis Puisi
A. Jenis-jenis Puisi Lama
- Mantra: sebuah ucapan yang masih dianggap mempunyai kekuatan ghaib.
- Pantun: salah satu puisi lama yang memiliki ciri bersajak a-b-a-b. (baca: pengertian pantun dan contohnya)
- Karmina: salah satu jenis pantun yang kilat/sangat pendek.
- Seloka: pantun yang berkait. (baca: pengertian seloka dan contohnya)
- Gurindam: puisi yang terdiri dari tiap bait 2 baris, bersajak a-a-a-a, dan biasanya terdapat nasihat. (baca: pengertian gurindam dan contohnya)
- Syair: puisi yang asalnya dari Arab dengan ciri tiap bait 4 baris, bersajak a-a-a-a, dan biasanya berisi nasihat atau sebuah cerita. (baca: pengertian syair dan contohnya)
- Talibun: pantun genap yang tiap bait terdiri dari bilangan genap, misalnya 10,8, atau 6 baris.
B. Jenis-jenis Puisi Baru
- Balada: salah satu jenis puisi baru tentang cerita.
- Himne: puisi yang digunakan sebagai pujaan untuk Tuhan, seorang pahlawan, atau tanah air.
- Ode: puisi berisi sanjungan bagi orang yang jelah berjasa.
- Epigram: puisi yang mempunyai isi berupa ajaran hidup atau tuntunan.
- Romansa: puisi yang isinya mengenai luapan perasaan seorang penyair tentang cinta kasih.
- Elegi: puisi yang mempunyai isi tentang keadilan.
- Satire: puisi yang berisi tentang sindiran atau kritikan
- Distikon: puisi yang tiap baitnya terdiri dari 2 baris/puisi 2 seuntai.
- Terzina: puisi yang ada tiap baitnya terdiri dari 3 baris/puisi 3 seuntai.
- Kuatrain: puisi pada tiap baitnya terdiri dari 4 baris/puisi 4 seuntai.
- Kuint: puisi pada tiap baitnya terdiri dari 5 baris
- Sektet: puisi pada tiap baitnya terdiri dari 6 baris
- Septime: puisi pada tiap baitnya terdiri dari 7 baris.
- Oktaf atau Stanza: puisi yang tiap baitnya terdiri dari 8 baris.
- Soneta: puisi yang terdiri dari 14 baris yang terbagi menjadi 2, dua bait pertama masing-masing terdiri dari 4 baris dan dua bait kedua masing-masing 3 baris.
Kaidah/Ciri Kebahasaan Puisi
- Pemadatan bahasa: membuat kata-kata dalam puisi seakan bernyawa sehingga mampu untuk menyihir pembaca.
- Pemilihan kata khas: agar puisinya lebih bermakna. Faktor yang harus dipertimbangkan adalah makna kias, persamaaan bunyi (rima), lambang.
- Kata konkret: keinginan penyair untuk menggambarkan sesuatu secara lebih berwujud atau konkret.
- Pengimajian: dapat berupa kata ataupun rangkaian kata-kata yang bisa memperjelas sesuatu yang ingin disampaikan penyair karena menggugah rasa imajinasi pembaca.
- Irama (ritme): dalam puisi sering kita jumpai pengulangan kata, frasa, bunyi maupun kalimat.
- Tata wajah (tipografi): sebagai penyair menganggap tata wajah sebagai unsur puisi yang paling penting.
- https://brainly.co.id
- https://abdurrosyid.wordpress.com/2009/07/27/puisi-pengertian-dan-unsur-unsurnya/
- http://miranto-go.blogspot.co.id/2015/11/pengertian-puisi-secara-umum.html
- https://glegers.wordpress.com/tag/ciri-ciri-puisi/
- http://gopengertian.blogspot.co.id/2015/09/pengertian-puisi-jenis-jenis-puisi-ciri-ciri-puisi-struktur-puisi.html
Read more: http://basando.blogspot.com/
Under Creative Commons License: Attribution Non-Commercial
Follow us: @Basando on Twitter | Basando on Facebook