Belajar Bahasa Indonesia Online SD SMP SMA KBBI PUEBI Buku Materi Pelajaran Tugas Latihan Soal Ujian Sekolah Penilaian Harian Silabus

Wanita Cantik Lahir Batin, Calon Istri Idaman

Wanita Cantik Lahir Batin, Kamu Harus Segera Nikahi Dia Model wanita seperti ini sangat langka. Baca selengkapnya: https://www.genpi.co/gaya-hidup/33478/wanita-cantik-lahir-batin-kamu-harus-segera-nikahi-dia

5 Mobil Mewah Termahal Yang Pernah Dijual di Indonesia

Punya khalayak otomotif yang kuat, lima mobil mewah termahal ini pernah dijual di Indonesia! https://carro.id/blog/5-mobil-mewah-termahal-yang-pernah-dijual-di-indonesia/

Timnas Indonesia U-16 menjuarai Piala AFF U-16

Bola.net - Asisten Shin Tae-yong, Nova Arianto mengapresiasi keberhasilan Timnas Indonesia U-16 menjuarai Piala AFF U-16 2022. https://www.bola.net/tim_nasional/timnas-indonesia-juara-piala-aff-u-16-2022-asisten-shin-tae-yong-jangan-layu-sebelum-berkemba-ca151c.html

Tesla Cybertruck Asli dalam Video Baru Dari Peterson

Diupload: 13 Apr 2023, Museum Otomotif Peterson memiliki prototipe Cybertruck pertama yang dipamerkan dalam pameran, selengakapnya di https://id.motor1.com/news/662022/tesla-cybertruck-asli-museum-peterson/

Kabar Baik untuk ARMY! BTS Kembali Dinobatkan sebagai Penyanyi K-Pop Terpopuler

Dilansir PikiranRakyat-Cirebon.com dari laman Soompi, BTS kembali menempati peringkat pertama sebagai penyanyi K-Pop terpopuler https://cirebon.pikiran-rakyat.com/entertainment/pr-042118224/kabar-baik-untuk-army-bts-kembali-dinobatkan-sebagai-penyanyi-k-pop-terpopuler-di-bulan-juni-2021

Pencarian

13 Desember 2013

Peribahasa Indonesia Q -- S (Pengertian dan Contohnya)


.




Peribahasa adalah ayat atau kelompok kata yang mempunyai susunan yang tetap dan mengandung pengertian tertentu, bidal, pepatah. Sebuah pepatah yang menjelaskan aturan dasar perilaku mungkin juga dikenal sebagai sebuah pepatah. Jika peribahasa dibedakan dengan ungkapan yang sangat baik, mungkin akan dikenal sebagai sebuah aforisme.

Beberapa peribahasa merupakan perumpamaan yaitu perbandingan makna yang sangat jelas karena didahului oleh perkataan "seolah-olah", "ibarat", "bak", "seperti", "laksana", "macam", "bagai", dan "umpama".

"Qur'an adalah dasar hidup orang Minang."





"Rawe-rawe rantas malang-malang putung."
"Racun diminum haram tak mabuk."
"Raja adil raja disembah, raja lalim raja disanggah."
"Rajin pangkal pandai."
"Rasa air ke air, rasa minyak ke minyak."
"Rebung tiada jauh dari rumpunnya."
"Rekah tidak, rekat pukah."
"Rendah gunung, tinggi harapan."
"Rezeki musang tak akan didapat elang."
"Ringan sama dijinjing, berat sama dipikul."
"Rumah besar perabung perak."
"Rumah besar perabung upih."
"Rumah sudah, tukul pahat berbunyi."
"Rumput tetangga lebih hijau daripada rumput sendiri."
"Rupa boleh diubah, tabiat dibawa mati."
"Rupa harimau, hati tikus."
"Rupa seperti pulut, bila dimasak berderai."
"Rusak anak oleh menantu."
"Rusak badan karena penyakit, rusak bangsa karena laku."





"Sabung selepas hari petang."
"Sakit menimpa, sesal terlambat."
"Salah bunuh memberi bangun, salah cencang memberi pampas."
"Salah langkah surut kembali."
"Salah makan memuntahkan, salah tarik mengembalikan."
"Sambil berdendang biduk hilir."
"Sambil berdiang nasi masak."
"Sambil berlayar sambil menampan."
"Sambil menyelam minum air."
"Sambil menyuruk, galas lalu."
"Sampan ada pengayuh tidak."
"Sarak serasa hilang, bercerai serasa mati."
"Satu tangan menunjuk ke orang lain, tiga tangan menunjuk ke diri sendiri."
"Satu orang makan nangka, semua kena getahnya."
"Sawah berpematang, ladang berbintalak."
"Sayang akan garam sececah, kerbau seekor dibusukkan."
"Sayangkan anak tangan-tangani, sayangkan istri tinggal-tinggalkan."
"Sayangkan kain, buangkan baju."
"Sayang-sayang buah kepayang, dimakan mabuk dibuang sayang."
"Seayun bagai berbuai."
"Sebab buah dikenal pohonnya."
"Sebagai abu di atas tanggul."
"Sebagai anjing terpanggang ekor."
"Sebagai gagak pulang ke benua."
"Sebagai melihat asam."
"Sebelum ajal berpantang mati."
"Sebesar-besar bumi ditampar tak kena."
"Sebingkah tanah terbalik, sebatang pohon rebah."
"Seciap bagai ayam, sedencing bagai besi."
"Sedepa jalan kemuka, setelempap jalan kebelakang."
"Sedia payung sebelum hujan."
"Sedikit bubur banyak sendoknya."
"Sedikit demi sedikit, lama-lama menjadi bukit."
"Sedikit hujan banyak yang basah."
"Seekor kerbau berkubang, semua kena lulutnya."
"Segan bergalah, hanyut serantau."
"Seguru, seilmu, jangan mengganggu."
"Sehampir-hampir tepi kain, hampir juga tepi bebat."
"Sehari selembar benang, lama-lama jadi sehelai kain."
"Seidas bagai benang, sebentuk bagai cincin."
"Seiring bertukar jalan."
"Sejelek-jelek pemimpin pasti punya anak buah, sebaik-baik pemimpin pasti punya musuh."
"Sejengkal jadi sehasta."
"Sekali air besar, sekali tepian berubah."
"Sekali lancung ke ujian, seumur hidup orang tak percaya."
"Sekali layar terkembang, pantang surut ke belakang."
"Sekali melempar batu, dua burung yang kena."
"Sekali membuka pura, dua tiga utang terbayar."
"Sekali merengkuh dayung, dua tiga pulau terlampaui."
"Sekali tepuk dua lalat."
"Sekerat ular, sekerat belut."
"Selama air hilir, selama gagak hitam."
"Semut-semut selalu bekerja sama dalam segala kegiatan."
"Sendok berdegar-degar, nasi habis budi dapat."
"Sendok besar tak mengenyang."
"Sendok dan periuk lagi berantuk."
"Senjata makan tuan."
"Seorang makan cempedak, semua kena getahnya."
"Sepandai-pandai membungkus yang busuk berbau juga."
"Sepandai-pandai tupai meloncat, jatuh juga."
"Sepanjang-panjang tali tidak sepanjang mulut orang."
"Sepasin dapat bersiang."
"Seperti abu di atas tunggul."
"Seperti air dengan kolam."
"Seperti air di daun talas."
"Seperti air pembasuh tangan."
"Seperti anai-anai bubus."
"Seperti anak ayam kehilangan induk."
"Seperti anak sepat ketohoran."
"Seperti anak yang baru dibedung."
"Seperti anjing bercawat ekor."
"Seperti anjing berebut tulang."
"Seperti anjing berjumpa pasir."
"Seperti anjing beroleh bangkai."
"Seperti anjing dengan kucing."
"Seperti anjing digosok kepala, menjungkit ekor."
"Seperti anjing kedahuluan."
"Seperti anjing mengunyah tulang."
"Seperti anjing terpanggang ekor."
"Seperti antah ditepi gantang, masuk tak genap keluar tak ganjil."
"Seperti api dalam sekam."
"Seperti api makan ladang kering."
"Seperti aur ditarik sungsang."
"Seperti ayam beranak itik."
"Seperti ayam beroleh ubi."
"Seperti ayam dimakan tungau."
"Seperti ayam gadis bertelur."
"Seperti ayam mengarang telur."
"Seperti ayam pulang ke pautan."
"Seperti ayam termakan rambut."
"Seperti ayam, kais pagi makan pagi, kais petang makan petang."
"Seperti bangau di ekor kerbau."
"Seperti Belanda minta tanah."
"Seperti belut jatuh ke lumpur."
"Seperti berdiang di abu dingin."
"Seperti berjejak diatas bara."
"Seperti berlindung di balik sehelai daun."
"Seperti biduk dikayuh hilir."
"Seperti birah tidak berurat."
"Seperti birah tumbuh di tepi lesung."
"Seperti bisai makan sepinggan."
"Seperti buah masak seulas."
"Seperti bujang jolong bekerja, gadis jolong bersubang."
"Seperti bujang jolong berkeris."
"Seperti buku gaharu."
"Seperti bulan dipagar bintang."
"Seperti bunga kembang setaman."
"Seperti cacing kepanasan."
"Seperti cendawan dimusim hujan."
"Seperti Cina karam."
"Seperti Cina kebakaran jenggot."
"Seperti diiris-iris dengan sembilu."
"Seperti disalak anjing bertuah."
"Seperti ditempuh gajah lalu."
"Seperti elang menyongsong angin."
"Seperti emas yang baru diupam."
"Seperti embun di atas daun."
"Seperti embun di ujung rumput."
"Seperti gergaji bermata dua."
"Seperti gunting makan diujung."
"Seperti harimau menyembunyikan kuku."
"Seperti hujan balik kelangit."
"Seperti ikan dalam air."
"Seperti ikan dalam belanga."
"Seperti itik mendengarkan guntur."
"Seperti itik pulang petang."
"Seperti jamur dimusim hujan."
"Seperti janggut pulang ke dagu."
"Seperti jentayu rindukan hujan."
"Seperti katak dalam tempurung."
"Seperti katak hendak jadi lembu."
"Seperti kelapa sompong."
"Seperti kerbau dicucuk hidung."
"Seperti kucing lepas senja."
"Seperti lalat mencari puru."
"Seperti lipas kudung."
"Seperti membakar lalang."
"Seperti menampalkan kersik ke buluh."
"Seperti menatang minyak penuh."
"Seperti mendapat durian runtuh."
"Seperti menggantang asap."
"Seperti menggenggam bara, terasa hangat dilepaskan."
"Seperti menghasta kain sarung."
"Seperti menghela rambut ditepung, rambut tak putus, tepung tidak terserak."
"Seperti meniup api diatas air."
"Seperti negeri dialahkan garuda."
"Seperti nyawa ayam."
"Seperti orang buta baru melek."
"Seperti orang buta kehilangan tongkat."
"Seperti orang darat jolong menurun."
"Seperti padi hampa, kepalanya mencongak."
"Seperti pinang dibelah dua."
"Seperti pinang pulang ke tampuknya."
"Seperti pipit menelan jagung."
"Seperti rusa masuk kampung."
"Seperti sayur dengan rumput."
"Seperti sayur tidak berbumbu."
"Seperti seludang menolak mayang."
"Seperti sirih pulang ke gagangnya."
"Seperti talam dua muka."
"Seperti telur di ujung tanduk."
"Seperti tidak berjejak di bumi."
"Seperti tikus jatuh ke beras."
"Seperti udang dipanggang."
"Seperti ular dicubit ekor."
"Seperti ular kena palu."
"Seperti unta menyerahkan diri."
"Sepintar-pintarnya bangkai ditutupi, baunya tetap tercium juga."
"Sepuluh batang bertindih yang di bawah juga yang kena."
"Sepuluh jung masuk pelabuhan, anjing bercawat ekor jua."
"Serigala berbulu domba."
"Seringgit dua kupang."
"Sesak alam tempat diam, tak berbumi tempat tegak."
"Sesal dahulu pendapatan, sesal kemudian tak berguna."
"Sesat di ujung jalan surut ke pangkal jalan."
"Sesat surit terlangkah kembali."
"Sesayat sebelanga juga."
"Sesungguhpun kawat yang dibentuk, ikan yang dilaut yang diadang."
"Setajam-tajam pisau, masih lebih tajam lidah."
"Setali tiga uang."
"Setinggi-tinggi bola melambung, jatuhnya ke tanah jua."
"Setinggi-tingginya bangau terbang, akhirnya ke pelimbahan juga."
"Siang bermatahari, malam berbulan."
"Siang berpanas, malam berembun."
"Siapa berkotek, siapa bertelur."
"Siapa cepat boleh dapat, siapa kemudian putih mata."
"Siapa melompat, siapa patah."
"Siapa yang kena cubit, itulah yang merasa sakit."
"Siapa yang mau mengaku berak di tengah jalan."
"Siapa yang menabur angin, akan menuai badai."
"Siapa yang menggali lubang, akan terperosok lubang sendiri."
"Sia-sia menggiring angin, terasa ada tertangkap tidak."
"Sia-sia utang tumbuh."
"Sidingin tampal di kepala."
"Sigai sampai ke langit."
"Silap mata, pecah kepala."
"Sirih pulang ke gagang, pinang pulang ke tampuk."
"Sudah beruban baru bergaum."
"Sudah besar maka hendak melanda."
"Sudah biasa makan emping."
"Sudah busuk maka dipeda."
"Sudah buta baru celik."
"Sudah gaharu cendana pula, sudah tahu bertanya pula."
"Sudah jadi abu arang."
"Sudah jatuh, tertimpa tangga pula."
"Sudah ketengah makan api."
"Sudah makan baru bismillah."
"Sudah masuk kedalam mulut harimau."
"Sudah memakai adat."
"Sudah seayun bagai berbuai."
"Sudah tahu peria pahit."
"Sudah terantuk baru tengadah."
"Surga berada di telapak kaki ibu."
"Susu di dada tak dapat dielakkan."




.




Cari informasi lainnya di bawah ini
Share:

Populer di Indonesia

Sahabat Sejati

Informasi Terkini

Populer Bulanan

Populer Mingguan

Kirim Pesan

Nama

Email *

Pesan *

Arsip Blog