Belajar Bahasa Indonesia Online SD SMP SMA KBBI PUEBI Buku Materi Pelajaran Tugas Latihan Soal Ujian Sekolah Penilaian Harian Silabus

Wanita Cantik Lahir Batin, Calon Istri Idaman

Wanita Cantik Lahir Batin, Kamu Harus Segera Nikahi Dia Model wanita seperti ini sangat langka. Baca selengkapnya: https://www.genpi.co/gaya-hidup/33478/wanita-cantik-lahir-batin-kamu-harus-segera-nikahi-dia

5 Mobil Mewah Termahal Yang Pernah Dijual di Indonesia

Punya khalayak otomotif yang kuat, lima mobil mewah termahal ini pernah dijual di Indonesia! https://carro.id/blog/5-mobil-mewah-termahal-yang-pernah-dijual-di-indonesia/

Timnas Indonesia U-16 menjuarai Piala AFF U-16

Bola.net - Asisten Shin Tae-yong, Nova Arianto mengapresiasi keberhasilan Timnas Indonesia U-16 menjuarai Piala AFF U-16 2022. https://www.bola.net/tim_nasional/timnas-indonesia-juara-piala-aff-u-16-2022-asisten-shin-tae-yong-jangan-layu-sebelum-berkemba-ca151c.html

Tesla Cybertruck Asli dalam Video Baru Dari Peterson

Diupload: 13 Apr 2023, Museum Otomotif Peterson memiliki prototipe Cybertruck pertama yang dipamerkan dalam pameran, selengakapnya di https://id.motor1.com/news/662022/tesla-cybertruck-asli-museum-peterson/

Kabar Baik untuk ARMY! BTS Kembali Dinobatkan sebagai Penyanyi K-Pop Terpopuler

Dilansir PikiranRakyat-Cirebon.com dari laman Soompi, BTS kembali menempati peringkat pertama sebagai penyanyi K-Pop terpopuler https://cirebon.pikiran-rakyat.com/entertainment/pr-042118224/kabar-baik-untuk-army-bts-kembali-dinobatkan-sebagai-penyanyi-k-pop-terpopuler-di-bulan-juni-2021

Pencarian

12 Februari 2013

Langkah-langkah Membuat Rangkuman / Ringkasan

rang·kum·an kl n 1 pelukan; 2 ringkasan; ikhtisar (dr uraian) dsb
ring·kas·an n hasil meringkaskan; ikhtisar; singkatan cerita: 
demikianlah ~ hikayat Nabi Musa
ikh·ti·sar n pemandangan secara ringkas (yg penting-penting saja): ringkasan: 
buku ini memuat -- tata bahasa Indonesia;




Sekarang ada cara mudah untuk membuat rangkuman atau ringkasan isi buku, khususnya buku nonfiksi. Mau tau caranya? Gampang, cukup dengan 8 langkah saja kamu sudah bisa membuat ringkasan dari buku nonfiksi yang tebalnya bisa ratusan halaman itu. Untuk lebih jelasnya, mari kita simak langkah demi langkahnya:

 

Catat data-data buku yang dibutuhkan 

Contoh data buku seperti: judul buku, pengarang, penerjemah (bila ada), nama penerbit, tahun penerbitan, nama editor (digunakan jika dalam buku tidak dicantumkan pengarangnya). Informasi-informasi ini penting dalam membuat ringkasan sebuah buku. Tidak hanya untuk buku nonfiksi, hal ini juga berlaku untuk buku fiksi.

 

Baca sampul belakang buku

Sampul belakang buku biasanya digunakan penulis untu mempromosikan diri yang berisi biografi penulis. Cari poin-poin penting yang bisa digunakan untuk mendiskripsikan sang penulis.

 

Bacalah daftar isi

Dengan membaca daftar ini kita sudah bisa mengetahui apa saja yang dibahas dalam buku tersebut.

 

Bacalah pendahuluan

Dalam pendahuluan biasanya penulis akan memberikan gambaran tentang buku yang ditulis. Biasanya ada poin-poin penting tentang hal-hal yang dibahas dalam buku tersebut.

 

Cari jawaban masalah tersebut dalam buku

Cobalah mencari jawaban atas permasalah yang diangkat oleh penulis.

 

Bacalah Kesimpulan

Biasanya penulis memberikan kesimpulan halaman belakang buku karangannya untuk memudahkan pembaca untuk mengetahui secara keseluruan isi dari buku tersebut.

 

Mulai Menulis

Setelah mendapat data-data di atas, mulailah menulis dengan menggunakan bahasa sendiri tentang buku yang ada ringkas tersebut.

 

Review tulisan anda sekali lagi

Lihat kembali apakah masalah dan juga jawaban yang diangkat oleh penulis sudah teringkas semua. Lihat juga apakah kesimpulan yang anda buat sudah seuai dengan yang diharapkan oleh penulis.




Sumber: klik di sini!
Share:

Salah Kaprah Ucapan Gong Xi Fat Cai dalam Perayaan Imlek

Masyarakat Indonesia seringkali mengucapkan selamat di hari raya Imlek dengan Gong Xi Fa Cai. Padahal sebutan itu salah kaprah, di mana Gong Xi Fa Cai bermakna selamat kaya raya.

Seharusnya sebutan yang pas bagi orang Tionghoa saat hari raya Imlek adalah Sing Cung Kyi Hi, yang berarti selamat merayakan musim semi baru.

"Kita menyapa orang Tionghoa yang merayakan Imlek dengan Sing Cung Kyi Hi yang artinya selamat merayakan musim semi baru," ujar sejarawan UI, JJ Rizal saat diskusi Polemik Sindoradio, "Imlek dan Kiprah Tionghoa Kini", di Warung Daun Cikini, Jakarta, Sabtu (21/1/2012).

Padahal kata Rizal, kesalahkaprahan itu bisa berakibat fatal. Di mana penyebutan Gong Xi Fa Cai pada hari raya Imlek menunjukkan bahwa orang Tionghoa sebagai binatang ekonomi. Identitas tersebut menjadikan trauma masa lalu tentang perlakuan rasisme sulit dihindari.

"Nah, kalau sekarang disebut Gong Xi Fa Cai yang artinya selamat kaya raya, nah inikan membuat orang China identik dengan binatang ekonomi semakin jelas, karena selamat menjadi kaya raya. Sehingga membuat prasangka-prasangka di masa lalu, yang membuat orang China kerap mendapat tindakan dan perlakuan rasisme serta kambing hitam dari kesenjangan ekonomi yang terjadi di masyarakat," jelasnya.

Oleh sebab itu, masyarakat Tionghoa juga harus intropeksi diri agar perayaan imlek dikembalikan pada arti yang sesungguhnya yakni historisitas perayaan imlek. "Jadi kembali ke historis imlek itu sendiri terlebih merayakan pada acara kekeluargaan," kata nya.

Selain itu kata Rizal, untuk meminimalisir diskriminasi terhadap warga Tionghoa sangatlah bergantung kepada pemerintah dalam mengelola konsep nasionalisme. Konsep nasionalisme menjadi tantangan bagi pemerintah untuk menyatukan berbagai ragam etnis, suku dan lain sebagainya demi cita-cita kemajuan Indonesia.

"Diskriminasi sebenarnya gejala yang ada di tubuh Indonesia, kita sudah lihat historisnya kekerasan terhadap Tionghoa sejak 1970 terus perang Diponegoro, terus 1965, setelah merdeka, lalu kasus 1998 jadi gejala anti China ini akan terus kuat. Tapi jawabannya adalah bagaimana pemerintah mengelola konsep nasionalisme dalam mayarakat Indonesia," paparnya.

Selain itu, Rizal mengatakan pemerintah harus menghilangkan stigma bahwa orang Tionghoa merupakan orang asing. Sehingga dengan demikian mereka merasa memiliki sense of belonging terhadap NKRI.

"Intinya pemerintah harus mengubah dan mensosialisasikan bahwa Tionghoa adalah orang asing harus hilang," pungkasnya. 

Share:

Arti dan Makna Gong Xi Fat Cai dalam Perayaan Imlek

Setiap perayaan hari raya apapun agamanya, selalu memuat makna bagi pemeluknya dan juga dirasakan bagi komunitas lain di sekitarnya. Ritme kehidupan keseharian berubah menjadi suatu momentum yang menggembirakan. Ritualisme kultural kemudian memuat dimensi ekonomi. Umat Konghuchu atau ethnik Tionghoa kemanapun mereka merantau akan kembali berkumpul dalam keluarga (puan yuan).

Menyambut Imlek 2560, berbagai persiapan dilakukan dalam keluarga dan di lingkungan komunitas Tionghoa. Makan malam bersama menjadi tradisi spiritual dan melembaga dalam keluarga. Ikan dingkis yang bertelur dengan harga raturan ribu perkilo menjadi menu utama. Buah jeruk Mandarin menjadi penghias dan buah penanda Imlek, berbagai ukuran dan rasa kue bakol disajikan. Rumah-rumah dihiasi dengan pernak-pernik Imlek. 

Budaya memberi dalam bentuk angpao berwarna merah memeriahkan suasana yang kemudian kertas merah ini digantung di pohon angpao (yin liu). Lima belas hari dalam suasana berbahagia sampai ke-15 Imlek (cap go me) juga dirayakan memaknai spiritualitas dan ritualitas hari esok yang diharapkan lebih baik. Gambar dewa uang  si pembawa rezeki selalu disucikan. Dilakukan aksi bersih-bersih di tempat ibadah maupun rumah, agar murah rezeki dan keberuntungan usaha. Ramalan peruntungan di tahun 2009 melalui sio kelahiran memberikan makna tersendiri agar hidup semakin hati-hati.

Imlek memang tahun baru Tionghoa. Tapi kalimat “gong xi fa cai”, yang banyak terdengar atau ditempel di selama Imlek BUKAN berarti “selamat tahun baru”.

Seperti ditulis koran Daily Express, yang sebagian besar pembacanya puak Cina di Sabah, Malaysia, “gong xi fa cai” itu berarti “selamat dan semoga sejahtera”.

Kadang tulisan “gong xi fa cai” ditulis dengan cara lain karena beda ejaan dan dialek. Misalnya saja “keong hee huat chie” (Hokkien), “kung hei fat choi” (Kanton atau Hongkong), atau “kung hei fat choi” (Hakka). Meski tulisannya tampak jauh dari dialek lain, tapi cara membaca “Gong Xi Fa Cai” tidak jauh berbeda dengan yang lain yakni: “kung shi fa tsai”. Ini karena huruf “g” di ejaan resmi itu dibaca “k”, “x” dibaca “sh”, dan “c” dibaca “ts”.

Sebagai perbandingan, kata “kungfu” yang biasa di kenal di Indonesia, dalam ejaan resmi Mandarin menjadi “Gongfu”. “Gong xi fa cai” itu menggunakan bahasa Mandarin dengan Hanyu Pinyin, ejaan huruf Latin yang dipakai resmi di Cina, Taiwan, dan Singapura. Sedang dialek lain menggunakan ejaan tidak resmi Wade-Giles.

Untuk anak-anak, ucapan yang digunakan lebih panjang lagi. Mereka akan mengatakan “gong xi fa cai, hong bao na lai” (kung shi fa tsai, ang pao na lai) yang berarti “selamat dan sejahtera, bawakan saya ang pao”. Bagi anak-anak Tionghoa, Imlek itu seperti Lebaran, saatnya mengumpulkan angpao. Ucapan “gong xi fa cai” saling dipertukarkan saat Imlek sejak ribuah tahun yang lalu. Ingat saja, penanggalan Cina sekarang sudah berusia 26 abad, lebih tua enam abad dibanding penanggalan Masehi.

Gairah perayaan Imlek 2560 meredupkan sesaat krisis global 2009 ditataran lokal. Jeda krisis finansial terjadi karena adanya geliat ekonomi dari animo Imlek (sienci). Di Kota Batam yang berpenduduk 908.882 jiwa diestimasi ”88.888” warga merayakan ”Lunar New Year” ini. Di Maha Vihara Duta Maitreya akan diadakan open house bagi kaum vegetarian. Di malam hari akan berdentum di mana-mana pesta kembang api dan petasan.

Malam warga bersembahyang, mendoakan agar besoknya hari hujan, karena hujan membawa kehidupan dan keberkahan alam dan seisinya. Tanglong berwarna merah atau lampion berbagai bentuk menjadi lentera tipikal yang selalu juga lantera ini dihiasi dengan huruf China  kemudian digantung sebagai tanda keberuntungan (hoki). Di mana-mana Tua Pekong berbenah merayakan tahun baru Imlek 2560 (26 Januari 2009). Membangun spiritualitas diri ditandai pula dengan pembakaran hio kerbau raksasa misalnya di Klenteng  Tua Pek Kong Windsor. Permainan barongsai diikuti dengan musik oriental. 

Di Tanjungpinang, gairah Imlek menyemarakan suasana kota. Gapura Imlek di Tanjungpinang dipenuhi lampu warna warni suatu kawasan Pecinan lama (China Town)-Jalan Merdeka, Pasar Ikan, Pelantar 1, 2, 3 dan ada dikenal pula ”Pelantar Mami” bahkan semenjak zaman Belanda. Pasar malam Imlek sebagai objek wisata religus dan penguat komunitas sosial di Tanjungpinang identik dengan pasar rakyat. Baba, maknya, dan amoi-amoi semua bergembira.

Berbagai ucapan Gong Xi Fa Cai menjadi lantunan bahasa. Berbagai paket promosi Imlek ditawarkan, beberapa advetorial muncul seperti: ”Kejutan Imlek Hadiah Menarik”. Ada ”Buffet Chinese New Year” (Merqure Hotel), PT Telkom tidak mau kalah mempromosikan paket Angpao Flexi Telkom juga perusahaan seluler AXIS ”Sampaikan Ucapan Selamat Tahun Baru kepada Keluarga dan Kerabat di China dan Hongkong Hanya dengan Rp188 per Menit”. Penawaran khusus ”Happy Lunar New Year” diskon 30 persen foto keluarga oleh Siga Bridal Photo Studio. Bagi yang akan mengganti perabot ada ”Imlek Promosi perabotan oleh PT INDOMAS Furniture”.

Sektor properti juga tidak mahu kalah. Misalnya perumahan Bonavista menawarkan paket promosi Imlek ”The Year of The Ox” 2560. Sekolah juga menjual paket Gong Xi Fa Cai  seperti Sekolah Permata Harapan. Hotel Pacific mempersiapkan paket Imlek Bersama T2 di Pacific Palace Discotique. Berbagai pernak-pernik Imlek dijual misalnya di Mega Mall, BCS Mall, DC Mall, Nagoya Hill dan Top-100 atau Top-Plus.

Restoran Golden Prawn juga menawarkan paket Imlek dan tercatat terdapat 358 tamu sudah booking di Hotel Golden View Bengkong ini. Megawisata Ocarina juga menyusun even khusus Imlek. Sebaliknya beberapa kota seperti Batam, Tanjungpinang dan Tanjungbalai Karimun yang denyut nadi ekonomi dikelola oleh etnik Tionghoa mulai 25 sampai dengan 30 Januari 2009 akan sepi karena toko tutup. Sebab, si toke libur dan ”anak buah” mudik Imlek. 

Budaya pulang kampung mulai ke Moro, Tanjungbatu, Dabo Singkep, Tarempa, Selatpanjang sampai ke Singkawang, Pontianak, Medan, dan lainnya merupakan ”tradisi tahunan Imlek”. Sekali lagi tradisi sosio-kultural Imlek memiliki sisi ekonomi yang tinggi. ”Gong Xi Fa Cai”-”Be happy, go lucky in the Year of the Ox” 2560.


Share:

Tahun Baru IMLEK adalah hari raya BUDAYA, bukan Agama!

Kalender Tionghoa yang kita pakai dalam agama Tionghoa kita dikenal sebagai Imlek 陰. Imlek berasal dari dialek Hokkian, artinya ‘kalender lunar’ (im= lunar atau bulan; lek = kalender). Dalam ‘dialek’ Mandarin Imlek adalah YINLI. Dengan demikian tahun baru imlek artinya “tahun baru yang dihitung berdasarkan peredaran bulan mengelilingi bumi”.

Jadi, sesungguhnya adalah TIDAK TEPAT apabila ucapan “Selamat Tahun Baru Imlek” disingkat menjadi “Selamat Imlek” saja, sebab “Selamat Imlek” artinya = “Selamat Kalender Lunar”.





Di LUAR NEGERI kalender ini dikenal sebagai Xiali 夏 (Kalender Xia), sebab sudah ada semenjak Dinasti Xia 夏朝 (2100-1600 BCE). CE = Common Era (Tarikh Umum); BCE = Before Common Era (Sebelum Tarikh Umum). Selain itu, kalender ini juga lazim disebut Huangdili 黃帝 (Kalender Huangdi), disingkat Huangli 黃 saja, sebab diyakini diciptakan oleh Huangdi 黃帝 (Oey Tee alias Kaisar Kuning, 2697–2597 BCE). Perhitungan ini disebut Huangdi Era (HE).

Dihitung berdasarkan kelahiran Huangdi 黃帝, sebab Huangdi 黃帝 diterima sebagai LELUHUR orang Han, atau orang Tionghoa pada umumnya. Dengan demikian tahun 2012 adalah 2012 + 2697 = 4709 HE. Jadi kalender ini sudah ada (pada Dinasti Xia, 2100-1600 BCE), jauh sebelum zaman Guru Kongzi 孔子 lahir (pada Dinasti Zhou 周朝, 1046-256 BCE).

Namun, hanya di INDONESIA, perhitungan Kalender Tionghoa didasarkan pada kelahiran Kongzi 孔子, yakni sejak berdirinya Tiong Hoa Hwee Koan 中華會館 di Batavia pada 17 Maret 1900. Organisasi Tionghoa inilah yang mengadopsi ajaran Guru Kongzi 孔子 (yakni Rujiao 儒教) sebagai agama Tionghoa, dan menetapkan awal Kalender Tionghoa dihitung berdasarkan kelahiran Guru Kongzi 黃帝 (yakni pada 551 BCE). Demikianlah perhitungan kalender ini disebut Kongzi Era (KE).

Jadi, perhitungan tahun 2012 adalah 2012 + 551 = 2563 adalah berdasarkan KE. Penetapan ini ternyata baru berumur seratus tahunan, yakni sejak 1900 CE.

Meski ada sebagian orang yang menganggap Sin Cia 新正 (tahun baru imlek) adalah hari raya agama. Namun pada hakekatnya, seperti yang sering saya sampaikan dalam interview di berbagai media massa, tahun baru imlek adalah tahun barunya semua ORANG Tionghoa, terlepas dari agama apa pun yang dianutnya. Orang Tionghoa yang sudah berpindah agama apa pun tetap merayakannya tak terkecuali, sejauh ia masih tetap merasa dirinya Tionghoa. Di luar negeri pun orang menyebutnya Chinese New Year (Tahun Baru Cina), bukan Confusianist, Taoist, atau Buddhist.

Dengan demikian, Tahun Baru IMLEK adalah hari raya BUDAYA, bukan Agama!

Atraksi tarian barongsai yang selalu ada untuk meramaikan hari Imlek

Di jaman pemerintahan Presiden Soekarno TAHUN BARU imlek sudah fakultatif, artinya mereka yang merayakannya boleh libur. Namun di jaman penindasan orde baru hal ini dicabut. Almarhum Presiden Abdurrahman Wahid membebaskan orang Tionghoa dari penindasan dan penjajahan, dan Presiden Megawatilah yang menjadikan Sin Cia hari libur nasional berdasarkan Agama Khonghucu, sejak 2003.






Mengapa Presiden Megawatilah menetapkan Sin Cia sebagai hari raya agama, dalam hal ini Khonghucu? Saya pernah menanyakan hal itu kepada seorang rekan sosiolog yang bekerja di Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI). Menurut keterangannya, di Indonesia hari-hari libur nasional, selain yang berlaku umum, semua ditetapkan berdasarkan hari raya agama, termasuk Natal, Tahun Baru Hijriah, Tahun Baru 1 Suro, Tahun Baru Saka, Galungan, Nyepi, dll. 

Tidak satu pun hari raya budaya berdasarkan kelompok etnik tertentu. Berdasarkan pertimbangan ini, ditetapkanlah Tahun Baru Imlek sebagai hari raya Agama Khonghucu. Sebab, seandainya tidak demikian, apa jadinya bila setiap kelompok etnik meminta hari raya budayanya ditetapkan sebagai hari libur nasional? Atau, hampir setiap hari kita akan berlibur nasional, sebab jumlah kelompok etnik di Indonesia bukan sedikit jumlahnya. Bisa kacau bukan?
 

Share:

Salinan Pidato Presiden SBY (Susilo Bambang Yudhoyono)

Pengantar pada Pembukaan Rapat Kerja Pemerintah Tahun 2013


TRANSKRIP
PENGANTAR PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA
PEMBUKAAN RAPAT KERJA PEMERINTAH TAHUN 2013
JAKARTA CONVENTION CENTER, JAKARTA
28 JANUARI 2013



Bismillahirrahmanirrahim,
Assalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh,
Salam sejahtera untuk kita semua,

Yang saya hormati Saudara Wakil Presiden Republik Indonesia,
Para Pimpinan Lembaga-lembaga Negara,
Para Menteri dan jajaran Pejabat Teras Kementerian,
Gubernur Bank Indonesia,
Jaksa Agung, Panglima TNI, Kapolri, dan para Pejabat Negara setingkat, Pimpinan dan para Anggota Dewan Pertimbangan Presiden, dan Utusan Khusus Presiden,
Para Pimpinan Lembaga Pemerintahan Nonkementerian,
Pimpinan dan Anggota Komite Ekonomi Nasional dan Komite Inovasi Nasional,
Para Gubernur, Ketua DPRD Provinsi, Kepala Pengadilan Tinggi dan Kajati, Para Pejabat Utama jajaran TNI dan Polri, baik pusat maupun daerah,
Para Bupati dan para Wali Kota,
Para Direktur Utama BUMN dan BUMD,
Jajaran Pimpinan Kadin dan HIPMI, baik pusat maupun daerah,
Hadirin sekalian yang saya cintai,

Saya mengajak Saudara semua untuk terlebih dahulu memanjatkan puji dan syukur ke hadirat Allah SWT, Tuhan Yang Maha Kuasa, karena kita dapat kembali melaksanakan Rapat Kerja Pemerintah pada tahun 2013 ini, yang setiap tahun kita laksanakan di awal tahun. Berkenaan dengan itu, saya juga ingin menggunakan kesempatan yang baik ini untuk menyampaikan ucapan terima kasih dan penghargaan kepada seluruh jajaran pemerintah atas kerja keras yang Saudara lakukan di dalam upaya membangun dan memajukan negeri kita. Saya juga menyampaikan terima kasih dan penghargaan kepada para pimpinan lembaga negara nonpemerintah atas kebersamaannya. Sesuai dengan amanah konstitusi, kita bekerja sama untuk, sekali lagi, membangun negeri ini menuju masa depan yang lebih baik.

Sebagaimana Saudara-saudara ketahui bahwa permasalahan dan tantangan yang kita hadapi amat kompleks dan tidak selalu mudah untuk mengatasinya. Namun, kita sama-sama meyakini, dengan kerja keras dan kebersamaan kita, insya Allah selalu ada jalan keluar untuk mengatasi permasalahan-permasalahan itu.

Kepada para pejabat pemerintah, sebagaimana yang saya sampaikan setiap Rapat Kerja awal tahun, yang baru saja terpilih atau terpilih kembali, utamanya para gubernur, bupati, dan wali kota, saya mengucapkan selamat bergabung, dan mari kita laksanakan tugas kita dengan sebaik-baiknya. Pesan saya, selalu saya sampaikan, setelah selesai pemilu kepala daerah, stop berkampanye dan berjanji karena saatnya Saudara untuk bekerja dan bekerja keras. Begitu Saudara memimpin, barangkali merasakan bahwa masalah itu memang sering kompleks dan tidak semudah yang dibayangkan dulu. Tetapi terimalah semua itu sebagai tanggung jawab dan tugas Saudara karena tentu semua itu adalah untuk kepentingan rakyat dan daerah yang Saudara-saudara pimpin.

Para Undangan dan Peserta Rapat Kerja Pemerintah yang saya hormati, Selalu kita bertanya, “Mengapa hari ini kita berkumpul di tempat ini?” Kita melaksanakan Rapat Kerja di awal tahun 2013 ini tiada lain karena kita ingin tahun 2013 ini lebih baik dibandingkan tahun 2012 yang lalu, dengan cara program kerja pemerintah mari kita sukseskan bersama-sama di seluruh tanah air.

Kita mengetahui bahwa tahun 2013 ini dan tahun depan, tahun 2014, adalah tahun-tahun yang khas atau khusus. Semua tahu bahwa dua tahun ini, boleh dikata, adalah tahun politik atau pemilu. Sebagian dari Saudara, para pejabat pemerintah, akan menjalankan dua misi: pertama, tentu misi untuk negara dan pemerintahan; sedangkan yang kedua, sekali lagi, sebagian dari Saudara juga mengemban tugas-tugas politik.

Arahan saya: prioritaskan tugas negara dan tugas pemerintahan. Atur waktu dengan baik, dengan tepat, dan dengan bijak. Tetaplah bekerja penuh dan tetaplah menjaga kinerja meskipun, sekali lagi, dua tahun ini adalah tahun politik. Dan di atas segalanya, saya minta Saudara-saudara mengutamakan tugas-tugas untuk melayani rakyat. Ini sangat penting saya sampaikan utamanya kepada para Bupati dan Wali Kota yang langsung berhadapan dengan masyarakat luas.

Saudara-saudara,
Sebagaimana yang telah saya lakukan sejak tahun 2004, sekali-sekali atau saat-saat tertentu, saya akan tetap berkunjung ke daerah. Saya akan mengecek pelaksanaan program yang kita lakukan hingga hari ini. Saya juga akan kembali mendengarkan dan aspirasi rakyat, apanya yang masih kurang setelah kita lakukan banyak hal, setelah Saudara, Gubernur, Bupati, dan Wali Kota, juga tidak henti-hentinya melakukan sesuatu untuk meningkatkan taraf hidup mereka. Tapi barangkali, rakyat masih merasa ada yang kurang, dan itulah yang harus kita dengar agar kebijakan kita dan program-program kita, baik tahun ini, tahun depan, dan sebenarnya seterusnya, itu makin tepat dan memang sesuai dengan kondisi yang ada di lapangan.

Ini tidak berarti saya tidak percaya kepada Saudara, tidak. Tetapi memang, tugas saya untuk melakukan pengawasan, melakukan pengecekan kondisi nyata di lapangan, dan agar saya terhindar dari laporan ABS (Asal Bapak Senang). Dan jangan lupa, dengan saya datang, saya mengetahui mana-mana yang di luar kemampuan daerah itu yang harus dibantu oleh pemerintah pusat.

Saudara-saudara,
Dengan mukadimah itu, maka sesuai dengan tema besar Rapat Kerja Pemerintah tahun ini, kita telah menetapkan agenda dan juga mekanisme yang akan berlangsung selama Rapat Kerja ini dilaksanakan.

Pertama, yang menjadi agenda kita adalah kita akan melakukan evaluasi pelaksanaan Program Kerja Tahun 2012, termasuk implementasi dari APBN. Nanti, pada sesi setelah pengantar dan pengarahan awal saya ini, para Menko dan Kepala UKP4 akan menyampaikan evaluasi itu.

Agenda yang kedua adalah upaya kita untuk menyukseskan Program Kerja Tahun 2013 ini. Nanti Wakil Presiden dan para Menko akan menyampaikan apa saja yang mesti kita lakukan bersama tahun ini.

Agenda yang ketiga, setelah acara ishoma, akan dilaksanakan diskusi panel dengan topik “Meningkatkan Sinergi dan Koordinasi Upaya Pencegahan dan Pemberantasan Korupsi”. Ini penting agar kita semua, para penyelenggara negara dan para pejabat pemerintahan, memiliki pengertian yang sama. Dengan pengertian yang tinggi atas tugas besar ini, maka tidak akan tercipta iklim keragu-raguan, utamanya di daerah. Begitu laporan yang saya terima. Karena, kalau ada yang ragu-ragu bertindak karena takut dianggap korupsi, tentu akan mengganggu kinerja kita, kinerja pemerintah.

Ada yang berkomentar, “Kalau takut, jangan menjadi pemimpin.” Maksudnya, bukan berarti gubernur, bupati, dan wali kota itu takut untuk bertindak. Mereka tidak takut. Tetapi mereka takut korupsi, dan saya kira benar. Kalau berani korupsi, berarti salah. Kalau takut korupsi, itu benar.

Oleh karena itulah, mari kita bicara dengan bahasa yang sama, dengan pengertian yang sama, dan kemudian kita bersama-sama menyukseskan semuanya itu.

Dalam diskusi panel nanti, akan hadir Ketua BPK, Ketua KPK, Kepala BPKP, Jaksa Agung, dan Kapolri, yang akan dimoderatori oleh Menko Polhukam. Kita alokasikan waktu 2,5 jam sendiri. Gunakan untuk berinteraksi dengan baik dengan para panelis.

Ingin saya, inginnya kita semua, jajaran pemerintah ini bisa mengemban tugas dengan sebaik-baiknya tanpa bayang-bayang apa pun. Bayangkan, kalau ada sekian ratus bupati dan wali kota yang menggerakkan jalannya pemerintahan setiap hari di negeri ini, sekian ratus mereka diperiksa atau sekian ratus mereka dinyatakan sebagai tersangka, dan akan begini terus, hampir pasti kinerja pemerintah tidak akan berlangsung dengan baik.

Oleh karena itulah, mari kita cegah terjadinya tindakan–tindakan korupsi, mari kita laksanakan penanggulangan korupsi dengan cara-cara yang tepat dan benar.

Semangat kita sama. Kita ingin sistem kita makin bersih, kita ingin negara kita ini makin terbebas dari korupsi. Mari kita laksanakan dengan penuh tanggung jawab dan dengan cara-cara yang tepat pula.

Saudara-saudara,
Itulah agenda dan mekanisme Rapat Kerja yang kita laksanakan hari ini. Dengan agenda dan mekanisme itu, saya secara ringkas ingin menyampaikan empat hal.

Pertama, meskipun nanti ada evaluasi secara rinci oleh para Menko dan Kepala UKP4, tetapi saya juga ingin menyampaikan evaluasi dan observasi saya terhadap apa yang kita lakukan pada tahun 2012 yang lalu. Yang kedua, saya juga ingin memberikan catatan di bidang politik, hukum, dan keamanan. Saya juga akan memberikan catatan di bidang perekonomian. Dan yang terakhir, catatan di bidang kesejahteraan rakyat.

Saya akan mulai dari yang pertama, evaluasi dan observasi saya secara umum tentang apa yang dilakukan oleh jajaran pemerintahan pada tahun 2012 yang lalu.

Saudara-saudara,
Sesuai dengan sasaran, banyak yang kita capai, meskipun sejumlah sasaran tidak kita capai. Sasaran yang tidak kita capai, setelah saya telaah, disebabkan oleh dua hal.

Pertama, memang masalahnya kompleks, masih perlu waktu, masih diperlukan upaya yang dilaksanakan di waktu yang akan datang, dan juga ada dinamika atau persoalan baru, yang akhirnya membuat sasaran itu tidak bisa kita capai. Itu sebab yang pertama.

Nah, sebab yang kedua, saya juga menilai, upaya dan kerja jajaran pemerintah terkait untuk mencapai sasaran itu, untuk mengatasi masalah itu kurang maksimal dan kurang optimal.

Masih berkaitan dengan kinerja ini, dari sisi kepemimpinan, saya harus mengatakan bahwa masih ada persoalan dalam hal—ini saya gunakan dua istilah yang sering dipakai di mana-mana—sense of crisis dan sense of responsibility.

Sense of crisis itu tidak harus ada krisis besar, tetapi ada masalah-masalah yang sensitif, yang bisa skalatif, yang bisa memburuk, dan sebagainya. Lantas, kalau kita tidak punya sense of crisis, kita biarkan begitu saja, business as usual, tidak ada niat untuk mengatasi dan menyelesaikan secara tuntas, maka itulah yang saya sebut dengan tidak ada sense of crisis. Sedangkan sense of responsibility itu berarti tidak mengambil tanggung jawab penuh, diserahkan pada orang lain, cukup puas dengan apa yang dilakukan, begitu-begitu saja. Jadi, deep sense of responsibility ini ada yang kurang muncul.

Sebagian besar pejabat pemerintah memiliki sense of crisis dan sense of responsibility yang baik. Bahkan saya lihat, sejumlah pejabat baik sekali. Tetapi, terus terang, masih ada yang kurang memiliki sense of crisis dan sense of responsibility.

Saudara-saudara,
Kalau kita tidak memiliki dua-duanya, hampir pasti tugas dan pekerjaan kita tidak akan berhasil, akan gagal. Oleh karena itu, pada kesempatan yang baik ini, di forum yang mulia ini, saya mengajak semuanya, semua pemimpin dan pejabat jajaran pemerintah, mari kita perkuat kedua-duanya.

Rakyat kita ingin melihat apakah kita semua, mulai dari saya sampai dengan yang paling depan di jajaran pemerintahan, kita sungguh memiliki sense of crisis tadi dan sense of responsibility tadi. Mari kita camkan dengan sebaik-baiknya. Kalau kedua-duanya kita miliki, rasanya permasalahan apa pun akan bisa kita selesaikan dengan baik. Itu menyangkut evaluasi dan observasi saya secara umum.

Saudara-saudara,
Menyangkut catatan di bidang politik, hukum, dan keamanan, tahun lalu, tahun 2012, memang, sebagaimana yang kita ikuti dan sering kita lihat di media internasional, banyak negara di dunia ini yang keadaaan politik, sosial, dan keamanannya jauh lebih buruk dibandingkan negara kita. Silakan dilihat itu satu demi satu—banyak negara. Kita bersyukur, sekarang ini, kondisi kita jauh lebih baik dibandingkan mereka, atau jauh lebih baik dibandingkan negara kita pada tahun-tahun pertama setelah krisis dulu. Kita masih ingat, kita punya memori yang dalam, apa yang terjadi di negeri ini tahun 1998 dan tahun-tahun setelah itu.

Sungguhpun demikian, saya mencatat bahwa, tahun 2012 yang lalu, negara kita diwarnai oleh sejumlah aksi kekerasan, benturan sosial, dan konflik komunal, termasuk sejumlah aksi terorisme. Dengan demikian, Saudara-saudara, berarti keadaan negara kita, utamanya keadaan keamanan dalam negeri kita, khususnya keamanan dan ketertiban masyarakat, tidak terjaga dengan baik. Dari berbagai survei, rakyat menyatakan ketidakpuasannya. Bahkan ada yang menuduh negara, saya ulangi lagi, negara, utamanya para aparat keamanan, melakukan pembiaran.

Sudah beberapa kali saya mengeluarkan instruksi dan arahan kepada para pejabat terkait untuk sungguh menjaga keamanan dan ketertiban masyarakat ini. Namun demikian, aksi-aksi kekerasan dan gangguan keamanan itu masih terus terjadi. Oleh karena itu, dua tahun ini, 2013 dan tahun depan, 2014, tugas dan upaya memelihara keamanan dalam negeri, utamanya keamanan dan ketertiban masyarakat, saya tetapkan sebagai prioritas.

Hari ini, saya keluarkan Instruksi Presiden (Inpres), Inpres Nomor 2 Tahun 2013—karena Inpres Nomor 1 sudah saya keluarkan, yaitu peningkatan upaya penanggulangan korupsi. Inti dari Inpres Nomor 2 Tahun 2013 ini adalah instruksi saya untuk meningkatkan efektivitas penanganan gangguan keamanan di seluruh tanah air. Dengan Inpres ini, saya berharap situasi keamanan dalam negeri kita benar-benar dapat kita jaga.

Disamping Polri sebagai penjuru, dalam keadaan tertentu dibantu oleh TNI dan jajaran lain, maka peran para gubernur, para bupati, dan para wali kota akan sangat besar dan menentukan. Dengan Inpres ini, tidak boleh ada lagi keragu-raguan bertindak, tidak boleh lagi ada keterlambatan mengatasinya, tidak boleh lagi kita tidak bisa mencegah sesuatu yang sebenarnya bisa kita cegah, dan juga tidak boleh lagi kita menangani konflik komunal atau aksi kekerasan secara tidak tuntas. Jangan menyimpan bom waktu. Selesaikan dengan tuntas.

Menko Polhukam nanti akan menjelaskan Inpres yang saya maksud. Dan yang penting, implementasinya yang segera harus dilaksanakan oleh Saudara-saudara, oleh kita semua di seluruh tanah air. Itu catatan saya di bidang politik, hukum, dan keamanan.

Sedangkan catatan di bidang perekonomian, Saudara-saudara, sebagaimana Saudara ketahui, dibandingkan dengan banyak negara, dan dikaitkan dengan resesi perekonomian dunia yang masih berlangsung sekarang ini, perekonomian kita baik. Terjaganya pertumbuhan dan keadaan makroekonomi kita, ini bukan hanya dilihat dari tingkat atau lingkup nasional, tetapi saya sendiri, Saudara sendiri juga merasakan itu terjadi di daerah-daerah.

Tetapi, ada tiga hal yang patut kita mengerti, patut kita ketahui, yaitu negara kita: pertama, masih terdampak oleh resesi perekonomian global; kedua, ada persoalan dengan kesehatan fiskal kita; sedangkan yang ketiga, masih ada masalah menyangkut kebijakan dan implementasi APBN dan APBD. Tiga hal itulah yang harus kita sungguh perhatikan dan kita kelola dengan sebaik-baiknya tahun ini dan tahun depan.

Oleh karena itu, Saudara-saudara, prioritas di bidang ekonomi dua tahun ini, kita harus bekerja keras, bekerja keras. Satu, untuk meminimalkan dampak resesi dunia seraya terus menjaga pertumbuhan kita. Kedua, menjaga kesehatan fiskal kita termasuk menjaga defisit anggaran yang melebihi batas amannya, yang melebihi kepatutannya. Ketiga, memastikan APBN dan APBD kita benar: benar alokasi dan distribusinya, benar sasarannya, termasuk benar penyerapannya. Kalau itu semua dilaksanakan dengan baik, insya Allah, maka hasil yang dicapai oleh APBN dan APBD itu sebagai tools, sebagai means tentu akan nyata. Dan di atas segalanya, saya ingatkan sekali lagi, cegah kebocoran dan korupsi dari APBN dan APBD itu. Yang keempat, kita harus memastikan kita bisa mengelola inflasi terutama stabilitas harga bagi bahan pangan dan bahan pokok lainnya. Ingat, inflasi adalah musuh rakyat, musuh ekonomi yang paling besar. Dan yang kelima, masih berkaitan dengan ekonomi, mari terus kita ciptakan lapangan pekerjaan yang lebih besar lagi di seluruh Indonesia. Itu catatan saya di bidang perekonomian.

Yang terakhir, catatan saya di bidang kesejahteraan rakyat. Saudara-saudara, banyak sebenarnya yang telah kita capai dalam peningkatan kesejahteraan rakyat karena ekonomi kita juga tumbuh. Jadi ada resources, ada sumber daya untuk meningkatkan kesejahteraan rakyat itu. Kita bersyukur. Saya berterima kasih kepada Saudara semua bahwa, ketika dunia belum bersahabat benar, belum cerah benar, kita bisa menjaga pertumbuhan dan kita bisa secara bertahap, secara terus-menerus meningkatkan kesejahteraan rakyat kita. Tetapi, yang menjadi tantangan dan pekerjaan rumah kita adalah bagaimana kita ke depan ini bisa terus menurunkan kemiskinan dan mencegah melebarnya kesenjangan sosial-ekonomi masyarakat kita.

Saudara tahu, di negara mana pun ada dua hal yang terjadi, ada dua hal yang perlu kita ketahui. Dalam upaya penanggulangan kemiskinan, makin berhasil kita menurunkan angka kemiskinan itu—yang tadinya tinggi atau tinggi sekali, tinggi menjadi menengah, makin kecil, makin kecil—maka saat-saat terakhir itu makin sulit untuk menurunkannya lagi. Jadi, kalau ada dari sekian puluh persen menjadi belasan persen, itu cepat. Tapi belasan persen menjadi single digit itu tidak semudah ketika angka kemiskinan masih tinggi. Itu explainable.

Oleh karena itu, karena kita sudah tahu sangat tidak mudah, maka diperlukan langkah ekstra untuk itu.

Yang kedua, yang terjadi juga di seluruh dunia, jika sebuah negara mengalami pertumbuhan ekonomi yang tinggi, misalnya emerging economy, seperti Tiongkok, India, Brazil misalnya, dan negara kita sekarang dimasukkan pada barisan emerging economy, maka tidak terelakkan kesenjangan sosial-ekonomi juga akan melebar. Karena kita sudah tahu itu yang terjadi, teorinya begitu, pengalaman empirik juga menunjukkan begitu, maka saya mengajak Saudara-saudara semua untuk memastikan terhadap dua hal itu, penurunan kemiskinan dan pencegahan makin melebarnya kesenjangan sosial-ekonomi.

Ke depan ini, kita prioritaskan satu upaya yang sangat serius, terintegrasi dan sinergis, pusat dan daerah, sektoral dan regional untuk terus menurunkan angka kemiskinan dan mengurangi kesenjangan sosial-ekonomi. Kalau kita menganut teori business as usual, tidak akan nyampe, tidak akan ada hasil yang lebih baik.

Dan berkaitan dengan penurunan kemiskinan, pencegahan kesenjangan sosial-ekonomi ini, saya menggarisbawahi satu hal, mari kita sangat peduli terhadap pengelolaan inflasi, stabilitas harga karena inflasi inilah penyumbang terbesar, sebagaimana yang terjadi di negara-negara berkembang, meningkatnya kemiskinan. Di satu sisi, mari kita kelola inflasi ini. Di sisi lain, mari kita cegah dilakukannya sebuah tindakan, ditetapkannya sebuah kebijakan yang memicu inflasi yang tinggi karena kita sudah tahu dampak langsung dan tidak langsungnya. Terhadap ini semua, karena saya sering turun ke daerah, saya melihat keadaan di banyak kabupaten dan kota, di provinsi, masih ada kantong-kantong kemiskinan, masih ada demonstrasi kesenjangan yang sebenarnya sangat bisa kita kurangi.

Oleh karena itulah, saya mengajak semua pihak, mulai dari saya sampai dengan para pejabat pemerintah yang paling depan, untuk mengambil tanggung jawab penuh, bekerja sekuat tenaga agar tugas mulia ini, tetapi sekaligus tugas yang tidak ringan, dapat kita capai.

Itulah empat hal yang ingin saya sampaikan. Pertama adalah evaluasi dan observasi saya terhadap apa yang kita laksanakan tahun lalu. Yang kedua, catatan saya di bidang politik, hukum, dan keamanan, yang baik dan belum baik. Demikian juga catatan saya di bidang perekonomian dan di bidang kesra, juga yang baik dan yang belum baik, untuk bersama-sama kita perbaiki.

Saya kira itu pengantar saya, dan silakan dengan seksama untuk mengikuti dan berpartisipasi secara aktif dalam Rapat Kerja Pemerintah di awal tahun 2013 ini.

Bagi para Pimpinan Lembaga Negara yang ikut nanti dalam diskusi panel, saya ucapkan terima kasih, karena tugas kita satu, majunya bangsa yang kita cintai ini. Kita berbeda peran, fungsi, tugas, dan tanggung jawab karena Undang-Undang Dasar mengaturnya demikian, tetapi semangat dan komitmen kita sama. Rakyat tidak suka melihat pimpinan-pimpinan di atasnya tidak bekerja bersama-sama untuk mereka, apalagi berjarak satu sama lain. Sebaliknya, rakyat sangat menyukai para pemimpin bangsanya itu bekerja sungguh-sungguh dalam satu kerja sama yang baik, juga untuk mereka.

Itulah, Saudara-saudara. Terima kasih.
Wassalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh.

*****

Biro Pers, Media dan Informasi
Sekretariat Presiden




Share:

Populer di Indonesia

Sahabat Sejati

Informasi Terkini

Populer Bulanan

Populer Mingguan

Kirim Pesan

Nama

Email *

Pesan *

Arsip Blog