Belajar Bahasa Indonesia Online SD SMP SMA KBBI PUEBI Buku Materi Pelajaran Tugas Latihan Soal Ujian Sekolah Penilaian Harian Silabus

Pencarian

17 September 2019

Teks Eksposisi (Lengkap)


Pengertian Teks Eksposisi

Teks eksposisi yaitu sebuah paragraf atau karangan yang di dalamnya mengandung sejumlah informasi yang isi dari paragraph tersebut ditulis dengan tujuan untuk menjabarkan atau memberikan pengertian dengan gaya penulisan yang singkat, padat dan akurat.






Ciri-ciri Teks Eksposisi

  • Gaya informasinya persuasif atau mengajak
  • Penyampaian teksnya secara jelas, lugas dan menggunakan bahasa yang baku
  • Menjabarkan informasi-informasi pengetahuan
  • Bersifat tidak memihak yang artinya tidak memaksakan kemauan dari penulis terhadap pembacanya
  • Teks Eksposisi bersifat netral dan objektif
  • Penjelasannya disertai data-data yang akurat dan terpercaya
  • Menyajikan sebuah fakta yang digunakan sebagai alat konkritasi dan kontribusi

Struktur Teks Eksposisi

a. Tesis atau Pernyataan Pendapat

Tesis adalah suatu bagian yang mempunyai isi berupa sudut pandang dari penulis terhadap setiap masalah yang akan dibahas topiknya.

Sebuah tesis pasti berdasarkan dari suatu bentuk pernyataan yang nantinya akan diperkuat dengan sebuah argumen.

Bagian ini sangatlah penting untuk menyusun contoh teks eksposisi dan biasanya muncul di awal teks eksposisi walaupun ada kemungkinan kita bisa menjumpainya di bagian akhir.

b. Argumentasi

Argumentasi adalah suatu bentuk alasan atau bukti yang digunakan dalam mengokohkan atau memperkuat pendapat dalam sebuah tesis, walaupun pada prakteknya argumentasi dapat digunakan untuk menyanggah bahkan menolak sebuah pernyataan.

Argumentasi dapat berupa pernyataan umum atau berupa data dari hasil penelitian para ahli yang sumbernya dapat dipercaya.

c. Penegasan Ulang Pendapat

Bagian ini merupakan sebuah kesimpulan yang menegaskan kembali dari tesis yang dibicarakan di awal teks eksposisi dan penguat argumentasi yang ditunjang oleh fakta.


 

Jenis-jenis Teks Eksposisi

  • Teks Eksposisi Definisi. Teks Eksposisi definisi merupakan suatu paragraf eksposisi yang memaparkan definisi atau pengertian suatu topik tertentu.
  • Teks Eksposisi Proses. Teks Eksposisi proses merupakan tahapan-tahapan atau cara-cara untuk melakukan sesuatu dari awal hingga akhir.
  • Teks Eksposisi Ilustrasi. Teks Eksposisi ilustrasi merupakan sebuah paragraf yang menyajikan informasi atau penjelasan-penjelasan tertentu dengan cara memberikan gambaran atau penjelasan yang sederhana mengenai suatu topik dengan topik lainnya yang mempunyai kesamaan sifat atau kemiripan dalam hal-hal tertentu.
  • Teks Eksposisi Laporan. Teks Eksposisi laporan adalah paragraf eksposisi yang mengemukakan laporan dari sebuah peristiwa atau penelitian tertentu.
  • Teks Eksposisi Perbandingan. Teks Eksposisi perbandingan merupakan paragraf eksposisi yang ide atau gagasan utamanya dipaparkan dengan cara membandingkan dengan yang lain.
  • Teks Eksposisi Pertentangan. Teks Eksposisi pertentangan merupakan sebuah paragraf atau karangan yang berisi mengenai hal pertentangan akan suatu hal dengan hal lainnya.

 

Kaidah Teks Eksposisi

Unsur kebahasaan yaitu bagian-bagian yang menyusun teks eksposisi. Unsur kebahasaan yang ada pada teks eksposisi diantaranya adalah pronomina, konjungsi dan kata leksikal.

a. Pronomina

Pronomina yaitu kata ganti orang yang dapat digunakan terutama pada saat pernyataan pendapat pribadi diungkapkan. Pronomina dapat dikelompokkan menjadi dua bagian:

Jenis Pronomina

  • Pronomina Persona (kata ganti orang) yakni persona tunggal. Misalnya: Ia, Dia, Anda, Kamu, Aku, Saudara, -nya, -mu, -ku, si-. Dan pesona jamak contohnya seperti: Kita, Kami, Kalian, Mereka, Hadirin, Para.
  • Pronomina Nonpersona (kata ganti bukan orang) yakni pronomina penunjuk, misalnya adalah : Ini, Itu, Sini, Situ, Sana. Dan pronomina penanya, misalnya: Apa, Mana dan Siapa.


b. Konjungsi

Konjungsi atau kata penghubung digunakan dalam teks eksposisi untuk memperkuat argumentasi. Berikut ini adalah jenis konjungsi yang dapat kita jumpai dalam teks eksposisi:

Jenis Konjungsi

  1. Konjungsi waktu: sebelum, setelah itu, kemudian sesudah, setelah, lalu
  2. Konjungsi gabungan: dengan serta, dan,
  3. Konjungsi pembatasan: asal, selain kecuali
  4. Konjungsi tujuan: supaya, agar, untuk
  5. Konjungsi persyaratan: asalkan, bilamana, apabila jika, jikalau, apabila, bila
  6. Konjungsi perincian: adalah, yaitu, antara lain, yakni, ialah
  7. Konjungsi sebab-akibat: akibat, akibatnya, sehingga, karena, sebab
  8. Konjungsi pertentangan: namun, melainkan, sedangkan, akan tetapi, tetapi
  9. Konjungsi pilihan: atau
  10. Konjungsi penguatan/penegasan: hanya, lagi pula, itu pun, apalagi, bahkan
  11. Konjungsi penjelasan: bahwa
  12. Konjungsi perbandingan: serupa, ibarat, bagai, seperti,
  13. Konjungsi penyimpulan: jadi, dengan demikian oleh sebab itu, oleh karena itu


c. Kata leksikal

  • Nomina: kata yang mengacu pada benda, baik berupa benda nyata ataupun abstrak.
  • Verba: kata yang mengandung makna dasar perbuatan, proses atau keadaan yang bukan sifat.
  • Adjektiv: kata yang digunakani untuk menggambarkan sifat atau keadaan orang, benda dan binatang.
  • Adverbia: kata yang melengkapi atau memaparkan informasi berupa keterangan tempat, waktu, suasana, alat, cara dan lain sebagainya.

 


Contoh Eksposisi 


Bias Pertumbuhan Ekonomi di Indonesia


Tesis:

Di saat kondisi perekonomian global yang tengah krisis, torehan pertumbuhan ekonomi Indonesia menunjukkan hasil yang positif.

Jika dibandingkan, pada triwulan kedua tahun ini dengan periode yang sama tahun lalu, ekonomi Indonesia meningkat kurang lebih 6,4 persen.

Pertumbuhan ini tetap masih terpusat di Pulau Jawa dengan peningkatan sebesar 57,5%. Apabila di akumulasikan, pertumbuhan ekonomi Indonesia semester I tahun 2012 lebih baik dibandingkan dengan semester I tahun 2011 yang tumbuh sekitar 6,3%.

Argumentasi:

Akan tetapi, pertumbuhan ekonomi Indonesia dinilai mengalami bias atau anomali. Hal ini dikatakan oleh Salamuddin Daeng, pengamat ekonomi Indonesia for Global Justice. Ia berpendapat, pertumbuhan ekonomi ini tidak diikuti dengan peningkatan kesejahteraan masyarakat.

Tidak hanya itu, Daeng juga memaparkan, sekurang-kurangnya ada empat faktor yang membuat ekonomi Indonesia mengalami bias.

Pertama, perekonomian Indonesia lebih banyak ditengarai oleh utang asing yang nilainya terus meningkat.

“Utang Indonesia mencapai Rp. 2.865 triliun. Utang asing pemerintah meningkat setiap tahunnya. Utang ini menjadi sumber penghasilan utama pemerintah dan menjadi pendorong tumbuhnya ekonomi Indonesia,” ujar Daeng.

Kedua, peningkatan konsumsi masyarakat dinilai ikut mendorong pertumbuhan ekonomi Indonesia. Konsumsi masyarakat yang meningkat bersumber dari harga sandang pangan yang mengalami kenaikan, serta disokong oleh pertumbuhan kredit terutama kredit konsumsi.

Ketiga, ekonomi Indonesia pertumbuhannya didorong oleh ekspor bahan mentah, contohnya hasil perkebunan, hutan, migas dan bahan tambang, sehingga kurang menciptakan nilai tambah dan lapangan pekerjaan.
Faktor terakhir, pertumbuhan ekonomi Indonesia didorong oleh penanaman asing yang menjadikan sumber daya alam Indonesia makin dikuasai asing.

Di lain pihak, A Tony Prasetiantono, Pengamat Ekonomi dari Universitas Gadjah Mada, menyatakan pertumbuhan ekonomi Indonesia ditopang oleh sektor domestik.

Menurutnya, dampak krisis global melalui defisit neraca perdagangan dan penurunan ekspor baru akan terasa pada kuartal ketiga dan keempat tahun ini. Ia menilai kontribusi ekspor terhadap PDB tidak besar.

Selaras dengan itu, ekonom Mirza Adityaswara berpendapat bahwa sejumlah sektor ekonomi dalam negeri tumbuh karena didorong oleh suku bunga rendah. Hal ini tampak dari peningkatan kredit yang mencapai 26-28% sekaligus didukung oleh harga BBM yang rendah sebab masih disubsidi oleh pemerintah.

Lebih lanjut Mirza meyampaikan, sektor yang berorientasi dalam negeri mengalami pertumbuhan tinggi, misalnya otomotif, manufaktur, transportasi, komunikasi, dan perdagangan.

Dampaknya pertumbuhan sektor yang berorientasi dalam negeri memiliki kecenderungan defisit neraca perdagangan yang semakin besar.

Penegasan Ulang:

Menurut A Tony Prasetiantono, belanja pemerintah yang lebih cepat dan besar juga sangat membantu pertumbuhan. Seiring dengan hal itu, tingkat inflasi yang berada di bawah 5 % cukup membantu, walaupun hal tersebut ada dampaknya, yakni nilai subsidi energi yang terus membengkak yang sebetulnya tidak sehat.








Share:

0 comments:

Posting Komentar

Harap beri komentar yang positif. Oke boss.....

Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.

Populer di Indonesia

Sahabat Sejati

Informasi Terkini

Populer Bulanan

Populer Mingguan

Kirim Pesan

Nama

Email *

Pesan *

Arsip Blog