Pada tanggal 1 mei 2017 sekitar jam 16.20
WIB saya mewawancarai Pak Eeng yang berprofesi sebagai Pak Ogah atau Polisi
Cepe di pertigaan Perumahan Sukaraya Indah. Beliau berusia 41 tahun beliau
memiliki 4 orang anak. Anak sulungnya berusia 20 tahun dan sudah berkeluarga,
sedangkan anaknya yang paling kecil masih duduk di bangku sekolah menengah
pertama. Tempat tinggal beliau saat ini di Kp.Kandang. Beliau asli dari
Cikarang ( pribumi bukan pendatang ). Pendidikan terakhir beliau adalah MTs (
Madrasah Tsanawiyah ) atau setara dengan SMP.
Beliau menjalani profesi sebagai Pak
Ogah sudah hampir 4 tahun. Dengan penghasilan yang tidak pasti namun jika
dikira-kira bisa memperoleh Rp 70.000
per harinya. Dan jika dikalikan dalam sebulan beliau mendapat sekitar Rp
2.100.000 per bulannya. Beliau bekerja mulai dari pagi hingga sore hari, dengan
jam istirahat yang tidak pasti karna tergantung pada keluar masuknya kendaraan
ke perumahan.
Selain bekerja sebagai Pak Ogah
beliau juga memilki pekerjaan sampingan. Namun yang beliau kerjakan adalah
pekerjaan serabutan, seperti: mengangkut pasir, mengangkat batu, menjadi tukang
membangun rumah dsb. Pekerjaan tambahan apapun beliau kerjakan demi memenuhi
kebutuhan hidup bagi istri dan anaknya. Menurut beliau, apapun akan beliau
kerjakan asalkan hal itu halal dan beliau
tidak mengecewakan keluarga yang menunggu dirumah.
Banyak pengalaman yang beliau
dapatkan selama 4 tahun bekerja sebagaiPak Ogah, mulai dari pengalaman manis
hingga pahit sudah beliau lalui. Menurut beliau pengalaman yang manis adalah
ketika banyak kendaraan yang keluar masuk karna itu berarti beliau dapat
memperoleh penghasilan lebih untuk keluarganya. Sedangkan pengalaman buruk
adalah ketika jalanan sepi dari kendaraan yang keluar masuk perumahan. Karena
itu berarti, penghasilan beliau akan berkurang dari biasanya.
Banyak orang disekitar beliau yang
kurang suka atau bahkan tidak suka dengan kehadiran beliau sebagai Pak Ogah.
Namun beliau tidak terlalu memusingkan hal tersebut dan menganggap hal tersebut
sebagai hal biasa. Karena, pemikiran setiap orang pasti berbeda-beda jadi
beliau tidak menganggap pusing dan menganggap hal tersebut sebagai hal yang
lumrah.
Seperti itulah wawancara hasil
wawancara saya dengan Pak Eeng.
Kesimpulan
yabg saya dapat adalah apapun pekerjaan dan profesi orang itu kita harus tetap
menghargai dan menghormatinya. Karena, pasti ada alasan tertentu seseorang
memilih profesi tersebut. Dan apa yang mereka lakukan juga untuk memenuhi
kebutuhan hidupnya dan keluarganya. Jadi apapun pekerjaan orang itu kita tidak
boleh memandang sebelah mata apalagi menganggapnya sebagai hal negatif.
0 comments:
Posting Komentar
Harap beri komentar yang positif. Oke boss.....
Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.