Belajar Bahasa Indonesia Online SD SMP SMA KBBI PUEBI Buku Materi Pelajaran Tugas Latihan Soal Ujian Sekolah Penilaian Harian Silabus

Pencarian

13 Desember 2013

Peribahasa Indonesia M -- P (Pengertian dan Contohnya)


.




Peribahasa adalah ayat atau kelompok kata yang mempunyai susunan yang tetap dan mengandung pengertian tertentu, bidal, pepatah. Sebuah pepatah yang menjelaskan aturan dasar perilaku mungkin juga dikenal sebagai sebuah pepatah. Jika peribahasa dibedakan dengan ungkapan yang sangat baik, mungkin akan dikenal sebagai sebuah aforisme.

Beberapa peribahasa merupakan perumpamaan yaitu perbandingan makna yang sangat jelas karena didahului oleh perkataan "seolah-olah", "ibarat", "bak", "seperti", "laksana", "macam", "bagai", dan "umpama".

"Mahal tak dapat dibeli, murah tak dapat diminta."
"Main api hangus, main air basah."
"Maju kena, mundur kena."
"Majelis-majelis udang, tahi di kepala."
"Makan bubur panas-panas."
"Makan hati berulam jantung."
"Makan upas berulam racun."
"Makanan enggang takkan menjadi makanan pipit."
"Makanan sudah tersedia, jamu belum juga datang."
"Makin murah, makin ditawar."
"Maksud bagai maksud manau."
"Maksud hati memeluk gunung apa daya tangan tak sampai."
"Malang bagai ayam, padi masak makan kehutan."
"Malu berdayung hanyut serantau."
"Malu bertanya, sesat di jalan."
"Maling teriak maling."
"Mana ada maling yang mengaku maling."
"Mancit satu, gada seratus."
"Mandi dengan air secupak."
"Mandi di air kiambang, pelak lepas gatalpun datang."
"Mandi sedirus."
"Manikam sudah menjadi sekam."
"Manis jangan lekas ditelan, pahit jangan lekas dimuntahkan."
"Manusia merencanakan, Tuhan menentukan."
"Manusia tertarik oleh tanah airnya, anjing tertarik oleh piringnya."
"Mara jangan dipukat, rezeki jangan ditolak."
"Masak diluar, mentah didalam."
"Masak malam, mentah pagi."
"Masakan ada ayam memantangkan jemuran."
"Masuk kandang kambing mengembik, masuk kandang kerbau menguak."
"Masuk tak genap, keluar tak ganjil."
"Masuk tiga, keluar empat."
"Matahari itu bolehlah ditutup dengan nyiru."
"Mati anak berkalang bapak, mati bapak berkalang anak."
"Mati dicatuk katak."
"Mati harimau karena belangnya, mati kesturi karena baunya."
"Mati harimau meninggalkan belang, mati gajah meninggalkan gading."
"Mati ikan karena umpan, mati saya karena budi."
"Mati rusa karena jejaknya."
"Mati rusa karena tanduknya."
"Mati satu tumbuh seribu."
"Mati seladang."
"Mati takkan menyesal, luka takkan menyiuk."
"Mati-mati berdawat biarlah hitam, mati-mati mandi biarlah basah."
"Mati-mati minyak biarlah licin."
"Melepaskan anjing terjepit."
"Meletakkan api dibubungan."
"Melihat pungguk di dahan, punai di tangan dilepaskan."
"Memagar kelapa condong."
"Memahat di dalam garis."
"Memakan habis-habis, menyuruk hilang-hilang."
"Memancing di air keruh."
"Memang lidah tidak bertulang."
"Memasukkan minyak ke api."
"Membasuh muka dengan air liur."
"Membawa garam ke laut."
"Membeli kerbau bertuntun."
"Membubuhkan arang dimuka orang."
"Memikul diatas bahu."
"Mempertajam sanding."
"Menabur bijan ke tasik."
"Menangguk di air keruh."
"Menang jadi arang, kalah jadi abu."
"Menahan jerat ditempat genting."
"Menaikkan air ke gurun."
"Menanak semua beras."
"Menari di ladang orang."
"Mencabik baju didada."
"Mencabut harus dengan akar-akarnya."
"Mencari jejak diair."
"Mencari lantai terjungkat."
"Mencari umbut di batu."
"Mencari jarum di tumpukan jerami."
"Mencari yang sehasta sejengkal."
"Mencencang berlandasan, melompat bersitumpu."
"Mencencang memampas, membunuh membangun."
"Mencoreng arang di muka sendiri."
"Mencubit paha sendiri barulah paha orang lain."
"Mendapat pisang terkubak."
"Menanti kucing bertanduk."
"Menebas buluh serumpun."
"Menepak nyamuk menjadi daki."
"Menepuk air di dulang, terpercik muka sendiri."
"Menerka ayam dalam telur."
"Mengabui mata orang."
"Mengadu nasib."
"Mengadu tuntung jarum."
"Mengadu petah lidah."
"Mengadu ujung jarum."
"Mengadu ujung penjahit."
"Mengambil puntung pemukul kepala."
"Menggantang anak ayam."
"Menggantang asap."
"Menggenggam erat, membuhul mati."
"Menggenggam tak tiris."
"Mengharap burung terbang tinggi, punai di tangan dilepaskan."
"Mengharapkan hujan turun, air di tempayan ditumpahkan."
"Menghendaki kuda bertanduk."
"Menjemur sementara hari panas."
"Menjentik puru di bibir."
"Menjilat ludah di lantai."
"Menjilat air liur sendiri."
"Menjerit bagai kucing biang."
"Menjual petai hampa."
"Menjunjung uban."
"Melanting menuju tampuk."
"Menuhuk kawan seiring menggunting dalam lipatan."
"Menunggu ara hanyut."
"Menunjukkan ilmu kepada orang menetek."
"Menyelam sambil minum air."
"Menyelam tertumus seperti babi."
"Merajuk air diruang, hendak karam ditimba juga."
"Merak mengigal di hutan."
"Merdeka atau mati."
"Mujur tak dapat diraih, malang tak dapat ditolak."
"Mulut bau madu, pantat bau sengat."
"Mulut bicara, badan binasa."
"Mulut kapuk dapat ditutup."
"Mulut manis kucandan murah."
"Mulut manis mematahkan tulang."
"Mulut terdorong, emas tantangannya."
"Mulutmu harimaumu."
"Mumbang ditebuk tupai."
"Mundur satu langkah, maju dua langkah."
"Murah di mulut mahal di timbangan."
"Musang berbulu ayam."
"Musang terjun, lantai terjungkat."
"Musuh dalam selimut."
"Musuh jangan diadang, selisih jangan dicari."





"Nafas tak sampai ke hidung."
"Nan lurah juga diturut air."
"Nasi sama ditanak, kerak dimakan seorang."
"Nasi sudah menjadi bubur."
"Nasi tak dingin, pinggan tak retak."
"Nasib sabut terapung, nasib batu tenggelam."
"Neraca palingan bungkal, hati palingan Tuhan."
"Neraca yang palingan, bungkal yang piawai."
"Niat hati nak getah bayan, sudah tergetah burung serindit."
"Nibung bangsai bertaruk muda."
"Nila setitik rusak susu sebelanga."
"Nyamuk mati gatal tak lepas."





"Obat jauh penyakit hampir."
"Oleng seperti cupak hanyut."
"Ombak yang bersabung, baru dikenal siapa kawan siapa lawan."
"Ombak yang kecil jangan diabaikan."
"Ombaknya kedengaran tapi pasirnya belum kelihatan."
"Orang berdendang dipentasnya, orang beraja dihatinya."
"Orang bersiselam, awak bertimba."
"Orang haus diberi air, orang mengantuk disorongkan bantal."
"Orang karam dilaut, awak karam didarat."
"Orang kaya suka dimakan, orang elok selendang dunia."
"Orang muda menanggung rindu, orang tua menanggung ragam."
"Orang penggamang mati jatuh, orang pencemas mati hanyut."
"Orang terpegang pada hulunya, kita terpegang pada matanya."
"Orang yang runcing tanduk."





"Padam menyala, tarik puntung."
"Padi ditanam tumbuh lalang."
"Padi masak, jagung mengupih."
"Pahit jangan lekas dimuntahkan manis jangan lekas ditelan."
"Panci mengatakan belanga hitam."
"Panas mentari di kepala orang banyak, panas hati dirasa sendiri."
"Panas mentari setahun, dihapuskan hujan sehari."
"Pandai berminyak air."
"Pandai-pandai meniti buih, selamat badan di seberang."
"Panjang jalan karena di turut, besar jalan karena dilalui."
"Parang gabus menjadi parang besi."
"Patah lidah alamat kalah."
"Patah tumbuh hilang berganti."
"Patah tongkat, berjermang."
"Payah dilamun ombak, tercapai juga tanah tepi."
"Panas setahun dihabiskan hujan sehari."
"Pecah menanti sebab, retak menanti belah."
"Pecak boleh dilayangkan, bulat boleh digulingkan."
"Pegang kepala, ekor tak berdaya."
"Pejatian awak, pantangan orang."
"Pekak-pekak badak."
"Pelabur habis Palembang tak jauh."
"Pelanduk ditengah cerang."
"Pelanduk lupakan jerat, jerat tak melupakan pelanduk."
"Pembuat periuk bertanak ditembikar."
"Pena lebih tajam daripada pedang."
"Pencegahan lebih baik daripada pengobatan."
"Pepat di luar, rancung di dalam."
"Perang habis pencak teringat."
"Pesan berturuti, petaruh bertunggu."
"Pikir dahulu pendapatan, sesal kemudian tidak berguna."
"Pikir itu pelita hati."
"Pilin jering hendak berisi."
"Pindah ke negeri cacing."
"Pinjaman kayu ara."
"Pipit berperang lawan garuda."
"Pipit jantan tidak bersarang."
"Pipit sama pipit, enggang sama enggang."
"Pipit tuli makan dihujan, hendak dihalau kain basah, tidak dihalau padi habis."
"Potong hidung rusak muka."
"Potong kambing, nangka makan."
"Pucuk bulat dalam negeri."
"Pucuk dicinta ulam tiba."
"Pucuk diremas dengan santan, urat direndam dengan tengguli, namun peria pahit juga."
"Pucuk layu disiram hujan."
"Pukat sudah terijuk."
"Pukul anak sindir menantu."
"Punggung parang pun jika diasah menjadi tajam."
"Putih tapak lari."
"Putus tali tempat bergantung, terban tanah tempat berpijak."




.




Cari informasi lainnya di bawah ini
Share:

0 comments:

Posting Komentar

Harap beri komentar yang positif. Oke boss.....

Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.

Populer di Indonesia

Sahabat Sejati

Informasi Terkini

Populer Bulanan

Populer Mingguan

Kirim Pesan

Nama

Email *

Pesan *

Arsip Blog